Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86278 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Carolina Kalmei Nando
"Peningkatan seismic demand di Indonesia khususnya pulau Jawa mengharuskan peningkatan perencanaan bangunan tahan gempa di Indonesia. Spun pile merupakan fondasi yang paling sering digunakan di Indonesia sebagai struktur bawah belum memasukkan konsep perfomance-based design sehingga struktur masih berperilaku elastis dan kurang ekonomis. Studi pemodelan pushover analysis dengan software Opensees berdasarkan hasil uji eksperimen dilakukan untuk mendapatkan pemodelan yang tepat serta dengan memasukkan efek tanah untuk melihat pengaruhnya terhadap perilaku spun pile seperti parameter daktilitas, pembentukan plastic hinge, dan level kinerja menurut ASCE 61-14. Pembebanan aksial (0.1fc’Ag) didapatkan pemodelan dengan material concrete 07 untuk beton spun pile yang didefinisikan confined dalam sengkang untuk spun pile dengan beton pengisi memberikan hasil yang lebih mendekati hasil eksperimen. Hasil dari kuat geser tanah yang semakin tinggi meningkatkan kekuatan pile-soil system dan daktilitas dari spun pile serta lokasi dari sendi plastis kedua di dalam tanah. Berdasarkan ASCE 61-14, level kinerja spun pile saat terjadinya sendi plastis masih berada dalam level minimal damage.

The increasing of seismic demand in Indonesia, especially in the Java region, requires increased planning for earthquake-resistant buildings. The spun pile, as the commonly used substructure in Indonesia, is not implementing a performance-based design concept, therefore resulting in elastic behavior and less economical. A pushover analysis modeling study using Opensees software based on experimental test results was performed to get the right modeling and also to see its impact on spun pile behavior, such as ductility parameters, plastic hinge formation, and performance level by including soil effect according to ASCE 61-14. The result of modeling using material concrete 07 for spun pile concrete which is given an axial load of 0.1fc’Ag and defined as confined for spun pile with infill concrete, is closer to the experiment results. The result of the higher shear strength of the soil increases the strength of pile-soil system and ductility of the spun pile, as well as the location of the second plastic hinge in the soil. According to ASCE 61-14, the performance level of the spun pile when the plastic hinges occur is minimal damage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arisman
"ABSTRAK
Kabupaten Bantul merupakan salah satu daerah yang termasuk kategori rawan bencana gempa bumi di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kejadian gempa bumi terakhir tahun 2006 di daerah ini menimbulkan dampak yang luar biasa, yaitu korban jiwa, maupun kerusakan besar baik infrastruktur maupun bangunannya. Namun demikian, terdapat juga beberapa daerah yang mengalami kerusakan ringan akibat bencana gempa bumi tersebut. Tesis ini membahas mengenai analisis risiko gempa bumi dan variasi spasialnya di Kabupaten Bantul. Perhitungan risiko didasarkan pada fungsi perkalian antara bahaya (H) dan kerentanan (V) dibagi dengan ketahanan/kapasitas (C). Parameter bahaya yang dianalisis meliputi: nilai PGA (Peak Ground Acceleration), dan Struktur Sesar. Parameter kerentanan yang dianalisis meliputi: luas permukiman, panjang jaringan jalan, jenis batuan, jumlah penduduk, jumlah kepadatan penduduk, jumlah penduduk usia rentan, jumlah penduduk wanita, jumlah keluarga miskin, jumlah industri kecil/menengah, jumlah pasar dan jumlah pendapatan asli daerah (PAD). Parameter ketahanan/kapasitas yang dianalisis meliputi: jumlah fasilitas kesehatan, fasilitas umum berupa sekolah dan keberadaan sistem peringatan dini bencana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah Kabupaten Bantul mempunyai variasi spasial tingkat risiko bencana gempa bumi dengan 3 kategori yaitu: risiko rendah, sedang dan tinggi. Secara umum Kabupaten Bantul didominasi oleh wilayah dengan tingkat risiko sedang/menengah. Wilayah dengan risiko tinggi terdapat dua variasi spasial yaitu di sepanjang sesar Opak dan sebagian mengelompok di bagian utara dekat dengan Kota Yogyakarta dan Bantul. Wilayah risiko tinggi tersebut umumnya dikarenakan memiliki tingkat kerentanan wilayahnya tinggi hingga sedang baik kerentanan fisik maupun sosial ekonominya, akan tetapi kapasitasnya rendah. Wilayah yang memiliki risiko paling tinggi meliputi desa Trimulyo, kemudian Sumberagung, dan Tamantirto. Wilayah yang mempunyai risiko paling rendah meliputi desa Jatimulyo, kemudian Terong dan Dlingo. Wilayah risiko rendah tersebut umumnya mempunyai tingkat kerentanan rendah baik fisik maupun sosial ekonominya, tetapi mempunyai kapasitas daerahnya tinggi.

ABSTRACT
Bantul District is one of earthquake prone area in Yogyakarta Province. Last genesis earthquake on 2006 in this area past a tremendous impact, the loss of lives, substantial damage of infrastructures dan buildings. However, there are also some areas that suffered minor damage due to the earthquake disaster. This research is analyse the earthquake risk and its spatial variation in Bantul District. Risk calculation is based on multiplication function between Hazard (H) and Vulnerability (V) divided by the Capacity (C). Hazard parameters include in these analyzed: Peak Ground Acceleration (PGA) and Fault Structure. Vulnerability parameters include in these analyzed: the percentage of the settlement area, the length of road network, the lithology, number of population, number of density, the number of vulnerable population, number of females, the number of poor families, number of market, number of industrial, and number of economic income (PAD).Capacity parameters include in these analyzed: the number of health facilities, public facilities such as schools and early warning system of disaster in villages. The final result showed that The Bantul District has spatial variaton of earthquake risk in 3 categories: low risk, medium and high risk. The Bantul District is dominated by areas with medium risk. They have two spatial pattern of high risk, the areas were in line with Opak Fault and other area was near the city of Yogyakarta and Bantul. High risk area have three characteristics, high vulnerability of pyhsics and social economics, medium hazard, and low capacity. The areas of high risk are Trimulyo Village, Sumberagung and Tamantirto. The areas of low risk have three characteristic, low hazard, low vulnerability and high capacity. The low areas are Jatimulyo, Terong and Dlingo.
"
2015
T44729
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Oktavia Daru
"Pada bulan Juli dan Agustus 2018 terjadi serangkaian 4 gempa bumi dengan magnitude sebesar > 6 Mw. Peristiwa kejadian gempa bumi pertama terjadi pada tanggal 27 Agustus 2018 dengan magnitudo 6.4 Mw, peristiwa kejadian gempa bumi kedua terjadi pada tanggal 5 Agustus 2018 dengan magnitude 6.9 Mw, peristiwa ketiga dan keempat terjadi pada tanggal 19 Agustus 2018 dengan magnitude sebesar 6.3 Mw dan 6.9 Mw. Penelitian ini meneliti tentang kemungkinan munculnya tanah longsor yang terjadi akibat peristiwa gempa bumi dengan menggunakan metode Sistem Informasi Geografis dan PGA (Peak Ground Acceleration). Metode Penginderaan Jauh digunakan untuk mengetahui kejadian tanah longsor dan metode PGA digunakan untuk memperkirakan kemungkinan percepatan gerakan tanah maksimum yang terjadi. Penelitian ini menggunakan sumber data berupa katalog riwayat gempa bumi Pulau Lombok dari tahun 1980 – 2022, informasi karakteristik mengenai zona sesar di sekitar Pulau Lombok, factor-faktor pemicu terjadinya longsor dan nilai percepatan gerakan tanah maksimum yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan daerah terjadinya kejadian longsor cenderung berada di bagian selatan wilayah penelitian yaitu di kecamatan Kayangan, Gangga dan Bayan dengan litologi yang didominasi oleh endapan gunung berapi berumur Pleistosen

In July and August 2018 there were 4 earthquakes with a magnitude of > 6 Mw. The first earthquake occurred on 27 August 2018 with a magnitude of 6.4 Mw, the second earthquake occurred on 5 August 2018 with a magnitude of 6.9 Mw, the third and fourth events occurred on 19 August 2018 with a magnitude of 6.3 Mw and 6.9 Mw. The impact of damage can be minimized, it is necessary to mitigate the earthquake disaster on Lombok Island by conducting research on the possibility of landslides that occur due to earthquake events using the PGA (Peak Ground Acceleration) method. This method is used to estimate the maximum ground motion acceleration that occurs. This study uses data sources in the form of a catalog of the history of the Lombok earthquake, information on the characteristics of the fault zone around the island of Lombok, the triggering factors for landslides and the acceleration of the maximum ground acceleration that occurs. The results show that the area where landslides occur tends to be in the southern part of the study area, namely in Kayangan, Gangga and Bayan sub-districts with lithology dominated by Pleistocene volcanoes."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosef Benedictus Indra Ramashan
"ABSTRAK
Pada tahun 2017, Kementrian PUPR melakukan revisi peta gempa yang meliputi pembaharuan sumber sumber gempa baru. Akibat meningkatnya potensi gempa, maka terjadi peningkatan seismic demand dalam perancangan bangunan tahan gempa. Perancangan bangunan tahan gempa sering menggunakan konsep performance based design (PBD). Konsep PBD mengijinkan terjadinya kerusakan pada bangungan melalui mekanisme sendi plastis. Konsep PBD belum dapat diaplikasikan pada struktur bawah, karena sulit untuk direparasi. PBD dapat dipelajari melalui analisa pushover, yaitu dengan membebani struktur secara lateral sampai struktur tersebut mengalami kegagalan. Penelitian ini memodelkan spun pile berdiameter 450 dan 600 mm produksi dari salah satu BUMN di Indonesia. Spun pile tertanam dalam tanah kohesif berjenis soft clay sedalam 20 m. Koneksi antara spun pile dengan pile cap dianggap kaku, sehingga dimodelkan sebagai jepit. Ujung dari pile menumpu pada tanah keras yang dimodelkan sebagai sendi. Tanah dimodelkan sebagai nonlinear spring yang menambah kekakuan pada struktur. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan SAP2000 V21. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari kekuatan, daktilitas, dan proses terbentuknya sendi plastis. Terdapat tiga buah parameter yang diujikan untuk mendapatkan gambaran kapasitas spun pile. Pertama, dilakukan variasi luas tulangan pada beton pengisi spun pile. Kemudian, kekakuan tanah dibedakan berdasarkan nilai undrained shear strength. Selanjutnya, parameter yang diuji adalah efek beban aksial yang berbeda. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penambahan pada ketiga parameter tersebut meningkatkan kekuatan pile secara keseluruhan sebesar 2-13%. Disisi lain, nilai daktilitas meningkat seiring dengan penambahan tulangan beton pengisi sebesar 2-15% , namun berkurang 2-10% pada penambahan kekakuan tanah dan beban aksial.

ABSTRACT
In 2017, the Ministry of Public Works and Housing revised the earthquake map which included renewing of new earthquake sources. Seismic demands in the design of earthquake resistant buildings increase due to the increased potential of the earthquake. The design of earthquake resistant buildings often uses the concept of performance based design (PBD). The PBD concept allows damage to buildings through plastic hinge mechanism. The PBD concept cannot yet be applied to the lower structure, because its complications in repair. PBD can be studied through pushover analysis, by applicating lateral load until the structure fails.This research investigates 450 and 600 mm diameter spun pile produced by one of the state-owned corporation in Indonesia. The spun pile is embedded in cohesive soil of soft clay type as deep as 20 m. The connection between the spun pile and the pile cap is a rigid connection, so it is modeled as fix. The pile tip rests on hard soil which is modeled as pin. The soil is modeled as nonlinear springs which adds rigidity to the structure. Modeling is done using SAP2000 V21. The purpose of this research is to observe the capacity, ductility, and formation of plastic hinge. There are three parameters tested in this study to obtain the capacity of pile. First, a variation of spun pile infilled concrete reinforcement area. Then, the stiffness of the soil which varies by the value of undrained shear strength. Furthermore, the parameters tested are different axial load effects.The results of this study indicate that increasing the three parameters resulted in raising overall pile strength by 2-13%. On the other hand, the ductility value increases with the addition of reinforced concrete reinforcement by 2-15%, but decreases by 2-10% with the increase of soil stiffness and axial load."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bryan Matthew
"Indonesia sebagai negara wilayah yang rawan gempa masih tertinggal dibandingkan negara rawan gempa lainnya dalam hal perencanaan bangunan tahan gempa. Hal ini terlihat terutama dalam perencanaan struktur fondasi tiang di Indonesia yang belum memasukkan konsep performance-based design sehingga struktur masih didesain berperilaku elastis dan tidak mengijinkan struktur mengalami deformasi dalam batas tertentu. Ini adalah pendekatan yang sangat tidak ekonomis karena seharusnya struktur tiang dapat didesain berperilaku daktail. Sebuah studi penurunan persamaan parametrik secara teoritis sudah dilakukan oleh Chiou,dkk. Pada tahun 2011 untuk mengestimasi daktilitas pada tiang pejal dengan curvature ductility yang tinggi. Studi ini menyimpulkan bahwa daktilitas tiang sangat dipengaruhi oleh overstrength ratio, curvature ductility, dan soil-pile interaction. Kajian ini dilakukan berbasis data dari tiang pejal berdaktilitas kurvatur yang berada pada rentang 16-20, sedangkan spun pile eksisting di Indonesia memiliki daktilitas kurvatur <10. Studi pemodelan numerik pushover analysis dengan bantuan software OpenSees Navigator dilakukan untuk melihat apakah perbedaan karakteristik dari spun pile eksisting di Indonesia dengan tiang pejal yang diteliti dalam kajian referensi mempengaruhi applicability dari persamaan parametrik yang sudah diturunkan, dan mencoba menawarkan persamaan parametrik baru yang lebih applicable untuk mengestimasi daktilitas spun pile di Indonesia.

Indonesia as one of the regions prone to earthquakes is still lagging behind other countries in terms of designing earthquake-resistant buildings. This can be seen especially in the designing of pile foundations in Indonesia which has not included the concept of performance-based design so that the structure is still designed to behave elastically and does not allow the structure to deform within a certain limit. This is a very uneconomical approach because the pile structure should be designed to behave in a ductile manner. A theoretical derivation study of parametric equations has been carried out by Chiou, et al. In 2011 to estimate the ductility of solid piles with high curvature ductility. This study concludes that pile ductility is strongly influenced by overstrength ratio, curvature ductility, and soil-pile interaction. This study was conducted based on data from solid piles with curvature ductility in the range of 16-20, while the existing spun piles in Indonesia have curvature ductility <10. A pushover analysis numerical modeling study with the help of OpenSees Navigator software was conducted to see whether the different characteristics of the piles affected the applicability of the derived parametric equations, then tried to offer a new parametric equation that is more applicable to estimate ductility of existing spun piles in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Diah Kusumawardhani
"Keberlanjutan ekosistem pesisir rentan terhadap bebagai aktivitas manusia, dan bencana alam salah satunya tsunami. Pada Desember 2018, tsunami akibat dari longsoran dinding Anak Krakatau, mengakibatkan 207 orang meninggal dunia dan 11.453 orang mengungsi di Kabupaten Pandeglang. Masalah pada penelitian ini adalah tsunami berdampak pada menurunnya kemampuan ekosistem menghasilkan jasa sehingga diperlukan perencanaan spasial yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah membangun skenario model perencanaan spasial untuk pengurangan risiko bencana tsunami. Metode yang digunakan adalah analisis spasial, valuasi ekonomi jasa ekosistem, analisis statistik bivariat, dan permodelan system dynamics untuk menyusun skenario model perencanaan spasial. Hasil penelitian menunjukan 16 kelas jasa ekosistem yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir Pandeglang. Tsunami Anak Krakatau 2018 menggenangi 5.793 hektar daerah pesisir, dengan nilai kerugian sebesar 133.204.353.760 Rupiah. Sebanyak 47% masyarakat memiliki tingkat pengetahuan jasa ekosistem menengah, sementara 45% masyarakat memiliki tingkat pengetahuan bencana tsunami yang rendah. Kesimpulan penelitian ini adalah sekenario intervensi peningkatan partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan ekosistem mangrove dengan memanfaatkan produk olahan mangrove, serta pengurangan konversi mangrove menjadi tambak dapat menaikan luas area mangrove, dan luas pesisir terlindung.

Sustainability of coastal ecosystems is threatened by various human activities, and natural disasters, such as tsunami. In December 2018, tsunami resulted from Anak Krakatau flank collapsed caused in 207 casualties and 11,453 people being displaced in Pandeglang Regency. Research problem is that the tsunami reducing the ecosystem's ability to produce services, therefore, appropriate spatial planning is needed. This research aims to build a spatial planning model scenario for tsunami disasters risk reduction. Methods used in this research are spatial analysis, economic valuation of ecosystem services, bivariate analysis to assess relationships between variables, and system dynamics modeling to develop spatial planning model scenarios. This research shows 16 classes of ecosystem services have been utilized by Pandeglang coastal community. The 2018 Anak Krakatau tsunami inundated 5,793 hectares of coastal areas, and caused economic loss 133,204,353,760 Rupiah. 47% of coastal community have a medium knowledge of ecosystem services level, while 45% of people have a low tsunami disaster level knowledge. In conclusion, scenario of increasing community participation in mangrove ecosystem management by cultivating mangrove products, as well as reducing the conversion of mangroves able to increase mangroves area, and coastlines protection."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Purwanto
"ABSTRAK
Kelurahan Bidara Cina mempunyai beberapa titik banjir serta dekat dengan aliran
sungai Ciliwung. Maka dibentuklah SIBAT yang merupakan program dari
kesiapsiagaan bencana berbasis masyarakat. Melalui pendekatan kualitatif, tesis
ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan model intervensi
komunitas pada penanggulangan bencana banjir oleh SIBAT sehingga tingkat
partisipasi masyarakat meningkat. Berdasarkan temuan di lapangan, pelaksanaan
model intervensi komunitas oleh SIBAT pada program kesiapsiagaan tersebut
berhasil disampaikan kepada warga Bidara Cina karena adanya beberapa faktor
pendukung seperti: (a) adanya kerja sama elemen masyarakat; (b) kemampuan
SDM; (c) kemampuan finansial; (d) keterlibatan masyarakat. Adapun kendala
dalam pelaksanaan program seperti: (a) tidak paham fungsi dan tugas (b)
ketidakpercayaan

ABSTRACT
Kelurahan Bidara Cina has some flooding point and close to the Ciliwung river
flow. Then formed SIBAT which is a program of community-based disaster
preparedness. Through a qualitative approach, this thesis aims to describe how the
implementation of community intervention models in flood disaster management
by SIBAT thus increasing the level of community participation. Based on the
findings in the field, the implementation of the intervention model by SIBAT
community preparedness program was successfully delivered to the citizens
Bidara Cina due to several contributing factors such as: (a) the cooperation of
society, (b) the ability of human resources, (c) the financial capability; (d)
community involvement. The constraints in the implementation of programs such
as: (a) do not understand the functions and duties (b) distrust
"
2013
T38904
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Wijaya
"Ekosistem mangrove memiliki fungst ekologis dan ekonomis. Namun, mangrove di Indonesia mengalami pengurangan luas yang Jebih cepat dibanding laju rehabilitasinya, seperti yang tetjadi di Pantai Utara Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Hampir l 00% hutan mangrovenya hancur akibat tsunami dun ekstensifikasi tambak Penelitian dilakukan di Desa Tibang dan Kajhu, dengan pendekatan kuantitatif dan teknik sampling purposive. Koodisi a1am, dan ekonomi dikedua lokl!Si relatif sama. Sebagian besar tipologi lahannya adalah tambak dan vegetasi yang dominan yaitu kelapa dan cemara. Jenis fauna yang banyak ditemukan yaitu burung. Umumnya masyarakat dikedua Jokasi beketja sebagai nelayan dan petambak. Narnun kondisi sosial dikedua lokasi agak berbeda, masyarakat di Tibang mono etnis sedangkan di Kajhu multi etnis. Pelaksanaan rehabilitasi mangrove yang tidak tepat dan kurangnya partisipasi serta pcmberdayaan ekonomi masyarakat adalah hasil rehabi!itasi mangrove di Tibang. Di Kajhu. pelaksanaan rehabHitasi mangrove dilakukan dengan tepat. partisipasi masya.rakatnya tinggi, dan pemberdayaan ekonorni dilakukan secara terpadu. Berdasarkan uji chi square dengan tingkat signifikasi lima persen, partlsipasi masyarakat dari variabel sikap, pekeljaar, dan respon, berhubungan dengan tingkat berhasilnya rehabilitasi mangrove.sedangkan variabel pengetahuanumur, dan pendidikan, tidak berhubungan signifikan. Pemberdayaan ekonomi masyarakat juga berhubungan signifikan dengan tingkat berhasllnya rehabilitasi mangrove.

Mangrove forest ecosystem has ecological and economical function. However, widespread deforestation of Indonesian mangrove is much faster than the rehabilitation activity; as it experienced at the North Coast of Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Almost 100"/o of the mangroves were destroyed by tsunami and land conversion activities into ponds. Research are done in two adjacent locations in the North Coast NAD, which are at Kajhu and Tibang Village, with using quantitative method and purposive sampling technique. The natura! condition yet the economic level of both locations are re]atively similar. Most of its land typology is shrimp ponds. Vlith dominant vegetation of coconut and pine trees. Types of fauna that usually found are birds. Most of !he locals in both locations have the profession as a fisherman. However. the social conditions in these two areas are slightly different. People of Tibang still conduct the Aceh culture and rituals since most of the people are originally the Acehnese, while Kajhu is more modem as it is occupied by multi-ethnics people. Improper of mangrove planting techniques, lack of community participation as well as locals' economic empowerment, is a result of mangrove rehabilitation in Tibang V1Hage. While in Kajhu, mangrove planting is done with high public participation, integrated and controlable economic empowerment. Based on chi square test with level of significance five percent, community participation from the variable of attitude, work, and respond has the consequence the success of mangrove rehabilitation both at research locations, while from the variable of knowledge age and education background gave no significant effect Loca1seconomic empowerment also influences the success of rehabilitation."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2010
T33542
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhita A.
"Di seluruh Indonesia, tercatat 5.590 sungal Induk dan 600 diantaranya berpotensi .menimbulkan banjir. Daerah rawan banjir yang dicakup oleh sunga-sungai induk ini mencapal 14 juta hektar. Dari berbagai kajian yang telah dilakukan, banjir yang terjadi di daerah-daerah rawan pada dasamya disebabkan o1eh tiga hal. Per-lama, kegiatan manusia yang menyebabkan terjadinya perubahan tata ruang dan berdampak pada perubahan alam. Kedua, peristiwa alam sepertl curah hujan yang sangat tinggi, kenaikan permukaan air laut, badai, dan sebagainya. Ketiga, degradasi lingkungan seperti hilangnya tumbuhan penutup tanah pada catrdimerrt area, pendangkalan sungai akibat sedimentasi, penyempitan air sungai, dan sebagainya.
Kecenderungan meningkatnya banjir disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut a). Kemampuan DAS (Daerah Aliran Sungai) untuk meresapkan air/ menahan air hujan semakin berkurang oleh berbagai sebab diantaranya penggundulan hujan dan penggunaan lahan yang mengabaikan konservasi air dan tanah; b). Kemampuan prasarana-sarana pengendali banjir yang ada masih terbatas, umumnya hanya direncanakan untuk banjir rencana (design flood) dengan periode ulang 5 s.d 25 tahun; c). Kemampuan pemerintah untuk membangun prasarana dan sarana banjir sesuai dengan rencana induk
penanggulangan banjir masih sangat terbatas karena basamya dana yang diperlukan untuk biaya konstruksi maupun pembebasan tanahnya; d). Dampak °global climate change' yang disebabkan oleh pemanasan global yang mengaklbatkan sering terjadi iklim/cuaca yang ekstrim, yaltu curah hujan yang tinggal dalam waktu singkat atau musim ke narau yang berkepanjangan; e). Perilaku masyarakat yang tidak kondusif dalam pengelolaan banjir, diantaranya pembuangan sampah pada sungal dan saluran air, penghunian bantaran sungai, dan bangunan yang menjorok ke badan sungai sehingga mempersempit patung sungai sehingga memperkecil daya tampung sungai.
Sekitar 40% wilayah di Provinsl DKI Jakarta berada dl dataran banjir pada sungai angke, pesanggrahan, sekretaris, grogol, krukut, ciliwung, cipinang, sunter, buaran, jatikramat, dan cakung sehlngga rawan terhadap genangan dan banjir. Tingkat urbanisasi yang tinggi, kesadaran masyarakat terhadap pelestarian tingkungan hidup, dan tingkat kedisipInan masyarakat yang relatif masih rendah, menyebabkan perrnasalahan banjir di wilayah DKI Jakarta meningkat dari waktu ke waktu.
Penelitian inl akan membatasi terhadap prose anallsa kebijakan yang mendorong peran masyarakat dalam penanggulangan permasalahan banjir di wilayah kotamadya Jakarta timur, khususnya yang berada dl wilayah kelurahan cipinang muara. Wilayah tersebut dipilih karena merupakan wilayah rawan banjir dan terkait program pernerlntah dalam menanggulangl permasalahan banjir dengan proyek banjir kanal timur (Delimitasi).
Penelitan Ini terbatas kepada keterkaitan antara kebijakan pemerintah dalam penanggulangan permasalahan banjir dengan peran masyarakat dalam penanggulangan permasalahan banjir (Limitasi). Asumsi dalam peneti ian Ini adalah penelitian kualitatif induktif. Alasan rasionalnya adalah tujuan penelitlian ini adalah menggambarkan/deskripsi kebijakan yang mendorong partisipasi masyarakat dalam penanggulangan perrnasalahan banjir di wilayahnya. Mengikuti alur pemikiran asumsi tersebut, penelitian inl lebih memperhatikan proses dan makna proses analisa kebijakan yang mendorong partisipasi masyarakat dalam penanggulangan permasalahan banjir, dikarenakan penelitian Ini menggambarian kondisl-kondisl masyarakat dalam penanggulangan permasalahan banjir, dan menjelaskan keterkaitan antara kebijakan pemerintah dalam penanggulangan banjir dengan keterlibatan masyarakat dalam penanggulangan banjir. Namun demiklan tujuan utama penelitian ini Iebih kepada deskripsi, yaltu menggambarkan kebijakan yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam kegiatan penanggulangan permasalahan banjir.
Penelitian ini merupakan penelitan terapan. Penelitian inl berupaya memberikan gambaran permasalahan yang rinci yang disertai rekornendasi¬rekomendasi yang dapat bermanfaat bagl pihak-pihak yang terkait dengan penanggulangan banjir. Dalam penelitian ini akan digunakan teknik pengumpulan data secara kualitatif, mengambil teknik field research. Alur analisa tentang kondisi kondisi masyarakat dalam penanggulangan permasalahan banjir di wilayahnya menggunakan kerangka pemikiran Talcott Parsons.
Penelitian ini mengambil lokasi di dua rukun warga dalam wilayah Kelurahan Cipinang Muara. Perbedaan kedua rukun warga tersebut dlcerminkan dalam karakteristik sosial masyarakatnya. Karakteristlk sosial dlmaksud mengacu
kepada Rencana Umum Pembangunan Sosial Budaya DICE Jakarta tahun 1994-2005. Perbedaan karakteristik sosial juga membedakan model tindakan rnasyarakatnya dalam menanggulangi banjir yang disesuaikan dengan standar
perilaku yang dianut, Interaksl sosial hingga kepada sistem kepribadian dan kebiasaan masyarakat.
Kesimpulan dan rekamendasi dalam penelitian ini adalah sebagal berikut : adanya pemetaan kondisi sosial masyarakat, sehingga data yang ada dapat digunakan sebagal database kondisi social guna pembuatan kebijakan penangguiangan per masalahan banjir kedepannya. Adanya sistem jaminan kesehatan terjangkau, sistem jaminan pendidikan terjangkau, dan kampanye pengendaiian banjir. Penyediaan sentra-sentra aktivitas ekonomi yang memprioritaskan kepada masyarakat miskln kota. Kampanye bersahabat dengan air guna memberikan pemahaman dan pengetahuan terhadap jenis peruntukan dan tata guna lahan, dan juga pengelolaan dralnase yang baik. Pemahaman dan pengetahuan terhadap jenis peruntukan lahan akan memberi pemahaman akan pemanfaatan lahan. Penyediaan rumah susun. Kerjasama antar Instansi daerah di bidang kependudukan guna rnenata jumlah penduduk di Jakarta. Kampanye hunian resapan air, yang berfungsi sebagai kanservasi dan mencegah genanganberlebihan. Pengeloiaan sampah dengan pola 3 R (reduce, Reuse, Recycle).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22548
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fernaldy Rifky Pradana
"Sambungan antara spun pile-pile cap merupakan komponen penting yang berperan sebagai penahan gaya gempa yang dialami oleh struktur. Di Indonesia, spun pile yang dibuat dengan metode pracetak seringkali digunakan sebagai pondasi untuk jembatan. Mengingat sulitnya perbaikan yang dilakukan pada pondasi saat terjadinya gempa, jenis perkuatan perlu dilakukan untuk meminimalisir kerusakan yang diakibatkan oleh gaya gempa. Studi ini dilakukan secara analitis dengan membuat sambungan antara spun pile-pile cap dengan bentuk sambungan umum serta dengan adanya perkuatan menggunakan circular steel hollow. Pada studi ini, analisis dilakukan dengan melihat perilaku spesimen dengan jenis sambungan yang berbeda melalui hasil pushover analysis yang mempengaruhi pada kekuatan, daktilitas, serta persebaran tegangan pada setiap komponen. Parameter pengujian yang dilakukan berupa efek penambahan beton pengisi, efek penambahan perkuatan, serta efek lekatan antar komponen. Mengingat belum adanya studi yang dilakukan di Indonesia mengenai sambungan antara spun pile pile cap, studi ini perlu dilakukan. Berdasarkan hal ini, kinerja akibat gaya gempa pada spesimen dievaluasi. Permodelan elemen hingga dilakukan dengan menggunakan software ABAQUS. Permodelan sambungan spun pile pile cap dilakukan dengan menggunakan elemen solid C3D8R untuk beton serta elemen wire (T3D2) untuk tulangan. Dengan didapatkannya hasil berupa kurva hubungan antara gaya deformasi, model sambungan dapat dianalisis. Berdasarkan studi yang dilakukan, penambahan perkuatan dengan circular steel hollow dapat menambah kekuatan serta daktilitas pada spesimen. Pola kehancuran pada beton terletak pada daerah tekan di bagian sambungan spun pile pile cap dan tulangan yang digunakan mengalami leleh.

The spun pile-pile cap connection is an important part must be able to resist the earthquake loads that received by the structure. In Indonesia, a prestressed high-strength concrete spun pile commonly used as foundation for bridges. Given the difficulty of repairs made to the foundation caused by earthquake, retrofitting for the foundation must be done to minimize the damage caused by the earthquake. This study investigated analitycally for spun pile pile cap connection with common connection model and a strengthened connection with circular steel hollow. Spesifically, by the result of pushover analysis that affect the strength, ductility, and the distribution of stress which drive to the failure modes of the connection. Parametric chosen were compressive strength of concrete filling, effect of the retrofitting, and gap effect from the interaction. Since there is no study about spun pile pile cap connection in Indonesia, this study was conducted as soon as possible. Based on this exposure, the seismic performance of the connection can be evaluated as well. The Finite Element Model (FEM) was created using ABAQUS. This FEM can be analysed and the force-displacement curve can be obtained using ABAQUS. The FEM are using solid element C3D8R for concrete and wire element T3D2 for rebar. With the results obtained in the form of a curve between the deformation forces, the connection model can be analyzed. Based on studies conducted, the addition of reinforcement with circular steel hollow can increase strength and ductility in the specimen. The failure mode in concrete lies in the compressive region in the spun pile pile cap connection and the reinforcement used has yield."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>