Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 240015 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Angelia Merianty
"Sungai Ciliwung sebagai sungai yang paling berdampak di Ibukota DKI Jakarta diketahui memiliki kualitas air yang buruk. Tidak hanya itu, daerah di sekitarnya pun diketahui memiliki kadar oksigen, penataan ruang, penggunaan lahan, dan kebersihan lingkungan yang buruk. Kondisi Sungai Ciliwung yang buruk dan rawan banjir ini dapat berdampak pada kepuasan hidup penduduk di sekitarnya. Penelitian ini dilakukan pada penduduk di sekitar Sungai Ciliwung (N=248) dengan menggunakan alat ukur Perceived Residential Environment Scale dan The Satisfaction with Life Scale. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kualitas lingkungan tempat tinggal yang dirasakan dan kepuasan hidup penduduk. Selain itu, penelitian ini juga ingin melihat peran ketergantungan spasial dalam hubungan kedua variabel tersebut di tingkat kelurahan (N=84). Hasil analisis dengan menggunakan Pearson Correlation menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kualitas lingkungan tempat tinggal yang dirasakan dan kepuasan hidup (r=0,308, p<0,01). Penelitian ini juga menemukan bahwa hubungan kualitas lingkungan tempat tinggal yang dirasakan dan kepuasan hidup di tingkat kelurahan tidak diprediksi oleh ketergantungan spasial. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kepuasan hidup pada kelurahan di sekitar Sungai Ciliwung hanya diprediksi langsung oleh kualitas lingkungan tempat tinggal (R2=0,17, p=0,000). Dengan adanya limitasi yang dimiliki, diperlukan penelitian lebih lanjut terkait topik ini.

The most impactful river, Ciliwung, is known as a river that has poor quality of the water. The surrounding area of the river is also known has poor condition of oxygen levels, public space layout, land use, and environmental hygiene. This poor condition and high risk of flood could impact the life satisfaction level of the residents around the river. Was conducted on 248 residents around the Ciliwung River and was measured using The Perceived Residential Environment Scale and The Satisfaction with Life Scale, this study aims to investigate the relationship of perceived residential environment quality and life satisfaction. In addition, this study also aims to investigate the role of spatial dependence in the relationship between the two variables at urban village level (N=84). The results of Pearson Correlation analysis showed that there is a significant positive relationship between perceived residential environment quality and life satisfaction (r=0,308, p<0,01). This study also found that the relationship between perceived residential environment quality and life satisfaction is not predicted by spatial dependence. This result indicates that life satisfaction at urban village level around the Ciliwung River is predicted by the perceived residential environment quality directly (R2=0,17, p=0,000). Given the limitations of this study, further research is needed on this related topic."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiz Al Islam
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji ketergantungan spasial dari kualitas hidup berdasarkan angka kepadatan penduduk. Pengambilan data dilakukan secara daring kepada penduduk DKI Jakarta yang berusia dewasa yakni di atas 18 tahun. Kualitas hidup diukur dengan menggunakan alat ukur The World Health Organization Quality of Life - Bref (WHOQOL-Bref) dan angka kepadatan penduduk setiap kelurahan diambil dari portal Jakarta Open Data. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis spasial seperti autokorelasi spasial dan regresi spasial dengan menggunakan bantuan aplikasi Quantum GIS, GeoDa, dan ArcGIS. Penelitian ini menemukan bahwa domain kesehatan fisik, keadaan psikologis, dan lingkungan dari kualitas hidup memiliki ketergantungan spasial dan membentuk pola berkelompok. Ditemukan juga peran dari kepadatan penduduk yang memprediksi ketergantungan spasial tersebut.

This study aims to examine the spatial dependence of quality of life based on population density. The research data was obtained by spreading online questionnaires to residents of DKI Jakarta who are aged over 18 years old. Quality of life was measured using the World Health Organization Quality of Life - Bref (WHOQOL-Bref) measuring instrument and the data of population density of each kelurahan was taken from the Jakarta Open Data portal. This research was conducted using descriptive analysis and spatial analysis such as spatial autocorrelation and spatial regression by using Quantum GIS, GeoDa, and ArcGIS applications. This study found that the domains of physical health, psychological, and environment of quality of life have spatial dependence and geographically form clustered patterns. It is also found that the role of population density predicts spatial dependence."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Adi Winata
"Melihat DKI Jakarta memiliki daya tarik yang besar dalam urbanisasi sebagai kota metropolitan dan data pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat pada setiap tahunnya, menyebabkan kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk penduduk yang tinggi dapat mempengaruhi kepuasan hidup. Penelitian psikologi geografis, masih jarang sekali dilakukan di Indonesia terutama membahas kesehatan mental. Penelitian ini secara khusus ingin melihat ketergantungan spasial dari kepuasan hidup dan melihat apakah kepadatan penduduk dapat menjadi prediksi bagi ketergantungan spasial dari kepuasan hidup. Data penelitian diperoleh melalui penyebaran kuesioner secara daring kepada penduduk DKI Jakarta berusia di atas 18 tahun (N=956) pada tahun 2022. Pengukuran kepuasan hidup menggunakan The Satisfaction with Life Scale (SWLS), dan angka kepadatan penduduk melalui laman Jakarta Open Data. Analisis yang dilakukan berupa analisis deskriptif dan analisis autokorelasi spasial menggunakan perangkat lunak GeoDa. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kepuasan hidup tidak memiliki ketergantungan spasial (r=0.024, p=0.266), yaitu kepuasan hidup suatu kelurahan tidak memiliki kemiripan nilai kepuasan hidup dengan kelurahan-kelurahan yang bertetangga dan kepadatan penduduk tidak dapat memprediksi ketergantungan spasial dari kepuasan hidup.

Seeing that DKI Jakarta has a great appeal in urbanization as a metropolitan city and data on population growth that is increasing every year causes population density. High population density can affect life satisfaction. Geographic psychology research is still rarely done in Indonesia, especially discussing mental health. This study specifically wants to look at the spatial dependence of life satisfaction and see whether population density can be a predictor of the spatial dependence of life satisfaction. The research data was obtained through the distribution of online questionnaires to DKI Jakarta residents aged over 18 years (N=956) in 2022. Life satisfaction was measured using The Satisfaction with Life Scale (SWLS), and population density figures through the Jakarta Open Data page. The analysis was carried out in the form of descriptive analysis and spatial autocorrelation analysis using GeoDa software. The research findings show that life satisfaction has no spatial dependence (r=0.024, p=0.266). This means that the life satisfaction of the kelurahan does not have the same value of life satisfaction with the adjacent kelurahan and population density cannot predict the spatial dependence of life satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhsanu Amalia Putri
"Penelitian bertujuan untuk melihat ketergantungan spasial kepuasan hidup dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Data penelitian diperoleh melalui penyebaran kuesioner daring kepada penduduk DKI Jakarta berusia di atas 18 tahun (N=1526) pada tahun 2020 dan 2021. Pengukuran kepuasan hidup menggunakan Satisfaction with Life Scale, RTH melalui jumlahnya dari portal resmi Kementerian PPN/Bappenas RI, dan kelurahan melalui jumlah dan wilayah administratifnya dari portal resmi Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta. Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif, analisis spasial menggunakan GeoDa, dan analisis korelasi menggunakan Pearson’s Product Moment. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kepuasan hidup memiliki ketergantungan spasial (r=0.23 dengan p=0.001) dan RTH dapat memprediksi ketergantungan spasial tersebut (R²=0.13 dengan F=41.67). Keteragantungan spasial ini secara geografis membentuk pola ketetanggaan.

This study aims to see the spatial dependence of life satisfaction with urban greenspace. Research data was obtained through the distribution of online questionnaires to residents of DKI Jakarta aged over 18 years (N=1526) in 2020 and 2021. Life satisfaction was measured using the Satisfaction with Life Scale, RTH through the numbers from the official portal of the Ministry of National Development Planning/Bappenas RI, and kelurahan through the number and administrative area from the official portal of the DKI Jakarta Regional Disaster Management Agency. The analysis carried out is descriptive analysis, spatial analysis using GeoDa, and correlation analysis using Pearson's Product Moment. The research findings show that life satisfaction has a spatial dependence (r=0.23 with p=0.001) and RTH can predict this spatial dependence (R²=0.13 with F=41.67). This spatial dependence geographically forms a pattern of clustering."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kania Meitha Nareswari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial dari kepuasan hidup penduduk DKI Jakarta. Data penelitian diambil melalui survei online pada penduduk Jakarta yang berusia di atas 18 tahun ( N=748). Pengukuran variabel kepuasan hidup dilakukan dengan menggunakan Satisfaction With Life Scale (SWLS) dan untuk variabel kondisi geografi didapatkan dari data sekunder Badan Pusat Stastistik dan Jakarta Open Data. Analisis spasial dilakukan dengan menggunakan metode autokorelasi spasial Moran’s I, Moran scatter plot, dan regresi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat pola spasial kepuasan hidup penduduk Jakarta yang mengelompok di tingkat kelurahan (Moran’s I= 0.224) dan densitas penduduk di tingkat kelurahan berkontribusi terhadap kepuasan hidup penduduk Jakarta (R² = 0.111).

The current study is aimed to analyse geospatial pattern of life satisfaction among Jakarta’s residents. Data were gathered through an online survey on the Jakarta’s population aged above 18 years (N = 748). Life satisfaction was measured using Satisfaction With Life Scale (SWLS) and geographic data were obtained from Badan Pusat Statistik and Open Data Jakarta. Spatial data were analyzed using Moran’s I spatial autocorrelation method, Moran Scatter plot, and regression. Results showed that there is a clustered pattern of life satisfaction among residents of Jakarta (Moran’s I=0.224) and population density at urban village level contributes to life satisfaction of Jakarta’s population (R² = 0.111)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Josephine Adeline
"Penelitian ini menganalisis hubungan antara afek positif dengan frekuensi mengunjungi Ruang Terbuka Hijau (RTH) di tingkat individu, dan peran ketergantungan spasial pada hubungan kedua variabel tersebut pada tingkat kelurahan di DKI Jakarta. Data diperoleh dari 793 partisipan yang tersebar di 225 kelurahan di DKI Jakarta. Proses pengambilan data dilakukan secara daring dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner Positive And Negative Affect Schedule (PANAS) dan item frekuensi kunjungan ke RTH buatan Cameron dkk. (2017) yang telah diadaptasi. Analisis korelasi Pearson dilakukan menggunakan SPSS IBM 20, sedangkan analisis spasial menggunakan GeoDa 1.18. Hasil analisis korelasi menunjukkan terdapat korelasi positif yang signifikan antara afek positif dan frekuensi mengunjungi RTH di tingkat individu (r = .244, p < 0.01) dan kelurahan (slope = .224, p = .001). Sedangkan, hasil analisis regresi spasial tidak menemukan adanya peran ketergantungan spasial pada hubungan afek positif dengan RTH (Moran’s I = 1.08, p = .27). Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa tidak ada peran ketergantungan spasial pada korelasi positif antara afek positif dan frekuensi mengunjungi RTH.

This current study analyzed the relationship between Positive Affect and frequency of visits to Urban Green Space (UGS) at the individual level, and the role of spatial dependence on the relationship between both variables at the subdistrics level in Jakarta. A total of 793 participants’ data from 225 subdistricts in Jakarta were obtained using an online questionnaire. The instruments used in this study were the adaptation of Positive And Negative Affect Schedule (PANAS) and frequency of visits to UGS items from Cameron et al. (2017). Pearson Correlation was conducted using SPSS IBM 20, while GeoDa 1.18 was used to do the spatial analysis. Results showed that there is a significant and weak positive correlation between Positive Affect and frequency of visits to UGS at the individual level (r = .224, p < 0.01) and subdistricts level (slope = .224, p = .001). On the other hand, spatial regression analysis revealed that spatial dependence doesn’t have a significant role in the relationship between Positive Affect and frequency of visits to UGS (Moran’s I = 1.08, p = .27)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naura Thifaldhia Chrissandi
"Menurut Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Republik Indonesia pada tahun 2021, Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang penduduknya kurang bahagia. Hal ini memiliki hubungan dengan Ibukota Provinsi Jawa Barat yaitu Kota Bandung yang kerap dilanda kemacetan serta memiliki RTH yang kurang memadai. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui ketergantungan spasial kepuasan hidup penduduk Kota Bandung serta kontribusi kunjungan ke Ruang Terbuka Hijau (RTH) terhadap ketergantungan spasial. Partisipan penelitian ini adalah penduduk Kota Bandung yang berusia diatas 18 tahun (N=427). Pengukuran kepuasan hidup dilakukan menggunakan alat ukur Satisfaction with Life Scale (SWLS) oleh Diener dkk. (1985), kemudian partisipan mengisi rentang pilihan rutinitas kunjungan ke RTH dari Hong dkk. (2019). Uji Autokorelasi Spasial Moran’s I menunjukkan bahwa kepuasan hidup penduduk Kota Bandung tidak memiliki ketergantungan spasial (r=-0,046). Hal ini dikarenakan Kota Bandung tidak memiliki variasi geografis yang signifikan, sehingga tidak terdapat kluster kepuasan hidup.

Based on Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) that is conducted by Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, West Java Province is one of the provinces with less happy residents. This is due to the fact that The capital city of West Java Province, Bandung City, is often hit by traffic jams and has inadequate green open space. Therefore, this study was conducted to determine the spatial dependence of life satisfaction of Bandung City residents based on Urban Greenspace visit. The participants of this study are the residents of Bandung City who are over 18 years old (N=427). Measurement of life satisfaction was carried out using the Satisfaction with Life Scale (SWLS) by Diener et al. (1985), then participants filled a range of choices for routine of visits to Urban Greenspace by Hong et al. (2019). Moran's I Spatial Autocorrelation Test shows that the life satisfaction of the residents of Bandung City has no spatial dependence (r=-0.046). This is because Bandung City does not have a significant geographical variation, therefore there is no life satisfaction cluster."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brigita Widya Patria
"Masalah kesehatan mental merupakan salah satu tantangan Kota Bandung dalam rangka mempertahankan kualitas hidup penduduk. Kualitas hidup dipengaruhi oleh karakteristik spasial tempat tinggal sehingga kualitas hidup memiliki ketergantungan spasial. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kepadatan penduduk sebagai fitur lingkungan dan ruang yang memengaruhi kualitas hidup. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketergantungan spasial dari setiap domain kualitas hidup dihubungkan dengan angka kepadatan penduduk yang dilakukan pada 486 partisipan di atas 18 tahun yang berasal dari 151 kelurahan di Kota Bandung secara daring. Kualitas hidup diukur menggunakan alat ukur The World Health Organization Quality of Life - Bref (WHOQOL-Bref) versi Indonesia yang terdiri dari 26 item. Angka kepadatan penduduk, nama, dan jumlah kelurahan diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Bandung.
Analisis yang dilakukan adalah analisis spasial seperti eksplorasi data dan autokorelasi spasial menggunakan GeoDa, serta regresi linear dan analisis deskriptif menggunakan IBM SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa domain kesehatan fisik (r = -0,064), domain hubungan sosial (r = -0,008), dan domain lingkungan (r = -0,022) pada kualitas hidup tidak memiliki ketergantungan spasial, kecuali domain keadaan psikologis (r = 0,02). Selain itu, hasil juga menunjukkan bahwa kepadatan penduduk tidak dapat memprediksi ketergantungan spasial tersebut (p-value domain kesehatan fisik = 0,12, p-value domain keadaan psikologis = 0,28, p-value domain hubungan sosial = 0,47, p-value domain lingkungan = 0,37).

Mental health issue is one of Bandung City’s challenges to maintan the quality of life. Quality of life is determined by spatial characteristics of residence, so that quality of life has spatial dependence. In this study, researcher used population density as an environmental and spatial features that affect quality of life. Hence, this study aims to see the spatial dependence of each domain of quality of life associated with population density which was conducted on 486 participants over 18 years from 151 Bandung City’s sub-district by spreading online questionnaires. Quality of life was measured using Indonesian version of The World Health Organization Quality of Life - Bref (WHOQOL-Bref) Scale which consists of 26 items. The data of population density, name, and number of sub-district was obtained from Badan Pusat Statistik Kota Bandung.
The analysis carried out is spatial analysis such as data exploration and spatial autocorrelation by using GeoDa, linear regression and descriptive analysis by using IBM SPSS. This study shows that physical domain (r = -0,064), social domain (r = -0,008), and environment domain (r = -0,022) of quality of life have not a spatial dependence, except for the psychological domain (r = 0,02). In addition to that, the results also show that population density cannot predict this spatial dependence (p-value physical domain = 0,12, p-value psychological domain = 0,28, p-value social domain = 0,47, p-value environment domain = 0,37).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roby Dwiputra
"Kondisi geomorfologi Jakarta serta bentuk aliran sungai yang bercorak peneplain dibenturkan dengan terjadinya degradasi lingkungan akibat kepadatan penduduk yang terus bertambah menyebabkan kerentanan Jakarta terhadap ancaman bahaya banjir terus meningkat. Dari ke-13 sungai yang mengalir di Jakarta, Sungai Ciliwung menjadi perhatian utama bermula dari sejarahnya sebagai fungsi vital bagi Jakarta sejak jaman Pemerintahan Belanda yang mana merawat Sungai Ciliwung pada saat itu sama dengan menjaga harkat dan martabat Batavia (sekarang Jakarta). Pembelajaran dari negara-negara di Eropa atau Amerika, konsep penanganan sungai yang berhasil dilaksanakan dan menjadi contoh bagi negara lain yaitu menggunakan pendekatan revitalisasi. Revitalisasi sungai berdampak pada peningkatan kualitas lingkungan dan kehidupan yang juga sekaligus menjadi dasar pembangunan berkelanjutan. Urgensi revitalisasi sungai membuat penelitian ini penting untuk dilakukan, yakni membahas kriteria revitalisasi sungai dari perspektif kajian perkotaan untuk mendapatkan tingkat prioritas lokasi revitalisasi. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode Analisis Hirarki Proses (AHP) dan analisis spasial berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kriteria faktual banjir merupakan kriteria penentu lokasi dengan bobot tertinggi, yaitu 32,4% sehingga setiap segmen pelaksanaan revitalisasi harus memiliki dampak yang besar bagi pengendalian banjir di Jakarta. Adapun lokasi revitalisasi Sungai Ciliwung sangat prioritas dimulai dari Jalan TB Simatupang sampai Pintu Air Manggarai.

The geomorphological conditions of Jakarta and the shape of the river flow with a peneplain pattern are collided with environmental degradation due to the increasing population density, causing Jakarta's vulnerability to the threat of flooding continue to increase. Of the 13 rivers that flow in Jakarta, the Ciliwung River has become a major concern starting from its history as a vital function for Jakarta since the days of the Dutch East Indies, when caring for the Ciliwung River at that time was as important as maintaining the dignity of Batavia (n.k.a Jakarta). Learning from countries in Europe or America, the concept of river management that has been successfully implemented and has become an example for other countries are by using a revitalization approach. River revitalization has an impact on improving the quality of the environment and life which is also the basis for sustainable development. The urgency of river revitalization makes this research important to do, namely discussing river revitalization criteria from the perspective of urban studies to get the priority level of revitalization locations. This research uses a quantitative approach with the method of Analytic Hierarchy Process (AHP) and spatial analysis based on Geographic Information Systems (GIS). The results show that flood factual criteria determine the location of river revitalization with the highest score, which is 32.4% so that each segment of the revitalization implementation must have a major impact on flood protection in Jakarta. The location for the revitalization of the Ciliwung River is very priority starting from TB Simatupang street to the Manggarai Water Gate."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hapsari Aliya Kriandita
"Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian psikologi geografis, yaitu bidang psikologi yang berusaha untuk memetakan variasi fenomena psikologis dan untuk memahami bagaimana variasi tersebut berhubungan dengan perilaku pada berbagai tingkat analisis spasial. Penelitian ini bertujuan untuk melihat variasi kepribadian Big Five di lima kotamadya Jakarta dan kemudian melihat pengaruh kesesuaian kepribadian individu dengan kepribadian kota tempat tinggalnya terhadap kepuasan hidup penduduk DKI Jakarta. Kesesuaian kepribadian individu dan kota pada penelitian ini berdasar pada teori person – environment fit. Penelitian ini dilakukan pada 606 penduduk DKI Jakarta yang berusia 18 – 60 tahun. Pengukuran variabel kepribadian dilakukan dengan menggunakan Big Five Inventory – 44 (BFI-44) dan pengukuran variabel kepuasan hidup dilakukan dengan menggunakan Satisfaction with Life Scale (SWLS). Analisis dilakukan dengan menggunakan teknik statistika regresi polinomial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian antara kepribadian individu dan kepribadian kota tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup penduduk DKI Jakarta.

This study is part of geographical psychology research, which is an area of research aimed to map geographical variation in psychological phenomena and to understand how that variation relates to behavioral outcomes at multiple levels of spatial analysis. The study aims to examine the Big Five personality variations in Jakarta and the effect of person – city personality fit on life satisfaction of DKI Jakarta residents. This research of person – city personality fit will be based on the theory of person – environment fit and conducts 606 residents of DKI Jakarta ranged from 18 – 60 years of age. This research is using the Big Five Inventory – 44 (BFI-44) and Satisfaction with Life scale (SWLS) as the tools to measure personality and life satisfaction. This research is also using the multilevel polynomial regression as the tool for analysis technique. The results showed that the person – city personality fit has no effect on the level of life satisfaction of DKI Jakarta residents.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>