Ditemukan 8018 dokumen yang sesuai dengan query
Anita Permatasari
"Dalam perdagangan proteksi paten esensial untuk inovasi, memberi tambahan faktor kompetitif dalam barang yang diproduksi, dan menciptakan eksosistem rendah imitasi yang dapat menarik arus impor barang berteknologi tinggi. Namun, di sisi lain proteksi paten juga dapat menciptakan non-competitive behaviour dan merestriksi aksesibilitas. Dengan menggunakan analisis data panel, penulis ingin melihat dampak proteksi paten terhadap arus ekspor dan impor ASEAN 5 (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina) dengan Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jerman pada barang patent intensive di tahun 1998-2017. ditemukan bahwa dengan mempertimbangkan faktor level teknologi, proteksi paten yang diimplementasikan highly industrialized countries membuat arus ekspor ASEAN-5 terhalang untuk masuk dan ditemukan adanya market power di arus impor ASEAN-5 yang menurunkan aksesibilitas barang impor sektor Production Technology, Analytical Instrument, dan Chemical dari highly industrialized countries.
In a trade context, patent protection is essential for innovation, add competitive points in produced goods, and create an imitation-free ecosystem that attracts the import flow of advanced technology goods. On other hand, patent protection can encourage patent holder’s non-competitive behaviour and restrict goods accessibility. Using panel data analysis from 1998-2017, this thesis provides an analysis about patent protection impact on ASEAN-5’s export and import flow of patent-intensive goods from highly industrialized countries (Japan, South Korea, United States, and Germany). When the factor of technological level is considered, patent protection in highly industrialized countries restricts ASEAN-5 export flow to those countries in every sector. Meanwhile, in import flow, market power has detected so that it decreases ASEAN-5 accessibility to various import sectors such as Production Technology, Analytical Instrument, dan Chemical from highly industrialized countries."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Andriana Krisnawati
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004
346.048 AND p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Hendra Tanu Atmadja, 1952-
"The loss due to the infringement to Intellectual Property Rights especially to copyright is very high. Indonesia is dubbed as "Heaven for Piracy". Every year, the state has suffered a loss in the amount of 40 billion rupiah in tax because of the piracy. Due to the economic growth and the buying power the people, approximately 40 million cassettes and CDs are absorbed by the market every month. But of the above mentioned number, only 2 million of cassettes as well as CDs are produced byt he official producers, whereas the rest totaling 38 million cassettes and CDs are supplied by the pirates."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
HUPE-XXXIII-2-JanMar2003-282
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Jakarta: Tamita Utama, 1999
R 381.34 Ind u
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
"ASEAN mendirikan sebuah mekanisme hak asasi manusia yang memiliki spesialisasi pada pemajuan dan perlindungan hak perempuan dan anak pada tanggal 7 April 2010 di Hanoi, Vietnam. koimisi ini dinamakan ASEAN Commission on the promotion and protection of the rights of women and children atau ACWC. Artikel ini membahas perkembangan ACWC sejak ia didirikan, tantangannya kedepan dan kans apa saja yang dimilikinya untuk meningkatkan upaya perlindungan hak perempuan dan anak dikawasan. Artikel ini beragumentasi bahwa meskipun ACWC didirikan dengan segala keterbatasan dan dinamikannya, badan ini bisa memiliki potensi untuk meningkatkan perlindungan terhadap hak perempuan di ASEAN."
323 JP 20:2(2015)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S26397
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yasmin Nadhira
"Penelitian ini membahas mengenai prinsip kebaruan dalam permohonan Paten dan Desain Industri. Baik UndangUndang Paten maupun Undang-Undang Desain Industri keduanya mempersyaratkan prinsip kebaruan. Pasal 2 Undang-Undang No, 14 Tahun 2001 Tentang Paten memberi syarat permohonan Paten memiliki: (i) adanya unsur kebaruan, (ii) mengandung langkah inventif, (iii) dapat diterapkan dalam Industri. Undang-Undang Desain Industri No. 31 Tahun 2000 pada Pasal 2 juga menyatakan bahwa Hak Desain Industri diberikan untuk Desain Industri yang baru. Dalam beberapa kasus pengadilan seperti putusan No. 03/Pdt-Sus-HKI/Desain/2020/PN. Niaga Sby, terdapat persinggungan antara kebaruan dalam Paten dan Desain Industri. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti perbedaan baik secara substansi maupun penerapan prinsip kebaruan dalam Paten dan Desain Industri. Penelitian memiliki bentuk penelitian hukum normatif dengan studi Pustaka dan hukum positif yang berlaku di Indonesia.
This paper discusses the principle of novelty in Patent and Industrial Designs applications. Both the Patent Law and the Industrial Design Law require the principle of novelty. Article 2 of Law No. 14 of 2001 concerning Patents stipulates that patent applications should have: (i) an element of novelty, (ii) contain inventive steps, (iii) can be applied in industry. Industrial Design Law No. 31 of 2000 in Article 2 also states that Industrial Design Rights are granted for new Industrial Designs. In several court cases, such as decision No. 03/Pdt-Sus-HKI/Desain/2020/PN. Niaga Sby, there is an overlap between novelty in patents and industrial designs. This research was conducted to examine differences in substance and the application of the principle of novelty in Patents and Industrial Designs. The research has a form of normative legal research with literature studies and positive laws that apply in Indonesia."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Universitas Indonesia, 2007
S34237
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jakarta: Tatanusa, 2005
346.048 TUJ
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Rika Salim
"Skripsi ini membahas peran vital klaim paten dalam hukum paten dan penerapan penilaian suatu klaim paten dalam rangka kebutuhan pendaftaran serta pembuktiannya di Komisi Banding Paten dan Pengadilan (Studi Kasus). Dalam perlindungan paten, klaim paten memiliki fungsi perlindungan untuk memberikan batasan seberapa luas suatu invensi dilindungi. Selain itu, klaim paten berfungsi sebagai pusat informasi tentang lahirnya hak paten atas suatu invensi dan teknologi invensi tersebut kepada masyarakat. Untuk menentukan ruang lingkup dari perlindungan paten, perlu untuk mengetahui batasan hak paten yang diberikan melalui klaim patennya. Maka itu dibutuhkan suatu penafsiran klaim paten. Dalam penafsiran klaim paten terkadang tidak cukup dengan hanya melihat pada klaim patennya saja, dibutuhkan bukti intrinsik lainnya seperti deskripsi, gambar paten, serta dokumen-dokumen pemeriksaan dalam proses pendaftaran serta bukti ekstrinsik seperti pendapat ahli di bidang teknologi terkait, kamus ataupun pendapat pemeriksa paten. Tujuannya untuk memberikan keterangan yang lebih jelas atas kata-kata yang digunakan dalam klaim paten yang bersifat sangat teknis ataupun ambigu.
This mini-thesis discusses the vital role of patent claim in patent law and the patent claim interpretation in patent registration, the appeal process in the appeal committee of Patent, and litigation in the court. In patent protection, patent claim has a protection function as the boundaries of the protection. Moreover, it has public notice function to inform about the patent rights and the technology of the invention to public. To determine the scope of patent protection, it's necessary to know the boundaries of the patent by its claim. Therefore, it's also necessary for doing claim interpretation. In claim interpretation sometimes it's not enough for only looking at the claim, but also need to look at other intrinsic evidence like description, figure, and prosecution history and extrinsic evidence like expert testimony, examiner testimony, and dictionary. It's to clarify the real meaning of the technical claim word or the ambiguous word."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S25086
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library