Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 208448 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afra Ghina Rahmi
"Jam kerja yang berlebihan memberikan dampak bagi individu dan perusahaan. Bagi individu, jam kerja yang berlebihan dapat menyebabkan ketidakseimbangan waktu antara pekerjaan dan keluarga, sehingga terdapat konflik antara peran dalam pekerjaan dan keluarga. Untuk mengatasi konflik pekerjaan dan keluarga, dibutuhkan pemberian jam kerja yang fleksibel yang memungkinkan pegawai untuk dapat mengatur jam untuk bekerja dan keluarga, yang dapat diwakili melalui kreasi kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kreasi kerja dengan konflik pekerjaan dan keluarga pada pegawai milenial di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang melibatkan 347 partisipan dengan karakteristik yaitu pegawai perusahaan negeri atau swasta dengan rentang usia 24-40 tahun dan telah bekerja selama minimal 1 tahun. Dalam penelitian ini dilakukan uji psikometri yang meliputi uji reliabilitas dengan metode cronbach’s alpha dan uji validitas dengan metode face validity dan content validity. Melalui perhitungan uji reliabilitas, alat ukur kreasi kerja dan konflik pekerjaan dan keluarga terbukti memiliki konsistensi internal yang baik dengan nilai α=0,78 untuk alat ukur Job Crafting Scale (Tims et al., 2012) dan α=0.891 untuk alat ukur Work Family Conflict Scale (Netemeyer et al., 1996). Analisis korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif yang signifikan antara kreasi kerja dengan konflik pekerjaan dan keluarga r= -.10*, p<0.05. Akan tetapi, tidak terdapat korelasi antara dimensi meningkatkan sumber daya kerja struktural, menurunkan tuntutan pekerjaan yang menghambat, dan meningkatkan sumber daya tugas sosial. Oleh karena itu, disimpulkan apabila kreasi kerja dapat digunakan untuk mengurangi konflik pekerjaan dan keluarga.

Excessive working hours have an impact on individuals and companies. For individuals, excessive working hours can cause an imbalance of time between work and family, so that it creates a conflict between work and family roles. To overcome work and family conflict, it is necessary to allow flexible working hours so that employees are able to set free-hours for their work and family, which can be represented through job crafting. This study aims to determine the relationship between job crafting and work and family conflict among millennial employees in Indonesia. This is a quantitative study involving 347 participants with its characteristics as an employees of public or private companies with an age range of 24-40 years and have worked for at least a year. This study used psychometric tests which included reliability tests (Cronbach's Alpha method) and validity tests included the face validity and content validity methods. Through the calculation of the reliability test, the measuring tool for job crafting and work and family conflict were proven to have a good internal consistency with a value of α=0.78 for the job crafting scale (Tims et al., 2012) and α=0.891 for the work family conflict scale (Netemeyer et al., 1996). Using a Spearman correlation analysis, the result shows that there is a negatively significant correlation between job crafting and work and family conflict r= -.10*, p<0.05. However, it is found that there is no correlation between the dimensions of increasing structural work resources, decreasing inhibiting job demands, and increasing social task resources. Therefore, it is concluded that job crafting could be used to reduce work and family conflicts."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziza Dina Rahmi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat konflik pekerjaan-keluarga sebagai moderator pada hubungan antara grit dan kepuasan kerja. Partisipan penelitian ini berjumlah 183 orang yang merupakan karyawan organisasi yang telah menikah dan sudah bekerja minimal selama dua tahun. Pengukuran grit menggunakan. The Grit Scale, kepuasan kerja menggunakan. The Generic Job Satisfaction Scale dan konflik pekerjaan-keluarga menggunakan Work-Family Conflict Scale. Hasil penelitian menemukan bahwa grit memiliki hubungan yang positif signifikan dengan kepuasan kerja dan konflik pekerjaan-keluarga berhubungan negatif dengan kepuasan kerja. Akan tetapi, konflik pekerjaan-keluarga tidak memoderasi hubungan antara grit dan kepuasan kerja.

ABSTRACT
This research is aimed to see the work family conflict as a moderator in relationship between grit and job satisfaction. The participant of this research is 183 people who are marriage employees of organization. The employees have worked at least two years. The measurement of grit uses The Grit Scale, job satisfaction uses The Generic Job Satisfaction Scale and work family conflict uses the Work Family Conflict Scale. The results of the research found that grit has as positive relationship and significant with job satisfaction and work family conflict has negative relationship with job satisfaction. However, work family conflict does not moderate the relationship between grit and job satisfaction."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eileenthia Nimas Aryane
"Dibandingkan dengan generasi lainnya, karyawan milenial identik dengan tingkat kecenderungan turnover yang lebih tinggi. Meski begitu, adanya perilaku proaktif dalam mengubah aspek pekerjaan melalui job crafting diketahui dapat mempertahankan keberadaan karyawan pada pekerjaan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat hubungan antara job crafting dengan turnover intention yang dimediasi oleh keterikatan kerja pada karyawan milenial di Indonesia. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini, antara lain: Job Crafting Scale, UWES Short Version, dan Turnover Intention Scale. Partisipan dalam penelitian ini adalah karyawan generasi milenial (usia 24-40 tahun) dengan masa kerja minimal 1 tahun, dengan rincian 122 partisipan laki-laki dan 137 partisipan perempuan (N = 259). Melalui analisis regresi mediasi menggunakan Makro PROCESS oleh Hayes, ditemukan hasil bahwa keterikatan kerja memediasi sebagian hubungan antara job crafting dengan turnover intention. Hal ini menggambarkan jika job crafting dapat memberikan dampak secara langsung terhadap turnover intention (c' = .08, p < .05), namun juga dapat berdampak secara tidak langsung melalui adanya peran keterikatan kerja sebagai perantara (ab = -.14, p < .05).

Millennials employees tend to have a higher level of turnover intention compared with other generations. However, employees that proactively craft their job was found to have a lower turnover intention. Therefore, this study aims to examine the relationship between job crafting and turnover intention mediated by work engagement among millennial employees in Indonesia. The instruments used in this study include Job Crafting Scale, UWES Short Version, and Turnover Intention Scale. Participants in this study were millennials employees (aged 24-40 years) with a minimum working period of 1 year, with details of 122 male participants and 137 female participants (N = 259). Through mediation regression analysis using the Macro PROCESS by Hayes, it was found that work engagement partially mediates the relationship between job crafting and turnover intention. This illustrates that job crafting can directly affect the turnover intention (c' = .08, p < .05), but also indirectly affect the turnover intention through work engagement as a mediator (ab = -.14, p < .05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farhan Rasyid
"Dalam kondisi pandemi COVID-19, kebosanan kerja pada karyawan milenial merupakan hal yang sering terjadi. Kebosanan kerja dapat menimbulkan menurunnya kinerja kerja dan juga komitmen karyawan kepada perusahaan menurun. Hal tersebut tentunya akan berdampak kepada kinerja perusahaan dan kinerja karyawan. Tetapi, peneliti berargumentasi bahwa kebosanan kerja pada karyawan milenial dapat berkurang jika karyawan milenial memiliki tingkat kepribadian proaktif dan job crafting yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran peran job crafting sebagai mediator hubungan antara kepribadian proaktif dengan kebosanan kerja pada karyawan milenial di masa pandemi. Untuk memenuhi tujuan ini, peneliti menggunakan 3 alat ukur, yaitu Proactive Personality Scale (PPS) untuk mengukur kepribadian proaktif, Job Crafting Scale (JBS) untuk mengukur job crafting, dan Dutch Boredom Scale (DUBS) untuk mengukur kebosanan kerja. Penelilian ini menggunakan analisis regresi terhadap 177 partisipan. Data dianalisis menggunakan PROCESS macro Hayes pada SPSS. Hasil penelitian menunjukan bahwa job crafting dapat memediasi penuh hubungan antara kepribadian proaktif dan kebosanan kerja pada karyawan milenial di masa pandemi. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi kepribadian proaktif dan job crafting maka semakin rendah kebosanan kerja pada karyawan milenial di masa pandemi.

During pandemic covid-19, boredom at work on millennial employees frequently happens. Work boredom can lead to decreased work performance and also decreased employee commitment to the company. This will certainly have an impact on company performance and employee career paths. We assume that work boredom on millennial employees will decrease if they have a high level of proactive personality and job crafting. This study was conducted to provide an overview of the role of job crafting as a mediator of the relationship between proactive personality and work boredom on millennial employees during the pandemic. To fulfill this objective, the researcher using 3 measuring instruments, namely Proactive Personality Scale (PPS) to measure proactive personality, Job Crafting Scale (JBS) to measure job crafting, and Dutch Boredom Scale (DUBS) to measure boredom. This study using regression analysis of 177 participants. Data were analyzed using Hayes’s PROCESS macro on SPSS. The results show that job crafting can fully mediate the relationship between proactive personality and work boredom in millennial employees during the pandemic. This shows that the higher the proactive personality and job crafting, the lower the work boredom for millennial employees during the pandemic."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azka Salsabila
"Generasi milenial memiliki perbedaan nilai, sikap dan cara pandang terhadap pekerjaan dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Pasalnya, kondisi iklim perusahaan yang dinamis dan kompetitif memicu berbagai perubahan pada pekerjaan. Melihat kondisi pegawai milenial yang rentan terhadap burnout, pegawai milenial perlu memiliki resiliensi dalam bekerja. Dalam hal ini, kreasi pekerjaan merupakan cara dan solusi yang efektif dalam mengatasi kondisi tersebut guna meningkatkan resiliensi pegawai. Penelitian ini dilakukan untuk melihat korelasi antara kreasi pekerjaan dan resiliensi pada populasi pegawai milenial di Indonesia. Didapatkan 259 responden pegawai milenial pada penelitian ini. Kreasi pekerjaan diukur menggunakan Job Crafting Scale (Tims, et al. 2012) dan Brief Resilience Scale (Smith, et al. 2008). Hasil utama dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kreasi Pekerjaan berhubungan secara signifikan dan positif dengan resiliensi (r=0.38, p<0.05). Dengan demikian, semakin tinggi seorang pegawai mengkreasikan pekerjaannya, maka semakin tinggi pula tingkat resiliensinya. Penelitian ini berguna dalam mengeksplorasi wawasan mengenai kedua variabel terkait. Adapun implikasi praktis penelitian ini dapat berguna bagi perkembangan organisasi dalam meminimalisir tingkat burnout serta meningkatkan produktivitas pegawai generasi milenial.

Compared to other generations, millennials have different values, attitudes, and perspectives towards their job. Therefore, it is undeniable that company’s dynamic and competitive conditions can trigger various changes in the workplace. In other cases, it is important for millennial employees to be resilient because they are prone to job burnout. Job Crafting is an effective solution to overcome these conditions in order to increase employees' resilience. This study was conducted to see the correlation between Job Crafting and Resilience among millennial employees in Indonesia. 259 data was collected in this research. This study was measured by Job Crafting Scale (Tims, et al. 2012) and Brief Resilience Scale (Smith, 2008). The finding shows that Job Crafting has positively significant correlation with resilience (r=0.38, p<0.05). Thus, the higher employees crafting their job, the more resilient they are. The contribution of this study is that it explores insights about both variables. These includes recommendation for organizational development in order to minimize burnout rates and increasing millennial employee productivity as well."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidana Ega Nerissa
"Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh proactive personality dan career adaptability dalam memprediksi in-role performance melalui job crafting dan work engagement. Hipotesis yang diusulkan bahwa karyawan yang memiliki kepribadian proaktif dan kemampuan beradaptasi karir kemungkinan besar akan merancang pekerjaan mereka untuk tetap terlibat dan meningkatkan kinerja mereka. Temuan dari studi sebelumnya telah diintegrasikan ke dalam model keseluruhan yang dapat digunakan untuk mengembangkan keterlibatan kerja serta meningkatkan kinerja peran di tempat kerja saat ini. Data dikumpulkan dari 180 karyawan generasi milenial yang bekerja di berbagai industri. Hasil dari penelitian menemukan bahwa karyawan yang memiliki proactive personality dan career adaptability dapat merancang pekerjaan mereka sehingga sehingga meningkatkan work engagement dan in-role performance. Hasil dari penelitian mendukung hipotesis yang diusulkan. Namun, hubungan career adaptability dan work engagement dimediasi penuh oleh job crafting sehingga hubungan langsung antara career adaptability dan work engagement tidak signifikan.

This paper aims to investigate whether proactive personality and career adaptability could predict work engagement and in-role performance through job crafting behaviours and analyzed their effect using PLS SEM. The study hypothesised that employees who have a proactive personality and career adaptability would be most likely to design their jobs to stay engaged and improve their performance. Findings from previous studies have been integrated into an overall model that can be used to develop work engagement as well as advance the in-role performance in today’s workplace. Data were collected among 180 of employees belonging to the millennial generation working in various organisations. The results found that employees having proactive personality and adaptability in their career were most likely to craft their job, and in turn, was predictive of the work engagement and their performance as well. Most of the results indicated support for the hypotheses. Job crafting was found to be mediating the career adaptability and work engagement relationship fully. However, the direct relationship between career adaptability and work engagement is not significant.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tian Sakti Marantika
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tuntutan pekerjaan terhadap kesejahteraan komandan peleton melalui peran moderasi kreasi kerja pada danton yang berdinas di wilayah perbatasan dan pulau terluar. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional study. Responden penelitian ini adalah 97 orang komandan peleton yang bertugas di wilayah perbatasan dan pulau terluar. Teknik sampling yang digunakan adalah metode non-random sampling dengan cara convenience/accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner daring dan dianalisis menggunakan analisis regresi dengan program Macro Process Hayess model 1 simpel moderator. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, kreasi kerja yang tinggi menghilangkan efek negatif dari tuntutan kerja terhadap kesejahteraan komandan peleton yang menjadi sangat berkurang atau hampir hilang (b=-0.09, p>0.05). Kreasi kerja yang dilakukan komandan peleton dapat meringankan tuntutan kerja yang mengarahkan pada peningkatam kesejahteraannya. Implikasi dari penelitian ini, dapat dimanfaatkan oleh organisasi TNI AD dalam mengembangkan berbagai program dan pelatihan, terutama dalam peningkatan perilaku kreasi kerja pada komandan peleton.

The study aims to investigate moderating effect of job creation in the relationship between job demands and well-being of platoon commanders who serve in national borderlands and outer islands. The research applied quantitative approach with cross-sectional study design. 97 platoon commanders who recently serving in national borderlands and outer islands of Indonesia were involved as respondent of the research. The study implemented non-random sampling method by means of convenience/ accidental sampling. Data collection was carried out using an online questionnaire and analyzed by regression analysis with Macro Process by Hayes Model 1 simple moderator. The result indicate that high job crafting eliminates the negative effect of job demands and well-being of Platoon Commanders which is greatly reduced or almost lost (B=-0.09, p>0.05). Job crafting behavior carried out by the Platoon Commanders proved to ease soldier’s job demands that lead to the improvement of well-being. Implications of this research may benefit Indonesian Army organization in developing various programs and trainings, especially in improving job crafting behavior for Platoon Commanders."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lieke Puspasari
"Tesis ini membahas pengaruh Work Family Conflict WFC , Family Work Conflict FWC dan stres kerja terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi di lingkungan Sekretariat Kabinet RI. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan analisis jalur menggunakan Lisrel 8.7. metode pengambilan sample menggunakan teknik convenience sampling. Penelitian ini dilakukan di lingkungan Sekretariat Kabinet dengan mengambil sampel sebesar 205 responden yang terdiri dari pejabat eselon III, pejabat eselon IV dan staf.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa WFC, FWC dan stres kerja memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Hasil berikutnya menunjukkan bahwa FWC dan stres kerja meiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap komitmen organisasi namun WFC tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komitmen organisasi. WFC memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komitmen organisasi apabila dimediasi oleh kepuasan kerja.
Penelitian berikutnya diharapkan dapat mengikutsertakan berbagai Instansi Pemerintah sebagai populasi penelitian dan penelitian berikutnya diharapkan dapat mengukur dampak WFC dan FWC terhadap tiga aspek komitmen organisasi secara terpisah, yakni komitmen afektif, komitmen kontinuan dan komitmen normatif.

This thesis discusses the influence of Work Family Conflict WFC , Work Family Conflict FWC and work stress on job satisfaction and organizational commitment within the Secretariat of the Cabinet Affairs. This research is quantitative analysis using the path lisrel 8.7. sampling method using a convenience sampling technique. This research was conducted within the Secretariat of the Cabinet of the Republic of Indonesia by taking a sample of 205 respondents consisting of echelon III, IV echelon officials and staff.
Results from this study indicate that the WFC, FWC and work stress has a negative and significant effect on job satisfaction. The next result shows that the FWC and work stress has particularly negative and significant effect on organizational commitment but WFC does not have a significant impact on organizational commitment. WFC has a significant influence on organizational commitment when mediated by job satisfaction.
The next study is expected to involve the various government agencies as a population study and subsequent research is expected to measure the impact of WFC and FWC on three separate aspects of organizational commitment, the affective commitment, continuant commitment and normative commitment.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T48735
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benning Anggrita
"Karakteristik karyawan milenial yang hanya bertahan dalam waktu yang singkat pada sebuah organisasi menjadi masalah yang harus dihadapi organisasi. Alasan karyawan sulit bertahan, yaitu mereka tidak merasa terikat dan belum menemukan makna pekerjaan. Dalam mengatasi masalah ini, organisasi perlu menumbuhkan identifikasi organisasi pada karyawan melalui job crafting. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara job crafting dan identifikasi organisasi pada karyawan milenial di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan pada 260 partisipan yang merupakan karyawan milenial dan telah bekerja selama minimal satu tahun pada organisasi yang sama. Analisis korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara job crafting dan identifikasi organisasi r(258)= 0.428, p <0.05,signifikan. Selain itu ditemukan juga hubungan positif yang signifikan antara dimensi dari job crafting, yaitu meningkatkan sumber daya kerja struktural (258)=0.312, p<0.05; menurunkan tuntutan kerja yang menghambat r(258)=0.131, p<0.05; meningkatkan sumber daya kerja sosial r(258)=0.413, p<0.05; meningkatkan tuntutan kerja yang menantang r(258)=0.329, p<0.05, terhadap identifikasi organisasi. Maka, terdapat hubungan antara job crafting dan identifikasi organisasi, serta dimensi- dimensi job crafting dan identifikasi organisasi pada karyawan milenial.

Millennial employees’ tendency to stay for only a short period of time in an organization is a problem all organizations face. In resolving this problem, organizations need to grow organizational identification through job crafting. This research aims to examine the relationship between job crafting and organizational identification on millennial employees in Indonesia. This is a quantitative research that conducted to 260 participants who are millennial workers that have worked for at least one year in the organization. A correlation analysis shows that there is a positively significant correlation between job crafting and organizational identification r(258)= 0.428, p<0.05, significant. There are also a positively significant correlation between the dimensions of job crafting, namely increasing structural job resources r(258)=0.312, p<0.05; decreasing hindering job demands r(258)=0.131, p<0.05; increasing social job resources r(258)=0.413, p<0.05; increasing challenging job demands r(258)=0.329, p<0.05, toward organizational identification. It can be concluded that there is a relationship between job crafting and organizational identification, as well between the dimensions of job crafting and organizational identification on millennial employees."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tangkulung, Joshua Gustaf
"Pandemi Covid-19 memaksa sebagian karyawan di Indonesia untuk bekerja dari rumah.
Perubahan ini menciptakan beberapa tantangan baru yang perlu dihadapi para karyawan
untuk mempertahankan kesejahteraan serta performanya. Modal psikologis dapat menjadi
faktor pelindung untuk membantu para karyawan menghadapi tantangan-tantangan baru
tersebut. Penelitian bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara kreasi pekerjaan dengan
modal psikologis. Penelitian ini mengambil 291 sampel karyawan yang bekerja dari rumah
dari berbagai industri dengan rentang umur 19-61 tahun. Penelitian ini menggunakan
Psychological Capital Questionnaire-12 (PCQ-12) untuk mengukur modal psikologis dan
Job Crafting (JCS) untuk mengukur kreasi pekerjaan. Hasil analisis korelasi Spearman rankorder
menemukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kreasi pekerjaan
ekspansif dan non-ekspansif dengan modal psikologis. Hubungan positif yang signifikan
antara kreasi pekerjaan non-ekspansif dengan modal psikologis menjadi pembahasan yang
menarik sebab bertentangan dengan hipotesis penelitian. Temuan ini memberikan implikasi
penting dengan memberikan informasi terkait strategi yang tepat untuk diaplikasikan
organisasi guna meningkatkan modal psikologis karyawannya yang bekerja dari rumah

Covid-19 pandemic forced some of the Indonesian workers to work from home. This change
created new challenges that those workers need to face in order to maintain their well-being
and performance. Psychological capital (PsyCap) could become a protective factor to help
those workers to face the new challenges. This research focused on identifying the correlation
between job crafting and PsyCap. This research gathered 291 samples of work from home
(WFH) workers from many industries with age ranging from 19-61. This research used
Psychological Capital Questionnaire-12 (PCQ-12) to measure PsyCap and Job Crafting Scale
(JCS) to measure job crafting. The result from Spearman rank-order analysis showed a
significant positive correlation between expansive and non-expansive job crafting with
PsyCap. The significant positive correlation between non-expansive job crafting and PsyCap
became an interesting discussion because it rejected one of this research hypotheses. This
finding gave organizations crucial information about the right strategy to increase WFH
workers' PsyCap.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>