Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58792 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Theodorus Cahyo Wicaksono
"Perencanaan Kota telah melihat pergeseran paradigmatik menuju desain yang lebih melekat secara lokal dan menekankan identitas. Dalam pergeseran tersebut, beberapa hal esensial
yang mengandung jati diri perlu dijaga agar transformasi kota mengarah pada citra yang baik.
Untuk memperkuat citra dan identitas kota, perencanaan membutuhkan memori perkotaan
(urban memory). Memori perkotaan diperlukan agar kota berkembang dalam perencanaan
yang tepat dengan tidak meninggalkan jati dirinya. Kota dengan ruang urban di dalamnya
memiliki hubungan yang mendalam dengan orang-orang yang tinggal di dalamnya, serta
dengan pengalaman dan kenangan yang sebenarnya. Dalam kaitannya dengan perencanaan
kota, ruang membutuhkan memori dan pengalaman untuk berkembang menjadi suatu tempat.
Dalam hal ini, Muntilan adalah kota kecil yang menghubungkan Yogyakarta dan Semarang,
sebagai ibu kota provinsi. Kota ini menjadi istimewa karena Muntilan memiliki ingatan yang
kuat tentang sejarah perkembangan kota tersebut. Muntilan melestarikan aspek lokalitas,
seperti kondisi alamnya, warisan masyarakat Jawa asli, dan keragaman agama (dengan nilai
dan dogmanya). Karena kekhususannya tersebut, tesis ini akan mengidentifikasi memori
perkotaan di Muntilan dengan mengumpulkan peta kognitif yang dibuat oleh warga untuk
merepresentasikan ingatan mereka tentang kota mereka, untuk dijadikan panduan dalam
konseptual perancangan kota. Sebuah peta kognitif diusulkan sebagai metode alternatif
perencanaan dengan partisipasi masyarakat lokal untuk menentukan memori esensial yang
diungkapkan oleh masyarakat di kota. Berdasarkan analisis peta kognitif responden, penulis
merekomendasikan konseptual perencanaan Kota Muntilan, terutama bagi mereka yang
menganggap memori sebagai pembentuk identitas kota.

Urban Planning has seen paradigmatic shifts towards more locally embedded design and
emphasizes identity. In the shift, some essential things, which contain identity, should be
maintained, so that the urban transformation leads to a good image. In order to strengthen the
image and identity of the city, planning requires urban memories. Urban memories are
necessary for the cities to develop in proper planning by not leaving their true identity. A city,
with urban spaces in it, has an in-depth relationship with people who inhabit within, and also
with the actual experiences and memories. In its relation to urban planning, space requires
memory and experience to develop into a place. In this case, Muntilan is a small city
connecting Yogyakarta and Semarang, as the capital of each province. This city becomes
special since Muntilan has a strong memory regarding the historical development of the city.
Muntilan preserves locality aspects, such as its natural condition, the heritages of native
Javanese society, and the diversity of religions (with their values and dogmas). Due to its
specialty, this thesis will identify urban memory in Muntilan by collecting of cognitive maps
made by citizens to represent their memories about their city. A cognitive map is proposed as
an alternative method of planning with local communities participatory to determine the
essential memory expressed by people in the city. Based on the analysis of respondents'
cognitive maps, author have recommended the conceptual urban design of Muntilan,
especially for those who consider urban memory as forming Muntilan's identity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Alyani
"ABSTRAK
Banyaknya literatur, perbincangan, kegiatan-kegiatan dan komunitas yang berfokus membahas mengenai masa lalu kawasan perkotaan mendorong masyarakat urban untuk mencari tahu lebih dalam dan mendapat kembali (retrieve) memori kolektif akan hal tersebut. Memori kolektif yang membentuk urban memory inilah yang nantinya menjadi salah satu unsur sangat berpengaruh pada pembentukan karakter sebuah ruang perkotaan. Bermula sejak terbentuknya Weltevreden pada awal abad ke-18 sebagai kawasan eksklusif untuk masyarakat Eropa, kemudian diberlakukannya sistem politik etnis oleh pemerintah kolonial Belanda yang membagi masyarakat etnis Tionghoa, pribumi, dan Eropa dengan fungsi tertentu turut mempengaruhi terbentuknya karakter ruang kota di Kawasan Pasar Baru. Isu-isu akulturasi budaya, segregasi ruang, atmosfer multietnis, modernisasi hingga sayembara dan penetapan bangunan cagar budaya merupakan citra urban memory dari Kawasan Pasar Baru Jakarta. Hal-hal tersebutlah yang menarik perhatian saya untuk mengajukan gagasan mengenai representasi urban memory dalam ranah perancangan ruang perkotaan. Tesis ini menggunakan metode berupa interpretasi sejarah dan penelusuran tipomorfologi untuk kemudian ditetapkan periodisasi tertentu sebagai batasan representasi. Melalui hal tersebut diharapkan Kawasan Pasar Baru dapat menjadi sebuah situs mnemonic bagi masyarakat urban khususnya generasi tua warga Jakarta yang terkait.

ABSTRACT
The amount of literatures, conversations, communities, and activities that focus on discussing the past of urban area encourage urban people to find out more and retrieve its collective memory. Collective memory that build up urban memory is one of the very influential elements in shaping the character of an urban space. Starting since the formation of Weltevreden in the early 18th century as an exclusive area for the people of Europe, then the implementation of ethnic politics system by the Dutch colonial government that divides the ethnic Chinese community, indigenous, and Europe with specific functions also influence the character formation of the urban space in the Pasar Baru area. Issues of acculturation, segregation, multiethnic atmosphere, modernization, competition and the establishment of cultural heritage buildings are an image of urban memory in Pasar Baru Jakarta. The things is exactly what attracted me to put forward the idea of ​​the representation of urban memory in the realm of urban design. Through the interpretation of history and typomorphology analysis in particular periodization which is then reconstructed on its significance expected Pasar Baru as a mnemonic site for the urban community, especially the older concerned generation of Jakarta residents.
"
2016
T45296
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Fadilah
"ABSTRAK
Memori dan sejarah kerap dikaitkan satu sama lain karena berkaitan erat dengan waktu, padahal keduanya adalah hal yang berbeda. Sebuah kota yang berdiri sejak dahulu, mengalami berbagai kejadian pada setiap waktunya sehingga memiliki memori dan sejarahnya sendiri yang membuat kota tersebut berbeda dari yang lainnya. Dalam hal ini keduanya berperan dalam membangun ruang urban dalam sebuah kota. Tetapi dalam perwujudannya, seringkali hanya menjadi representasi tanpa ingatan dari masyarakat pada kota tersebut, bahkan seringkali hanya menjadi ldquo;pemanis rdquo; bagian komersial, atau memori kolektif dari sebuah kota sudah tergantikan oleh memori personal dari masyarakat. Namun apakah penggunaan memori di dalam ruang urban masih relevan?Dalam skripsi ini saya mempertanyakan kembali apakah penggunaan memori dalam kota masih relevan atau tidak. Kebanyakan masyarakat Jakarta dengan rentang usia 17-26 tahun tidak mengetahui sejarah dan tujuan pembangunan Bundaran HI, terdapat dua kemungkinan dalam pelupaan yang terjadi di dalamnya, apakah karena rentang waktu yang memang terlalu jauh tetapi juga dapat disebabkan rancangan kota yang ada di dalamnya tidak mendukung proses pengingatan terjadi. Dalam skripsi ini saya mencoba melihat Bundaran HI melalui teori Rossi, Boyer, dan Borden, bagaimana keterkaitan antara lokasi yang dipilih dengan makna yang ada di baliknya, keterkaitan antara jalan dengan lokasi-lokasi lainnya, dan juga perkembangan dari monumen itu sendiri, apakah mendukung proses pengingatan tersebut atau tidak sama sekali.

ABSTRACT
Memory and history are often linked to each other because they are related to time eventhough they are slightly different. Since the time it was built, a city has been experiencing various of events so it has its own memory and history that makes the uniqueness of the city. Both history and memory have their roles to build urban space in the city. But in its constructing process, the city often just a mere representation without the memory of the society, and often used for an ldquo additional sweetener rdquo of the commercial part, or replaced the collective memory the city has had to personal memory of individual in society. But is using memory in urban space still relevant In this thesis, I seek for the use of memory in the city, whether if it rsquo s still relevant or not relevant. Most of Jakarta youngsters aged 17 26 years do not know the history and the meaning behind the construction of Bundaran HI, and there are two possibilities why are they forgetting the history whether they are not yet existed when it happened, or because the design itself doesn rsquo t support people to remember its history. Therefore, I try to see the design of Bundaran HI through the theory of Rossi, Boyer, and Borden how the location linked to its meaning, to the link between the street and other locations, and to the monument itself, whether the design supports the remembering process, or the design gives no chance to be remembered."
2017
S67692
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas Erdyka Pragana
"Konsep memori urban dalam konteks kawasan Monas (Monumen Nasional) di Jakarta, Indonesia. Monas, sebuah landmark ikonik yang melambangkan perjuangan kemerdekaan bangsa, berfungsi sebagai titik fokus untuk mengkaji keterkaitan antara memori kolektif, identitas sejarah, dan ruang kota. Analisis ini menggali bagaimana elemen desain arsitektur dan simbolik Monas dan sekitarnya berkontribusi terhadap ingatan kolektif, representasi narasi sejarah dan warisan budaya Indonesia. Dengan menggunakan kerangka teoritis dari studi perkotaan, geografi budaya, dan studi memori, analisis ini menyoroti pentingnya Monas sebagai gudang memori kolektif dan situs identitas nasional. Hal ini menekankan perencanaan kota dan keterlibatan masyarakat untuk memastikan bahwa signifikansi sejarah dan budaya kawasan Monas dilestarikan untuk generasi mendatang.

The concept of urban memory in the context of the Monas (National Monument) area in Jakarta, Indonesia. Monas, an iconic landmark symbolizing the nation's struggle for independence, serves as a focal point for examining the interplay between collective memory, historical identity, and urban space. The analysis delves into how the architectural design and symbolic elements of Monas and its surroundings contribute to the collective recollection, representation of Indonesia's historical narratives and cultural heritage. By employing theoretical frameworks from urban studies, cultural geography, and memory studies, the analysis highlights the importance of Monas as a repository of collective memory and a site of national identity. It emphasizes urban planning and community engagement to ensure that the historical and cultural significance of the Monas area is preserved for future generations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Kurniati
"ABSTRAK
Kegagalan dalam pembentukan karakter ruang perkotaan menghasilkan kekurangan makna yang dapat memberikan kesan sebagai daya tarik masyarakat terhadap ruang perkotaan. Perubahan cenderung menggambarkan kemajuan, yang mencerimkan modernitas dalam mengedepankan inovasi perencanaan. Penelitian ini berkontribusi memberikan gambaran perkembangan perkotaan yang di pengaruhi oleh Sungai Batanghari di Jambi. Perkembangan perkotaan pada awalnya di pengaruhi oleh pendatang dengan menggunakan transportasi air di Jambi. Pendatang tersebut kemudian tinggal dan berdagang di Daerah Aliran Sungai Batanghari. Para pendatang ini secara tidak langsung membentuk pertumbuhan permukiman di sekitar Sungai Batanghari. Seiring dengan perkembangan masyarakat, kini kehidupan di sekitar Sungai Batanghari tidak lagi mencerminkan kehidupan masyarakat yang bergantung dengan Sungai Batanghari. Hal ini terlihat dari orientasi pembangunan membelakangi Sungai Batanghari. Penelitian ini memerlukan tahapan identifikasi wawancara yang tahapannya tidak dapat dinyatakan secara numerik. Naratif masyarakat menjadi kunci dalam proses penelitian ini, terhadap fenomena sosial di ruang jalur perbelanjaan di Jambi. Hasil penelitian ini menemukan pada kawasan perdagangan belum dapat menciptakan narasi yang di pengaruhi oleh kebudayaan setempat pada ruang perkotaan. Perkembangan kawasan perdagangan di sekitar Sungai Batanghari yang cepat menyebabkan ruang perbelanjaan di perkotaan bertransformasi mulai dari bentuk fisik dan pola kebiasaan masyarakat. Transformasi ini, menyebabkan kenangan masyarakat terhadap ruang perkotaan yang hidup dan bergantung pada Sungai Batanghari mulai berkurang. Oleh karena itu, mengembalikan kebiasaan yang berbudaya untuk mengaktifkan kembali minat masyarakat terhadap ruang perkotaan menjadi suatu hal yang penting. Pertanyaan yang diajukan adalah bagaimana cara merancang kawasan perbelanjaan yang dapat mengembalikan memori kolektif masyarakat Jambi pada ruang perkotaan?

ABSTRACT
Failure in the formation of urban space character results in a lack of meaning that can give the impression that could attract people to an urban space. Change usually describes progress which reflects modernity in promoting innovation in planning. This study aimed to provide an overview of urban developments that are affected by the Batanghari River in Jambi. Urban development was initially influenced by newcomers who used water transportation in Jambi. The newcomer then lived and traded in the Batanghari River Basin. These newcomers indirectly shaped the growth of settlements around the Batanghari River. Along with the development of society, nowadays the life of the people around the Batanghari River no longer depends on it. This can be seen from the orientation of the buildings that turn their back towards the Batanghari River. This study required an interview identification stage that cannot be expressed numerically. Community narratives are the key in this research process in regard to social phenomena that occur on the shopping street in Jambi. The results of this study found that the trading area has not been able to create narratives that are influenced by local culture in urban space. The rapid development of the trading area around the Batanghari River has caused urban shopping spaces to transform from the physical form to the habits of the people thus diminishing the memories of the people about the urban space that lives and depends on the Batanghari River. Therefore, rebuilding the cultural habit to re engage people 39 s interest in urban space becomes an important subject. The question asked in this study was how to design a shopping area that can restore the collective memory of the Jambi rsquo s people in urban space "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Taylor & Francis Group, 2009
307.76 SUS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Janice Jacob Kayan Jap
"Telah ada beberapa program pertanian perkotaan yang dipraktikkan di Jakarta sebagai salah satu strategi untuk menanggulangi isu-isu terkait ketahanan pangan, RTH, dan stimulasi pertumbuhan ekonomi dan ketahanan sosial. Namun, akomodasi praktik kegiatan pertanian perkotaan saat ini masih terbatas untuk menjadi bagian dari perencanaan kota. Permasalahan yang diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah perancangan kebijakan dan insentif untuk mendukung pengembangan pertanian perkotaan masih belum disesuaikan dengan karakteristik praktek pertanian perkotaan yang sebenarnya, sehingga manfaat dari bertani/berkebun dapat dialami oleh pelaku-pelaku pertanian perkotaan belum dapat dialami secara meluas. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi peran pertanian perkotaan dalam mendukung kemampanan kota di Jakarta Pusat dengan pendekatan permodelan. Pendekatan penelitian dilakukan secara kualitatif dengan metode campuran wawancara semi-terstruktur, focus group discussion (FGD), kuesioner dan Systems Dynamics. Penarikan sampel pelaku pertanian perkotaan yang dilakukan secara snowball menghasilkan 221 orang responden yang sesuai dengan kriteria target populasi. Dari wawancara, FGD, dan pengisian kuesioner, diperoleh data mengenai aspek-aspek berikut mengenai bertani/berkebun: motivasi, manfaat, hambatan, dan akses pelaku pada sumber daya, sarana, dan dukungan untuk bertani/berkebun. Hasil analisis data digunakan untuk membangun model perkembangan pertanian perkotaan dengan jumlah kader penanggungjawab program Gang Hijau di Jakarta Pusat sebagai salah satu stock utama. Hasil permodelan business as usual (BAU) menunjukkan jumlah pertambahan beberapa aspek pertanian perkotaan dari tahun ke tahun: jumlah kader, luas tutupan penghijauan, kohesi sosial dari bertani/berkebun, dan total pendapatan dari penjualan hasil panen. Dilakukan skenario intervensi untuk mencapai salah satu target perluasan tutupan penghijauan sesuai dengan capaian program tahun 2030.

Several urban agriculture programs have been practiced in Jakarta as a strategy to approach issues related to food security, green space, and stimulation of economic growth and social security. However, accommodation for urban agriculture activities as a part of urban planning is still limited. The identified problem in this study is that the design of policies and incentives to support the development of urban agriculture has not yet been adjusted to the actual characteristics of urban agriculture practices, so that farming/gardening benefits have not been widely experienced. This study aimed to evaluate the role of urban agriculture to support urban sustainability in Central Jakarta using a modeling approach. The research employed qualitatively approach with mixed methods including: semi-structured interviews, focus group discussions (FGD), questionnaires and Systems Dynamics modeling. Snowball sampling resulted in 221 respondents who met this study's target population criteria. From interviews, FGDs, and filling out questionnaires, data were obtained on the following aspects regarding farming/gardening: motivation, benefits, obstacles, and state of access to resources, facilities, and support for farming/gardening. The results of data analysis were used to build a model of urban agricultural development with the number of coordinators in Central Jakarta's Gang Hijau program as one of the main stocks. Results of business as usual (BAU) modeling showed increase in the number of increments of several aspects of urban agriculture from year to year: number of cadres, area of ​​green cover, social cohesion from farming/gardening, and total income from sales of crops. Intervention scenario was conducted to achieve one of the targets for expansion of green cover in accordance to urban agricutlture roadmap for 2030."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abidin Kusno
Durham, NC : Duke University Press, 2010
959.803 ABI a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Li, Na, 1977-
Toronto : University of Toronto Press, 2015
971.3 LIN k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Indrajati Wurianturi
"Kampus urban sebagai salah satu elemen kota, harus turut berperan dalam mewujudkan kota berkelanjutan (SDG’s no 11) dengan menjadi kampus urban berkelanjutan. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal ini adalah melalui pendekatan biophilic design, pendekatan perancangan yang mengupayakan kembalinya interaksi manusia dengan alam di sebuah lingkungan buatan. Masalah dalam penelitian ini adalah belum adanya konsep untuk membangun elemen fisik kampus urban berkelanjutan yang menerapkan pendekatan biophilic design dan melibatkan persepsi dan preferensi pengguna kampus. Tujuan penelitian secara khusus adalah menganalisis kondisi elemen fisik kawasan kampus, menganalisis persepsi, preferensi pengguna kampus, serta menyusun hasilnya menjadi sebuah konsep kampus urban berkelanjutan dengan menggunakan pendekatan biophilic design Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode campuran antara kuantitatif dan kualitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara incidental sampling menggunakan kuesioner dengan skala Likert. Analisis dilakukan dengan cara deskriptif dan uji korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa elemen fisik ruang luar kampus urban dalam keadaan padat dan kurang terawat sedangkan ruang dalam bangunan sebagian sudah direnovasi sehingga lebih nyaman untuk berkegiatan. Konsep panduan perencanaan kampus urban diperoleh dari penggabungan preferensi pengguna dengan pola biophilic design. Penelitian ini menyimpulkan bahwa optimalisasi kawasan kampus urban, baik jangka pendek maupun jangka panjang perlu dilakukan untuk mewujudkan kampus urban berkelanjutan. Penerapan pola biophilic design membentuk persepsi positif dari pengguna kampus, memperbaiki kondisi lingkungan, dengan biaya konstruksi yang standar.

Urban campuses as an element of a city must contribute to the achievement of a sustainable city, as stated in SDG no 11, by turning the campus into a sustainable campus. One of the methods to achieve the goal is by applying a biophilic design pattern, a design approach that improves the relationship between people and nature in the built environment. The problem of this research is there is no sustainable urban campus concept available for designing the physical elements of the campus that applies biophilic design patterns and focuses on the perception, and preference of the user. There are four objectives of this research: to analyze the existing condition of the urban campus, to analyze the user’s perceptions, to analyze the user’s preferences, and to compose a sustainable urban campus concept using a biophilic design approach. This research used a quantitative approach and mixed methods. The sampling technique is incidental sampling. The results showed that the physical element of the urban campus was dense and less maintained while the interior was renovated. The optimization design guideline was composed by combining the perception of users and a biophilic design pattern. The application of biophilic design did not significantly affect the construction cost. The research concluded that an urban campus should be optimized to achieve sustainable conditions. The application of biophilic design patterns can bring a positive perception, and improve the environmental condition at a reasonable cost."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>