Ditemukan 62396 dokumen yang sesuai dengan query
Adinda Hasna Rahmadia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis afiks bahasa Korea yang terdapat dalam esai berjudul Jichyeotgeona Joahaneun Ge Eopgeona sebagai sumber data. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana klasifikasi afiks yang terdapat dalam esai Jichyeotgeona Joahaneun Ge Eopgeona berdasarkan teori klasifikasi afiks yang dikemukakan oleh Kim dkk (2005). Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan pendekatan desktiptif-analitis. Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan 28 afiks, terdiri atas 4 prefiks dan 24 sufiks di dalam sumber data. Dari 4 prefiks, ditemukan 3 prefiks melekat pada bentuk dasar berkelas kata nomina dan 1 prefiks melekat pada bentuk dasar berkelas kata verba atau adjektiva. Selanjutnya, dari 24 sufiks, ditemukan 6 sufiks pembentuk verba, 15 sufiks pembentuk nomina, 2 sufiks pembentuk adjektiva dan 1 sufiks pembentuk adverbia. Melalui hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan dan bahan referensi mengenai afiks dalam bahasa Korea kepada pembaca.
This study aims to identify and analyze Korean language affixes contained in an essay entitled Jichyeotgeona Joahaneun Ge Eopgeona as a data source. This study is written to answer one question; how is the classification of affixes contained in the essay Jichyeotgeona Joahaneun Ge Eopgeona based on the theory of affix classification proposed by Kim et al (2005)? This research uses mixed methods with descriptiveanalytical approach. Based on the results of data analysis, there were found 28 affixes, consisting of 4 prefixes and 24 suffixes in the data source. From the 4 prefixes, it is found that 3 prefixes are attached to the basic form of noun class and 1 prefix is attached to the base form of verb or adjective class. Furthermore, from 24 suffixes, 6 suffixes form verbs, 15 suffixes form nouns, 2 suffixes form adjectives and 1 suffix forms adverbs. Through the results of this study, it is hoped that it will provide readers with additional knowledge and reference materials regarding affixes in Korean."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Sri Endah Setia Lestari
Jakarta: Kesaint Blanc, 2013
495.7 SRI b (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Shabrina Qamarani
"
ABSTRAKJurnal ini mengetahui tentang interjeksi bahasa Korea melalui lirik lagu-lagu boyband Seventeen. Interjeksi adalah kategori yang bertugas mengungkapkan perasaan pembicara dan secara sintaksis tidak berhubungan dengan kata-kata lain dalam ujaran. Interjeksi selalu mendahului ujaran sebagai ucapan yang lepas atau berdiri sendiri. Dalam bahasa Korea, interjeksi disebut dengan ??? gamtansa . Gamtansa banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengungkapkan perasaan pembicara, baik secara lisan maupun tulisan. Salah satu media yang digunakan adalah melalui musik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi dan makna interjeksi bahasa Korea yang terdapat dalam lirik lagu-lagu boyband Seventeen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif serta mengumpulkan sumber data dan mencari informasi terkait dengan objek penelitian berdasarkan studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini adalah dalam 12 lagu boyband Seventeen yang dijadikan sumber data, ditemukan penggunaan interjeksi bahasa Korea dengan fungsi dan maknanya yang berbeda-beda.
ABSTRACTThis journal analyzes the Korean interjection through boyband Seventeen rsquo s songs. Interjection is a category to express the speaker 39 s feelings and syntactically not related to other words in speech. Interjection always precedes as a loose or stand alone speech. In Korean, interjection is called gamtansa . Gamtansa is widely used in everyday life to express the speaker 39 s feelings, both orally and in writing. One of the media used is through music. The purpose of this journal is to explain the function and meaning of Korean interjection in boyband Seventeen rsquo s songs. This journal applies descriptive qualitative method by collecting the data and finding the related information from literature source. The results of this journal is in 12 boyband Seventeen rsquo s songs which became the source of data, found some Korean interjections and its different functions and meanings."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Young-Key
New York: Routledge, 2009
495.7 YOU k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Song, Gwang-su
Seoul : Hanguk Munhwaswa, 2005
KOR 495.75 SON h
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Park, Chang-Hai
Seoul: Yonsei University Press, 1975
KOR 495.7 PAR i (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Lee, Mi-Hye
Seoul: Pakijung, 2005
KOR 495.75 LEE h
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Vaniadika Istamitra
"Penelitian ini membahas tentang deiksis dalam bahasa Korea. Deiksis merupakan kata rujukan yang sifatnya dinamis atau tidak tetap. Deiksis berfungsi sebagai penjelas konteks suatu tuturan atau kalimat. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan deiksis dalam bahasa Korea secara umum dan penggunaannya dalam setiap jenisnya. Penelitian ini merupakan studi kepustakaan yang mengambil sumber dari beberapa penelitian terdahulu. Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana penggunaan deiksis dalam bahasa Korea. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat lima jenis deiksis paling umum dalam bahasa Korea, yaitu deiksis persona, deiksis ruang, deiksis waktu, deiksis wacana, dan deiksis sosial. Dari kelima jenis ini, dapat dikemukakan bahwa terdapat dua jenis deiksis yang dapat terbagi menjadi beberapa bagian. Deiksis yang dimaksud merupakan deiksis persona yang memiliki pembagian orang pertama, kedua, dan ketiga, dan deiksis waktu memiliki pembagian deiksis kalendrikal dan deiksis non-kalendrikal.
This study discusses deixis in Korean. Deixis is a reference word that is dynamic or not fixed. Deixis functions as an explanation of the context of an utterance or sentence. This study aims to explain deixis in Korean in general and its use in each type. This research is a library research that takes sources from several previous studies. The research question is how to use deixis in Korean. The results of this study indicate that there are five most common types of deixis in Korean: persona deixis, spatial deixis, time deixis, discourse deixis, and social deixis. From these five types, it can be stated that there are two types of deixis which can be divided into several parts. The deixis in question is persona deixis which has first, second, and third-person divisions, and time deixis has calendar deixis and non-calendrical deixis divisions."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Astin Dwi Hanifah
"Di Korea dan Indonesia, banyak peribahasa yang menggunakan metafora binatang untuk mengungkapkan suatu makna tertentu. Salah satu binatang yang digunakan sebagai metafora dalam suatu peribahasa adalah harimau. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metafora harimau dalam peribahasa Korea dan Indonesia. Data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber daring di internet dan buku. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Metafora peribahasa dianalisis menggunakan Conceptual Metaphor Theory (CMT) dari Lakoff dan Johnson, yakni dengan pemetaan domain sumber dan domain target. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan konseptualisasi harimau dalam peribahasa Korea dan Indonesia. Persamaan yang ditemukan adalah bahwa harimau dikonseptualisasikan sebagai manusia dan kehebatan. Perbedaan yang ditemukan adalah bahwa dalam peribahasa Korea, harimau dikonseptualisasikan sebagai sebuah ancaman dan pencapaian, sedangkan dalam peribahasa Indonesia, harimau dikonseptualisasikan sebagai penguasa, orang pintar, petaka, orang jahat, dan bahaya. Perbedaan lain yang ditemukan adalah bahwa dalam peribahasa Korea, kelinci digunakan sebagai pembanding harimau dan keduanya memiliki konseptualisasi yang bertolak belakang, sedangkan dalam peribahasa Indonesia menggunakan kambing.
In Korea and Indonesia, many proverbs use animal metaphors to express a certain meaning. One of the animals used as a metaphor in a proverb is the tiger. This study aims to compare the tiger metaphor in Korean and Indonesian proverbs. The data in this study were selected from online sources on the internet and books. The method used in this research is descriptive qualitative method. The metaphors of the proverb were analyzed using the Conceptual Metaphor Theory (CMT) from Lakoff and Johnson, by mapping the source domain and target domain. The analysis revealed that there are similarities and differences in the conceptualization of tigers in Korean and Indonesian proverbs. The similarities found are that the tiger is conceptualized as a human and greatness. The difference found is that in the Korean proverb, the tiger is conceptualized as a threat and achievement, while in the Indonesian proverb, the tiger is conceptualized as a ruler, smart, wretched, evil, and dangerous figure. Another difference found is that in Korean proverbs, rabbits are used as a comparison to tigers and both have opposite conceptualizations, while in Indonesian proverbs, goats are used."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Seoul: Yonsei Dehakgyo Chulphanbu, 2011
KOR 495.781 JEO w
Buku Teks Universitas Indonesia Library