Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101156 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Deviana Mumtaz
"Artikel ini membahas mengenai perilaku pencarian informasi oleh siswa tunanetra SLB-A Pembina Tingkat Nasional. Siswa tunanetra membutuhkan materi khusus untuk membantu dalam mengakses dan menemukan informasi yang relevan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perilaku pencarian informasi siswa tunanetra SLB-A Pembina Tingkat Nasional di masa pandemi dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kebutuhan informasi dan hambatan yang dialami oleh siswa tunanetra dalam proses pencarian informasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dalam penelitian dikumpulkan melalui wawancara daring dari bulan April hingga Mei 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa tunanetra melakukan pencarian informasi sesuai dengan model Ellis. Hambatan yang dialami dalam proses pencarian informasi yaitu membutuhkan waktu lebih lama dalam mencari informasi, kurangnya kemampuan untuk menentukan informasi yang kredibel, dan sedikitnya ketersediaan buku braille.

This article discusses the information seeking behavior of visually impaired students in SLB-A Pembina Tingkat Nasional. Visually impaired students require specialized materials to help in accessing and seeking relevant information. The purpose of this study was to identify the information seeking behavior of visually impaired students of SLB-A Pembina Tingkat Nasional during the pandemic to fulfil their information needs. Furthermore, this study will also determine the information needs and obstacles experienced by visually impaired students in the information search process. This study uses a qualitative approach. The research data were collected through online interviews between April and May 2021. The results showed that visually impaired students searched for information according to the Ellis model. The obstacles experienced in the information search process are that it takes longer to find information, lacks the ability to determine credible information, and the lack of availability of braille books."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Deviana Mumtaz
"Artikel ini membahas mengenai perilaku pencarian informasi oleh siswa tunanetra SLB-A Pembina Tingkat Nasional. Siswa tunanetra membutuhkan materi khusus untuk membantu dalam mengakses dan menemukan informasi yang relevan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perilaku pencarian informasi siswa tunanetra SLB-A Pembina Tingkat Nasional di masa pandemi dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kebutuhan informasi dan hambatan yang dialami oleh siswa tunanetra dalam proses pencarian informasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dalam penelitian dikumpulkan melalui wawancara daring dari bulan April hingga Mei 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa tunanetra melakukan pencarian informasi sesuai dengan model Ellis. Hambatan yang dialami dalam proses pencarian informasi yaitu membutuhkan waktu lebih lama dalam mencari informasi, kurangnya kemampuan untuk menentukan informasi yang kredibel, dan sedikitnya ketersediaan buku braille.

his article discusses the information seeking behavior of visually impaired students in SLB-A Pembina Tingkat Nasional. Visually impaired students require specialized materials to help in accessing and seeking relevant information. The purpose of this study was to identify the information seeking behavior of visually impaired students of SLB-A Pembina Tingkat Nasional during the pandemic to fulfil their information needs. Furthermore, this study will also determine the information needs and obstacles experienced by visually impaired students in the information search process. This study uses a qualitative approach. The research data were collected through online interviews between April and May 2021. The results showed that visually impaired students searched for information according to the Ellis model. The obstacles experienced in the information search process are that it takes longer to find information, lacks the ability to determine credible information, and the lack of availability of braille books."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Mardiarini Ismail
"Bidang kebutuhan dan perilaku pencarian informasi merupakan bagian dari kajian pemakai. Kajian ini merupakan salah satu bidang dari 12 kajian Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Penelitian mengenai perilaku pencarian informasi penyandang tuna netra pemah dilakukan oleh Kirsty Williamson et al dengan judul Information Seeking by Blind and Sight Impaired Citizen: an Ecological Study. Penelitian ini dilakukan terhadap penyandang tuna netra di Australia dan diterbitkan di Information Research, Vol.5 No.4 July 2000. Setiap orang pasti membutuhkan informasi agar tetap bisa mengikuti perubahan zaman. Masalah kebutuhan dan pencarian informasi pun dialami siswa tuna netra. Sebagai siswa, informasi utama berkaitan seputar pelajaran sekolahnya. Dengan segala keterbatasannya -- terutama berkaitan dengan mobilitasnya --, siswa tuna netra akan mencari informasi yang dibutuhkannya. Model perilaku pencarian informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Behavioral Model of Information Seeking Strategies yang dikenalkan oleh David Ellis. Model ini mengamati seorang pencari informasi mulai dari ia mengindentifikasi kebutuhan informasinya hingga ia menemukan informasi yang dibutuhkannya. Model tersebut terdiri dari tahap starting, chaining, browsing, differentiating, monitoring, extracting, verifying, dan ending. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif interpretif dengan metode kualitatif berupa observasi dan wawancara. Informan terdiri dari 13 orang siswa tingkat SMP-SMA di SLBIA Pembina Tingkat Nasional. Pengambilan sampel sebagai informan menggunakan gabungan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Analisis data dilakukan dengan tiga alur: reduksi data, analisis serta interpretif, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah: 1) Ada lima kategori jenis kebutuhan informasi mereka. Dua kategori yang utama adalah kebutuhan informasi berdasarkan pelajaran sekolahnya dan berdasarkan minatnya. Tiga lainnya adalah informasi tentang lawan jenisnya, berita-berita umum, dan orientasi arah/harga barang. 2) Sumber perolehan informasi andalan untuk kebutuhan informasi berdasarkan pelajaran sekolahnya adalah informal (teman, keluarga, dan guru/pihak sekolah) dan formal (kaset, buku braille, radio, tv, internet). Sumber perolehan informasi untuk kebutuhan informasi andalan untuk kebutuhan informasi berdasarkan minat, lawan jenis, berita-berita umum, dan orientasi arah/harga adalah informal (teman dan keluarga). 3) Tidak tersedianya buku braille di perpustakaan umum menunjukkan kurang seriusnya perhatian pemerintah sehingga para penyandang tuna netra lebih mengandalkan kekuatan sendiri dan kerja sama dengan pihak swasta/luar negeri. 4) Tahap pencarian informasi untuk kebutuhan informasi berdasarkan pelajaran sekolahnya adalah starting, chaining, browsing, differentiating, extracting, dan ending. Tahap pencarian informasi untuk kebutuhan informasi berdasarkan minatnya adalah starting, chaining, browsing, differentiating, monitoring, extracting, verifying, dan ending. 5) Hambatan yang dialami para siswa ini adalah hambatan personal (trauma dan psikologis karena perubahan daya fisik penglihatan) dan lingkungan (masyarakat, tak tersedianya akses atau fasilitas memadai ke dan di sumber perolehan informasi)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S15519
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sudarno
"ABSTRAK
Penyandang disabilitas tunanetra sampai saat ini masih mengalami berbagai hambatan dalam menjalani kehidupannya. Secara internal, penyandang disabilitas tunanetra masih merasa terhina, rendah diri, tak berguna, dan berbagai perasaan inferior lainnya. Sementara di lingkungan sosial, masyarakat juga masih memberikan stigma negatif kepada penyandang disabilitas tunanetra. Penelitian ini melakukan analisis strategi pemberdayaan komunitas tunanetra yang tergabung dalam komunitas KTPB Komunitas Tunanetra Peduli Bangsa Kota Tangerang Selatan. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep pemberdayaan diri sendiri self-help dan dukungan sosial social support yang dibangun oleh KTPB. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi kualitatif.Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa kekuatan internal KTPB dan anggotanya dalam membangun self-help dan memperkuat dukungan sosial social support kepada mereka sangat dinamis. Kondisi self-help dan kemampuan memperkuat social support KTPB masih cukup lemah dan perlu diperkuat. Karena itu, upaya yang perlu dilakukan selain memperkuat self-help dan social support adalah meningkatkan kapasitas kelembagaan KTPB itu sendiri, baik aspek kepemimpinan, mekanisme kerja komunitas, jaringan dan kerjasama, serta kapasitas operasional dan adaptasi dari KTPB, sehingga akan mampu melakukan pemberdayaan anggotanya secara lebih baik. Kata kunci: penyandang disabilitas tunanetra, pemberdayaan, self-help, social support, KTPB, kelembagaan.

ABSTRACT
Visually impaired persons with disabilities is still experiencing various obstacles in their lives. Internally, the blind people still feel humiliated, inferior, useless, and various other inferior feelings. While in the social environment, people are still giving a negative stigma for persons with visual impairment. This research analyzes the community empowerment strategy who are incorporated in the organization of KTPB Studies in the Community of Visually Impaired Person for Concern of the Nation in the City of Tangerang Selatan. The concept used in this study is self help and social support. The methodology used in this study is a qualitative methodology.The result of this study shows that the internal strength of KTPB and its members in building self help and strengthen social supportis very dynamic. The condition of self help and the social support ability of KTPB still quite weak and need to be strengthened. Therefore, the efforts need to be done in addition to strengthening the self help and social support is to improve the institutional capacity of KTPB, both aspects of leadership, the working mechanism of the organization, networking and cooperation, as well as the operational capacity and adaptability of KTPB, so the organization will be able to better empower of its members. Keywords visually impaired persons with disabilities, empowerment, self help, social support, KTPB, institution."
2017
T46866
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yusro
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah sistem teknologi alat bantu mobilitas untuk orang dengan gangguan penglihatan (OdGP) yang dinamakan dengan Smart Environment Explorer Stick (SEES) . Tujuan khusus penelitian ini adalah mengembangkan algoritma baru dalam meningkatkan akurasi SEE-stick untuk mendeteksi tiang dengan metode perhitungan jarak dan pencarian pasangan garis vertikal berbasis optimasi deteksi tepi Canny dan Transformasi Hough. Algoritma deteksi tiang ini dinamakan algoritma YuRHoS. Hasil penelitian ini adalah telah dikembangkan SEES sebagai sistem pendukung mobilitas OdGP yang mengintegrasikan perangkat global remote server iSEE , embedded local server SEE-phone dan smart stick SEE-stick . Kinerja SEE-stick dapat ditingkatkan melalui algoritma YuRHoS yang mampu memperbaiki akurasi SEE-stick dalam mendeteksi tiang. Perbandingan hasil uji deteksi tiang antara algoritma YuRHoS dengan algoritma deteksi tiang lainnya menyimpulkan bahwa algoritma YuRHoS memiliki tingkat akurasi lebih baik dalam mendeteksi tiang. Dua faktor dominan yang signifikan mempengaruhi kemampuan SEE-stick dalam mendeteksi tiang adalah lokasi uji dan warna tiang. Tingkat akurasi SEE-stick akan optimal dalam mendeteksi tiang di luar ruangan dan tiang berwarna perak. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kinerja algoritma YuRHoS pada uji di dalam ruangan 0,085 kali lebih buruk dibandingkan uji di luar ruangan, sedangkan penggunaan tiang berwarna perak sebagai obyek deteksi dapat meningkatkan kinerja algoritma YuRHoS 12 kali lebih baik dibandingkan penggunaan tiang berwarna hitam.

ABSTRACT
This research aimed to develop a technology system of mobility aid for Visually Impaired Person (VIP) called Smart Environment Explorer Stick (SEES) . Particular purpose of this research was developing new algorithm in improving accuracy of SEE stick for pole detection using distance calculation method and vertical line pair search based on Canny edge detection optimization and Hough transform. Henceforth, the pole detection algorithm was named as YuRHoS algorithm. The developed SEES as supporting system of VIP mobility aid had been successfully integrated several devices such as global remote server iSEE , embedded local server SEE phone and smart stick SEE stick . Performance of SEE stick could be improved through YuRHoS algorithm which was able to fix the accuracy of SEE stick in detecting pole. Test comparison of pole detection results among others algorithm concluded that YuRHoS algorithm had better accuracy in pole detection. Two most significant factors affecting SEE stick ability in detecting pole was test location and pole color. Level of accuracy of SEE stick would be optimum once the test location was performed outdoor and pole color was silver. Statistics result shown that YuRHoS algorithm performance indoor was 0.085 times worse than outdoor. Meanwhile, silver pole color as object detection could increase YuRHoS algorithm performance as much as 12 times better compare to black pole color."
2016
D2255
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septhiria Chandra
"ABSTRAK
Sebagai bagian dari kelompok disabilitas, tunanetra seringkali terpinggirkan, termasuk dalam akses terhadap media. Padahal kenyataannya, beberapa penelitian menemukan bahwa mereka juga memiliki keinginan penggunaan media yang tinggi. Skripsi kualitatif ini melakukan wawancara mendalam dengan anggota perpustakaan Mitra Netra tentang pemanfaatan media oleh tunanetra di Jakarta, Pemanfaatan media yang diteliti meliputi pemilihan dan penggunaan media berdasarkan tujuan yang diinginkan serta kaitannya dengan klasifikasi kebutaan seseorang. Temuan penelitian menunjukkan bahwa tunanetra tetap memiliki tingkat konsumsi media yang tinggi meskipun memiliki hambatan penglihatan. Dengan masalah aksesibilitas yang mereka hadapi, tunanetra kemudian menjadi khalayak aktif yang mencari solusi agar dapat menggunakan media. Penelitian ini juga menemukan fakta bahwa pemanfaatan media berdasarkan klasifikasi kebutaan bersifat kontekstual dan tidak terjadi dalam setiap tujuan pemanfaatan media.

ABSTRACT
As part of the disabled group, people with visual impairment are often marginalized, including in access to media. Although in fact, several studies have found that people with visual impairment have high desire in media utilization. This qualitative thesis conducted in-depth interviews with library members of Mitra Netra about media utilization of the visually impaired in Jakarta. Media utilization in this research involves media usage and choice based on the desired goals and also its relation with one’s visual impairment classification. The finding in this research is that the visually impaired shows a rather high level of media consumption, despite the fact that they have difficulties in seeing. With the lack of accessibility to media, the visually impaired are forced to become an active audience, where they have to find solutions to continue using the media. Another fact that is found in this research is that media utilization based on visual impairment classification is very contextual and does not apply in every case."
2015
S60395
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andina Galuh Larasati
"Skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterlibatan orang tua anak disabilitas ganda saat anak belajar di rumah beserta hambatannya. Urgensi penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah keterlibatan yang orang tua lakukan akan membantu terpenuhinya hak-hak pendidikan anak sesuai dengan konsep ilmu kesejahteraan sosial yaitu konsep “Person in ennvironmet”. Terutama ketika diberlakukannya metode Pembelajaran Jarak Jauh saat pandemi yang mengakibatkan anak tidak dapat mengakses fasilitas pendidikan disabilitas dan jauh dari guru khusus untuk anak disabilitas ganda. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-deskriptif menggunakan teknik purposive sampling yang dilakukan dilakukan dari Agustus 2022 hingga Desember 2022 saat PTM telah diberlakukan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam secara daring dan luring pada 8 orang informan (tiga informan merupakan orang tua dari anak disabilitas ganda netra-autisme, netra-motorik, dan netra-perilaku; 3 orang dari guru kelas yang mengajar langsung anak disabilitas ganda; dan 2 orang merupakan Kepala Sekolah dan Koordinator SDLB-A Pembina Tingkat Nasional), serta observasi langsung terhadap anak disabilitas ganda yang berada di SDLB-A Pembina Tingkat Nasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan yang orang tua lakukan dalam membimbing anak disabilitas ganda belajar di masa pandemi adalah berupa: (1) Mendampingi anak selama belajar daring, (2) Membantu anak mengerjakan tugas sekolah, (3) Berkomunikasi dengan guru kelas terhadap perkembangan pendidikan anak, (4) Menenangkan anak saat tantrum, dan (5) Terlibat dalam pengambilan keputusan untuk sekolah tatap muka (PTM). Keterlibatan khusus yang orang tua anak disabilitas ganda lakukan adalah orang tua harus lebih ekstra dalam menangani anak yang mengalami tantrum saat belajar. Faktor hambatan utama orang tua saat membimbing anak disabilitas ganda belajar adalah karena orang tua tidak mengerti materi akademis pembelajaran anak disabilitas, juga karena masalah teknis terkait gawai, sinyal, dan kuota. Terungkap pula bahwa keterlibatan orang tua anak disabilitas ganda saat anak belajar di rumah ternyata cenderung lebih menekankan pada sisi perkembangan akademis, sedangkan guru SLB juga menginginkan adanya perkembangan kemandirian anak dalam activity daily living-nya yang dikatakan masih belum terpenuhi dengan baik. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan terhadap pengembangan ilmu Kesejahteraan Sosial terutama pada mata kuliah Kesejahteraan Anak Perlindungan Anak mengenai keterlibatan orang tua dalam membimbing anak disabilitas ganda, mengingat masih belum banyak pembahasan mengenai anak disabilitas.

This research aims to describe the involvement of parents of children with multiple disabilities while studying at home and its problems. The urgency of this research is to find out if parental involvement will help the children to fulfill their rights and education needs in accordance with the concept of social welfare science, namely the concept of “Person in environment”, especially during pandemic era, the implementation of online learning has caused children to not be able to access special educational facilities and are far from special teachers for children with multiple disabilities. This research is a qualitative-descriptive study using a purposive sampling technique which was conducted from August 2022 to December 2022 when face-to-face learning was already implemented. Data collection was carried out by in-depth online and offline interviews with eight informants (three informants were parents of visual-autism, visual-motor, and visual-behavior multi disabilities children; three class teachers of children with multiple disabilities; and two other people were school principals and coordinators of SDLB-A Pembina Tingkat Nasional), as well as direct observations of students with multiple disabilities at SDLB-A Pembina Tingkat Nasional. The results of the study show that the involvement of parents includes: (1) Accompanying children during online learning, (2) Helping children with their schoolwork, (3) Communicating with the class teachers about children's academic development, (4) Calming children during tantrums, and (5) Involved in decision-making for face-to-face learning (PTM). The specific involvement that parents of children with multiple disabilities have done is that they have to be extra in handling children who experience tantrums while studying. The main factor of the parents’ problems when guiding their multi disbilities children study are: Not understanding their study materials, and technical issues problems related to the the device, signal, and quota. However, it is found that the parents’ involvements only support the children’s academic development side, while the teachers also want the children’s self-sufficiency of their daily living activities to be developed properly, which, in fact, is still not well-fulfilled. The results of the research are expected to provide an input for the development of Social Welfare Study especially for Children Welfare and Children Protection course regarding the parental involvement in guiding children with multiple disabilities, considering that there is not much discussion about children with disabilities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shania Afifah
"Bagi penyandang tunanetra, salah satu hal yang menjadi tantangan bagi mereka adalah untuk bernavigasi dan mencari jalan menuju suatu tujuan di lingkungan yang asing menurut mereka salah satunya di museum. Banyak museum yang telah berupaya untuk menjadi pusat budaya inklusif. Namun, secara umum masih relatif jarang museum yang telah mengembangkan cara memfasilitasi akses bagi pengunjung tunanetra. Berangkat dari kondisi tersebut, karya tulis ini bertujuan untuk memahami bagaimana teknologi augmented reality sebagai teknologi bantu untuk penyandang tunanetra dapat bernavigasi dan memersepsikan lingkungan di ruang pamer museum. Kajian dalam karya tulis ini dilakukan dengan menganalisis dua studi kasus dengan variabel analisa yang sama. Studi kasus yang dikaji adalah penggunaan augmented reality dengan device yang menggunakan head mounted display dan handheld display. Kedua kasus dikaji berdasarkan aspek umum, aspek kualitas penyampaian informasi, dan cara penggunaan. Hasil akhir dari karya tulis ini adalah pentingnya penyampaian informasi melalui indra pendengaran dan peraba melalui teknologi bantu augmented reality yang dapat membantu mengakomodasi pengunjung ruang pamer yang menyandang tunanetra untuk bernavigasi dan memersepsikan lingkungannya di dalam ruang pamer museum.

For people with visual impairments, one of the things that become a challenge for them is navigating and wayfinding to a destination in a strange environment, one of them is in a museum. Many museums have strived to be centres of an inclusive culture. However, it is still relatively rare for museums to develop ways to facilitate access for visually impaired visitors. Based on these conditions, this paper aims to understand how augmented reality technology as an assistive technology for people with visual impairments can navigate and perceive the environment in the museum. The study in this paper was carried out by analyzing two case studies with the same analytical variables. The case study is the use of augmented reality with devices that use head-mounted displays and handheld displays. Both cases were studied based on general aspects, aspects of the quality of information delivery, and methods of use. The final result of this paper is the importance of delivering information through the senses of hearing and touch through augmented reality assistive technology that can help accommodate visitors to the showroom who have visual impairments to navigate and perceive their environment in the museum."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regan Changa
"Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perilaku pencarian informasi mahasiswa Universitas Indonesia sebelum dan sesudah pandemi COVID-19. Penelitian menggunakan jenis analisis deskriptif untuk menggambarkan pola perilaku pencarian informasi mahasiswa serta mengidentifikasi perubahan yang terjadi setelah pandemi. Responden dalam penelitian ini adalah 100 mahasiswa Universitas Indonesia. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang berisi pertanyaan tentang sumber-sumber informasi yang mereka akses sebelum dan sesudah pandemi COVID-19. Hasil analisis menunjukkan bahwa sumber informasi yang digunakan oleh mahasiswa tidak mengalami perubahan signifikan sebelum dan sesudah pandemi. Meskipun demikian, terdapat kecenderungan bahwa mahasiswa lebih sering menggunakan perilaku pencarian aktif, seperti mencari informasi melalui internet atau bertanya kepada teman, daripada perilaku pencarian mendalam yang melibatkan analisis dan evaluasi lebih mendalam terhadap sumber informasi. Selain itu jenis kelamin juga menentukan jenis informasi apa yang mereka akses.Penemuan ini memberikan wawasan penting terkait pola perilaku pencarian informasi mahasiswa Universitas Indonesia pasca pandemi COVID-19. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya upaya pendidikan dan pengembangan kompetensi informasi bagi mahasiswa guna meningkatkan keterampilan mereka dalam melakukan pencarian informasi secara efektif dan kritis.

This research aims to explore the information seeking behavior of University of Indonesia students before and after the COVID-19 pandemic. The study employs a descriptive analysis method to depict the patterns of students' information seeking behavior and identify any changes that occurred after the pandemic. The respondents for this research consist of 100 University of Indonesia students. Data were collected through questionnaires containing inquiries about the information sources they accessed before and after the COVID-19 pandemic. The analysis results indicate that the information sources used by the students did not undergo significant changes before and after the pandemic. However, there is a tendency for students to engage in more active information seeking behaviors, such as searching for information on the internet or asking their peers, rather than adopting deeper information seeking behaviors that involve analysis and more thorough evaluation of information sources. Additionally, the research finds that gender also influences the type of information accessed by students. These findings offer essential insights into the information seeking behavior patterns of University of Indonesia students in the post-COVID-19 era. The implications of this research highlight the necessity for educational efforts and information competency development for students to enhance their skills in conducting effective and critical information searches."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Luluk Iskandar
"Skripsi ini membahas pola pencarian informasi dan jenis informasi yang dicari oleh siswa-siswi tunagrahita SLB Negeri 02 Jakarta di internet dan yang menggambarkan proses pencarian informasi yang dilakukan oleh siswa-siswi tunagrahita SLB Negeri 02 Jakarta. Siswa-siswi penyandang tunagrahita membutuhkan penanganan khusus serta metode pencarian informasi yang khusus. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi yang dilanjutkan dengan pembuatan fieldnotes dan dianalisis dengan teori Ellis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan informasi yang diinginkan merupakan kebutuhan informasi yang memenuhi kepuasan pribadi dan pendidikan dengan jenis informasi yang dicari meliputi pelajaran, hiburan dan informasi di media sosial. Pola pencarian infromasi di internet oleh siswa-siswi tunagrahita SLB Negeri 02 Jakarta meliputi delapan tahap menurut Ellis yaitu starting, chaining, browsing, differentiating, monitoring, extracting, verifying, dan ending.
Hambatan yang ditemui dalam proses pencarian informasi di internet adalah lemahnya daya ingat sehingga diperlukan pengulangan instruksi oleh guru. Sedangkan dorongan pencarian informasi di internet oleh siswa-siswi tunagrahita SLB Negeri 02 Jakarta adalah rasa keingintahuan atas informasi. Sarana, prasarana dan fasilitas di SLB Negeri 02 Jakarta belum mendukung kegiatan belajar mengajar untuk siswa-siswi dan guru sehingga perlu diupayakan perbaikan.

This research discusses about the pattern of information seeking behavior and the type of information sought by mentally disabled students in SLB Negeri 02 Jakarta on the internet which describes their information seeking process. Students with disabilities need special treatments and method for seeking the information. This research is conducted by using a qualitative approach with an observation for data collection followed by making fieldnotes, and data, then analyzed by using Ellis theory.
The result indicates that their information needs are the information that fulfill their personal satisfaction and education. The types of the information are about studies, entertainment, and information from social media. According to Ellis, their pattern of information seeking are on eight stages, starting, chaining, browsing, differentiating, monitoring, extracting, verifying, dan ending.
The obstacles that they meet in the process of information seeking on the internet is the lack of memory, so the teachers need to repeat the instruction. The motivation that motivates the students to seek information on the internet is their curiousity towards information. The facilities and the infrastructures at SLB Negeri 02 Jakarta have not supported the teaching and learning activities, and need improvement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69413
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>