Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169824 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manalu, Dewi Yohana
"Tesis ini membahas mengenai implementasi konsep shuudan shugi dan budaya organisasi yang diterapkan oleh PT. SYS Indonesia dalam menghadapi pandemi COVID-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan konsep shuudan shugi, bagaimana konsep tersebut membantu PT. SYS Indonesia dalam menghadapi pandemi COVID-19, dan bagaimana teori budaya organisasi menjelaskan kondisi tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi pustaka dan observasi partisipasi. Berdasarkan hasil penelitian, konsep shuudan shugi yang terdiri dari shuudan ishiki, shuudan shikou, dan shuudan seikatsu, dapat terlihat dari berbagai kebijakan seperti perubahan jam kerja, efisiensi pengambilan keputusan perusahaan, dan sistem kerja berkelompok. Berdasarkan teori budaya dan perilaku menujukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan dalam perusahaan masih mengandung kebudayaan Jepang. Unsur-unsur eksternal berupa politik, ekonomi, sosial, hukum, dan teknologi mempengaruhi faktor individu, kelompok, manajemen organisasi, dan proses kepemimpinan yang menghasilkan kebijakan berkaitan dengan efektivitas kerja dan kesejahteraan kehidupan kerja.

This thesis discuss about the implementation of Japanese shuudan shugi concept and culture organization that enforced by PT. SYS Indonesia in order to counter COVID-19. The purposes of this thesis are to explain the concept of shuudan shuugi, how this concept helps PT. SYS Indonesia to deal with COVID-19, and how culture organization theory explain those situations. This thesis is qualitative research utilizing literature study and observation participation methods. Based on the analysis, shuudan shugi concept that consist of shuudan ishiki, shuudan shikou, and shuudan seikatsu, can be observed through several policies for instances the changes of work hours, efficiency of decision-making process, and work-in-group system. Based on the theory of organization of culture and behaviour, it appears that the corporate’s cultures are influenced by elements of Japanese culture and values. External elements such as politics, economy, social, legal, and technology predisposing individual, group, organizational management, and leadership process factors, that generate policies related to work effectivity and work life well-being"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Utari Prasetya Ningrum
"Vaksinasi dan penggunaan antivirus remdesivir dan favipiravir merupakan strategi yang dapat digunakan untuk menekan pertumbuhan COVID-19. Namun penelitian tentang pengaruh vaksinasi terhadap efektivitas terapi antivirus pada pasien COVID-19 secara klinis masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh vaksinasi terhadap efektivitas terapi remdesivir dan favipiravir pada pasien terkonfirmasi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain kohort retrospektif dilakukan di rumah sakit Universitas Indonesia, Depok. Data diambil dari rekam medis RS periode Januari 2021 hingga Agustus 2022. Efektivitas terapi ditentukan dengan menilai kelompok sudah vaksin dan belum vaksin berdasarkan perbaikan kondisi klinis pasien, lama rawat inap, dan kematian pada pasien COVID-19. Hasil analisis menunjukkan bahwa vaksinasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perbaikan kondisi klinis, lama rawat inap, dan kematian (p < 0,05) pada pasien yang diberi terapi remdesivir dan telah divaksin dibandingkan dengan pasien yang belum divaksin. Pada pasien yang diberi terapi favipiravir vaksinasi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap perbaikan kondisi klinis, lama rawat inap, dan kematian pada pasien yang telah divaksin dibandingkan dengan pasien yang belum vaksin. Vaksinasi memiliki pengaruh yang baik terhadap efektivitas terapi remdesivir pada pasien COVID-19, yaitu dapat meningkatkan perbaikan kondisi klinis pasien kearah yang lebih baik, mengurangi lama rawat inap dan kematian. Namun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas terapi favipiravir.

Vaccination and the use of the antivirals remdesivir and favipiravir are strategies that can be used to suppress the growth of COVID-19. However, clinical research on the effect of vaccination on the effectiveness of antiviral therapy in COVID-19 patients is still limited. This study aims to analyze the effect of vaccination on the effectiveness of remdesivir and favipiravir therapy in patients with confirmed COVID-19. This study was an observational study with a retrospective cohort design conducted at Universitas Indonesia Hospital, Depok. Data were taken from medical records for the period from January 2021 to August 2022. The effectiveness of therapy was determined by assessing the vaccine and non-vaccine groups based on improvement in the patient's clinical condition, length of stay, and mortality in COVID-19 patients. The results of the analysis showed that vaccination had a significant effect on improving clinical condition, length of stay, and mortality (p <0.05) in patients who were given remdesivir therapy and vaccinated compared to patients who not vaccinated. In patients who were given favipiravir, the vaccination did not show a significant effect on improving clinical conditions, length of stay, and death in patients who had been vaccinated compared to patients who not vaccinated. Vaccination has a positive effect on the effectiveness of remdesivir therapy in COVID-19 patients, which can improve the patient's clinical condition, reducing length of stay and mortality. However, it does not have a significant effect on the effectiveness of favipiravir therapy."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radesa Guntur Budipramono
"covid-19 response in Indonesia evolved from initial a-securitization towards a mildly securitized approach spearheaded by a tentative and lightly-enforced social restrictions, while eschewing public health conventions and the use of scientific evidence"
Kyoto: Institute of International Relations and Area Studies, 2021
327 RITSUMEI 18 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fiorin Kusuma Wardhani
"Transmisi Covid-19 dapat berlangsung dengan cepat melalui droplets, aerosol, maupun direct contact. Salah satu bentuk pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan pengaturan ventilasi untuk mengurangi kontaminasi pada udara sehingga dapat mengendalikan transmisi virus via aerosol. Oleh karena itu, penting diketahui hubungan antara ventilasi terhadap risiko penularan Covid-19 melalui udara. Desain penelitian yang dilakukan adalah cross sectional. Data yang diambil berasal dari data primer dengan dilakukan pengukuran pada ruangan yang menjadi sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Kemudian data diolah dengan uji analisis statistik bivariat. Dari 8 ruangan yang diteliti, terdapat 2 ruangan yang berisiko tinggi terhadap transmisi Covid-19. Hubungan antara jumlah ventilasi outlet dengan penularan Covid-19 melalui udara memiliki hubungan yang signifikan terbukti dengan hasil uji statistik Mann-Whitney U (U = 0,5, p = 0,049). Selain itu, jumlah ventilasi outlet juga dapat meningkatkan ACH outlet dan memiliki korelasi sangat kuat yang signifikan (p = 0,001) serta besar koefisien korelasi 0,993. Pengaturan ventilasi terutama ventilasi outlet pada ruang kuliah kampus Depok dan Salemba perlu ditingkatkan supaya bisa mencapai laju udara > 12 ACH sehingga risiko transmisi virus Covid-19 dapat ditekan menjadi lebih rendah.

Covid-19 transmission can be done rapidly through droplets, aerosol, or direct contact. It can be prevented by regulating ventilation to reduce contamination in the air so that virus transmission via aerosol can be controlled. Therefore, it is important to know the relationship between ventilation and risk of Covid-19 transmission through the air. This study design is cross sectional. Data was taken from primary data by measuring room that is the sample that fits the inclusion and exclusion criteria. After that, data was processed by a bivariate statistical analysis test. Of the 8 rooms studied, there are 2 rooms that are at high risk of transmitting Covid-19. The relationship between the amount of outlet ventilation and transmission of Covid-19 through the air has a significant relationship as evidenced by the results of the Mann-Whitney U test (U = 0,5, p = 0,049). Furthermore, outlet ventilation can increase outlet ACH which has very strong correlation with correlation coefficient 0,993 and is statistically significant (p = 0,001). The ventilation arrangements especially outlet ventilation for the lecture halls in Depok and Salemba need to be increased to ventilation that can reach an air rate of > 12 ACH so that the risk of transmitting Covid-19 virus is lower."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marrisa Indah Pratiwi
"Latar belakang: Sejak kasus infeksi pertama yang dilaporkan oleh laboratorium yang berada di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, lebih dari 2 tahun pandemi Covid-19 membatasi mobilitas dan interaksi orang-orang hampir di seluruh dunia. Setelah diteliti para ahli mengidentifikasi patogen tersebut sebagai beta-coronavirus baru dan diberi nama 2019 novel coronavirus (2019-nCoV) yang merupakan penyebab coronavirus disease (Covid-19). Gejala yang pada seseorang yang terinfeksi Covid-19 ditandai adanya infeksi saluran pernapasan akut, kelelahan, dan gangguan pada saluran pencernaan. Meskipun pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan agar penyebaran virus tidak meluas, untuk saat ini strategi terbaik dalam menghadapi pandemi Covid-19 dengan upaya pencegahan seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Tenaga kesehatan merupakan salah satu role model bagi masyarakat dan memiliki tanggung jawab untuk memberikan edukasi dan melakukan upaya pencegahan penyakit terutama saat pandemi saat ini.  Hal ini tidak terlepas dari peran mahasiswa kedokteran yang dapat memberikan edukasi kesehatan pada masyarakat. Tentunya Untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku (PSP) perlu adanya evaluasi pada mahasiswa kedokteran. Dengan adanya penelitian mengenai PSP ini diharapkan menjadi survei esensial yang perlu dilakukan selama masa pandemi, karena didalam survei PSP yang dapat mengidentifikasi pengetahuan dasar, miskonsepsi, keyakinan, perilaku, hingga sikap responden terhadap penyakit.
Metode: Desain penelitian ini menggunakan metode potong lintang (cross sectional) menggunakan data sekunder kuesioner daring Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku. Jumlah responden sebanyak 213 mahasiswa yang merupakan mahasiswa tingkat 4 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia baik dari kelas Reguler dan Internasional. Kuesioner penelitian terdiri dari 3 bagian yaitu Pengetahuan, Sikap dan Perilaku yang masing-masing terdapat 15 pertanyaan dengan pilihan jawaban. Hasil jawaban kuesioner diolah menggunakan SPSS versi 26.0 dan dianalisis menggunakan uji Chi-Square Test dan Fisher’s Exact Test.
Hasil: Hasil analisis univariat mengenai Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku, Mahasiswa tingkat 4 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menunjukkan tingkat pengetahuan yang baik (73,7%), sikap positif (96,2%), dan perilaku positif (83,6%) mengenai infeksi Covid-19. Hasil analisis bivariat menggunakan Fisher’s Exact Test menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap mengenai infeksi Covid-19 karena didapatkan p value 0,211 (p ≥0,05). Sedangkan dengan uji Chi-Square Test didapatkan hasil terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku mengenai infeksi Covid-19 dengan p value = 0,044 (p<0,05).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara tingkat pengetahuan dengan sikap mengenai infeksi Covid-19 dan Adanya hubungan yang signifikan secara statistik antara tingkat pengetahuan dengan perilaku mengenai infeksi Covid-19 Mahasiswa tingkat 4 Fakultas Kedokteran Indonesia. Dengan demikian adanya penelitian Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku (PSP) penting untuk mengetahui sejauh mana PSP pada mahasiswa.

Introduction: Since the first case of infection reported by a laboratory in Wuhan City, Hubei Province, China, pandemic Covid-19 has limited the mobility and interaction of people almost all over the world. After research, experts identified the pathogen as a new beta-coronavirus and named it 2019 novel coronavirus (2019-nCoV) which causes coronavirus disease (Covid-19). Symptoms for someone infected with Covid-19 are characterized by acute respiratory infections, fatigue, and digestive disorders. Even though the government has issued various policies so that the spread of the virus does not spread, for now the best strategy in dealing with the Covid-19 pandemic is prevention such as wearing masks, washing hands, and physical distancing. Health workers are a role model for the community and have the responsibility to provide education and make efforts to prevent disease, especially during the current pandemic. This is inseparable from the role of medical students who can provide health education to the public. Of course, to find out the level of knowledge, attitude and practice (KAP) it is necessary to evaluate medical students. With this research on KAP, it is hoped that it will become an essential survey that needs to be carried out during a pandemic, because it is in the KAP survey that can identify basic knowledge, misconceptions, beliefs, practice, and respondents' attitudes towards disease.
Method: The design of this study used a cross-sectional method using secondary data from the online questionnaire Knowledge, Attitudes and Practice. The number of respondents in this study involved 213 students Preclinical Medical Students of Universitas Indonesia, both from Regular and International classes. The research questionnaire consists of 3 sections, namely Knowledge, Attitudes and Practice, each of which contains 15 questions with a choice of answers. The results of the questionnaire answers were processed using SPSS version 26.0 and analyzed using the Chi-Square Test and Fisher's Exact Test
Result: The results of univariate analysis regarding Knowledge, Attitudes, and Practice in Preclinical Medical Students of Universitas Indonesia showed a good level of knowledge (73.7%), positive attitude (96.2%), and positive practice (83.6%) regarding infection Covid-19. The results of the bivariate analysis using the Fisher's Exact Test showed that there was no relationship between the level of knowledge and attitudes regarding Covid-19 infection because a p value was obtained of 0.211 (p ≥ 0.05). Whereas with the Chi-Square Test it was found that there was a relationship between the level of knowledge and practice regarding Covid-19 infection, obtained p value = 0.044 (p <0.05).
Conclusion: There is no statistically significant relationship between the level of knowledge about Covid-19 infection and There is a statistically significant relationship between the level of knowledge and practice regarding Covid-19 infection in Preclinical Medical Students of Universitas Indonesia. Thus the existence of Knowledge, Attitude, and Practice (KAP) research is important to find out the extent of KAP in students.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugrahiza Satryo Bimantoro
"Latar Belakang: Virus COVID-19 pertama kali diidentifikasi pada tanggal 31 Desember 2019. Sejak ditemukan, virus ini telah menginfeksi lebih dari 700 juta orang di seluruh dunia. Varian delta pertama kali ditemukan pada Oktober 2020 di India. Virus ini sangat mudah menular dengan tingkat penularan 50-60% lebih tinggi dibandingkan dengan varian sebelumnya. Varian ini juga lebih sulit untuk diobati dikarenakan adanya mutasi pada sisi penempelan antigen-antibodi. Data epidemiologi dan dampak dari varian ini di Indonesia masih belum banyak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mortalitas pada pasien COVID-19 varian delta di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI).
Metode: Penelitian ini menggunakan desain kasus-kontrol dengan melibatkan 224 rekam medis pasien COVID-19 dari bulan Juni-Agustus 2021. Faktor-faktor yang dianalisis adalah usia, jenis kelamin, derajat keparahan, komorbiditas, D-dimer, SGOT, dan temuan radiologi.
Hasil: Analisis regresi logistik menunjukkan bahwa semua faktor meningkatkan odds ratio mortalitas kecuali jenis kelamin. CKD/AKI (p=0,01), kerusakan hati (p=0,01), derajat kritis-berat (p=<0,01), dan peningkatan SGOT (p=<0,01) secara signifikan berkontribusi pada model akhir.
Kesimpulan: Hubungan signifikan ditemukan antara mortalitas dan usia, tingkat keparahan, komorbiditas, peningkatan D-dimer dan SGOT, serta temuan radiologi yang abnormal. Selain itu, semua faktor ini berkontribusi dalam meningkatkan odds ratio mortalitas.

Introduction: The COVID-19 virus was first identified on December 31st of 2019. Ever since it was discovered, the virus has infected more than 700 million people worldwide. The delta variant was first discovered in October 2020 in India. The virus was found to be highly transmissible with 50-60% higher transmission rate compared to the previous variant. The variant was also found to be more difficult to treat and manage. The epidemiological data and the impact of this variant in Indonesia is still undermined. This study intends to investigate the factors that affects mortality in COVID-19 patients during the delta variant in Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI).
Method: This research utilizes a case-control design including 224 COVID-19 patients’ medical records from June-August 2021. Factors analyzed are age, gender, degree of severity, comorbidities, D-dimer, SGOT, and radiology findings.
Results: Logistic regression analysis revealed all factors increases the odds ratio of mortality except for gender. CKD/AKI (p=0.01), liver injury (p=0.01), severe-critical degree (p=<0.01), and SGOT elevation (p=<0.01) were significantly contributing to the final model.
Conclusion: Significant relationship between mortality and age, degree of severity, comorbidities, D-dimer and SGOT elevation, and abnormal radiology findings. Additionally, these factors are all contributing to increasing the odds ratio for mortality.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivia Gina Rahmawaty
"Anosmia merupakan salah satu gejala COVID-19 yang spesifik. Mekanisme anosmia pada COVID-19 belum dapat dijelaskan dengan pasti. Beberapa studi melaporkan perubahan kemampuan penciuman disertai perubahan komposisi mikrobioma nasal. Saat ini studi mikrobioma nasal pasien COVID-19 yang mengalami gejala anosmia masih kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil mikrobioma nasal pasien COVID-19 dengan dan tanpa anosmia di Laboratorium Mikrobiologi Klinik FKUI tahun 2021. Studi potong lintang ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Klinik FKUI Juli sampai September 2021 yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi. Diagnosis anosmia ditegakkan menggunakan metode subjektif. Pengambilan spesimen usap nasofaring dan orofaring untuk pemeriksaan RT-PCR COVID-19 dan usap nasal untuk pemeriksaan mikrobioma dilakukan pada pasien tersangka COVID-19. Bila didapatkan hasil RT-PCR positif, maka pada spesimen usap nasal dilakukan pemeriksaan sekuensing 16S RNA-Next Generation Sequencing. Didapatkan 17 spesimen usap nasal dari subjek yang mengalami gejala anosmia dan 8 spesimen yang tidak mengalami gejala anosmia. Pada mikrobioma nasal pasien COVID-19 yang mengalami gejala anosmia terjadi berupa penurunan kelimpahan filum Actinobacteria, Ordo Propionibacteriales, Famili Propionibacteriaceae, genus Cutibacterium dan Peptoniphilus. Dari penelitian ini, terdapat perubahan komposisi mikrobioma nasal pada pasien COVID-19 dengan gejala anosmia.

Anosmia is a specific symptom of COVID-19. The mechanism of anosmia in COVID-19 cannot be explained with certainty. Changes in nasal microbiome composition are associated with olfactory function. SARS-CoV-2 infection alters the respiratory microbiota and influence the susceptibility to COVID-19 infection. There are also changes in the composition of nasal microbioms of COVID-19 patients experiencing anosmia. Studies of the nasal microbiome in COVID-19 patients who experience symptoms of anosmia are rare. The aim of this study is to determine the nasal microbiome profile of COVID-19 patients with and without anosmia.
This cross-sectional study was conducted at the Clinical Microbiology Laboratory of the FKUI from July to September 2021 which met the inclusion criteria and did not meet the exclusion criteria. Anosmia is determined subjectively. Nasopharyngeal and oropharyngeal swab specimens for RT-PCR COVID-19 examination and nasal swabs for microbiome are collected from patients. If a positive RT-PCR result is obtained, then the nasal swab specimen is subjected to a RNA-Next Generation Sequencing. There were 17 nasal swab specimens from subjects with anosmic symptoms and 8 specimens without anosmic symptoms. In the nasal microbiome of COVID-19 patients who experience symptoms of anosmia, there is a decrease in the abundance of the Actinobacteria, Propionibacteriales, Propionibacteriaceae, Cutibacterium and Peptoniphilus. From this study, there were changes in the composition of the nasal microbiome in COVID-19 patients with anosmia symptoms.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Balthasar Elu
"ABSTRAK
Pandemik virus corona (covid-19) yang menyebar di wuhan, hubei, cina sejak akhir 2019 lalu kini telah menyebar ke lebih dari 200 negara di dunia dengan jutaan orang terinfeksi dan ratusan ribu jiwa meninggal dunia. Hampir semua negara tidak siap secara medis (obat antivirus covid-19), fasilitas alat pelindung diri (APD), sumber daya manusia di bidang kesehatan (tenaga profesional kesehatan)."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2020
330 ASCSM 50 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Damara Utomo
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak dari pandemi COVID-19 dan kebijakan lockdown yang diterapkan untuk mengatasi pandemi terhadap return saham di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode regresi data panel untuk mengetahui dampak dari pertumbuhan jumlah kasus dan kematian akibat COVID- 19 serta kebijakan PSBB terhadap return saham harian kepada 272 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2 Maret 2020 hingga 27 Maret 2020. Penelitian ini mengonfirmasi dampak negatif dan signifikan dari pertumbuhan jumlah kasus dan kematian COVID-19. Selain itu, kebijakan lockdown dinilai memberikan dampak positif terhadap return saham. Penelitian ini juga menambahkan analisis sektoral dan menemukan bahwa sektor properti serta trade, service dan investment mengalami performa yang lebih rendah dibandingkan dengan sektor lain. Sementara itu, sektor basic industry, consumer goods dan mining memiliki performa yang lebih baik. Penelitian ini mengindikasikan bahwa pandemi COVID-19 dan kebijakan lockdown memiliki dampak yang berbeda terhadap return saham di Indonesia.

This study explores the impact of COVID-19 pandemic and the lockdown policies that are used to tackle the pandemic on stock market return in Indonesia. This study uses fixed effect panel-data regression method to evaluate the impact of the growth in COVID-19 total confirmed cases and death as well as the lockdown policies on daily stock returns of 272 firms that are listed in the Indonesia Stock Exchange’s main board and operate in the real sector from 2 March 2020 to 27 November 2020. The study confirms the significantly adverse impact of growth in total of COVID- 19 confirmed cases and deaths due to COVID-19 on Indonesia’s daily stock returns. Moreover, the lockdown policies regardless of the strictness, have a positive and significant impact on the Indonesia’s daily stock returns. This study further considers the different impact of COVID-19 pandemic on each of eight observed sectors; where the sector of property as well as trade, service and investment have a significantly negative performance; while the sector of basic industry, consumer goods and mining have a significantly better performance. This study suggestes that COVID-19 pandemic and the lockdown policies have a mixed impact on the Indonesia’s stock market returns."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alfareza Mahendra
"Jumlah kasus positif COVID-19 yang telah terkonfirmasi di Indonesia saat ini telah melebihi angka 6,4 juta. Walaupun angka kasus kian menurun, aturan menjaga jarak harus tetap dipatuhi. Aturan untuk menjaga jarak atau menjauhi kerumunan juga diterapkan di sekolah-sekolah, namun saat ini belum ada sistem yang dapat memonitoring hal tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah membangun sebuah sistem pendeteksian tingkat kerumunan orang dalam ruangan kelas untuk membantu menekan angka kerumunan yang terjadi di sekolah-sekolah, selain itu sistem yang dibangun dapat mempermudah memantau kerumunan sehingga dapat memperkecil area penyebaran virus COVID-19. Sistem yang dibangun menggunakan algoritma deteksi dan segmentasi pada Mask R-CNN. Sistem yang dirancang dapat mendeteksi objek orang, kerumunan, dan kepadatan dalam ruangan. Pengujian sistem dilakukan menggunakan metrik akurasi dan membandingkan kepadatan hasil perhitungan dengan hasil segmentasi. Pengujian dilakukan di area Indoor ruang kelas dan menggunakan kamera webcam. Hasil pengujian menggunakan matriks konfolusi menunjukkan tingkat akurasi deteksi objek manusia yaitu 92,42 %, sedangkan tingginya performa deteksi adalah 96,5%. Sedangkan Error terendah dan tertinggi yang di dapat pada pengukuran kepadatan masing-masing adalah 7,51% dan 0,79%

The number of confirmed positive cases of COVID-19 in Indonesia has now exceeded 6.4 million. Even though the number of cases is decreasing, the rules for maintaining distance must still be obeyed. Rules to maintain distance or stay away from crowds are also implemented in schools, but currently there is no system that can monitor this. The purpose of this research is to build a crowd level detection system in classrooms to help reduce crowd numbers that occur in schools, besides that the system built can make it easier to serve crowds so as to reduce the area of spread of the COVID-19 virus. The system built uses detection and segmentation algorithms on Mask R-CNN. The designed system can detect objects, people, crowds, and density in the room. System testing is carried out using measurement metrics and comparing the calculated density with segmentation results. Testing was carried out in the indoor area of the classroom and using a webcam camera. The test results using the convolution matrix show that the accuracy of human object detection is 92.42%, while the high detection performance is 96.5%. While the lowest and highest errors that can be achieved in density measurements are 7.51% and 0.79%, respectively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>