Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140720 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rindang Azizah
"Skripsi ini membahas mengenai gambaran perilaku pencegahan covid-19 pada pedagang pasar tradisional. Informan dalam penelitian berjumlah 13 orang yang terdiri dari 10 orang informan utama dan 3 orang informan kunci. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan rapid assessment procedures (RAP). Teori yang digunakan adalah Health Belief Model. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar informan tidak merasa rentan terhadap covid-19 dan tidak menganggap covid-19 penyakit yang dapat menimbulkan bahaya karena gejala yang ditimbulkan dianggap sudah sering dijumpai. Namun informan masih menganggap penerapan pencegahan penting dilakukan sebagai langkah antisipasi. Adanya kendala berupa ketidaknyamanan penggunaan masker dan kendala dalam melakukan jaga jarak di pasar membuat praktik pencegahan covid-19 menjadi kurang optimal. Disamping itu, praktik cuci tangan, konsumsi sayur dan buah, serta aktifitas fisik sudah cukup bagus.

This thesis discusses the description of Covid-19 prevention behavior in traditional market traders. The number of informants in the study was 13 people consisting of 10 main informants and 3 key informants. This study is a qualitative study using a rapid assessment procedures (RAP) approach. The theory used is the Health Belief Model. The results showed that most informants did not feel vulnerable to Covid-19 and did not consider Covid-19 a disease that could cause harm because the symptoms it caused were considered to be common. However, the informants still considered the implementation of prevention as important as an anticipatory step. The existence of obstacles in the form of discomfort using masks and obstacles in maintaining distance in the market make the practice of preventing Covid-19 less optimal. Besides that, the practice of washing hands, consuming vegetables and fruits, and physical activity is quite good."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy
"Pasar Cibinong terletak di ibukota Kabupaten Bogor merupakan tempat berkerumunnya orang banyak yang berpotensi mempercepat penyebaran penularan COVID-19 secara lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang terkait dengan kepatuhan pedagang terhadap protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran COVID- 19 di Pasar Cibinong, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif desain cross sectional dengan sampel 110 pedagang pasar yang diambil secara acak. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner secara online dan dianalisis menggunakan uji chi square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 8,2% pedagang yang mematuhi protokol kesehatan. Pengetahuan, persepsi tentang kerentanan dan hambatan serta isyarat dalam bertindak merupakan faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pedagang, dan pengetahuan merupakan faktor yang paling dominan terkait dengan kepatuhan pedagang di Pasar Cibinong, Kecamatan Cibinong 2020. Pedagang yang memiliki pengetahuan baik berpeluang 63 kali untuk mematuhi protokol kesehatan dibandingkan dengan pedagang berpengetahuan kurang, setelah dikendalikan oleh persepsi kerentanan dan hambatan serta isyarat untuk bertindak. Untuk itu, pengetahuan pedagang perlu ditingkatkan melalui pesan singkat online maupun pesan singkat Location Based Advertising/SMS LBA.

Cibinong Market, located in the capital of Bogor Regency, is a large crowd of people have potential to accelerate the spread of local transmission of COVID-19, locally. This study objective is to determine the factors associated with merchant compliance regarding health protocols to prevent the spread of COVID-19 in Cibinong Market, Cibinong District, Bogor Regency. This study used a quantitative approach crosssectional design with 110 total sample, selected randomly. Data were collected throughs online self-administered questionnaires and analyzed using the chi square test and multiple logistic regression. The results showed that only 8.2% of traders adhere to health protocols. Knowledge, perceptions of vulnerability and barriers, as well as cues in action are factors related to merchant compliance, and knowledge is the most dominant factor related to merchant compliance in Cibinong Market, Cibinong District 2020. Traders who have sufficient knowledge have chances 63 times to comply with health protocols compared to insufficient less knowledge traders, after being controlled by perceptions of vulnerability and barriers and cues to action. For this reason, traders' knowledge needs to be improved through online short messages, SMS LBA (Location Based Advertising)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfin Heriagus
"Seseorang akan rentan terpapar COVID-19 apabila tidak mampu berperilaku baik. Penularan infeksi COVID-19 dapat dicegah dengan mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak. Penelitian ini bertujuan menganalisis persepsi kerentanan terpapar Covid-19 dan mengetahui perilaku individu selama pandemi di pasar tradisional. Penelitian ini berjenis kualitatif dengan desain cross sectional, menggunakan sampel masyarakat di pasar tradisional Kota Bogor berusia minimal 18 tahun, sebanyak 120 orang, dan analisis bivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih banyak responden dengan usia 21-50 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan ibu rumah tangga, suku Sunda, sudah menikah, persepsi kerentanan responden sudah positif, dan perilaku baik dalam upaya pencegahan penularan covid-19. Analisis bivariat menunjukkan tidak adanya hubungan antara persepsi kerentanan dengan perilaku pencegahan penularan covid-19. Kesimpulannya, tidak ada hubungan antara persepsi kerentanan dengan perilaku pencegahan penularan covid-19. Peneliti berharap agar individu tetap menerapkan perilaku pencegahan yang baik, dengan persepsi yang sudah positif, dikarenakan pandemi belum selesai.

A person will be vulnerable to being exposed to COVID-19 if they are not able to behave properly. The transmission of COVID-19 infection can be prevented by washing hands, wearing masks, and keeping a distance. This study aims to analyze the perception of vulnerability to being exposed to Covid-19 and determine individual behavior during the pandemic in traditional markets. This research is a qualitative type with a cross sectional design, using a sample of people in traditional markets in Bogor City at least 18 years old, as many as 120 people, and bivariate analysis. The results of this study indicate that there are more respondents aged 21-50 years, female gender, last high school education, work of housewives, Sundanese, married, respondents' perceptions of vulnerability are positive, and good behavior in efforts to prevent transmission of covid-19 . Bivariate analysis showed that there was no relationship between perceived vulnerability and behavior to prevent transmission of COVID-19. In conclusion, there is no relationship between the perception of vulnerability and the behavior of preventing the transmission of COVID-19. Researchers hope that individuals will continue to apply good preventive behavior, with positive perceptions, because the pandemic is not over yet."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Belinda Meliana Elisabet
"Provinsi DKI Jakarta menempati jumlah kasus positif COVID-19 tertinggi di Indonesia bulan Juni 2021. Upaya pencegahan dilakukan melalui kebijakan nomor HK.01.07/Menkes/413/2020 mewajibkan pelaksanaan protokol kesehatan. Pasar merupakan tempat berkerumun orang sehingga sangat berpotensi dalam penularan COVID-19. Penelitian bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku pedagang menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran COVID-19 di pasar. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif desain cross sectional pada 165 pedagang pasar yang diambil secara acak. Data dikumpulkan dengan pengisian kuesioner mandiri secara online, dianalisis menggunakan uji chi square dan regresi logistik ganda. Sebesar 74 (44,8%) pedagang dengan skor perilaku 56,79 (skala 100) dalam mencegah COVID-19, perilaku tertinggi yaitu mencuci tangan sebelum dan sesudah memasuki area pasar (71,31%), terendah pada upaya untuk meminimalkan kontak di area pasar dengan pelanggan (42,83%). Jenis kelamin, pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana merupakan variabel yang berhubungan dengan perilaku pedagang. Sikap merupakan variabel yang paling dominan terkait dengan perilaku pedagang di Pasar Induk Kramat Jati 2021, pedagang yang bersikap positif akan 4,2 kali berperilaku baik dibanding yang bersikap negatif setelah dikontrol oleh pengetahuan, ketersediaan sarana, persepsi kerentanan, keseriusan dan hambatan serta dukungan teman dan kebijakan. Sikap pedagang perlu ditingkatkan dengan peningkatan pengetahuan, pemenuhan sarana protokol kesehatan, kolaborasi antara PD Pasar Jaya, Puskesmas dan Tokoh Masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan di lingkungan Pasar

DKI Jakarta Province occupies the highest number of positive COVID-19 cases in Indonesia, June 2021. Prevention efforts are carried out through policy number HK.01.07/Menkes/413/2020 requiring the implementation of health protocols. The market is a place where people congregate, so it has the potential to spread COVID-19. This study aims to determine the behavioral determinants of traders implementing health protocols to prevent the spread of COVID-19 in the market. The study used a quantitative approach with cross sectional design on 165 market traders who were taken at random. Data were collected by filling out an online self-administered questionnaire, analyzed using the chi square test and multiple logistic regression. As many as 74 (44.8%) traders have good behavior, skor 56.79 (a scale of 100) in preventing COVID-19. The highest behavior is washing hands before and after entering the market area (71.31%), the lowest is in efforts to minimize contact in the market area with customers using a barrier/plastic/faceshield (42.83%). Attitude is the most dominant variable related to the behavior of traders in the Kramat Jati Main Market 2021, traders who have a positive attitude will be 4.2 times better behaved than those who behave negatively after being controlled by knowledge, availability of facilities, perceptions of vulnerability, seriousness and obstacles as well as support from friends and family. policy. The attitude of traders needs to be improved by increasing knowledge, supported by the fulfillment of health protocol facilities, collaboration between PD Pasar Jaya, Puskesmas and Community Leaders in implementing health protocols in the Market environment"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firda Diba Fauzia Anisah
"Pasar tradisional sebagai pusat aktivitas masyarakat Jawa yang bernuansa ramai berisi orang-orang yang hanya sekedar mengobrol maupun sedang bertransaksi seketika berubah menjadi kluster Covid-19. Kajian ini mengeksplorasi tentang pasar tradisional Bantul yang sedang bergejolak oleh pandemi Covid-19 melalui identifikasi dampak yang muncul akibat pandemi-19 dan mengetahui langkah-langkah yang diambil para pedagang. Pengumpulan data melalui studi dokumen, studi literatur, observasi dan wawancara mendalam kepada lurah pasar dan beberapa pedagang seperti pedagang sayur, pedagang buah, pedagang ayam dan pedagang rempah-rempah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) dampak yang timbul akibat pandemi Covid-19 diantaranya daya beli turun, pasar menjadi sepi, adanya kebijakan baru operasional pasar, distribusi terhambat, stock dagangan yang berkurang dan penghapusan aktivitas budaya masyarakat Jawa (syukuran dan hajatan); (2) pilihan-pilihan ketahanan para pedagang pasar dalam mengatasi dampak pandemi Covid-19 melibatkan berbagai aspek pertimbangan seperti sosial-budaya, kesehatan dan ekonomi. Ketahanan mengindikasikan proses kompromi dari dampak dan proses usaha-usaha pedagang untuk melewati guncangan pandemi yang berpengaruh pada hajat hidup mereka. Gagasan ini berdasarkan pada kepercayaan, norma, nilai, hubungan sesama kaitannya dengan physical distancing dan sedikit dorongan mengejar materi yang tercermin pada orientasi hidup para pedagang, lensa budaya dan spiritual dalam memahami musibah ini, keputusan penyesuaian harga dan jumlah stok barang dan keputusan lurah pasar.

The traditional market as the center of the Javanese community consist of people who are doing conversation with each other and transaction instantly have been changing into a cluster of Covid-19. This study explored the turbulency of Bantul Traditional Market which was caused by the Covid-19 pandemic through identifying the impacts due to the COVID-19 pandemic and knowing the steps taken by traditional traders. This study collected data through document studies, literature studies, observations, and in-depth interviews with the official chief of the traditional market and several traders such as vegetable traders, fruit traders, chicken traders, and spice traders. The results showed that (1) the impacts from the Covid-19 pandemic included, the market became quiet, the existence of new market operational policies, hampered distribution, low amount of stock, and the elimination of Javanese cultural activities (thanksgiving, and celebration); (2) the rational choices of market traders involved various aspects of consideration such as socio-cultural, health and economic. Resilience indicated compromises process of the impact and traders' efforts to get through the pandemic Covid-19 turbulency that affected their livelihoods. The idea of resilience was based on beliefs, norms, values, relationships with others related to physical distancing and a little encouragement to pursue material which is reflected in the life orientation of traditional traders, cultural and spiritual lenses in understanding this disaster, decisions to adjust prices and the amount of stock, and decisions of the chief traditional marke"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurimeta Nurfianti
"Tingginya pelanggaran protokol kesehatan di Cibinong di dominasi oleh kaum remaja. Remaja memiliki potensi tertular virus COVID-19 bahkan dengan tanpa gejala yang mereka sadari bahkan mereka dapat menjadi carrier atau pembawa virus dalam dirinya dan dapat membahayakan manusia dengan system imun yang kurang baik, hal ini mendasari pentingnya pengendalian perilaku pencegahan COVID-19 pada remaja di Cibinong. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku pencegahan COVID-19 pada remaja di Kecamatan Cibinong. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan pada 127 remaja di Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor. Pengumpulan data dilakukan malalui google form. Hasil penelitian menujukan bahwa perilaku remaja dalam pencegahan COVID-19 sudah cukup baik (nilai median=62%). Diketahui bahwa variabel sikap, pengetahuan, dukungan orang tua dan dukungan teman sebaya secara signifikan berhubungan dengan perilaku pencegahan COVID-19 pada remaja di Kecamatan Cibinong. Variabel yang paling dominan dalam penelitian ini adalah pengetahuan remaja mengenai COVID-19 dengan nilai p-value=0,001 dan nilai OR 5.387, CI(2.150-13.499). Responden yang memiliki pengetahuan baik memiliki kecenderungan untuk berperilaku pencegahan COVID-19 5,387 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang pengetahuan kurang. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa secara umum perilaku pencegahan COVID-19 pada remaja sudah baik dan faktor pengetahuan serta dukungan orangtua maupun dukungan teman sebaya memiliki peran penting dalam mempengaruhi perilaku tersebut.

The high violation of health protocols in Cibinong was dominated by teenagers. Adolescents had the potential to contract the COVID-19 virus even without symptoms that they are aware of; they could even become carriers or carriers of the virus within themselves, which can harm people with weakened immune systems; this underlies the importance of controlling COVID-19 prevention behavior among adolescents in Cibinong. The purpose of this study was to find out what factors are related to COVID-19 prevention behavior among adolescents in Cibinong Sub-District. This study was a quantitative study with a cross-sectional design. The study was conducted among 127 adolescents in Cibinong Sub-District, Bogor Regency. Data collection was conducted by using Google Forms. The results of the study showed that the behavior of adolescents in preventing COVID-19 is quite good (median value=62%). It was known that the variables of attitude, knowledge, parental support, and peer support are significantly related to COVID-19 prevention behavior among adolescents in Cibinong Sub-District. The most dominant variable in this study was adolescent knowledge about COVID-19, with a p-value of 0,001 and an OR value of 5,387 (CI: 2,150–13,499). Respondents with good knowledge tended to behave 5,387 times greater than respondents with less knowledge in preventing COVID-19. Based on these results, it was concluded that generally, COVID-19 prevention behavior among adolescents was good, and factors of knowledge, parental support, and peer support had essential roles in influencing this behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Meiliyana
"COVID-19 merupakan jenis penyakit menular baru, yang ditemukan pada Desember 2019 dan menjadi pandemi di tahun 2020. Tenaga kesehatan merupakan garda depan yang berjuang melindungi masyarakat melawan pandemi COVID-19. Tingkat kematian nakes di Indonesia sangat tinggi. Belum ada obat untuk penyakit ini, dan satu-satunya cara adalah dengan mencegah paparan penyakit dengan protokol kesehatan tepat dan konsisten. Teori perilaku yang digunakan pada penelitian ini adalah health belief model. Penelitian ini bertujuan menganalisis perilaku pencegahan COVID-19 pada tenaga kesehatan puskesmas, dalam masa pandemi di Indonesia tahun 2020. Metode penelitian: kuantitatif dengan desain cross sectional, menggunakan data sekunder, hasil survei PPPKMI yang bekerja sama dengan PPK FKM UI, di bulan Juni 2020. Variabel independen yang dipilih: faktor modifikasi, persepsi kerawanan, persepsi keseriusan, persepsi hambatan, dan isyarat bertindak, dengan variabel dependennya perilaku pencegahan COVID-19 pada tenaga kesehatan puskesmas di Indonesia. Hasil: Sampel didapatkan 651 responden yang bekerja di Puskesmas, dengan perempuan 82%, usia terbanyak 20-29 tahun, PNS 54,7% dan wilayah kerja pulau Jawa 62,7%. Proporsi tindakan yang dilakukan yaitu selalu memakai masker saat keluar rumah 93,7%, ditempat kerja 96,2%, selalu mencuci tangan 90%, selalu menjaga jarak 86,7%, dan ketersediaan masker harian≥3 buah 81,6%. Deskripsi mempraktikan perilaku pencegahan sebesar 97,75%. Variabel yang signifikan adalah jenis kelamin, pengetahuan dan persepsi hambatan, dengan faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku pencegahan COVID-19 pada tenaga kesehatan di Puskesmas adalah persepsi hambatan dengan p-value =0,0001 OR.2,080.

Background: COVID-19 is a new contagious disease that was emerging in December 2019 and became a pandemic in 2020. Both morbidity and mortality rates have hit worldwide due to this disease. Health workers as the frontliner had to protect public from the COVID-19 infection. This study used Health belief model framework. Objective: To analyze the prevention behavior of COVID-19 among health workers at health centers, during the pandemic in Indonesia in 2020. Method: This study using cross-sectional approach on secondary data of the Indonesian Society for Health Promotor and Educator (PPPKMI) and Center of Health Researches Public Health Faculty of Universitas Indonesia (PPKFKM UI) in June 2020 survey. Selected independent variables consist of modification factors, perceived threats, perceived barriers, and cues to action. Results: The total sample used was 651 respondents consist of 82% female, 20-29 years old, 54.7% civil servants and 62.7% working area in Java. Proportion of always wearing mask when leaving the house 93,7%, at work 96.2%, always wash hands 90%, always keep a distance 86.7 and the availability of personal masks≥3 pieces is above 91,6%. The average of practicing preventive behavior was 97,75 points. Independent variables that have a significant relationship with COVID-19 prevention behavior are gender, knowledge and perceived barriers. Conclusion: this study found that perceived barriers were the most influencing factor on COVID-19 prevention behavior among health workers at Puskesmas p-value =0,0001 OR.2,080."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dia Melisa Rafdi
"Infeksi COVID-19 pada tenaga kesehatan Puskesmas di Kabupaten Bekasi semakin meningkat. Infeksi COVID-19 pada tenaga kesehatan ini merupakan HAIs. HAIs dapat dicegah dengan penerapan PPI yang optimal. Kepatuhan Penerepan PPI COVID-19 dipengeruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor determinan yang berhubungan dengan kepatuhan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) COVID-19 pada tenaga kesehatan di Puskesmas Kabupaten Bekasi Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dengan metode self-reported dengan mengisi kuesioner melalui googleform. Populasi adalah tenaga kesehatan di seluruh Puskesmas Kabupaten Bekasi. Sample sebanyak 190 orang dihitung melalui rumus uji beda dua proporsi dengan teknik Quota sampling. Berdasarkan analisis univariat diperoleh rata-rata nilai kepatuhan PPI COVID-19 pada tenaga kesehatan adalah 93.17 dari skala 100, dengan indikator kepatuhan tertinggi adalah kepatuhan mencuci tangan 93.4 dan kepatuhan terendah adalah kepatuhan disinfeksi 86. Hasil uji regresi logistik berganda menunjukan bahwa variable persepsi risiko dan ketersediaan sarana mempunyai hubungan yang signifikan dengan kepatuhan PPI COVID-19. Variable persepsi risiko merupakan variable dominan yang berhubungan dengan kepatuhan PPI COVID-19 (p value <0.0001, OR= 5.314, CI 95%= 2.669 – 10.578). Intervensi yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan penerapan PPI COVID-19 adalah dengan meningkatkan persepsi risiko tenaga kesehatan melalui komunikasi risiko

COVID-19 infections among healthcare workers at Puskesmas in Bekasi Regency are increasing. This COVID-19 infection in healthcare workers is an HAIs. HAIs can be prevented by implementing optimal IPCs. Various factors affect the adoption of COVID-19 IPCs. This study aims to obtain an overview and determinants related to compliance with the prevention and control of infection (IPC) COVID-19 among health workers at the Bekasi District Health Center in 2020. This study used a cross-sectional study design with a self-reported method by filling out a questionnaire via googleform. The population is healthcare workers in all Puskesmas in Bekasi District. A sample of 190 people was calculated by means of a two-proportion difference test formula with the Quota sampling technique. Based on univariate analysis, it was obtained that the average COVID-19 IPC compliance value for healthcare workers was 93.17 from 100 scales, with the highest compliance indicator being hand washing compliance 93.4 and the lowest compliance being disinfection compliance 86. The results of multiple logistic regression tests showed that the variable risk perception and availability of facilities has a significant relationship with COVID-19 IPC compliance. The risk perception variable is the dominant variable associated with PPI COVID-19 compliance (p value <0.0001, OR = 5,314, 95% CI = 2,669 - 10,578). The intervention that needs to be done to improve compliance the implementation of COVID-19 IPC is to increase the risk perception of health workers through risk communication"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Agustin
"ABSTRAK
Sistem pasar yang terdapat di Kabupaten Pandeglang adalah sistem pasar periodik dan harian. Sebuah sistem pasar periodik dan harian terdiri atas serangkaian pusat pasar yang saling terkait satu sama lain ke daerah sekitarnya dan ke daerah lain oleh arus orang dan komoditas. Pasar periodik adalah salah satu jenis pasar yang sudah jarang ditemukan langka di masa saat ini, pasar tersebut memiliki fitur lain yaitu mobilitas pedagang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mobilitas pedagang pasar periodik di Kabupaten Pandeglang dan menganalisis pola mobilitas pedagang pasar periodik di Kabupaten Pandeglang. Analisis yang digunakan adalah analisis spasial, temporal, deskriptif, dan komparatif. Hasil yang didapat adalah mobilitas pedagang terdiri dari tiga tipe antara lain pergerakan pedagang di antara dua pusat pasar berbeda dalam satu minggu, pergerakan pedagang di antara tiga pusat pasar berbeda dalam satu minggu, dan pergerakan pedagang di antara empat pusat pasar berbeda dalam satu minggu. Sementara pola mobilitas pedagang pasar periodik Kabupaten Pandeglang terkait dengan rumah, mobilitas pedagang, hari berdagang, dan karakteristik pedagang. Sebagian besar mobilitas pedagang adalah pergerakan pedagang di antara tiga pusat pasar berbeda dalam satu minggu. Hari berdagang sama dengan hari pasar dan hari pasar periodik dan mobilitas pedagang mengikuti dimana pusat pasar atau pusat sedang memiliki pasar harian dan pasar periodik yang berlangsung sesuai dengan hari pasar dan hari pasar periodiknya. Pergerakan pedagang di antara tiga pusat pasar berbeda dalam satu minggu paling banyak terjadi pada pedagang barang tahan lama laki-laki sementara pergerakan pedagang di antara dua pusat pasar berbeda dalam satu minggu paling banyak terjadi pada pedagang barang tidak tahan lama perempuan. Sedangkan pergerakan pedagang di antara empat pusat pasar berbeda dalam satu minggu jarang terjadi. Semua pedagang bertempat tinggal di wilayah Kabupaten Pandeglang dan pulang ke rumah sehabis berdagang baik di pasar periodik ataupun pasar harian.

ABSTRACT
The existing market system in Pandeglang Regency is a system of periodic and daily markets. A system of periodic and daily markets is made up of a series of market centres linked to each other to their surrounding areas and to other regions by flows of people and commodities. Periodic market is one type of market that is rarely found in the present, the market has another feature mobility of trader. This study aims to determine mobility of periodic market traders in Pandeglang Regency and to analyze mobility pattern of periodic market traders in Pandeglang Regency. The analysis was used are spatial, temporal, descriptive, and comparative analysis. The result is that mobility of traders consists of three types namely mobility of traders between two different market centers within a week, mobility of traders between three different market centers within a week, and mobility of traders between four different market centers within a week. While the mobility pattern of periodic market traders in Pandeglang Regency is associated with home, mobility of traders, trading days, trader characteristics. Most of mobility of traders is mobility of traders between three different market centers within a week. Trading days are equal to market days and periodic market days and mobility trader follows where market center or center is having daily market and periodic market that take place in accordance with market day and periodic market day. Mobility of traders between three different market centers within a week is most common on durable good male trader meanwhile mobility of traders between two different market centers within a week is most common on perishable good female trader and mobility of traders between four market centers within a week is rarely. All traders reside in Pandeglang Regency and return to home after trading either in periodic market or daily market. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danial El Amin
"Studi ini bertujuan untuk menganalisa dampak keberadaan pasar modern (Supermarket) terhadap pedagang di pasar tradisional. Penelitian ini menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif. Evaluasi dampak kuantitatif menggunakan metode difference-in-difference yang lazim dipakai dalam evaluasi dampak. Sementara evaluasi dampak kualitatif sendiri dilakukan dalam bentuk wawancara mendalam dengan informan kunci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor jarak dan jenis komoditas antara pasar tradisional dan supermarket sangat menentukan, di mana pasar tradisional yang berada dekat dengan Supermarket dan pedagang dengan komoditas yang sama dengan Supermarket paling banyak terkena dampak.

This study aims to analyze the impact of the existence of a modern market (supermarket) to markets traditional and retailers. This study combines quantitative and qualitative methods. Impact assessment quantitative using the method of differences in differences which usually used in the evaluation of the impact. While the qualitative impact assessment was conducted in-depth interviews with key informants. The results showed that the distance factor and the commodities between traditional markets and supermarkets are very determined, where traditional markets are located close to the Supermarket and traders with the same commodity with the most affected Supermarket."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T29480
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>