Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129226 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ananda Pasha
"Provinsi DKI Jakarta sebagai pusat perekonomian Indonesia memiliki jumlah perjalanan yang tinggi yang didominasi oleh moda kendaraan pribadi. Disisi lain, tingginya perjalanan tersebut merupakan bagian dari sektor dengan kontribusi terbesar pada tingginya emisi karbon yang dihasilkan pula pada DKI Jakarta. Dalam sekian banyak rencana terkait penyelesaian masalah tersebut, terdapat rencana elektrifikasi armada bus Transjakarta untuk mengurangi emisi yang dihasilkan oleh layanan transportasi Transjakarta. Namun, rencana tersebut membutuhkan biaya investasi yang besar, sementara kondisi keuangan Transjakarta saat ini menunjukkan ketergantungan pada pembiayaan eksternal dalam kegiatan investasi karena besarnya peran subsidi dalam membiayai kegiatan operasionalnya. Dari situasi tersebut, mekanisme kredit karbon dapat menjadi solusi dalam memperoleh alternatif pembiayaan berdasarkan jumlah emisi karbon yang berhasil diturunkan dibandingkan dengan kondisi baseline. Simulasi dengan pendekatan sistem dinamis diperlukan untuk mendapatkan pengetahuan tentang variabel eksogen dan perkiraan kontribusi subsidi kredit karbon sebagai bagian dari kebutuhan investasi. Tiga jenis skenario disimulasikan bersama dengan dua alternatif kebijakan, yaitu penggunaan mekanisme kredit itu sendiri dan desain target rasio Battery Electric Bus berdasarkan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi GRK DKI Jakarta. Setelah simulasi, kontribusi subsidi kredit karbon sebagai bagian dari kebutuhan investasi tambahan berkisar antara 2,75% hingga 4,51% berdasarkan skenario relatif ‘terbaik’ dan ‘terburuk’ dalam studi ini.

DKI Jakarta as the epicentrum of the Indonesian economy has a high number of trips which are dominated by private vehicles. On the other hand, the magnitude of the trips is a part of the most contributing sector to the carbon emissions produced in DKI Jakarta. Of the many plans to solve these problems, there is a plan to electrify the Transjakarta bus fleet to reduce emissions generated by Transjakarta transportation services. Meanwhile, the plan requires a large investment cost, while the current Transjakarta’s financial condition indicates a dependency on external financing in investment activities due to the large role of subsidy in financing its current operational activities. From that situation, the carbon credit mechanism may fit to be a solution in obtaining alternative financing based on the amount of carbon emissions that have been successfully reduced compared to the baseline condition. Simulation with a dynamic systems approach is needed to gain knowledge about exogenous variables and the possible contribution of carbon credit subsidies as part of investment needs. Three types of scenarios are simulated together with two alternative policies, namely the use of the credit mechanism itself and the design of the BEB ratio target based on the DKI Jakarta RAD. After simulation, the contribution of carbon credit subsidies as part of additional investment needs ranges from 2.75% to 4.51% based on the relative 'best' and 'worst' scenarios in this study."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Nan Renjana
"Transisi menuju kendaraan listrik menjadi salah satu agenda utama pemerintah Indonesia sebagai usaha menurunkan emisi dari transportasi jalan. Bus adalah salah satu moda transportasi yang diperkirakan akan memiliki tingkat elektrifikasi tertinggi jika dibandingkan dengan moda transportasi lain. Walaupun begitu, masih terdapat banyak faktor yang menghambat proses adopsinya. Salah satu hambatan terbesar proses adopsi bus listrik adalah besarnya biaya akuisisi bagi operator bus. Battery Leasing merupakan skema model bisnis inovatif yang dapat mendisrupsi model bisnis saat ini sehingga dapat meningkatkan daya beli operator bus dan mempercepat proses adopsi. Industri battery leasing merupakan sistem yang kompleks dan dinamis sehingga diperlukan beberapa alternatif strategi dalam pengembangan industri battery leasing. Perusahaan battery leasing membutuhkan evaluasi secara sistematis untuk memperkirakan keberlangsungan sistem bisnis perusahaannya. Simulasi dengan pendekatan sistem dinamis dapat membantu memperoleh pengetahuan mengenai faktor- faktor pendorong seperti variabel eksogen dan intervensi kebijakan dalam pengembangan industri battery leasing. Tiga jenis skenario disimulasikan bersama dengan 3 alternatif kebijakan berupa subsidi pengadaan baterai, pemberian insentif daur ulang baterai, serta pembebasan pajak perusahaan. Ketiga alternatif kebijakan secara positif mempengaruhi keberlangsungan perusahaan secara finansial. Subsidi pengadaan baterai mampu memberikan tingkat akuisisi pelanggan yang paling tinggi serta keuntungan bagi penyedia jasa battery leasing yang paling tinggi.

The transition to electric vehicles is one of the main agendas of the Indonesian government as an effort to reduce emissions from road transportation. Bus is one of the transportation modes that is expected to have the highest electrification rate when compared to other modes of transportation. Even so, there are still many factors that hinder the adoption process. One of the biggest obstacles to the adoption of electric buses is the high acquisition cost for bus operators. Battery Leasing is an innovative business model scheme that can disrupt the current business model so as to increase the purchasing power of bus operators and accelerate the adoption process. The battery leasing industry is a complex and dynamic system, so several alternative strategies are needed in developing the battery leasing industry. Battery leasing companies need a systematic evaluation to estimate the sustainability of the company's business systems. Simulation with a dynamic system approach can help gaining knowledge about the driving factors such as exogenous variables and policy interventions in the development of the battery leasing industry. Three types of scenarios are simulated along with 3 alternative policies which are subsidies for battery procurement, battery recycling incentives, and corporate tax exemptions. The three alternative policies positively affect the company's financial sustainability. Battery procurement subsidies are able to provide the highest level of customer acquisition and the highest profit for battery leasing service companies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aldy Saputra
"

Skripsi ini meneliti terkait dengan kebijakan yang dibuat oleh PT. Transportasi Jakarta dalam menerapkan satu jenis dompet elektronik, yaitu AstraPay sebagai metode pembayaran tiket bus Transjakarta melalui aplikasi Tije. Kebijakan tersebut memberikan celah dugaan adanya praktek monopoli berupa diskriminasi sebagaimana yang diatur dalam ketentuan Pasal 19 huruf (d) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 dan apa konsekuensi hukum yang dapat dijatuhkan kepada PT. Transportasi Jakarta berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2021 Tentang Pelaksanaan Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Metode penelitian yuridis-normatif digunakan dalam penelitian ini dengan dilengkapi penggunaan jenis data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier serta penggunaan pendekatan rules of reason untuk melihat dampak yang ditimbulkan akibat dari pelanggaran yang terjadi. Dari penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa tindakan PT. Transportasi Jakarta memenuhi seluruh unsur yang terdapat dalam Pasal 19 huruf (d) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 dan dampak yang ditimbulkan adalah masyarakat atau pengguna Transjakarta tidak memiliki pilihan jenis dompet elektronik selain AstraPay untuk melakukan pembayaran tiket bus Transjakarta melalui aplikasi Tije, sehingga disimpulkan bahwa PT. Transportasi Jakarta telah melanggar Pasal 19 huruf (d) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999.


This thesis examines the policies made by PT. Transportasi Jakarta is implementing one type of electronic wallet, namely AstraPay as a payment method for Transjakarta bus tickets via the Tije application. This policy provides a loophole for allegations of monopolistic practices in the form of discrimination as regulated in the provisions of Article 19 letter (d) of Law Number 5 of 1999 and what legal consequences can be imposed on PT. Transportasi Jakarta is based on the provisions of Government Regulation Number 44 of 2021 concerning the Implementation of Prohibitions on Monopoly Practices and Unfair Business Competition. The juridical-normative research method used in this research is complemented by the use of secondary data types consisting of primary, secondary, and tertiary legal materials as well as the use of a rules of reason approach to see the impacts caused by violations that occur. From the research that has been carried out, the results obtained are that the actions of PT. Transportasi Jakarta fulfills all the elements contained in Article 19 letter (d) of Law Number 5 of 1999 and the impact is that the public or Transjakarta users do not have a choice of electronic wallet other than AstraPay to make payments for Transjakarta bus tickets via the Tije application, so it is concluded that PT. Transportasi Jakarta has violated Article 19 letter (d) of Law Number 5 of 1999.

 

"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zayyana Nurthohari
"Integrasi transportasi publik DKI dilakukan dalam implementasi intelligence transportation system guna mencapai konsep future of mobility. Integrasi dilakukan dalam tiga tahap hingga tahun 2030. Pada tahun 2020 tahap II dilaksanakan, tetapi pandemi Covid-19 berdampak terhadap proses transformasi bisnis. Salah satunya adalah PT Transportasi Jakarta yang mengalami dampak tidak tercapai target penerapan konsep future of mobility yang hanya terimplementasi sebesar 52,97% dari target yang diharapkan. Perusahaan perlu melakukan adaptasi terkait dengan strategi bisnis yang dijalankan, sehingga target yang direncanakan tepat waktu. Penelitian ini akan menganalisis dan merumuskan strategi transformasi digital dalam menghadapi future of mobility dan pandemi Covid-19. Penelitian ini merupakan studi kasus secara kualitatif dengan melakukan wawancara kepada pihak internal perusahaan dan studi dokumen. Pendekatan penelitian menggunakan open coding dan induktif. Perumusan strategi menggunakan teori Sunil Gupta yang dibandingkan dengan 4 peneliti lain untuk menghasilkan kerangka strategi bisnis digital. Hasil dari analisis penelitian yang diperoleh terdapat 19 rumusan strategi digital bisnis dalam memenuhi konsep future of mobility yaitu 6 strategi terkait dengan pelanggan sebagai pusat layanan, 4 strategi terkait konektivitas objek layanan, 2 strategi terhadap pengenaan harga yang dinamis, 3 strategi terkait integrasi transportasi publik, serta 4 strategi terkait kolaborasi seamless dan inovatif.

The integration of DKI public transportation is carried out in the implementation of the intelligence transportation system in order to achieve the concept of future of mobility. Integration is carried out in three stages until 2030. In 2020 phase II was carried out, but the Covid-19 pandemic had an impact on the business transformation process. One of them is PT Transport Jakarta which experienced the impact of not achieving the target of implementing the future of mobility concept which was only implemented at 52.97% of the expected target. Companies need to make adaptations related to the business strategy that is being carried out, so that the planned targets are on time. This study will analyze and formulate a digital transformation strategy in the face of the future of mobility and the Covid-19 pandemic. This research is a qualitative case study by conducting interviews with the company's internal parties and document studies. The research approach uses open coding and inductive. The strategy formulation uses Sunil Gupta's theory which is compared with 4 other researchers to produce a digital business strategy framework. The results of the research analysis obtained are 19 digital business strategy formulations in meeting the future of mobility concept, namely 6 strategies related to customers as service centers, 4 strategies related to service object connectivity, 2 strategies for dynamic pricing, 3 strategies related to the integration of public transportation, and 4 strategies related to seamless and innovative collaboration."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kenny Anderson
"Transisi menuju kendaraan listrik merupakan salah satu hal yang diupayakan pemerintah untuk mengurangi emisi serta menghadirkan moda transportasi yang lebih ramah lingkungan. Namun, dalam mengadopsi kendaraan listrik, masih banyak faktor yang menjadi hambatan seperti harga yang tinggi, durasi pengisian yang lama serta jarak tempuh yang pendek. Battery swapping merupakan skema yang dapat mengatasi hambatan- hambatan bagi masyarakat dalam mengadopsi kendaraan listrik tersebut. Pemerintah Indonesia pun telah menargetkan pengembangan industri battery swapping dalam rangka meningkatkan adopsi motor listrik. Industri battery swapping merupakan sistem yang kompleks dan dinamis sehingga diperlukan beberapa alternatif strategi dalam pengembangan industri battery swapping. Simulasi dengan pendekatan sistem dinamis dapat membantu memperoleh pengetahuan mengenai faktor- faktor pendorong seperti variabel eksogen dan intervensi kebijakan dalam mendukung pengembangan industri battery swapping. Tiga jenis skenario disimulasikan bersama dengan 3 alternatif kebijakan berupa standardisasi kemasan baterai, penjualan motor listrik tanpa baterai serta subsidi pendirian stasiun battery swapping. Ketiga alternatif kebijakan secara positif mempengaruhi tingkat adopsi terhadap battery swapping serta keuntungannya. Standardisasi kemasan baterai mampu memberikan tingkat adopsi yang paling cepat serta keuntungan bagi penyedia jasa battery swapping yang paling tinggi.

The transition into electric vehicle has been encouraged by the government to reduce the emission and provide new type of transportation which is more friendly for the environment. However, there are still several challenges in adopting electric vehicle such as the price, range, and also charging time. Battery swapping is a scheme that could overcome those challenges for the society to adopt the electric vehicle. Indonesian government has a target to develop battery swapping industry in order to increase the adoption of the electric motorcycle. Battery swapping industry is a complex and dynamic system, thus, strategies are needed to develop this industry. Simulation with system dynamic approach is needed could help to gain insight regarding the driving forces such as exogenous variables and also policy intervention to encourage the development of battery swapping industry. Three different scenarios are simulated with three different policy alternatives: battery pack standardization, e- motorcycle sales without battery and battery swapping station establishment subsidies. Each policy intervention has positive correlation in increasing the adoption of battery swapping user as well as the profit. Battery pack standardization gives the fastest adoption rate and the highest profit for battery swapping provider."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Alfiyah
"Wilayah Jabodetabek yang terdiri dari kota-kota besar dan pusat perekonomian memicu terjadinya urbanisasi. Dengan meningkatnya jumlah penduduk dan jumlah perjalanan, kebutuhan akan sistem transportasi yang memadai akan diperlukan untuk menunjang mobilitas. Pemerintah telah menyediakan berbagai moda transportasi umum masal seperti layanan bis dan juga kereta api, namun jumlah pengguna angkutan umum masih rendah. Dalam rencana induk transportasi Jabodetabek terdapat target untuk meningkatkan jumlah pengguna angkutan umum sebesar 60% dari total seluruh pergerakan yang ada sehingga dapat mengurangi kemacetan. Sebagai sebuah kebijakan baru dalam pembangunan transportasi, pemerintah perlu menganalisis untuk mengetahui keberhasilan dalam upaya meningkatkan jumlah pengguna angkutan umum dan manfaat lain yang didapatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan suatu model dan mengeksplorasi alternatif kebijakan yang dapat menunjang pemenuhan public transport share menggunakan sistem dinamis. Penelitian ini befokus pada dua faktor objektif yaitu jumlah pengguna angkutan umum dan V/C ratio yang menggambarkan kondisi lalu lintas. Terdapat tiga skenario yang dapat mendorong tercapainya objektif, yaitu pembatasan kendaraan pribadi, perluasan jaringan angkutan umum dan penambahan kapaitas angkutan umum. Dari analisa yang dilakukan dapat diketahui bahwa model yang dirancang dapat mensimulasikan kondisi dan elaborasi perilaku dan penyebabnya.

The Jabodetabek area, consisting of large cities and economic centers, becomes an urbanization spot. The increasing total population and commutes require a sufficient transportation system to support people's mobility. In doing so, the government has provided various modes of mass public transportation, such as bus and train services. However, the total of public transportation users is still low. In the Master Plan of the Jabodetabek Transportation System, there is a target to increase the total of public transportation users by 60% of the total existing movements to reduce traffic jams. As a new policy in transportation development, the government requires to analyze its success to increase the total of public transportation users and other benefits. Then, this research aims to obtain a model and explore alternative policies that can support the satisfaction of public transportation sharing using a dynamic system. Particularly, the study focuses on two objective factors, such as the total of public transportation users and the V/C ratio, which describes traffic conditions. Three scenarios could encourage the achievement of objectives, such as limiting private vehicles, expanding the public transportation network, and increasing public transportation capacity. Based on the analysis results, it can be concluded that the designed model could simulate the conditions and elaboration of behavior and its causes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Chandra Pitaloka
"DKI Jakarta saat ini sedang mengembangkan bus listrik sebagai transportasi umum dengan target 10.000 unit bus listrik pada tahun 2030. Namun pengembangan ini memiliki beberapa tantangan, antara lain harga bus listrik dua kali lebih mahal dari bus non listrik, perbedaan total biaya operasional, dan perlu penyediaan fasilitas pengisian daya listrik. Oleh karena itu kemampuan finansial operator bus dan dukungan kebijakan dari Pemerintah sangat diperlukan. Penelitian ini menganalisis dan membuat model Dinamika Sistem untuk pengembangan bus listrik di Jakarta berdasarkan kebijakan Pemerintah terkait subsidi PSO, pendapatan pengelola bus, dan total biaya operasional. Berdasarkan hasil simulasi terlihat bahwa sampai tahun 2030 total pendapatan yang diperoleh operator ditambah subsidi PSO dapat memenuhi total biaya operasional bus. Akan tetapi untuk pembiayaan jangka panjang sampai tahun 2038 total pendapatan operator bus tidak dapat memenuhi total biaya operasional. Dua skenario kenaikan tarif secara bertahap dijalankan untuk menutupi kelebihan biaya operasional. Pada skenario kenaikan tarif yang kedua menunjukkan bahwa dengan diterapkannya kenaikan tarif secara bertahap, pada tahun 2035 Pemerintah dapat mempertimbangkan penurunan subsidi sebesar 50% dan pada tahun 2037 subsidi PSO dapat dihapuskan. Sedangkan apabila terdapat pendapatan non farebox sebesar 5% dari farebox, maka pada tahun 2036 subsidi PSO sudah dapat dihapuskan.

Jakarta is currently developing electric buses as public transportation with a target of 10,000 electric buses by 2030. However, this development has several challenges, including the price of electric buses being twice more expensive than non-electric buses, differences in total operational costs, and the need to provide charging facility. Therefore, the financial capacity of bus operators and policy support from the Government is needed. This study analyzes and makes a System Dynamics model for the development of electric buses based on Government policies related to PSO subsidies, bus operator income, and total operating costs. Based on the results, it can be seen that until 2030 the total revenue earned plus the PSO can meet the total operating costs. However, for long-term financing until 2038 the total revenue cannot meet the total operating costs. Two scenarios of gradually increasing tariffs are implemented to cover excess operational costs. In the second tariff increase scenario, it shows that by implementing a gradual increase in tariffs, in 2035 the Government can consider reducing subsidies by 50% and in 2037 PSO can be abolished. Meanwhile, if there is a non-farebox income of 5% of the farebox, then in 2036 the subsidy can be abolished."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazaruddin
"Universitas Indonesia mengkonversi sebuah bus listrik (EV-BUS) dengan sumber energi dari baterai utama 384 VDC 300 AH dan baterai sekunder 25,8 VDC 100 AH. Tenaga diteruskan untuk penggerak utama 200 kW dengan motor BLDC, AC 15 kW, sistem kemudi hidrolik 7,5 kW, kompresor 4 kW untuk sistem pengereman, masing-masing dengan motor induksi, dan 2,4 kW untuk aksesori lainnya. Diharapkan daya listrik 7,5 kW ini dapat direduksi oleh sistem kemudi listrik hingga 20%. Penelitian ini dalam rangka konversi sistem kemudi hidrolik (HPS) menjadi sistem tenaga listrik (EPS). Sistem kemudi elektrik dipilih karena pengoperasiannya yang ringan dan kemudahan dalam pengontrolannya. Sistem kemudi elektrik ini menggunakan motor booster sebagai penggerak bantu pengemudi dalam menggerakkan batang kemudi. Posisi booster motor akan mempengaruhi bentuk gerak dinamis secara keseluruhan dari sistem EPS.
Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data sistem kemudi pada kendaraan skala besar, untuk menijau perkembangan sistem kemudi elektrik khususnya pada jenis bus. Bus yang akan didata meliputi jenis bus dengan mesin pembakaran dalam dan juga bus listrik yang ada saat ini. Saat ini EV-Bus Molina UI menggunakan jenis hydraulic power steering yang akan dikonversi menjadi electric power steering. Perbedaan nyata antara kendaran ukuran kecil (city car) dan bus besar adalah jarak yang jauh dari kolom kemudi dan sumbu roda depan, yaitu sejauh 2380 mm, sekitar dua kali lipat dari kendaraan ukuran kecil. Struktur yang terlibat dalam sistem ini adalah wheel drive, steering column, lower steering column, rack and pinion gear, assist motor, drop link, drag link, drop link extension, drag link extension, tie rod, knuckle, kingpin, tyre, axle beam dan beberapa lainnya. Hubungan antar komponen-komponen ini dari roda kemudi sampai roda akan dijadikan sebagai dasar untuk mengembangkan model dinamik sistem kemudi pada EV-Bus ini. Nilai kekakuan, inersia, dan redaman setiap link akan mempengaruhi torsi pengemudi dan motor bantu sebagai fungsi kecepatan roda pada bus listrik ini. Struktur kemudi EV-Bus terdiri dari struktur truss dan struktur frame dengan mekanisme kinematik yang terdiri dari dua hubungan empat batang yang disatukan. Dalam keadan statik, roda depan menerima beban vertikal 60000 N, dengan koefisien gesek 0,7, diperlukan gaya pada tie rod sebesar 29.000 N. Pemilihan material S45C JIS 4051 ekivalen dengan KS 1045 aman untuk struktur kemudi ini. Tegangan von misses paling besar terjadi drop link extension sebesar 190,72 MPa dengan faktor keamanan terkecil sebesar 3. Dengan kecepatan belok roda depan sebesar sekitar 0,548 m/s, maka diperlukan minimal daya sebesar 3,3 kW. Jenis motor listrik sebagai assist motor adalah motor AC asynchronous dengan peletakkan motor pada tie rod

University of Indonesia converted an electric bus (EV-BUS) with an energy source from a 384 VDC 300 AH main battery and a 25.8 VDC 100 AH secondary battery. Power is transmitted to the 200 kW prime mover with BLDC motor, 15 kW AC, 7.5 kW hydraulic steering system, 4 kW compressor for braking system, each with induction motor, and 2.4 kW for other accessories. It is expected that this 7.5 kW electric power can be reduced by an electric steering system by up to 20%. This research is in the context of converting a hydraulic steering system (HPS) into an electric power system (EPS). The electric steering system was chosen because of its light operation and ease of control. This electric steering system uses a booster motor as a driving force to assist the driver in moving the steering rod. The position of the booster motor will affect the overall dynamic form of the EPS system.
This research begins with collecting steering system data on large-scale vehicles, to review the development of the electric steering system, especially on the type of bus. The buses that will be recorded include the types of buses with internal combustion engines as well as the current electric buses. Currently, the Molina UI EV-Bus uses a hydraulic power steering type which will be converted to electric power steering. The real difference between a city car and a big bus is the distance from the steering column and the front axle, which is 2380 mm, about twice that of a small vehicle. The structures involved in this system are wheel drive, steering column, lower steering column, rack and pinion gear, motor assist, drop link, drag link, drop link extension, drag link extension, tie rod, knuckle, kingpin, tire, axle beam. and some others. The structures involved in this system are wheel drive, steering column, lower steering column, rack and pinion gear, motor assist, drop link, drag link, drop link extension, drag link extension, tie rod, knuckle, kingpin, tire, axle beam. and several others. The relationship between these components from the steering wheel to the wheels will be used as the basis for developing a dynamic model of the steering system on this EV-Bus. The value of stiffness, inertia, and damping of each link will affect the torque of the driver and auxiliary motor as a function of wheel speed on this electric bus. The steering structure of the EV-Bus consists of a truss structure and a frame structure with a kinematic mechanism consisting of two four-bar linkages joined together. In the static state, the front wheel receives a vertical load of 60000 N, with a coefficient of friction of 0.7, the required force on the tie rod is 29,000 N. The material selection of S45C JIS 4051 equivalent to KS 1045 is safe for this steering structure. The greatest von misses stress occurs in drop link extension of 190.72 MPa with the smallest safety factor of 3. With a front wheel turning speed of about 0.548 m/s, a minimum power of 3.3 kW is required. The type of electric motor as an assist motor is an asynchronous AC motor with the motor placed on the tie rod.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yolanda Natalia
"Pertumbuhan adopsi kendaraan listrik di Indonesia pada pasar otomotif nasional belum signifikan. Padahal, pemerintah Indonesia telah merilis target ambisius untuk mencapai penetrasi kendaraan listrik yang ramah lingkungan sebanyak 2,8 juta unit hingga 2025, yang terdiri dari 2,1 juta unit sepeda motor dan 700 ribu unit mobil. Tujuan ini telah dibuat sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca nasional pada tahun 2030 dan sebagai strategi diversifikasi energi untuk menjaga ketersediaan energi dan memenuhi konsumsi domestik. Pasar otomotif nasional memiliki dinamika keterkaitannya yang unik di antara konsumen, produsen, dan pemerintah setempat, serta saling ketergantungan antara para aktor yang ada dalam adopsi massal kendaraan listrik. Melalui pandangan holistik, makalah ini bertujuan untuk menganalisis struktur pasar adopsi kendaraan listrik nasional dan mengeksplorasi kebijakan pemerintah yang dapat mempengaruhi peningkatan adopsi kendaraan lisrik dari berbagai sudut pandang di tengah kemungkinan ketidakpastian dengan menggunakan pendekatan dinamika sistem. Pandangan besar sistem dari segi komponen, koneksi, dan aspek kontekstual ditelaah untuk mengembangkan model konseptual dinamika kendaraan listrik nasional sebagai diagram lingkaran sebab akibat. Berdasarkan hasil empiris, biaya kendaraan, infrastruktur, dan aspek sosial yang dirasakan mempengaruhi adopsi kendaraan listrik nasional memainkan peran penting dalam meningkatkan adopsi kendaraan listrik di pasar Indonesia.

Adoption growth of electric vehicles in Indonesias automotive market has not been significant. Whereas Indonesia government had released ambitious target to achieve environmentfriendly electric vehicle penetration as much as 2,8 million units until 2025, in which consists of 2,1 million units motorcycle and 700 thousand units car. This goal has been made as form of governments commitment to reduce national greenhouse gases GHG emission in 2030 and as strategy of energy diversification to maintain energy availability and fulfill domestic consumption. National automotive market has its own unique dynamic of interrelationship among local consumers, producents, and government, as well as the interdependencies between those actors that exist in electric vehicle mass adoption. Through holistic view, this paper aims to analyze the market structure of national electric vehicle adoption and explore government policies that potentially affect the growth of electric vehicle adoption from multiple points of view in the middle of possible uncertainties using system dynamics approach. Big view of the system from component, connection, and contextual aspects are provided to develop conceptual model of national electric vehicle dynamics as causal loop diagram. Based on empirical results, the vehicle cost, infrastructure, and perceived social aspect influence national electric vehicle adoption play key role of increasing electric vehicle adoption in Indonesia market."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renaldiansyah
"

Permasalahan transportasi DKI Jakarta merupakan masalah umum di DKI Jakarta. Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta mencari solusi untuk mengurangi permasalahan transportasi, salah satunya melalui peningkatan pelayanan transportasi publik, yaitu MRT Jakarta. Moda transportasi MRT Jakarta dikelola oleh PT MRT Jakarta sebagai sebuah BUMD di DKI Jakarta. Dalam perjalanan pelayanan transportasi publiknya, PT MRT Jakarta dapat menerapkan co-production pada pelayanannya. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan co-production dalam pelayanan transportasi publik oleh PT MRT Jakarta. Tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisis penerapan co-production dalam pelayanan transportasi publik oleh PT MRT Jakarta. Pernyataan Osborne & Strokosch (2013) mengenai enhanced co-production, menjadi landasan teori pada penelitian ini. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu post-positivist dengan teknik pengumpulan data melalui survei, wawancara dan studi kepustakaan. Hasil penelitian yang diperoleh dengan melihat penerapan co-production tersebut berdasarkan dimensi operasional dan strategis. Dimensi operasional digambarkan dengan keterlibatan masyarakat, pemerintah, dan lembaga sektor ketiga dalam pengawasan dan evaluasi pelayanan MRT Jakarta. Keterlibatan tersebut seperti monitoring dan evaluasi berkala. Sedangkan pada dimensi strategis digambarkan dengan keterlibatan masyarakat, pemerintah, dan lembaga sektor ketiga dalam perencanaan pelayanan MRT Jakarta. Keterlibatan tersebut seperti identifikasi awal perencanaan dan pemanfaatan TIK dalam perencanaan pelayanan transportasi publik. Oleh karena itu, co-production dalam pelayanan transportasi publik oleh PT MRT Jakarta sudah diterapkan, meskipun keterlibatan masyarakat dalam pengawasan, evaluasi, dan perencanaan pelayanan tersebut masih rendah.


Transportation has become a common problem in DKI Jakarta. Because of that, DKI Jakartas Provincial Government are looking for the solutions to lower that problems, one of them is by improving the public transportation services, specifically in the MRT Jakarta. The MRT Jakarta is managed by PT MRT Jakarta as a Regional Owned Enterprise in DKI Jakarta. PT MRT Jakarta can implements co-production in its services. The purpose of this research is to analyze the implementation co-production in public transportation services by PT MRT Jakarta. Osborne & Strokoschs (2013) statements regarding enhanced co-production used as the theoretical framework of this study. The data needed for this research is collecting through surveys, interviews, and library studies based on the post-positivist approach. The results of this research shows the application of co-production based on the operational and strategic dimensions. In the operational dimension, it is depicted by the involvement of the citizen, government, and third sector organization in supervision and evaluation MRT Jakarta services. This involvement such like periodic monitoring and evaluation. While in the strategic dimension it is depicted by the involvement of the citizen, government, and third sector organization in the planning of MRT Jakarta services. This involvement such like initial identification of planning and using ICT in public transportation services planning. Therefore, co-production in public transportation services by PT MRT Jakarta has been implemented, even though citizen involvement in supervision, evaluation, and planning of its services is still low.

"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>