Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13421 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Advan Beryl Primana
"Ruang ambigu merupakan ruang yang dapat secara bebas diinterpretasikan oleh penggunanya, sehingga berdampak pada kompleksitas makna yang memunculkan penggunaan ruang yang kontradiktif dan bervariasi. Karakteristik ini kemudian termanifestasi dalam bentuk trace. Dalam produksinya, terdapat elemen-elemen seperti enabler material, enabling actor, enabling action, dan interpretasi trace yang berdampak pada bagaimana trace dihasilkan.
Dengan demikian, skripsi ini akan mengkaji ruang ambigu melalui keberadaan trace di dalamnya dengan menguraikan trace yang ditemukan sebagai elemen-elemen pembentuk trace, sehingga dapat dipahami bagaimana masing-masing elemen tersebut dapat mengindikasikan ruang ambigu. Dalam prosesnya, studi menghasilkan bahwa masing-masing elemen pembentuk trace yang diuraikan kemudian mampu memberikan indikasi ambiguitas melalui kompleksitas trace dalam enabler material, kontradiksi terhadap enabling action yang dilakukan oleh enabling actor, dan keberagaman respons pengguna terhadap trace di sekitarnya.

Ambiguous space is a space formed through a free interpretation of space by its users, causing a complexity of meaning that emerges in contradictory and varied use of space. These characteristics are then manifested in the form of traces. In its production, there are elements such as enabler material, enabling actor, enabling action, and trace interpretation that impacts how the trace is formed.
Therefore, this study will examine ambiguous space through the presence of traces in it by deciphering found traces as trace elements so that it can be understood how each of these elements can indicate ambiguous space. In the end, this study shows that each of the forming elements can indicate ambiguity through the complexity of trace on the enabler material, the contradiction of enabling action by enabling actor, and the variety of user responses to the surrounding trace.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Purnama Dewi
"Ruang ambigu merupakan ruang dengan berbagai fungsi dan karakter akibat boundary interioritas yang berekstensi dari interior. Boundary tersebut menyebabkan fleksibilitas dalam penggunaan ruang ambigu. Hal ini memberi potensi besar pada ruang ambigu untuk dapat diokupansi. Okupansi di dalam ruang ambigu melibatkan interaksi antara manusia dengan objek atau elemen ruang dengan beraktivitas di dalamnya dan menggunakan objek di sekitar sebagai properti yang mengikat tubuh dengan ruang.
Tulisan ini bertujuan untuk mendefinisikan ruang ambigu dan melihat bagaimana okupansi terjadi didalamnya melalui interaksi antara tubuh dan objek ruang yang diatur dalam setting ruang berupa thresholds, paths, nodes, dan edges. Hasil dari studi literatur kemudian digunakan dalam studi kasus untuk mengetahui potensi okupansi pada ruang ambigu di Lobi Stasiun Jakarta Kota.

The ambiguous space is a space with various functions and characters due to it lsquo s boundary of interiority that extends from the interior. The boundary causes flexibility in the use of ambiguous space. This flexibility gives great potential for ambiguous space to be occupied. Occupancy within the ambiguous space involves interaction between humans and objects or elements of space through activities inside it and the use of the surrounding objects as properties that bind the body with the space.
This paper aims to define ambiguous space and see how occupancy occurs inside through the interaction between body and objects arranged in the spatial settings in the form of thresholds, paths, nodes, and edges. The results of the literature study were then utilized in a case study to read the potential of occupancy in ambiguous space on Lobby of Jakarta Kota Station.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67650
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Aditya Santosa
"Skripsi ini membahas mengenai hubungan penyampaian narasi dalam film dan di dalam ruang pameran. Hal ini dikarenakan film dan arsitektur mempunyai banyak kesamaan. Narasi dan penataan ruang serta waktu yang merupakan karakteristik karya arsitektur tak terhindarkan juga ada di setiap ekspresi sinematik. Jika arsitektur memanifestasikan narasi dalam bentuk program dan ruang dalam wujud fisik, narasi dalam film disampaikan secara sequence melalui struktur montase dalam sebuah konsep ruang yang disebut surrogate space. Dalam ruang pameran, persepsi manusia akan elemen spasial dalam ruang membentuk yang namanya framing. Montase di dalam ruang terjadi ketika framing ini dialami secara sequential oleh pengunjung. Pemilihan dari framing didasarkan sifat visibilitas dan permeabilitas yang terbentuk dari persepsi elemen spasial jika dilihat dalam egocentric space. Secara lebih lanjut dalam skripsi ini mencoba memahami narasi melalui struktur montase dalam suatu ruang pameran.

This thesis discusses the relationship between narrative delivery in films and in exhibition space. This is because film and architecture have a lot in common. Narrative and the arrangement of space and time that are the characteristic of architectural works are unavoidable in every cinematic expression. If architecture manifests narrative in the form of programs and physical form, narrative in film is delivered in sequence through a montage structure. This montage is happening in a space concept called surrogate space. In exhibition space, human perception of spatial elements in the space forms what is called framing. Montage in an exhibition occurs when these framings are experienced sequentially by the visitor. The selection of framings is based on visibility and permeability properties which are formed from the perception of spatial elements when viewed in egocentric space. This thesis then tries to understand narrative in an exhibition space through the said montage structure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luqyana Inan Fadhilah
"Dalam konteks ruang dan waktu, sebuah ruang memiliki masa penggunaan. Jika masa penggunaan suatu ruang telah habis, maka ruang akan dihancurkan. Namun, ruang dapat dihancurkan untuk digantikan dengan penambahan baru meskipun masa penggunaan ruang tersebut belum habis. Hal ini menyebabkan penggunaan ruang menjadi kurang efisien. Menanggapi hal tersebut, skripsi ini akan membahas lebih jauh tentang penggabungan antara jejak pada elemen asal (origin) dan jejak pada elemen baru (alter) yang menghasilkan ruang gabungan. Tujuan dilakukan penggabungan tersebut agar dapat memperpanjang masa penggunaan ruang asal dan dapat menyatu dengan penambahan barunya melalui alterasi jejak. Lebih jauh, hal tersebut akan dipelajari melalui studi literatur dan studi kasus pada preseden. Hasilnya, ditemukan bahwa terdapat suatu titik keseimbangan pada alterasi jejak yang perlu dicapai dalam melakukan alterasi agar jejak asal dan jejak baru dapat menyatu. Selain itu, proses ini perlu melihat kondisi asal dari materialitas dan karakternya.

In confronting the space and time contexts, a space has the usage period. When its usage period is over, the space can be destroyed and replaced with the alter  even its usage period has not over yet. This condition causes the usage period is not efficient. Arguing that issue, this thesis will elaborate the composition between traces in elements of origin and trace in elements of alter, its result is called as composite space. This composition were done for extending the usage period of origin space and merging both the traces of origin and the traces of alter through trace alteration. Furthermore, this thing will be learned through literature review and case studies in several adaptive – reuse precedents. As the results, it was found a balancing point in trace alteration which was needed to be reached in alteration, and create a unity. Then, this process is needed to look over the origin conditions through its materiality and characteristics."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhitya Pandu Pradana
"Perubahan fungsi adalah sesuatu yang identik dengan citra kota dan masyarakatnya kini. Ditandai dengan perkembangan teknologi yang pesat sehingga kemudian memicu timbulnya kedinamisan pada cara hidup masyarakat kota. Perubahan-perubahan tersebut turut diwarnai pula dengan adanya pemikiran bahwa bentuk memicu timbulnya fungsi tertentu. Dengan ini, masyarakat kota menjadi kreatif akan perubahan yang ada sehingga dapat terus beradaptasi dengan perubahan tersebut.
Fenomena-fenomena perkembangan yang terjadi pada kota turut pula memicu lahirnya ruang ambigu pada kota. Diawali dengan timbulnya banyak persepsi akan suatu ruang, selanjutnya membuat ruang tersebut beradaptasi dan berinteraksi dengan pengguna, dalam hal ini masyarakat kota. Adaptasi dan interaksi itulah yang membuat suatu ruang kemudian menjadi fleksibel. Fleksibilitas kemudian berpengaruh terhadap timbulnya ruang multifungsi.
Karena fleksibel, pemaknaan baru pada suatu ruang yang dianggap ambigu menjadi bebas, dalam hal ini menjadi pemicu lahirnya kegiatan graffiti dan skateboarding. Keadaan ini berdampak pada terjadinya pertentangan, karena tidak semua pengguna sepakat dengan hadirnya pemaknaan baru terhadap ruang kota. Perubahan fungsi yang ekstrim sehingga mengakibatkan misuse seiring dengan hadirnya pemaknaan baru terhadap ruang, berdampak pula pada pembentukkan citra baru bagi kota.
Skripsi ini mencoba menelusuri apa yang melatarbelakangi lahirnya ruang ambigu terkait dengan fenomena graffiti dan skateboarding. Disini akan terlihat bagaimana hubungan antara ruang ambigu dengan kemunculan misuse dalam arsitektur.

Change in function is something that identical with the city image and its current community. The rapid development of technology marked the emergence of community dynamic way of life. These changes also influenced by the thought of form triggered the emergence of certain function. Hence, the city community became creative toward the changes that happen, in order to continually adapt with those changes.
The development phenomena that happened to the city also triggered the birth of ambiguous space in the city. Preceded with the emergence of numerous perceptions of a space, thus made this space adapting and interacting with the user, in this case the city community. Those adaptations and interactions that made a space become flexible. Afterwards this flexibility was influential towards the emergence of multifunctional space.
Since it was flexible, new elucidation of a space that were regarded as ambiguous became free, in this case became the trigger of the birth of activity such as graffiti and skateboarding. This situation had an impact in the occurrence of conflict, because not all users agreed with this city space new elucidation. The extreme change in function resulted in misuse along with the presence of new elucidation of space, which also had an impact in producing new image for the city.
This writing tried to investigate the basis of the birth of ambiguous space in relation to the graffiti and skateboarding phenomenon. From here, the state of relations between ambiguous space and the emergence of misuse in architecture will be seen.
"
2008
S48402
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Academic Press, 1985
543.1 LAW t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Berlitz, Charles
London: Granada Publishing, 1977
001.94 BER w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Orlando: Academic press, 1984
543.098 4 TRA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Amsterdam : Elsevier, 1991
543 TRA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Switzerland: Nestle Nutrition, 1986
612.392 4 TRA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>