Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136605 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yasmine
"Katalis padat yang terbuat dari Fe-Yb MOF yang memiliki keasaman Lewis-Bronsted dan kapasitas oksidasi telah disintesis secara hidrotermal dengan memasukkan hingga 17% mol besi ke dalam struktur ytterbium MOF menggunakan autoklaf dan household microwave. Hasil PXRD menunjukkan bahwa sintesis Fe-Yb menggunakan YbCl3 dan kadar pereaksi Na2BDC pada autoklaf menghasilkan struktur yang paling mirip dengan struktur target MOF dari Yb6(BDC)7(OH)4(H2O)4. Variasi sintesis ditemukan berubah struktur Fe-Yb MOF, di mana sumber ytterbium (klorida dan nitrat), oksidasi besi (Fe (II)/(III)), dan pilihan linker (kelas reagen Na2BDC atau terhidrolisis) ditemukan memiliki perbedaan dalam kristalinitas sebagai serta struktur dari hasil PXRD. Sementara, Fe-Yb MOF hasil sintesis dengan household microwave menghasilkan struktur baru daripada MOF hasil sintesis reaktor autoklaf atau microwave reactor. FT-IR menunjukkan tidak ada perubahan dalam fungsi Lewis atau Bronsted dengan penambahan besi atau dari variasi sintesis di atas. Sementara PXRD menunjukkan bahwa penambahan besi dari 13% hingga 17% dapat dilakukan tanpa terjadi perubahan struktur. Degradasi struktur MOF akibat kandungan besi diperkirakan berasal dari pembentukan oksida besi melalui absorbansi UV-Vis, namun data FT-IR dan PXRD menunjukkan bahwa struktur MOF secara keseluruhan tidak terganggu hingga kandungan besi 15%. Parameter seperti sumber logam menunjukkan tidak ada perubahan signifikan pada fungsi struktur MOF jika menggunakan ytterbium klorida atau ytterbium nitrat, besi klorida atau besi nitrat, atau bahkan ytterbium klorida atau yttrium klorida. Namun kualitas linker organik seperti penggunaan reagen grade Na2BDC dibandingkan dengan Na2BDC terhidrolisis dari H2BDC, menunjukkan perubahan besar pada struktur dan menyebabkan fasa amorf. Sifat oksidasi besi dalam Fe-Yb MOF menunjukkan bahwa ia berhasil mengubah glukosa menjadi 5-hidroksimetilfurfural (HMF) dan asam levulinat (LA). Studi katalisis menggunakan glukosa dengan UV-Vis telah menunjukkan bahwa Fe-Yb MOF dapat mengubah glukosa menjadi HMF dan LA hanya dalam 1 menit, mencapai yield masing-masing hingga 12,91% dan 75,45%.

A metal-organic framework made from iron and ytterbium (Fe-Yb MOF) is made with the characteristics of having Lewis-Bronsted acidity and oxidation capacity has been synthesized by incorporating up to 17% moles of iron into the ytterbium MOF structure. PXRD results show that synthesis of Fe-Yb using YbCl3 and reagent grade Na2BDC in the autoclave results in the most similar structure to the target structure MOF of Yb6(BDC)7(OH)4(H2O)4. Synthesis variations are found to change the Fe-Yb MOF structure, in which the ytterbium source (chloride and nitrate), iron oxidation (Fe (II)/(III)), and linker choice (Na2BDC reagent grade or hydrolyzed) is found to make a difference in crystallinity as well as MOF structure from the PXRD. Meanwhile, household microwave yields in results that are vastly different in structure to autoclave or microwave reactor synthesis. The FT-IR shows no changes in Lewis or Bronsted functionality by addition of iron or from the synthesis variations above. A one-step process developed by heating the MOF at 190 C shows that iron can be incorporated from 13% to 17% range without changes to structure. Degradation of MOF structure due to iron content is speculated to be from iron oxide formation through UV-Vis absorbance, however FT-IR and PXRD data has shown that the overall MOF structure is not compromised up to 15%. iron content. Parameters such as metal source shows no significant change to MOF structure of functionality in the case of using ytterbium chloride or ytterbium nitrate, iron chloride or iron nitrate, or even ytterbium chloride or yttrium chloride. However, organic linker quality such as using reagent grade Na2BDC in comparison to hydrolyzed Na2BDC from H2BDC, shows great changes to structure and causes amorphous phases. Oxidation properties of iron in the Fe-Yb MOF shows that it manages to convert glucose to 5-hydroxymethylfurfural, and then to LA oxidation mechanism in microwave catalysis. Catalysis studies using glucose with UV-Vis has shown that the Fe-Yb MOF can convert glucose to HMF and LA in just 1 minutes, reaching yields of up to 12.91% and 75.45 % respectively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melani Annisa
"Dewasa ini keberadaan limbah biomassa yang berlimpah membuat para peneliti berlomba-lomba untuk mengubahnya menjadi hal lain yang lebih bernilai, salah satunya monosakarida glukosa yang dapat dikonversi menjadi senyawa multiguna hidroksi-metil-furufural 5-HMF . Untuk mengkonversi 5-HMF dari glukosa, digunakan katalis yang memiliki sisi asam Lewis dan asam Br nsted, seperti material berpori, metal organic frameworks MOFs . Material berpori ini memiliki luas permukaan sangat besar dan mudah dimodifikasi strukturnya serta dapat berperan sebagai katalis heterogen yang mudah diseparasi dan digunakan kembali. Sisi asam Lewis katalis akan mengkatalisis isomerisasi glukosa menjadi fruktosa dan sisi asam Br nsted akan mengkatalisis konversi fruktosa menjadi 5-HMF. Pada penelitian ini telah disintesis MOFs berbahan dasar logam Lantanum, ligan benzena dikarboksilat BDC dan pelarut DMF-air dengan menggunakan metode solvothermal serta variasi suhu sintesis. Material berpori ini kemudian dikarakterisasi FTIR, Raman, NMR, XRD dan ukuran pori serta luas permukaan BET . Seluruh variasi katalis La-MOFs diaplikasikan dalam konversi glukosa menjadi 5-HMF. Didapatkan hasil reaktivitas katalitik sampai dengan 305 ppm/mg katalis dan yield 4.4 pada kondisi optimum aplikasi.

Nowadays, the massive amount of biomass waste enables researchers competing to transform it into something more valuable, one of which is the glucose monosaccharide waste that can be convertedinto a hydroxymethylfurfural 5 HMF compound. To convert 5 HMF from glucose, the catalysts that have both Lewis and Br nsted acid sidesare used, such as porous materials and metal organic frameworks MOFs . The porous material has an extensive surface area and an easily modified structure. In addition, MOF can alsoact as a heterogeneous catalyst that can be easily separated and relatively reusable. The Lewis acid side catalyzes the isomerization of glucose into fructose, and the Br nsted acid side catalyzes the conversion of fructose to 5 HMF. In this study, MOFs have been synthesized using Lanthanum metal, benzene dicarboxylic BDC terephthalate linker, and DMF water solvent by using the solvothermal method at various temperature. The porous material is characterized by FTIR, Raman, NMR, XRD and pore size surface area BET . All variations of La MOFs catalysts were applied in the conversion of glucose to 5 HMF. The results obtained catalytic capacity up to 305 ppm mg catalyst and 4.4 yield on optimum conditions of application.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rowsky, Geofrey
"Yttrium metal organic framework Y-MOF berhasil disintesis dengan metode solvotermal. Pada penelitian ini digunakan variasi suhu sintesis Y-MOF yaitu 100, 120, 140 oC. Hasil karakterisasi Raman dan XRD, menunjukkan bahwa sifat kristalin terbaik dari material Y-MOF terbentuk optimal pada suhu 120oC. Melalui hasil karakterisasi FTIR, 1H-NMR dan Raman dapat dikonfirmasi bahwa dalam material Y-MOF terdapat ligan DMF dan linker BDC yang terkoordinasi pada logam Yttrium trivalen dan dari hasil karakterisasi empat instrumen tersebut Y-MOF memiliki kemiripan karakter dengan Yb-MOF MB2. Adanya kemiripan karakter antara Y-MOF dengan Yb-MOF, diharapkan struktur Y-MOF menyerupai Yb-MOF. Y-MOF yang telah disintesis berkesempatan untuk diuji aktivitas katalitiknya pada reaksi transformasi glukosa menjadi 5-HMF. Reaksi katalitik diuji pada larutan glukosa 10 w/v dengan volume 3 mL dengan kondisi suhu 140°C dan variasi waktu 3, 6, dan 8 jam. Hasil terbaik yang di dapatkan berupa yield dari 5-HMF sebesar 5.58 pada waktu 8 jam.

Yttrium metal organic framework Y MOF was successfully synthesized by using solvothermal method. In this research, temperature variation 100o C, 120o C, and 140o C was introduced in this Y MOF synthesis. Characterization of Raman and XRD pointed out the best crystalline characteristic was generated in 120o C. Characterization of FTIR, 1H NMR, and Raman confirmed that Yttrium Trivalent has coordination bond with DMF as ligand and BDC as linker. These four characterizations concluded that Y MOF had similar character to Yb MOF MB2. With this similarity, it was expected that the structure would be similar too. This research also analyzed the catalytic activity on transformation reaction of glucose to 5 HMF. Catalytic reaction was carried out by using 3 mL glucose 10 w v in 140°C with time variation 3, 6, and 8 hours. The best yield result was 5.58 of 5 HMF in 8 hours.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Francis Nowij Al Ghiffary
"Keunggulan MOF pada area permukaan dan ukuran pori menarik untuk diteliti lebih lanjut. Konversi limbah biomassa transformasi biomassa menjadi senyawa bernilai tinggi juga merupakan suatu urgensi yang penting. Pada penelitian ini diteliti mengenai sintesis Europium-MOF ligan organik 1,4-benzena dikarboksilat BDC dengan struktur MB2, dan uji katalisis reaksi konversi glukosa menjadi 5-HMF. Padatan EuCl3 diperoleh dari mereaksikan Eu2O3 dengan HCl pekat. EuCl3 dicampurkan dengan H2BDC dan DMF:H2O 5:0,15 kemudian dipanaskan dalam autoklaf dengan variasi suhu 100 ?, 120 ?, dan 140 ? selama 20 jam untuk menghasilkan Eu-MOF. Hasil dikeringkan dan dipanaskan pada temperatur 60 ?. Uji aktivitas katalisis dengan memanaskan 3 mL glukosa 10 dan 10 mg katalis pada 140 ? dengan variasi lama waktu reaksi 3, 6, dan 8 jam. Instrumen yang digunakan untuk karakterisasi adalah XRD, FTIR, BET, serta HPLC untuk uji produk reaksi katalisis. Hasil menunjukkan bahwa Eu-MOF MB2 terbentuk dan optimum dengan temperatur sintesis 100 ?, dan waktu katalisis 8 jam. Struktur MB2 didapatkan pada setiap sintesis, dan intensitas rendah untuk fasa MB3. BET menunjukkan luas permukaan sebesar 76,3778 m2g-1 dan desorpsi BJH menunjukkan diameter pori sebesar 20,1308 nm mesopori. Persen 5-HMF hasil menggunakan Eu-MOF 1,37 lebih kecil daripada Yb-MOF referensi 2, sehingga dapat diasumsikan semakin kecil radius ionik semakin besar aktivitas katalisis.

The advantages of MOF lie on the large surface area and huge pore size are interesting for further investigation. Conversion of biomass waste biomass transformation into high value chemicals is also an important urgency. This study investigated the synthesis of Europium MOF with 1,4 benzene dicarboxylic BDC organic ligand with MB2 structure, and catalysis test of glucose conversion to 5 HMF reaction. EuCl3 solid is obtained from reacting Eu2O3 with concentrated HCl. EuCl3 is mixed with H2BDC and DMF H2O 5 0.15, then heated in an autoclave with temperature variations 100, 120, and 140 for 20 hours to produce Eu MOF. The product is dried and heated at 60. Catalysis activity test is by heating 3 mL glucose 10 and 10 mg catalyst at 140 with reaction time variation 3, 6, and 8 hours. Instruments used for characterization are XRD, FTIR, BET, and HPLC for catalysis reaction products test. The results show that Eu MOF MB2 is formed and optimum with a synthesis temperature of 100, and catalysis time 8h. The MB2 structure is found in each synthesis, and low intensity of MB3 phase. BET results indicate a surface area of 76,3778 m2g 1 and BJH desorption shows pore diameter of 20,1308 nm mesoporous. 5 HMF yield percentage using Eu MOF 1.37 is smaller than Yb MOF reference 2, so it can be assumed that the smaller ionic radius the greater the catalysis activity.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Fajrin
"ABSTRAK
Dalam penelitian ini, MOF disintesis sebagai adsorben ion logam kadmium (II) karena kerangka organik logam (MOF) memiliki area pori dan permukaan yang besar serta sifat potensial dan aplikasi seperti pengolahan air yang mengandung ion logam berat. Sintesis MOF dilakukan berdasarkan logam lantanida menggunakan lantanum dan itrium, dengan mereaksikan logam nitrat (Y (NO3) 3.6H2O dan La (NO3) 3.6H2O) dengan asam suksinat dan N, N-dimethylformamide (DMF) dan pelarut air menggunakan metode solvothermal. Dua MOF yang disintesis dikarakterisasi menggunakan FTIR, XRD, TGA, BET dan SEM. Hasil dari karakterisasi menyatakan bahwa La-succinate MOF lebih baik daripada MO-succinate Y. Selanjutnya, dua MOF yang disintesis digunakan sebagai adsorben ion logam kadmium (II) dengan berbagai variasi seperti pH, waktu kontak, jumlah adsorben dan konsentrasi adsorbat. Kapasitas adsorpsi yang dihasilkan oleh La-succinate MOF lebih besar dari Y-succinate MOF serta hasil dari isoterm adsorpsi oleh La-succinate dan MOF-succinate Y. La-succinate MOF memiliki R2 sebesar 0,9946 dengan nilai kapasitas adsorpsi Freundlich sebesar 2.296 mg / g dan MO-succinate Y memiliki R2 sebesar 0.8812 dengan nilai kapasitas adsorpsi Freundlich sebesar 1.543 mg / g.

ABSTRACT
In this research, MOF was synthesized as cadmium (II) metal ion adsorbent because the organic metal framework (MOF) has a large pore and surface area as well as potential properties and applications such as water treatment containing heavy metal ions. MOF synthesis was carried out based on lanthanide metal using lanthanum and yttrium, by reacting metal nitrate (Y (NO3) 3.6H2O and La (NO3) 3.6H2O) with succinic acid and N, N-dimethylformamide (DMF) and water solvents using the solvothermal method. Two MOF synthesized were characterized using FTIR, XRD, TGA, BET and SEM. The results of the characterization stated that La-succinate MOF was better than MO-succinate Y. Furthermore, two MOF synthesized were used as adsorbent of cadmium (II) metal ions with various variations such as pH, contact time, amount of adsorbent and adsorbate concentration. The adsorption capacity produced by La-succinate MOF is greater than Y-succinate MOF and the results of adsorption isotherms by La-succinate and MOF-succinate Y. La-succinate MOF has an R2 of 0.9946 with a Freundlich adsorption capacity value of 2,296 mg / g and MO-succinate Y has R2 of 0.8812 with a Freundlich adsorption capacity value of 1,543 mg / g."
2019
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butar Butar, Brigita Cicilia
"Seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan dalam kehidupan yang semakin meningkat, maka perkembangan dunia industri pun semakin pesat pula. Salah satu perkembangan industri yang sangat pesat di Indonesia adalah insutri tekstil yang banyak menimbulkan limbah zat warna, seperti methylene blue yang merupakan zat warna kationik. Banyak cara yang ditawarkan untuk mengurangi limbah zat warna tersebut, baik secara fisik maupun kimia. Salah satu cara yang ditawarkan adalah adsorpsi dan diperlukan pemilihan adsorben yang baik agar proses adsorpsi dapat berjalan dengan baik pila. Dalam penelitian ini, akan disintesis Metal Organic Framework (MOF) dengan menggunakan asam suksinat sebagai ligan, kobalt dan besi sebagai logamnya, serta menggunakan pelarut N,N-Dimethylformamide (DMF) dengan metode solvothermal. MOF dipilih sebagai adsorben karena merupakan material berpori dan sifat permukaannya dapat diatur. MOF hasil sintesis akan dikarakterisasi menggunakan FTIR, XRD, SEM, dan BET. Aplikasi adsorpsi oleh kedua MOF mengikuti pemodelan isoterm adsorpsi Langmuir dengan kapasitas adsorpsi maksimum (Qm) untuk Co-Suksinat MOF sebesar 3,9494 mg/g dan Fe-Suksinat MOF sebesar 4,6685 mg/g.

Along with the increasing of necessity in life, the world industrial has also increased. One of the very rapid industrial developments in Indonesia is textile industry that contain a lot of dyes, such as methylene blue which is a cationic dye. Many ways are offered to reduce these dyes, both physically and chemically. One of the methods offered is adsorption and good adsorbent is needed so the adsorption process can run well. In this research, Metal-Organic Framework (MOF) will be synthesized using succinic acid as a ligand, cobalt and iron as the metal, and using N,N-Dimethylformamide (DMF) solvent with a solvothermal method. MOF was chosen as an adsorbent because it is a porous material and its surface properties can be regulated. MOF will be characterized using FTIR, XRD, SEM, and BET. The adsorption by both MOF are taking Langmuir adsorption isotherm modeling with maximum adsorption capacity (Qm) for Co-Succinate MOF is 3,9494 mg/g and Fe-Succinate MOF is 4,6685 mg/g"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwantiyo
"lake eutrophication (eutrofikasi sungai) menjadi salah satu ancaman bagi lingkungan perairan di seluruh dunia, yang dapat merusak ekosistem perairan dan siklus biogeokimia karbon dan unsur-unsur lainnya. Eutrofikasi dapat memicu ledakan alga biru dan hijau (algal bloom) yang mengakibatkan air menjadi keruh, bau tak sedap akibat penguraian, timbulnya zat toksik dan berbahaya, serta mengurangi oksigen terlarut dalam air yang dapat berdampak pada menurunnya diversitas organisme perairan. Oleh karena itu, penghilangan fosfat dari perairan menjadi suatu hal yang sangat penting untuk mencegahnya yang dapat dilakukan dengan adsorpsi menggunakan adsorben yang selektif terhadap fosfat. Oleh karena itu pada penelitian ini, digunakan adsorben yang memiliki performa adsorpsi yang baik dan selektif terhadap fosfat menggunakan Metal-Organic Framework (MOF) dengan Lanthanum sebagai atom pusat dan asam trimesat sebagai ligan organik. MOF lanthanum dan trimesat (LTA) kemudian dipolimerisasi dengan metode Ion Imprinted Polymer (IIP) untuk menghasilkan adsorben yang lebih selektif terhadp fosfat. Adsorben yang disintesis diuji karakterisasinya menggunakan FT-IR dan XRD lalu dianalisis performa adsorpsinya menggunakan metode kompleks amonium molibdat dengan spektrofotometri UV-Vis. Hasil sintesis IIP MOF-LTA memiliki performa yang cukup baik yaitu dengan kapasitas adsorpsi maksimum pada isoterm langmuir sebesar 60,241 mg/g. Sementara itu, pH optimum yang didapat dari IIP MOF-LTA yaitu pH 2.

Lake eutrophication is a threat to aquatic environments throughout the world,that can damage aquatic ecosystems and the biogeochemical cycles of carbon and other elements. Eutrophication can trigger an explosion of blue and green algae (algal bloom) which results in the water becoming cloudy, an unpleasant odor due to decomposition, the emergence of toxic and dangerous substances due to the presence of several species of algae such as Anabaena sp., as well as reducing dissolved oxygen in the water which can have an impact on decreasing diversity of aquatic organisms. Therefore, removing phosphate from waters is very important to prevent this, which can be done by adsorption using adsorbents that are selective for phosphate. Therefore, in this research, an adsorbent was used that has good adsorption performance and is selective for phosphate using a Metal-Organic Framework (MOF) with Lanthanum as the central atom and trimesic acid as the organic ligand. The lanthanum and trimesate (LTA) MOFs were then polymerized using the Ion Imprinted Polymer (IIP) method to produce an adsorbent that was more selective towards phosphate. The synthesized IIP MOF-LTA adsorbent was then tested for characterization using FT-IR and its adsorption performance was analyzed using the ammonium molybdate complex method with UV-Vis spectrophotometry. The results of the IIP MOF-LTA synthesis have quite good performance, namely with a maximum adsorption capacity on the Langmuir isotherm of 60.241 mg/g. Meanwhile, the optimum pH obtained from IIP MOF-LTA is pH 2."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azalea Dyah Maysarah Satya
"Distribusi obat yang rendah karena perbedaan polaritas dari obat di dalam tubuh adalah faktor utama dari tingginya frekuensi kemoterafi. Material mesopori Metal- organic framework (MOF) memiliki potensi untuk mengatasi hal tersebut sebagai sistem pembawa obat karena sifat hibrid strukturnya. Salah satu kelas material hibrid ini yang memiliki stabilitas tinggi dan kemampuan membawa material baik anorganik maupun organik adalah MIL-100 Fe akan tetapi sintesis material ini cukup memakan waktu. Pada penelitian ini telah disintesis MIL-100 Fe dengan memanfaatkan gelombang mikro dari microwave domestik dengan variabel waktu tahapan sintesis dan variasi pelarut. Sintesis ini adalah sintesis hijau dengan mengurangi waktu sintesis dan menghindari penggunaan asam korosif. Sintesis MIL-100 Fe menggunakan microwave hanya memerlukan waktu 10 menit dan pelarut Etanol:Air dengan perbandingan 1:1 untuk membantu penataan diri dari MOF tersebut. Morfologi yang dihasilkan serupa dengan MIL-100 Fe hasil sintesis solvotermal namun memiliki ukuran partikel yang lebih kecil dan seragam pada permukaan dengan ukuran terkecil 93,54 nm. Karakterisasi FTIR, XRD, dan SEM dilakukan berikut analisis kemapuan MIL-100 Fe secara In-vitro dalam membawa obat Aspirin menggunakan Spektrofotometer UV-Vis serta memodelkan rilis kinetik aspirin dari MIL-100 Fe. Rilis dari MIL-100 Fe mengikuti model kinetika Higuchi dengan nilai K 0,044 dan rilis obat sebesar 43%.

The low distribution of drugs due to differences in drug polarity in the body is a major factor in the resulting high frequency of chemotherapy. The Mesoporous Metal-organic framework (MOF) material has the potential to overcome this as a drug carrier system with its hybrid nature. One class of hybrid materials that have high stability and the ability to carry both inorganic and organic materials is MIL- 100 Fe but its synthesis is time consuming. In this study MIL-100 Fe has been synthesized with domestic microwaves by varying stage times and solvent. This green pathway succesfully reduces time and the use of corrosive acids. Synthesis of this method takes 10 minutes and solvent Ethanol: Water with a ratio of 1: 1 to help its self-assembly. Resulting morphology is akin to solvothermaly synthesized yet smaller and uniform on its surface with smallest particle size of 93.54 nm. FTIR, XRD, and SEM characterizations were carried out following in vitro analysis of the ability of MIL-100 Fe to carry aspirin using a UV-Vis spectrophotometer and modeling the kinetic release of aspirin from MIL-100 Fe. The release of MIL-100 Fe followed Higuchi kinetics model with K value of 0.044 and a drug release of 43%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahira Aulia Difa
"Terjadinya pemanasan global dan adanya efek rumah kaca menyebabkan banyaknya tuntutan akan penggunaan energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Biodiesel adalah salah satu solusi penggunaan bahan bakar ramah lingkungan dikarenakan penggunaan biodiesel dapat mengurangi adanya gas-gas buangan beracun. Pembentukan biodiesel melalui reaksi esterifikasi suatu asam, salah satunya asam oleat, dimana reaksi ini membutuhkan katalis asam, yaitu MOF Zr-BDC (UiO-66), La-BDC, dan bimetal Zr/La-BDC. Katalis ini disintesis dengan metode solvotermal dan hasil sintesis Zr-BDC (UiO-66), La-BDC, dan bimetal Zr/La-BDC dikarakterisasi menggunakan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), X-Ray Diffraction (XRD), Brunauer Emmet Teller (BET), dan Scanning Electron Microscope (SEM). Uji aktivitas katalitik dilakukan dengan menentukan variasi jenis yang memiliki konversi biodiesel tertinggi dan variasi massa optimal menghasilkan jenis katalis terbaik adalah katalis bimetal Zr/La-BDC dengan massa 1% berat total dan persen konversi adalah 76,84%. Hasil karakterisasi biodiesel dengan Gas Cromatograpgy Mass Spectroscopy (GC-MS) menunjukkan bahwa metil ester yang diinginkan, yaitu metil oleat terbentuk sebesar 12,90% dengan waktu retensi 25,87 menit. Berdasarkan kinetika reaksi, laju reaksi mengikuti pseudo-first order dengan konstanta laju reaksi (k) 0,0608 jam?¹.

The occurrence of global warming and the existence of the greenhouse effect causes many demands for the use of environmentally friendly and sustainable energy. Biodiesel is one of the solutions for using environmentally friendly fuels because the use of biodiesel can reduce the presence of toxic exhaust gases. The formation of biodiesel is through the esterification reaction of an acid, one of which is oleic acid, where this reaction requires an acid catalyst, namely MOF Zr-BDC (UiO-66), La-BDC, and bimetallic Zr/La-BDC. This catalyst was synthesized by the solvothermal method and the results of the synthesis of Zr-BDC (UiO-66), La-BDC, and bimetal Zr/La-BDC were characterized using Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), X-Ray Diffraction (XRD), Brunauer Emmet Teller (BET), Scanning Electron Microscope (SEM), dan Gas Cromatograpgy Mass Spectroscopy (GC-MS). The catalytic activity test was carried out by determining the type variation that had the highest biodiesel conversion and optimal mass variation resulting in the best type of catalyst being the bimetal Zr/La-BDC catalyst with a mass of 1% total weight and a conversion percentage of 76.84%. The results of the biodiesel characterization by Gas Cromatograpgy Mass Spectroscopy (GC-MS) showed that the desired methyl ester, namely 12.90% methyl oleate, had a retention time of 25.874 minutes. Based on the reaction kinetics, the reaction rate follows a pseudo-first order with a reaction rate constant (k) of 0.0608 h?¹."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeannifer Venice Trissa Pertiwi
"Salah satu sumber energi yang sering digunakan sebagai bahan bakar diesel umumnya berasal dari minyak bumi. Minyak bumi merupakan sumber energi yang penting karena memiliki persentase yang signifikan dalam memenuhi konsumsi energi dunia. Namun, sumber energi yang berasal dari minyak bumi ini tidak dapat diperbaharui sehingga jumlahnya bisa menjadi sangat terbatas seiring dengan berjalannya waktu. Dengan adanya informasi mengenai sumber energi yang berasal dari minyak bumi jumlahnya terus mengalami penurunan tersebut, sangat perlu untuk dilakukan upaya pencarian sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar diesel yang berasal dari minyak bumi. Pada percobaan ini dilakukan sintesis Biological Metal-Organic Framework (Bio-MOF) berbasis logam Zn, Fe, dan Ni dengan menggunakan metode hidrotermal dan ligan asam glutamat untuk mengonversi asam oleat dan metanol menjadi biodiesel melalui proses reaksi esterifikasi. Hasil MOF yang sudah disintesis kemudian akan dilakukan uji karakterisasi menggunakan FTIR, XRD, BET, dan SEM. Dilakukan uji aktivitas katalitik terhadap ketiga MOF yang sudah berhasil disintesis untuk menentukan berapa massa katalis yang paling optimum untuk memperoleh produk ahkhir biodiesel. Analisis kandungan metil oleat yang terkandung dalam biodiesel tersebut kemudian diuji dengan menggunakan GC-MS.

One common source of energy used as diesel fuel typically originates from petroleum. Petroleum is an important energy source due to its significant percentage in fulfilling the world's energy consumption. However, this petroleum-derived energy source is non-renewable, making its availability potentially very limited over time. Given the ongoing decline in petroleum reserves, it is crucial to seek alternative energy sources to replace petroleum-based diesel fuel. In this experiment, the synthesis of Biological Metal-Organic Frameworks (Bio-MOF) based on Zn, Fe, and Ni metals was carried out using the hydrothermal method and glutamic acid ligands to convert oleic acid and methanol into biodiesel through an esterification reaction process. The synthesized MOFs were then characterized using FTIR, XRD, BET, and SEM. The catalytic activity tests were conducted on the three successfully synthesized MOFs to determine the optimum catalyst mass for obtaining the final biodiesel product. The methyl oleate content in the biodiesel was then analyzed using GC-MS."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>