Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186760 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Darin Alya Khairunnisa Rizdinanti
"Berdasarkan sejarah kegempaannya, Cilacap merupakan wilayah yang pernah mengalami gempa besar (>M7.0) dan gempa dahsyat (>M8.0). Penelitian bermaksud untuk mengidentifikasi daerah rentan bencana gempa menggunakan data waveform noise. Pengolahan memanfaatkan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio yang menghasilkan nilai amplifikasi dan nilai frekuensi dominan suatu wilayah. Berdasarkan hasil penelitian, rentang nilai amplifikasi Kabupaten Cilacap ialah 0.24 – 6.63 dan rentang nilai frekuensi dominannya ialah 0.85 – 14.08 Hz dengan wilayah Karangkadri, Karangtalun, dan Tambakreja sebagai daerah yang sangat rawan. Berdasarkan nilai frekuensinya diestimasikan bahwa daerah penelitian ditutupi oleh litologi aluvial dengan intensitas maksimum gempa yang mungkin terjadi sekitar VIII MMI. Penelitian lebih lanjut dilakukan untuk mendapatkan nilai indeks kerentanan gempa, Peak Ground Acceleration, dan Ground Shear Strain. Nilai indeks kerentanan gempa yang didapat memiliki rentang 0.038 - 6.083 s2/cm. Nilai Peak Ground Acceleration bervariasi pada rentang 3.32835 – 3.32839 gal. Sementara nilai Ground Shear Strain daerah penelitian bervariasi dalam rentang 1.578x10-8 – 1.666x10-5. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa daerah yang sangat rawan pada Kabupaten Cilacap ialah wilayah Tambakreja yang memenuhi 5 dari 6 parameter kerawanan yang diuji.

Based on its seismik history, Cilacap is an area that has experienced a large earthquake (>M7.0) and a great earthquake (>M8.0). The research intends to identify earthquake-prone areas using waveform noise data. The processing is done by utilizing the Horizontal to Vertical Spectral Ratio method, producing amplification values and dominant frequency values. Based on the study results, the amplification value range of the Cilacap is 0.24 – 6.63, and the dominant frequency range is 0.85 – 14.08 Hz with Karangkadri, Karangtalun, and Tambakreja areas as the danger areas. Based on the frequency value, it is estimated that the study area is covered by aluvial lithology with a maximum intensity of earthquakes that may occur around VIII MMI. Further research was conducted to obtain the value of the earthquake susceptibility index, Peak Ground Acceleration, and Ground Shear Strain. The earthquake susceptibility index value obtained has a range of 0.038 - 6.083 s2/cm. The Peak Ground Acceleration value varies in the range of 3.32835 – 3.32839 gal. Meanwhile, the Ground Shear Strain values in the study area varied in the range of 1.578x10-8 – 1.666x10-5. Overall, it can be concluded that the earthquake-prone areas in Cilacap Regency is Tambakreja that qualified from the six parameter processing result."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qonita Shobrina
"Kota Surabaya bagian barat berada di antara dua patahan aktif, yaitu Patahan Surabaya dan Waru. Mikrozonasi seismik dan karakterisasi lokasi gempa di wilayah sekitar patahan sangat penting untuk pembangunan kota dan mitigasi potensi bencana akibat gempa. Tujuan penelitian ini adalah mengestimasi tingkat kerentanan seismik di Kecamatan Tandes dan Sambikerep yang berada di bagian barat Kota Surabaya. Data mikrotemor diolah menggunakan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) untuk mendapatkan nilai frekuensi dasar (f0) nilai amplifikasi (A0), dan kurva H/V. Inversi kurva H/V dilakukan untuk mendapatkan profil nilai kecepatan gelombang geser (Vs) terhadap kedalaman. Indeks kerentanan seismik tanah (Kg) dihitung berdasarkan nilai amplifikasi permukaan (A0) dan frekuensi dasar (f0). Hasil penelitian menunjukan nilai frekuensi dasar (f0) di Kecamatan Tandes dan Sambikerep berkisar antara 0,5051-3,9541 Hz. Sebaran nilai faktor amplifikasi (A0) di Kecamatan Tandes dan Sambikerep berkisar antara 1,0250-4,1135. Indeks Kerentanan Seismik (Kg) di wilayah penelitian bervariasi antara 0.4602 hingga 15.3294. Kecamatan Tandes dan Sambikerep memiliki nilai Kerentanan Seismik (Kg) relatif rendah sehingga lebih aman untuk pembangunan infrastruktur daripada daerah bagian utaranya.

The western part of Surabaya city is located between Surabaya and Waru active faults. Seismic microzonation and characterization of earthquake locations around fault areas are very important for city development and potential disaster mitigation caused by earthquakes. The objective of the research is to estimate the level of seismic vulnerability in the Tandes and Sambikerep districts located in the western area of Surabaya City. The microtremor data was processed using the Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) method to obtain fundamental frequency values (f0), amplification values (A0), and H/V curves. Inversion of H/V curves carried to obtain profiles of shear wave velocity values (Vs) versus depth. The soil seismic vulnerability index (Kg) is calculated based on the surface amplification value (A0) and fundamental frequency (f0). The research results show that the fundamental frequency (f0) value in Tandes and Sambikerep Districts ranges between 0.5051-3.9541 Hz. The amplification factor values (A0) in Tandes and Sambikerep Districts range between 1.0250-4.1135. The Seismic Vulnerability Index (Kg) of the study area varies from 0.4602 to 15.3294. Conclusion. Tandes and Sambikerep districts have relatively low Seismic Susceptibility (Kg) values. Therefore, these areas are safer for infrastructure building than the northern areas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paskia Cindy Veronica
"Akibat tatanan tektonik Pulau Sulawesi yang terletak pada pertemuan tiga lempeng besar dunia (triple junction) serta keberadaan sesar-sesar yang masih aktif menyebabkan Kota Gorontalo berpotensi mengalami bencana kegempaan. Sebagai upaya mitigasi guna meminimalisir kerusakan pada tanah dan bangunan jika terjadi gempa bumi, dilakukan identifikasi karakteristik dinamis tanah dan analisis profil kecepatan gelombang geser di wilayah Kota Gorontalo. Penelitian ini penting untuk mengidentifikasi wilayah-wilayah yang memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap bahaya gempa bumi serta berguna untuk perencanaan dan pengembangan infrastruktur bangunan tahan gempa. Penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan data mikrotremor yang diukur di 20 titik pengukuran yang tersebar di Kota Gorontalo. Data mikrotremor kemudian diolah menggunakan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) untuk mengestimasi nilai frekuensi natural, amplifikasi tanah, dan indeks kerentanan seismik serta metode inversi eliptisitas gelombang Rayleigh untuk pemodelan kecepatan gelombang geser. Hasil analisis HVSR menunjukkan bahwa secara umum nilai frekuensi natural tanah di Kota Gorontalo lebih rendah di bagian tengah hingga utara dan semakin meningkat ke arah selatan. Sedangkan, sebaran nilai amplifikasi tanah lebih tinggi di bagian tengah hingga utara dan semakin rendah ke arah selatan. Sebanding dengan pola sebaran amplifikasi tanah, indeks kerentanan seismik lebih tinggi di bagian tengah hingga utara dan semakin rendah ke arah selatan. Inversi eliptisitas gelombang Rayleigh menghasilkan profil kecepatan gelombang geser pada lapisan tanah hingga kedalaman 30 meter. Kecepatan gelombang geser rata-rata hingga kedalaman 30 meter (Vs30) digunakan untuk menentukan kelas situs yang mengacu pada SNI 1726 – 2019. Hasil analisis nilai Vs30 menunjukkan bahwa tanah di Kota Gorontalo termasuk ke dalam kelas tanah lunak (SE), tanah sedang (SD), tanah sangat padat dan batuan lunak (SC), dan batuan (SB).

As a result of the tectonic setting of Sulawesi Island which is in the clash zone of three major plates (a triple junction) and the presence of active faults, which make Gorontalo City vulnerable to earthquakes. For mitigation purposes to minimize the damage level of soils and buildings infrastructure when the earthquake occur, identification of the dynamic properties of the soil and an analysis of shear-wave velocity structures in Gorontalo City are carried out. This is essential study to investigate areas that are vulnerable to earthquake and can be useful for planning and developing earthquake-resistant structures. This study was conducted by utilizing microtremor data collected from 20 sites, scattered in Gorontalo City. The microtremor data was then processed using the Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) method to determine natural frequency values, soil amplification, and seismic vulnerability index as well as the Rayleigh wave ellipticity inversion method for modeling shear-wave velocity structures. Generally, the results of the HVSR analysis show that the middle to the northern part of the study area has lower natural frequency value than the southern part. In contrast, the amplification factor shows higher value in the middle to the northern part and decreases in the middle to the southern part of the study area. The seismic vulnerability index tends to be higher in the middle to the northern part and decreases in the middle to the southern part of the study area. Rayleigh wave ellipticity inversion generates the shear-wave velocity structure of the upper 30 meters soil layer. The average shear wave velocity of the upper 30 meters soil layer (Vs30) is used to classify the site class at the measurement points, referring to SNI 1726 – 2019. The Vs30 values show that the soils in Gorontalo City categorized as soil with soft clay, stiff soil, very dense soil and soft rock, and rock."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Yunita
"Likuifaksi adalah salah satu fenomena dari Permanent Ground Deformation (PGD) yang terjadi pada kondisi gempa dengan skala besar, dimana tanah pasir jenuh kehilangan kekuatannya akibat meningkatnya tekanan air pori secara berlebihan dan menurunnya tegangan efektif tanah karena proses pemadatan yang terjadi akibat adanya getaran gempa. Tanah pasir ini kemudian memiliki perilaku lebih mirip cairan daripada tanah itu sendiri. Kondisi ini sangat berbahaya bagi jaringan pipa bawah tanah karena tanah sudah tidak mampu lagi menyokong pipa sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada pipa seperti tertekuk atau terangkatnya pipa keluar dari permukaan tanah. Ada beberapa bentuk kegagalan tanah akibat likufaksi antara lain kegagalan aliran, pergerakan lateral tanah (lateral spreading), kegagalan daya dukung, kegagalan pergoyangan tanah dan penurunan tanah yang berbeda.
Dan penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh bentuk kegagalan tanah akibat likuifaksi jenis displacement horizontal tanah (lateral spreading) terhadap jaringan pipa bawah tanah. Penelitian dilakukan dengan menggunakan bantuan program AutoPIPE V8i yang merupakan suatu program engineering untuk analisis tegangan pipa yang bertujuan untuk melihat respon pipa akibat terjadinya displacement horizontal tanah tersebut. Penelitian dilakukan terhadap pipa baja menerus grade API 5L X65 dengan variasi diameter 16 inci dengan ketebalan dinding 12.7 mm dan diameter 14 inci dengan ketebalan dinding 11.1 mm. Pipa ini merupakan pipa bawah tanah penyalur gas yang dikubur pada kedalaman 1.5 meter dari permukaan tanah. Variasi lebar area tanah terlikuifaksi dibuat 10 m, 20 m, 30 m, 40 m dan 50 m. Hasil dari analisis akan memperlihatkan rasio tegangan pipa dan juga gaya dalam yang dialami pipa akibat displacement horizontal tanah.
Hasil analisis dengan bantuan program komputer Autopipe V8i menunjukkan bahwa pipa meskipun dengan diameter lebih besar akan tetap mengalami kegagalan jika terjadi likuifaksi pada tanah disekelilingnya. Maka sebaiknya sebelum menentukan rute pipa, sebaiknya terlebih dahulu dilakukan investigasi geoteknik untuk melihat area tanah yang berpotensi mengalami likuifaksi jika terjadi gempa dengan skala besar. Jika memungkinkan rute pipa harus dihindarkan dari area tanah yang berpotensi likuifaksi tersebut, namun jika tidak memungkinkan maka diperlukan tindakan perbaikan tanah disekeliling jalur pipa bawah tanah tersebut.

Liquefaction is one of the Permanent Ground Deformation (PGD) phenomena which occurs in a large-scale earthquake condition, where the saturated sandy soil loses its strength due to the increase in excess pore water pressure and reduced effective stress due to soil compaction processes which is induced by the earthquake shaking. This sandy soil is then behave more like fluids than the soil itself. This condition is very dangerous for the underground pipeline because the soil is no longer able to support the pipes so that it can cause damage to the pipeline such as buckling, pipe lift off from the surface of the soil, etc. There are several types of ground failure induced by liquefaction, those are flow failure, soil lateral movement (lateral spreading), loss of bearing strength, ground oscillation and differential settlement.
And this research is conducted to see the effect of soil failure kind of horizontal ground displacement (lateral spreading) induced by liquefaction to the underground pipelines. The research is performed by using AutoPIPE V8i program which is an engineering program for pipe stress analysis to see the response of the pipes due to the horizontal displacement of the soil. Research is conducted to a continuous steel pipes grade API 5L X65 with a variation of diameter of 16 inches with a wall thickness of 12.7 mm and a diameter of 14 inches with a wall thickness of 1.11 mm. This pipes is a gas transmission underground pipeline which buried at a depth of 1.5 meters from the ground level. Variations of the width of liquefied soil area is made for 10 m, 20 m, 30 m, 40 m and 50 m. The results of the analysis will show the pipe stress ratio and also internal force and moment occurred to the pipe due to ground horizontal displacement.
The analysis result by using AutoPIPE V8i computer program shown that eventhough the pipes with larger diameter would still experience a failure if the liquefaction occurred to the surrounding soil of the pipes. So, before determining the pipeline route, it shall be better to do a geotechnical investigations to observe the soil area which is potential for the liquefaction to occur if a large scale of the earthquake happened. If possible the pipeline route should be avoided from the potential liquefied soil area, however if it is impossible to do so then a soil improvement around the pipeline route will be required.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42870
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Athur Fathan
"ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dan memetakan klasifikasi susunan material geologis pada sebagian area Klaten dan Gunung Kidul, Jawa Tengah. Penentuan dan pemetaan klasifikasi susunan material geologis tersebut sangat membantu dalam proses analisa seismisitas pada area tersebut. Ada 12 (dua belas) titik yang dijadikan tempat pengambilan data yang tersebar pada area penelitian.

Penelitian ini menggunakan perangkat mikrotremor yang digunakan untuk mengambil data kecepatan gelombang geser (Vs) yang kemudian digunakan untuk menentukan kedalaman batuan dasar teknik (engineering bedrock) sehingga lebih lanjut dapat menghasilkan gambaran analisis seismisitas pada area penelitian yang ditampilkan dalam tampilan mikrozonasi.


ABSTRACT

This study aims to determine and map the classification of geological material arrangement in parts of Klaten and Gunung Kidul, Central Java. Determining and mapping the classification of the geological material arrangement is very helpful in processing the seismicity analysis in the area. There are 12 (twelve) points that used to collect data scattered in the research area.

This study used a microtremor device to extract shear wave velocity data (Vs) which is used to determine the depth of the engineering bed rock so that it can further produce an overview of seismicity analysis in the research area displayed in microzonation view.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T51796
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Murpadinata
"Kabupaten Cilacap termasuk ke dalam daerah rawan gempa bumi. Pada tanggal 25 Januari 2014 pernah terjadi gempa dengan magnitudo 6,5 di Cilacap. Peristiwa gempa bumi yang terjadi didominasi oleh gempa yang bersumber dari Megathrust selatan Jawa yang dekat dengan Cilacap. Wilayah penelitian, yang berada di Selatan Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap (Desa Ujungmanik, Kubangkangkung, dan Sidaurip), sebagian tersusun atas endapan lempung yang rentan dengan amplifikasi. Adanya kehadiran sesar membuat daerah semakin rawan terhadap gempa bumi. Dengan jumlah penduduk yang cukup banyak dan keterdapatan sarana prasarananya, maka diperlukan analisis tipologi dan kestabilan kawasan rawan gempa bumi sebagai langkah mitigasi. Analisis ini menggunakan empat parameter utama yaitu data litologi batuan, data sesar, data kemiringan lereng, dan data PGA permukaan. Seluruh parameter tersebut dilakukan skoring sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Gempa Bumi. Hasil skoring tiap parameter digabung untuk menghasilkan sebuah peta tipologi dan sebaran kestabilan wilayah kawasan rawan gempa bumi. Hasil penelitian didapat bahwa wilayah penelitian memiliki kestabilan yang stabil, kurang stabil, dan tidak stabil dengan range skor 33-55 dan dibagi menjadi 5 tipe tipologi kawasan rawan bencana gempa bumi yaitu Tipe A, Tipe B, Tipe C, Tipe D, dan Tipe E.

Cilacap Regency is included in an earthquake-prone area. On January 25, 2014, an earthquake with a magnitude of 6.5 occurred in Cilacap. The earthquake events that occurred were dominated by earthquakes originating from Megathrust South Java which is close to Cilacap. The research area in the South of Kawunganten District, Cilacap Regency (Ujungmanik, Kubangkangkung and Sidaurip Villages) is partly composed of clay deposits that are susceptible to amplification. The presence of faults makes the area more vulnerable to earthquakes. With a large population and the availability of infrastructure, typology and stability analysis of earthquake-prone areas is needed as a mitigation measure. This analysis uses four main parameters, rock lithology data, fault data, slope data and surface PGA data. All these parameters are scored in accordance with Minister of Public Works Regulation Number 21 of 2007 concerning Spatial Planning Guidelines in Earthquake Prone Areas. The scoring results for each parameter are combined to produce a typology map and distribution of regional stability in earthquake-prone areas. The research results showed that the research area had stable, less stable and unstable stability range score 33-55 and divided into 5 typological types of earthquake-prone areas, namely Type A, Type B, Type C, Type D, and Type E."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athallah Wardhana
"Fenomena pergerakan tanah rentan terjadi di daerah pesisir yang aktif secara tektonik seperti Provinsi Bengkulu dan dapat menghambat pengembangan infrastruktur. Langkah mitigasi bencana pergerakan tanah yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi lapisan tanah yang lunak. Penelitian ini memanfaatkan korelasi survei Electrical Resistivity Tomography (ERT) dan Standard Penetration Test (SPT) untuk pemetaan zona dengan lapisan tanah lunak di daerah Tol Bengkulu – Taba Penanjung, Provinsi Bengkulu. Upaya untuk mengkorelasi kedua data ini diharapkan dapat mengidentifikasi litologi, struktur geologi, dan zona tersaturasi air yang merupakan faktor pengaruh kekerasan suatu lapisan tanah. Penelitian mengumpulkan 15 lintasan ERT dan tiga titik bor SPT sedalam 18 hingga 22 m. Nilai resistivitas dan N-SPT kemudian diolah dan dihubungkan dengan geologi regional serta sampel litologi untuk dicari hubungan antara kedua nilai tersebut. Korelasi antara data ERT dan SPT menunjukkan hubungan yang terbalik walaupun hubungannya spesifik untuk area penelitian ini. Hasil menunjukkan bahwa terdapat banyak kandungan lempung pada tanah di daerah penelitian yang membuat arus listrik dapat bebas bergerak dibawah permukaan namun membuat lapisan tanah menjadi lebih kompak dan keras. Hal ini didukung dengan data ERT yang menunjukkan resistivitas yang sangat rendah pada rentang 0 – 10 ohm.m dan sampel lapisan tanah yang dideskripsikan mengandung banyak lempung (clay).

Soil movement is prone to occur in tectonically active coastal areas such as Bengkulu Province and can delay infrastructure development. Land movement disaster mitigation that can be taken is to identify soft soil layer. This study utilizes the correlation of the Electrical Resistivity Tomography (ERT) and Standard Penetration Test (SPT) surveys for mapping zones with soft soil layers in the Bengkulu – Taba Penanjung Toll Road, Bengkulu Province. Efforts to correlate the two data are expected to identify lithology, geological structure, and water-saturated zones which are factors that influence the hardness of a soil layer. The study collected 15 ERT lines and three SPT borehole 18 to 22 m deep. The resistivity and N-SPT values were then processed and linked to regional geology and lithology samples to find the relationship between the two values. The correlation between ERT and SPT data showed an inverse relationship although the relationship was specific for this research area. The results show that there is a lot of clay content in the soil in the study area which allows electric current to move freely under the surface but makes the soil layer more compact and hard. This is supported by the ERT data which shows a very low resistivity in the range of 0 – 10 ohm.m and the soil sample which is described as containing a lot of clay."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riansyah
"Pupuk berperan dalam penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman yang dibedakan menjadi dua jenis pupuk yaitu, pupuk organik dan anorganik. Pemberian pupuk (organik dan anorganik) secara berlebih membuat kondisi lahan menjadi kekurangan unsur hara yang berpengaruh dalam kesuburan tanah, perubahan struktur tanah dan pencemaran lingkungan. Penelitian ini memanfaatkan metode resistivitas untuk mengamati perubahan nilai resistivitas akibat pemberian pupuk organik dan anorganik pada lahan pertanian di Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Pemilihan metode resistivitas geolistrik karena dapat memetakan karakteristik tanah dengan cepat dan murah. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data resistivitas lapangan dan sampel tanah. Pengukuran resistivitas lapangan dilakukan sebanyak 5 kali pengukuran (1 kali sebelum diberi pupuk dan 4 kali setelah diberi pupuk) pada setiap lintasan (lintasan Organik dan lintasan Anorganik). Konfigurasi yang digunakan merupakan konfigurasi dipole-dipole dengan panjang lintasan 6 meter dan elektroda sebanyak 16 batang. Sedangkan pengukuran sampel tanah dilakukan di laboratorium sedimentologi, FMIPA UI untuk mendapatkan klasifikasi tekstur tanah dan grafik resistivitas fungsi kadar air. Hasil yang didapat menunjukan bahwa perubahan nilai resistivitas dalam rentang 27 jam setelah diberi pupuk (organik dan anorganik) cenderung mengalami penurunan yang disebabkan oleh kadar air dan reaksi larutan kimia pupuk dan penurunan resistivitas pemberian pupuk organik lebih tinggi dibandingkan larutan anorganik.

Fertilizers play a role in providing nutrients for plant needs and are categorized into two types of fertilizers, namely, organic and inorganic fertilizers. Excessive application of fertilizers (organic and inorganic) causes a lack of nutrients that affect soil fertility, changes in soil structure, and environmental pollution. This study uses the resistivity method to observe changes in resistivity values due to applying organic and inorganic fertilizers on agricultural land in Caringin District, Bogor Regency. The geoelectric resistivity method was chosen because it can map soil characteristics quickly and cheaply. The data used in this study consisted of field resistivity data and soil samples. Field resistivity measurements were carried out five times (1 time before being fertilized and four times after being fertilized) on each line (Organic line and Inorganic line). The configuration used is a dipole-dipole configuration with a line length of 6 meters and a total of 16 electrodes. Meanwhile, soil sample measurements were carried out at the sedimentology laboratory, FMIPA UI to obtain a soil texture classification and a resistivity graph of the water content function. The results showed that the change in resistivity values within 27 hours after being given fertilizer (organic and inorganic) tended to decrease due to the fertilizer solution's water content and chemical reaction. The decrease in resistivity of organic fertilizer application was higher than inorganic solutions."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Satudju Samsulhadi
"Gempa bumi, tanggal 3 Juni 1994 menimbulkan tsunami di pantai selatan Banyuwangi, yang menewaskan sekurangnya 214 orang, 14 orang hilang, dan ratusan bangunan permuaaan rusak dan kerugian harta benda yang lain. Penelitian ini merupakan hasil pengamatan lapangan di daerah yang terkena bencana, dengan uraian atau analisis yang bersifat deskriptif, yang diharapkan dapat memberikan masukan dalam perencanaan pengembangan wilayah pantai. Pantai selatan Jawa Timur pada umumnya merupakan pantai yang membentuk teluk teluk kecil dengan keadaan topografi yang terjal atau curam yang ditandai oleh deretan pegunungan. Kawasan pemukiman di Teluk Pancer, Lampon dan Rajegwesi merupakan pantai yang landai dengan ketinggian pantai antara 2 sampai 5 meter dari permukaan laut. Wilayah ini merupakan daerah pemukiman penduduk yang cukup padat, dengan pembangunan perumahan penduduknya sangat berdekatan dengan garis pantai. Kondisi pemukiman penduduk di wilayah bencana' pada umumnya sudah tertata dengan baik, dengan menempati lahan yang landai yang tersusun oleh endapan pasir yang menjorok ke daratan sejauh kurang lebih 300 meter dari garis pantai. Vegetasi penutup yang diharapkan dapat mengurangi hempasan gelombang tsunami sangat kurang, sehingga gelombang tsunami dapat langsung menerpa perumahan penduduk. Tinggi rayapan tsunami Crum up height) berdasarkan hasil pengukuran pengamatan lapangan di tiga lokasi daerah bencana antara 4 sampai 14 meter, yang melanda daratan sampai sejauh 200 sampai 300 meter. Kerusakan banyak terjadi di wilayah pantai tersebut diakibatkan kurangnya faktor penghalang/pemecah gelombang tsunami dan hantaman benda-benda yang terbawa arus gelombang yang berupa runtuhan bangunan yang ringan pada perumahan penduduk. Data hasil kuesioner menunjukkan bahwa sebagian besar responden (78 %), menyatakan kejadian tsunami tidak mempengaruhi perasaan mereka setelah selang 1,5 bulan kemudian, dan hanya 4 % responden masih terpengaruh kejadian tsunami sampai sekarang (satu setengah bulan setelah tsunami). Rencana upaya penempatan pemukiman penduduk yang dilakukan Pemerintah Daerah adalah dengan memukimkan kembali penduduk yang terkena bencana ke lokasi yang Baru dengan jarak sekitar 300 meter dari garis pantai dinilai kurang efektif apabila tidak dibarengi dengan pembuatan tanggul dan penanaman pahon penutup yang rapat di sepanjang pantai, terutama untuk daerah Pancer.

On June 3, 1994, at 01 18 local time, an earthquake occurred in the Indian Ocean and has generated a tsunami which struck the southern coast of East Java and Bali, especially at the southern coast of Banyuwangi area. The tsunami caused casualties and proper ty damages, 214 persons killed, 14 persons missing, and several hundred houses and other buildings totally collapsed or damaged. Geographically, the most parts of southern coast of East Java is dominated by the forms of narrow bays with hilly topographic condition, characterized by the mountain chains. Some areas such as lancer, Lampon and Rajegwesi Bays are the coastal areas with gentle slope, of 2 - 5 meters elevation from the sea level. These areas were densely populated with houses built near the coastline. The run-up height according to the field survey measurement in these locations were between 4 and 14 meters, and the extend of landward inundation was about 200 -- 300 meters. The damages were mostly caused by the hit of the ruins of the houses swept by the strong and huge water flows. Based on the questionaire data, 78 % respondence reported that they were not traumatic by the occurrence of the tsunami hazard after one and half months. However, 4 % respondence were still heavily influenced by that tsunami event. The rehabilitation planning of the local government by resettling the inhabitants to an area located 300 meters from the coastline should be considered ineffective if there are no sheltering trees planted densely and dikes constructed along the coastal areas, especially at the Pancer area.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Oktavia Daru
"Pada bulan Juli dan Agustus 2018 terjadi serangkaian 4 gempa bumi dengan magnitude sebesar > 6 Mw. Peristiwa kejadian gempa bumi pertama terjadi pada tanggal 27 Agustus 2018 dengan magnitudo 6.4 Mw, peristiwa kejadian gempa bumi kedua terjadi pada tanggal 5 Agustus 2018 dengan magnitude 6.9 Mw, peristiwa ketiga dan keempat terjadi pada tanggal 19 Agustus 2018 dengan magnitude sebesar 6.3 Mw dan 6.9 Mw. Penelitian ini meneliti tentang kemungkinan munculnya tanah longsor yang terjadi akibat peristiwa gempa bumi dengan menggunakan metode Sistem Informasi Geografis dan PGA (Peak Ground Acceleration). Metode Penginderaan Jauh digunakan untuk mengetahui kejadian tanah longsor dan metode PGA digunakan untuk memperkirakan kemungkinan percepatan gerakan tanah maksimum yang terjadi. Penelitian ini menggunakan sumber data berupa katalog riwayat gempa bumi Pulau Lombok dari tahun 1980 – 2022, informasi karakteristik mengenai zona sesar di sekitar Pulau Lombok, factor-faktor pemicu terjadinya longsor dan nilai percepatan gerakan tanah maksimum yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan daerah terjadinya kejadian longsor cenderung berada di bagian selatan wilayah penelitian yaitu di kecamatan Kayangan, Gangga dan Bayan dengan litologi yang didominasi oleh endapan gunung berapi berumur Pleistosen

In July and August 2018 there were 4 earthquakes with a magnitude of > 6 Mw. The first earthquake occurred on 27 August 2018 with a magnitude of 6.4 Mw, the second earthquake occurred on 5 August 2018 with a magnitude of 6.9 Mw, the third and fourth events occurred on 19 August 2018 with a magnitude of 6.3 Mw and 6.9 Mw. The impact of damage can be minimized, it is necessary to mitigate the earthquake disaster on Lombok Island by conducting research on the possibility of landslides that occur due to earthquake events using the PGA (Peak Ground Acceleration) method. This method is used to estimate the maximum ground motion acceleration that occurs. This study uses data sources in the form of a catalog of the history of the Lombok earthquake, information on the characteristics of the fault zone around the island of Lombok, the triggering factors for landslides and the acceleration of the maximum ground acceleration that occurs. The results show that the area where landslides occur tends to be in the southern part of the study area, namely in Kayangan, Gangga and Bayan sub-districts with lithology dominated by Pleistocene volcanoes."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>