Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164415 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sonia Lisa Meilanda
"Aktivitas pengunjung dapat memberikan dampak pada perilaku satwa di kebun binatang. Telah dilakukan penelitian pengaruh aktivitas pengunjung terhadap perilaku diurnal harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae, Pocock 1929) hasil pertukaran di Taman Margasatwa Ragunan. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku adaptasi harimau hasil pertukaran dikaitkan dengan aktivitas pengunjung. Fokus penelitian yaitu pada dua ekor harimau hasil pertukaran yang dibandingkan dengan dua ekor harimau TMR sebagai kontrol. Keempat harimau berjenis kelamin jantan dengan rentang usia yang tidak jauh berbeda. Penelitian dilakukan pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi DKI Jakarta, yaitu selama delapan pekan dari Juli sampai September 2020 mulai pukul 08.00—13.00 WIB. Metode yang digunakan ialah continuous focal sampling dan ad libitum dengan interval waktu 15 menit tanpa jeda. Perilaku yang diamati terbagi menjadi lima kategori, yaitu aktif, marking, lokomosi, istirahat, dan Abnormal Repetitive Behaviour (ARB). Kondisi pengunjung dibagi menjadi tiga kategori, yaitu aktivitas, kepadatan, dan kebisingan. Terdapat perbedaan kondisi pengunjung yang terjadi pada tiga kategori kondisi hari berbeda, yaitu hari libur kebun binatang, hari kerja, dan akhir pekan. Hasil pengamatan menggunakan uji t independen dengan α = 0,050 menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara harimau baru dan harimau lama pada perilaku aktif dan istirahat di ketiga kategori kondisi hari. Hal tersebut diasumsikan bahwa perilaku aktif dan istirahat harimau baru telah teradaptasi dengan lingkungan kandang TMR. Perbedaan yang signifikan muncul pada perilaku ARB saat hari libur kebun binatang, perilaku marking dan lokomosi saat hari kerja, dan perilaku marking, lokomosi, dan ARB saat akhir pekan. Perbedaan tersebut muncul karena adanya perbedaan kondisi kandang dan kemunculan kondisi pengunjung yang berbeda pada setiap kandang.

Visitor’s activities can have an impact on animal’s behaviour in the zoo. Research about the effects of zoo visitors on the diurnal behaviour of exchanged Sumatran tiger (Panthera tigris sumatrae, Pocock 1929) program at Taman Margasatwa Ragunan (TMR) has been studied. The aim of this research is to identify the behavioral adaptation of two exchanged Sumatran tigers related to the zoo visitors’ activity. The main subjects of this research are the two (2) exchanged Sumatran tigers compared with two (2) TMR’s tigers as the control. All of them are male tigers which short-age differences. The Research has been studied while the transition of Mass Social Distancing or Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) in DKI Jakarta enforced and lasted for eight (8) weeks from July until September 2020 start from 08.00—13.00 WIB (Western Indonesian Time). Continous focal sampling and ad libitum methods with fifteen (15) minutes interval without pause was used for this research. The focused behaviours were divided into five (5) categories: active, marking, locomotion, resting, and Abnormal Repetitive Behaviour (ARB). The visitor’s conditions were divided into three (3) categories: activity, density, and intensity. There were three conditions that represented zoo visitors: the closed day zoo, the weekdays, and the weekend. Based on the independent samples t-test with α = 0,050, it was shown, there were no significant difference between the exchanged and the control tigers in their active and resting behaviour on all conditions. Because of these, it could be assumed that the active and resting behaviour of new tigers have been adapted with TMR’s captive environment. The significant difference occurred on ARB when the closed day zoo, marking and locomotion behaviour on the weekdays, and marking, locomotion, and ARB on the weekend. It was because the difference of captive condition and the presence of zoo visitors on each captive."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Narawidya Ammani
"Harimau sumatra menurut IUCN merupakan hewan dengan status terancam punah (Critically endangered), sehingga untuk mencegah dari kepunahan, dibutuhkan peningkatan populasi. Penelitian dilakukan untuk mengamati dan menganalisis perilaku sosial dari harimau sumatra jantan dan betina yang mengarah pada perilaku reproduksi. Pengambilan data diambil menggunakan metode focal sampling dan ad libitum. Dilakukan selama tiga jam per hari dan interval lima menit dengan ulangan 18 hari, mulai dari April hingga Mei 2023. Subjek penelitan adalah harimau sumatra jantan dan betina di Taman Margasatwa Ragunan. Pengambilan data dilakukan dengan melihat perilaku sosial yang mengarah ke perilaku reproduksi pada harimau sumatra. Pengamatan dilakukan pada kandang tidur dengan adanya pemisah antara harimau sumatra jantan dan betina. Hasil yang di dapat dari penelitian ini adalah adanya perbedaan perilaku sosial pada kedua harimau sumatra. Perbedaan perilaku meliputi interaksi jantan mendekati betina (11,61±7,32), betina mendekati jantan (1±0), vokalisasi (102,6±35,59), menggeram (136,72±84,16), dan sifat agresif (27,08±20,78). Terdapat korelasi suhu dan kelembaban terhadap salah satu perilaku sosial harimau sumatra betina (Sig. (2-tailed) < 0,05) yaitu perilaku interaksi betina terhadap jantan (Sig. (2-tailed) = 0,044). Harimau sumatra jantan dan betina menunjukkan perilaku sosial seperti, adanya interaksi, vokalisasi, dan agresivitas, namun tidak di dapat perilaku sosial yang mengarah kepada perilaku reproduksi.

IUCN has declared that Sumatran tiger has a status of critically endanger species and so to prevent it from extinction the raise of population is needed. This study aims to observed and analyze the social behavior of male and female sumatran tiger. This study also aims to observe if the social behavior will lead to reproductive behavior. The observation method use in this study is focal sampling, with addition of adlibitum. Data was collected by observing the social behavior that lead to reproductive behavior of sumatran tiger for 3 hours and five minute interval per day with 18 repetitions, starting from April to May 2023. The research subject were male sumatran tiger and female sumatran tiger in Taman Margasatwa Ragunan. Observation were carried out in sleeping cages with a separation between male and female tiger. The result of this study were that there are differences of social behavior between male and female tiger including, male approach it’s conspecies (11,61±7,32), female approach it’s conspecies (1±0), vocalization (102,6±35,59, growling (136,72±84,16), and aggressive behavior (27,08±20,78). There is a correlation between temperature and humidity on one of the female sumatran tiger’s social behavior (Sig. (2-tailed) < 0,05) on female approach it’s conspecies (Sig. (2- tailed) = 0,044). Both male and female sumatran tiger shown social behavior including, interaction between each other, vocalization, and aggressive behavior but no social behavior that lead to reproductive behavior."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arsya Ramadina Semudi
"Harimau sumatra merupakan salah satu spesies endemik Indonesia yang keberadaannya terancam punah (critically endangered) menurut IUCN sehingga diperlukan upaya konservasi. Konservasi harimau sumatra dilakukan Taman Margasatwa Ragunan (TMR) beserta IUCN melalui program GSMP (Global Species Management Plan) yang dilakukan secara collaborative breeding. Collaborative breeding dilakukan dengan memasangkan betina asal TMR dengan jantan hasil pertukaran dengan Medan Zoo untuk mencegah inbreeding. Pemasangan harimau harus melalui proses introduksi dan interaksi keduanya perlu diamati. Oleh karena itu, penelitian dilakukan terhadap pasangan harimau sumatra untuk menganalisis perilaku sosial yang terjadi antara harimau sumatra jantan dan betina yang mungkin mengarah ke perilaku reproduksi. Metode scan sampling dan ad libitum digunakan dalam penelitian selama tiga jam perhari dengan total pengulangan sebanyak 23 kali dari Januari hingga Maret 2024. Pengambilan data dilakukan dengan mengamati perilaku sosial dan reproduksi harimau sumatra jantan dan betina di kandang dalam Zona Harimau 1 Taman Margasatwa Ragunan. Hasil dari penelitian ini didominasi oleh perilaku sosial berupa perilaku saling mendekati (♀ 26,29%; ♂ 21,58%). Perilaku chuffing, head rubbing dan sniffing lebih sering dilakukan kedua harimau sumatra dibandingkan dengan perilaku growl dan aggression. Jantan dan betina juga melakukan perilaku reproduksi, yaitu flehmen, sedangkan mating call dan sniffing genitalia hanya dilakukan oleh jantan. Penelitian ini menunjukkan adanya perilaku sosial harimau sumatra yang mengarah pada perilaku reproduksi, yaitu perilaku chuffing, head rubbing, body rubbing, flehmen dan sniffing genitalia.

The sumatran tiger is one of Indonesia's endemic species that is critically endangered according to the IUCN so that conservation efforts are needed. Sumatran tiger conservation is carried out by Ragunan Zoo (TMR) and IUCN through the GSMP (Global Species Management Plan) by doing collaborative breeding. Collaborative breeding is done by pairing female from TMR with male from Medan Zoo to prevent inbreeding. The pairing of tigers must go through an introduction process and their interactions need to be observed. Therefore, research was conducted on pairs of sumatran tigers to analyze the social behaviors that occurs between male and female sumatran tigers that may lead to reproductive behavior. Scan sampling and ad libitum methods were used in the study for three hours per day with a total of 23 repetitions from January to March 2024. Data were collected by observing the social and reproductive behavior of male and female sumatran tigers in sleeping cages, Tiger Zone 1 of Ragunan Zoo. The results of this study were dominated by social behavior in the form of approaching behavior (♀ 26,29%; ♂ 21,58%). Chuffing, head rubbing and sniffing behaviors were more often performed by both sumatran tigers compared to growl and aggression behaviors. Male and female sumatran tigers also perform reproductive behaviors, such as flehmen, while mating calls and genitalia sniffing are only done by male. This study shows the existence of social behavior of sumatran tigers that lead to reproductive behavior, such as chuffing, head rubbing, body rubbing, flehmen and sniffing genitalia."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Genoveva Kiranaputri Tjondrolukito
"Harimau sumatera di penangkaran dapat menunjukkan perubahan perilaku dalam
bentuk perilaku stereotipe. Kegiatan tindakan medis pun dapat menyebabkan
cedera saat handling dan stres pada satwa. Teknik enrichment (pengayaan) sudah
dikenal mampu mengurangi perilaku stereotipe dan stres harimau di penangkaran.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengevaluasi teknik environmental enrichment, food enrichment dan social enrichment pada harimau sumatera di Rescue Centre Tambling Wildlife Nature Conservation (Tambling), (2) mengevaluasi hubungan perilaku stereotipe dengan stres fisiologis harimau sumatera melalui rasio neutrofil per limfosit (Rasio N/L). Obyek penelitian ini ialah 4 ekor harimau sumatera (1 betina dan 3 jantan) di Rescue Centre Tambling. Kayu untuk environmental
enrichment, daging ayam segar untuk food enrichment dan positive reinforcement
conditioning (PRC) untuk social enrichment harimau digunakan pada penelitian ini.
Pengamatan perilaku harimau dilakukan selama 2 bulan (baseline) dan 2 bulan
(post-enrichment) dengan metode focal animal sampling dalam radius <10 m.
Koleksi sampel darah dilakukan 2 kali setelah pengamatan perilaku baseline dan
post-enrichment. Hasil penelitian menunjukkan teknik social enrichment paling
efektif (Z = -,0730, P = 0,465<0,05) dibandingkan environmental & food
enrichment. Pemeriksaan medis dan tindakan medis dapat lebih mudah dilakukan
dengan PRC. Hasil rasio N/L tidak berkorelasi dengan perilaku stereotipe harimau
sumatera (x2 = 3, P = 0,392 > 0,05). Hasil rasio N/L tersebut menandakan bahwa
perilaku sterotipe harimau merupakan bentuk coping mechanism di RC Tambling.

Sumatran tiger (Panthera tigris sumatrae, Pocock, 1929) shows behavioural change
such as stereotype behaviour in captivity as a wild carnivore. Handling wild animals
on medical procedures often cause stress and injury. Enrichment techniques are
well known for reducing tiger’s stereotype behaviour and stress. This research aims
to (1) evaluate suitable enrichment techniques (between food enrichment,
environmental enrichment and social enrichment) on Sumatran tiger and (2)
evaluate the correlation between stereotype behaviour and physiological stress
through neutrophil/lymphocyte ratio (N/L Ratio). This research was conducted at
Tambling Wildlife Nature Conservation Rescue Centre and 4 tigers as subjects (1
female, 3 males). Novel wood as environmental enrichment, fresh chicken meat as
food enrichment and positive reinforcement conditioning (PRC) as social
enrichment were used on this research. Behavioural observations were conducted
with focal continuous animal sampling in two months as a baseline and two months
post-enrichment. The distance between observer and the subject was within 10
metres. Blood sample collections were conducted twice after the behavioural
observations. The N/L ratio was counted on the field to minimize the damage of the
sample during transportation to the laboratory. The result showed that social
enrichment is the most effective (Z = -,0730, P = 0,465<0,05) compared to food
enrichment and environmental enrichment. Medical check-up and procedure could
be more convenient using PRC on the tiger. N/L ratio indicated there was no
significant correlation between stereotype behaviour and physiological stress (x2=
3, P = 0,392 > 0,05). The four
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuz Fikri
"Sebagai harimau terakhir yang ada di Indonesia dan dengan banyaknya ancaman kepunahan yang dihadapi subspesies ini, upaya konservasi harimau sumatra memerlukan perhatian khusus. Salah satu strategi konservasi bagi spesies terancam punah adalah program penangkaran ex situ dan kebun binatang memiliki peran dan tanggungjawab penting dalam implementasinya. Kebijakan manajemen genetik harimau sumatra di penangkaran tersebut perlu ditinjau dengan metode molekuler agar efektivitasnya dapat dipantau dengan lebih baik. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengamati kekerabatan harimau sumatra di Taman Safari Indonesia melalui pendekatan genetik, menggunakan empat belas lokus markah molekuler mikrosatelit dari sembilan individu anggota populasi harimau sumatra di Taman Safari Indonesia. Hasil yang diamati menunjukkan bahwa kekerabatan rata-rata antarindividu di dalam populasi ini lebih rendah dari biasa (r = -0,13), dan heterozigositasnya lebih tinggi dari ekspektasi sehingga koefisien inbreeding-nya bernilai negatif pula (Fis = -0.245). Hal ini menunjukkan bahwa tidak teramati adanya inbreeding, sehingga kesehatan genetik populasi ini dianggap baik. Namun, potensi dari terjadinya outbreeding depression belum dapat diamati karena metode yang digunakan ini ditujukan untuk mengamati terjadinya inbreeding yang umum dianggap sebagai ancaman utama dari populasi satwa di penangkaran. Pengamatan ini menunjukkan bahwa diperlukan adanya pendekatan manajemen genetik yang lebih komprehensif untuk menjaga keragaman dan kesehatan genetik harimau sumatra di Taman Safari Indonesia.

As the last surviving tiger in Indonesia, considering the many threats to extinction this subspecies is facing, conservation efforts for sumatran tigers require great care. One effective conservation strategy for endangered species involves a captive breeding program and zoos have important roles and responsibilities in its implementation. Such a genetic management policy for a captive breeding facility requires an assessment through molecular means so that its efficacy can be monitored. This study is done with the aim to observe the relatedness of sumatran tigers in Taman Safari Indonesia using fourteen microsatellite loci markers from nine individuals among the Taman Safari Indonesia sumatran tiger population. The results show that the mean pairwise relatedness among the individuals in this population is lower than usual (r = -0,13), and the heterozygosity is also higher than expected which leads to a negative inbreeding coefficient value (Fis = -0,245). This reveals that no inbreeding has been observed, which likely indicates the genetic health of this population is not at risk. However, the risk of outbreeding depression could not be ruled out, because the method used is intended to observe the presence of inbreeding, which is the more commonly investigated threat to a population’s genetic health in captivity. These findings suggest that there needs to be a more comprehensive approach to the population’s genetic management to preserve the genetic diversity and health of sumatran tigers in Taman Safari Indonesia."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Maulidan
"Perifiton adalah organisme akuatik yang hidup menempel pada substrat serta sensitif pada perubahan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur komunitas perifiton serta parameter fisika-kimia perairan yang memengaruhi komposisi perifiton. Penelitian dilakukan di Situ Pengarengan, Depok, Jawa Barat dan Laboratorium Ekologi FMIPA UI pada bulan Februari–Mei 2024. Parameter fisika-kimia yang diukur terdiri dari kecerahan, suhu, turbiditas, kecepatan arus, oksigen terlarut (DO), nitrat, fosfat, dan derajat keasaman (pH). Sampel perifiton dicuplik dengan menyikat permukaan tangkai eceng gondok Eichhornia crassipes. Hasil penelitian ditemukan 20 marga perifiton dengan kepadatan perifiton tertinggi berasal dari kelas Cyanophyceae sebesar 25729 plankter/ mm2 dan terendah dari kelas Tubulinea sebesar 45 plankter/mm2. Indeks keanekaragaman perifiton tergolong rendah (H’<1). Indeks kemerataan dan indeks dominansi perifiton menunjukkan penyebaran individu antar marga tidak merata dan terdapat sekelompok marga tertentu yang mendominasi di Situ Pengarengan. Marga yang mendominasi adalah Oscillatoria. Hasil Principal Component Analysis (PCA) menunjukkan parameter oksigen terlarut (DO), kecerahan, kecepatan arus, derajat keasaman (pH) dan suhu memiliki pengaruh yang kuat.

Periphyton are aquatic organisms that live attached to substrates and are sensitive to environmental changes. This research aims to analyze the structure of the periphyton community as well as the physico-chemical parameters of waters that influence periphyton composition. The research was conducted at Situ Pengarengan, Depok, West Java and the FMIPA UI Ecology Laboratory in February–May 2024. The physico-chemical parameters measured consisted of brightness, temperature, turbidity, current velocity, dissolved oxygen (DO), nitrate, phosphate, and degree of acidity (pH). Periphyton samples were sampled by brushing the surface of the water hyacinth stalk Eichhornia crassipes. The results of the research found that 20 periphyton genera with the highest periphyton density came from the Cyanophyceae class of 25729 plankters/mm2 and the lowest from the Tubulinea class at 45 plankters/mm2. The periphyton diversity index is low (H'<1). The evenness index and periphyton dominance index show that the distribution of individuals between clans is uneven and there is a certain group of clans that dominate in Situ Pengarengan. The dominant clan is Oscillatoria. The results of Principal Component Analysis (PCA) show that the parameters of dissolved oxygen (DO), brightness, current velocity, degree of acidity (pH) and temperature have a strong influence."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Talenta Atmoko
"ABSTRAK
Taman Margasatwa Ragunan merupakan sebuah taman konservasi yang berlokasi di Jakarta Selatan. Berdasarkan data timbulan sampah tahun 2014, didapatkan total timbulan sampah adalah 45,34 m3/hari. Perencanaan pengelolaan sampah dilakukan dengan melakukan pemilahan sampah dari sumber sampah. Pewadahan yang digunakan adalah tempat sampah 50 liter dengan 3 pilah sebanyak 306 buah. Pengumpulan sampah dengan menggunakan gerobak sampah organik 16 buah dan sampah anorganik dan residu 15 buah berkapasitas 1 m3. Pengangkutan dengan membutuhkan 2 buah truk sampah organik dengan 2 ritasi pengangkutan dan 2 buah truk sampah anorganik dan residu dengan 1 ritasi pengangkutan berkapasitas 6 m3. Pengolahan sampah dengan menggunakan metode pengkomposan, insinerasi, dan daur ulang sampah. Melalui penggunaan metode pengolahan sampah tersebut diharapkan tidak ada lagi sampah yang dibuang ke TPA.

ABSTRACT
Ragunan Zoo is a conservation park located in South Jakarta. Based on data in 2014, the obtained total of solid waste was 45.34 m3/day. Waste management planning will be performed by sorting the solid waste from the sources. The trash bin capacity that will be used is 50 liter bins by 3 sorting with total of 306 pieces. Solid waste will be collect by using 16 pieces organic crates and 15 pieces anorganic and residues crates with capacity of 1 m3. Solid waste will be transport by 2 organixc trucks with 2 ritation a day and 2 inorganic and residues trucks with 1 ritation a day with capacity of 6 m3. Solid waste will be processed by using composting, incineration, and waste recycling. Through the use of that processing methods, solid waste are expected to not disposed again to landfill.
"
2015
S60296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rindri Putri Handianti
"Telah dilakukan penelitian terhadap enam ekor gajah sumatera di Taman Margasatwa Ragunan yang terdiri dari dua jantan Harli dan Pangeran dan empat betina Mulyani, Putri, Agustin, dan Lestari, yang bertujuan untuk mengamati perilaku harian individu dan perilaku sosial gajah sumatera. Pengamatan ke-6 ekor gajah sumatera dilakukan selama 40 hari yang dimulai pada 05 Februari mdash;07 April 2018 pukul 08.00 mdash;15.00 WIB. Metode yang digunakan yaitu scan sampling dan ad libitum sampling dengan interval waktu 30 menit tanpa jeda. Perilaku harian yang diamati meliputi perilaku makan, minum, berkubang, bergerak, dan istirahat, sedangkan perilaku sosial yang diamati meliputi perilaku parental care, feeding behaviour, bermain dan interaksi terhadap perawat satwa. Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa perilaku harian individu gajah sumatera didominasi oleh perilaku bergerak dengan rerata persentase sebesar 86,85 , sedangkan perilaku sosial gajah sumatera di dominasi oleh perilaku parental care dengan rerata persentase sebesar 26,62.

A study of six sumatran elephants in Taman Margasatwa Ragunan consisting of two males Harli and Pangeran and four females Mulyani, Putri, Agustin, and Lestari, were aimed at observing the individual daily behavior and social behavior of sumatran elephants. The observation of the six sumatran elephants was conducted for 40 days starting on 05 February mdash 07 April 2018 at 08.00 15.00 WIB. The method used is scan sampling and ad libitum sampling with time interval 30 minutes without pause. Daily behaviors observed included eating, drinking, wallowing, moving, and resting behaviors, while observed social behaviors included parental care behavior, feeding behavior, play and interaction with animal keepers. From the observation result, it is found that the daily behavior of sumatran elephant is dominated by moving behavior with the average percentage of 86.85, while the social behavior of sumatran elephant is dominated by parental care behavior with the average percentage of 26.62.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Naufal Nur
"Perburuan harimau sumatra masih marak terjadi dan mengancam keberadaan subspesies harimau terakhir yang tersisa di Indonesia. Tingginya permintaan bagian tubuh harimau hasil perburuan mendorong praktik pemalsuan yang berpotensi mempersulit identifikasi secara morfologis sebagai langkah awal penegakan hukum. Identifikasi secara akurat juga merupakan hal penting, mengingat hukum nasional hanya melindungi spesies asli Indonesia. Identifikasi berbasis DNA dapat menjadi alternatif untuk mengatasi kesulitan tersebut. Namun, ukuran sampel forensik yang tersedia, serta waktu dan cara penyimpanannya dapat menyulitkan proses ekstraksi DNA dan berpotensi membatasi aplikasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode yang cepat dan efektif untuk mengekstrak DNA dari sampel forensik terpreservasi. Sampel yang digunakan terdiri dari rambut harimau yang diawetkan dengan arsen dan potongan kulit yang diperoleh dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, rambut harimau yang diperoleh dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BSKDA) Bengkulu, serta potongan kulit harimau hasil sitaan BKSDA Aceh. Tiga metode ekstraksi DNA, metode ion exchange, salting out, dan metode berbasis protease dikaji dalam penelitian ini. Hasil yang diperoleh menunjukkan ekstraksi berbasis protease memiliki keunggulan dalam menghasilkan DNA yang berdaya guna dalam proses identifikasi spesies dari sampel terpreservasi. Studi lebih lanjut masih diperlukan agar dapat memulihkan DNA yang cukup digunakan dalam proses identifikasi seks.

Poaching and illegal wildlife trade present serious threats to the Sumatran tiger, the only remaining tiger subspecies in Indonesia. High demand for tiger body parts leads to many imitation merchandises sold in the markets, and this might complicate morphological identification of any confiscation cases. Accurate identification is also important in a legal due process, given the national protection law only regulates Indonesia’s native species. Identification using molecular approaches may overcome the problem. However, most illegally traded tiger body parts have been preserved for a long time, reducing the quantity and quality of DNA that could be recovered. This study aims to develop a fast and effective method to extract DNA from preserved forensic samples. We used museum samples of arsenic-treated hairs and a tiger skin piece obtained from the Indonesian Institute of Sciences, tiger hairs obtained from Conservation of Natural Resources Office (BKSDA) Bengkulu, and a confiscated tiger skin sample from BKSDA Aceh. DNA was extracted using ion exchange, salting out, and protease-based methods. The results showed that the protease-based extraction outperformed the rest of the methods to yield applicable DNA isolates for species identification from preserved samples. Further works still needed to recover enough DNA yields for sex identification."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuan Achda Arbinery
"Telah dilakukan penelitian pada Macaca nigra di penangkaran. Penelitian dilakukan untuk mengetahui strategi adaptasi yaki yang hidup di Pusat Primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta melalui pengamatan perilaku makan. Penelitian pada empat individu yaki (1 jantan dan 3 betina) dilakukan selama bulan April 2013--Mei 2013 menggunakan metode scan animal sampling dan ad libitum sampling. Jumlah jam pengamatan setiap hari adalah 4 jam sehingga total pengamatan selama 20 hari adalah 80 jam. Jumlah titik sampel per harinya berjumlah 48 sampel sehingga total titik sampel selama 20 hari adalah 960 titik sampel. Tabulasi data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik serta dianalisis secara deskriptif. Rerata aktivitas makan harian masing-masing individu menunjukkan bahwa Jenny (betina dewasa usia 8 tahun) merupakan individu dengan rerata aktivitas makan tertinggi (60.32 ± 0.08%), diikuti dengan Nonik (betina dewasa usia 14 tahun) (58.06 ± 0.11%), Rani (betina muda usia 2 tahun) (55.05 ± 0.08%), dan Ramos (jantan dewasa usia 13 tahun) (45.27 ± 0.07%). Perbedaan frekuensi aktivitas makan antara kelompok yaki di penangkaran dengan kelompok yaki di alam menunjukkan adanya strategi adaptasi tersendiri pada kelompok yaki tersebut terhadap habitatnya.

It has been done research on Macaca nigra in captivity. A study on adaptation strategies of yaki whose living in Schmutzer Primate Center, Ragunan Zoo, Jakarta through observation of feeding behavior. Research on four individuals yaki (1 male and 3 females) have been done during April 2013--May 2013 using the scan animal sampling and ad libitum sampling methods. The number of hours of observation each day is 4 hours so the total observation period of 20 days is 80 hours. Tabulation of the data presented in tables and graphs and analyzed descriptively. The mean of daily feeding activity of each individual showed that Jenny (8 years old adult female) is an individual with the highest mean feeding activity (60.32 ± 0.08%) followed by Nonik (14 years old adult female) (58.06 ± 0.11%), Rani (2 years old young female) (55.05 ± 0.08%), and Ramos (13 years old adult male) (45.27 ± 0.07%). The difference of feeding behaviour frequencies between yaki group in captivity and nature shows distinct adaptation strategy toward their habitat.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56584
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>