Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188754 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simanjuntak, Schandra Ricardo. Marulitua
"Saat ini ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap bahan bakar fosil sangat tinggi dan nilainya selalu meningkat setiap waktunya. Padahal kebutuhan tersebut tidak mampu dipenuhi oleh kapasitas kilang pengolah minyak bumi yang saat ini ada di Indonesia. Akibatnya pemerintah Indonesia harus melakukan impor bahan baku dan produk bahan bakar. Selain itu beberapa pihak telah memprediksi bahwa jumlah cadangan minyak bumi global semakin mendekati masa akhir. Adapun dampak buruk penggunaan bahan bakar fosil terhadap lingkungan semakin memicu manusia untuk berupaya mencari alternatif dari bahan bakar fosil. Bioethanol (C2H5OH) merupakan salah satu potensi bahan bakar alternatif yang bisa didapatkan dari tanaman pati melalui proses biokimia. Mengingat Indonesia adalah negara dengan tanah yang subur, maka sumber bahan baku ini relatif mudah didapat, dan bersifat terbarukan. Bioethanol dapat digunakan dalam bentuk campuran dengan bahan bakar fosil, namun ada kecenderungan pencampuran bioethanol dengan bensin menghasilkan campuran yang tidak sepenuhnya homogen. Maka dari itu diperlukan suatu aditif yang dapat meningkatkan homogenitas campuran. Sehingga pada penelitian ini dilakukan uji penggunaan bahan bakar campuran bensin – bioethanol yang ditambahi aditif oksigenat, pada mesin spark ignition (SI). Kemudian dilakukan analisis terhadap kinerja mesin, emisi gas pembakaran, dan coefficient of variation (COV) di ruang bakar. Aditif yang digunakan yaitu cyclohexanol dan cyclooctanol dengan volume yang divariasikan. Pencampuran bioethanol dapat memperbaiki emisi gas buang, serta COV. Lalu ketika ditambahi aditif, didapat perbaikan pada specific fuel consumption (SFC) dengan emisi dan COV yang semakin membaik.

The dependency of Indonesian citizens to fossil fuel is very high and the amount were continuously increasing every time. At the same time, the capacity of oil refinery within the nation was being unable to cover the needs. As the result, the government of Indonesia have to do an import for some part of petroleum raw materials and also fuel products. Moreover, several parties had predicted that the recent global petroleum reserve were not far from its end limit of depletion. Also the environmental impact of combustion gas resulted from burning fossil fuel has further convincing people to find an alternative for fossil fuel. Bioethanol (C2H5OH) is one of potential fuel alternative which can be obtained through biochemistry process of starch plant. Considering that Indonesia is a country which has a fertile land, finding the source would not be a big problem. Bioethanol may be used in mixture form with fossil fuel, but there is a problem with homogeneity of the mixture. So that it requires an additive in which was able to increase the homogeneity of the mixture. As a result, in this research the examination were done by mixing the gasoline – bioethanol with oxygenated additives and use it as a fuel on unmodified spark ignition (SI) engine. Then going through the process of analysis for engine performances, exhaust gas emissions, and coefficient of variations (COV). The additive used is cyclohexanol and cyclooctanol in which the volume was variated. It is an evident that the use of gasoline – bioethanol mixture resulted in better exhaust emission and COV. Then the addition of additives gives a further good effect to specific fuel consumptions (SFC), exhaust emission, and COV."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Aulia Avicenna
"Hidrogen merupakan bahan bakar potensial yang dapat menggantikan bakar fosil. Hidrogen dapat diproduksi dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan Photo Electro Catalysis (PEC) untuk aplikasi water splitting dari salty water. Sel PEC dapat menggunakan material semikonduktor TNA. Namun TiO2 memiliki band gap yang lebar sehingga secara hanya aktif pada sinar UV, dan kurang aktif didaerah sinar tampak. Sementara itu jika TiO2 dimodifikasi dengan WO3 aktivitasnya dapat menjangkau daerah sinar tampak. Dalam penelitian ini dilakukan elektrodeposisi WO3 pada TiO2, lalu dilakukan karakterisasi dan kemampuannya menghasilkan arus cahaya pada daerah sinar tampak, serta uji produksi hidrogen dari air. Hasil karakterisasi menunjukkan terjadinya penurunan band gap seiring dengan lama waktu elektrodeposisi, yaitu 5 menit, 10 menit, dan 15 menit yang masing – masing menghasilkan penurunan band gap sebesar 3.12 eV; 2,97 eV; dan 2,87eV. Lebih lanjut dari uji Multiple Pulse Amperometry (MPA) dibawah sinar UV diamati terjadinya peningkatan arus cahaya dari TNA saja dibandingkan dengan WO3/TiO2 yakni 0.00031 mA/cm2 ­menjadi 0.0037 mA/cm2. Penerapan aplikasi PEC dengan penerapan fotoanoda WO3/TiO2 dan katoda Pt/rTNA menghasilkan produksi gas sebanyak 0,0026 mikromol hidrogen dalam waktu 4 jam penyinaran cahaya.

Hydrogen is a potential fuel that can replace fossil fuels. Hydrogen can be produced in various ways, and one is through Photo Electro Catalysis (PEC) for water-splitting applications from salty water. PEC cells can utilize TNA semiconducting materials. However, TiO2 has a wide band gap, making it only active under UV light and less active in the visible light range. On the other hand, if TiO2 is modified with WO3, its activity can extend to the visible light range. In this study, electrodeposition of WO3 onto TiO2 was performed, followed by characterization and its ability to generate photocurrent in the visible light range, as well as hydrogen production from water. The characterization results showed a decrease in the band gap with increasing electrodeposition time: 5 minutes, 10 minutes, and 15 minutes, resulting in band gap reductions of 3.12 eV, 2.97 eV, and 2.87 eV, respectively. Furthermore, multiple pulse amperometry (MPA) tests under UV light revealed an increase in photocurrent from TNA compared to WO3/TiO2, with values of 0.00031 mA/cm2 and 0.0037 mA/cm2, respectively. The implementation of the PEC application using WO3/TiO2 photoanode and Pt/rTNA cathode resulted in the production of gas, specifically hydrogen, with a yield of 0,0026 micromoles in 4-hours light exposure.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dika Auliady
"Kualitas udara di Indonesia semakin buruk setiap tahunnya. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan kendaraan bermotor yang masih menggunakan bahan bakar fosil. Jumlah kendaraan bermotor semakin meningkat setiap tahunnya sekitar 5% dari tahun sebelumnya. Penggunaan bahan bakar fosil pun semakin meningkat, dimana hasil pembakaran dari bahan bakar fosil ini mengandung CO, CO2, dan HCyang berbahaya untuk lingkungan dan pernapasan manusia. Untuk Indonesia, kondisinya saat ini sudah cukup berbahaya karena sudah melewati batas jumlah partikulat yang dianjurkan WHO. Akibat berkurangnya jumlah cadangan minyak bumi dan rusaknya udara lingkungan, Pemerintah Indonesia dan negara lain pun berupaya untuk mencari bahan bakar alternatif dari bahan bakar fosil. Bioetanol merupakan salah satu potensi bahan bakar alternatif yang bisa didapatkan dari tanaman melalui proses fermentasi. Mengingat Indonesia cukup mudah untuk menemukan tanaman-tanaman ini, maka sumber bahan baku ini relatif mudah didapat, dan bersifat terbarukan. Bioetanol sudah digunakan dalam bentuk campuran dengan bahan bakar fosil, namun karena perbedaan polar dan non-polar dari campuran ini menyebabkan campuran tidak menyatu sepenuhnya. Maka diperlukan suatu aditif yang dapat berperan sebagai pelarut untuk membuat campuran menjadi homogen. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk melihat penggunaan bahan bakar campuran bensin – bioethanol yang ditambahi zat aditif pada mesin spark ignition (SI). Zat aditif yang digunakan yaitu cyclohexanol dengan volume yang divariasikan. Kemudian dilakukan analisis terhadap hasil emisi gas buang dan coefficient of variation (COV). Dari hasil pengujian, pencampuran zat aditif cyclohexanol dapat memperbaiki COV dan semakin memperbaiki kualitas emisi gas buang yang dihasilkan dari pembakaran.

Air quality in Indonesia is getting worse every year. One of the causes is the use of motor vehicles that still use fossil fuels. The number of vehicles increases annually by about 5% from the previous year. The use of fossil fuels is also increasing, where the combustion products of these fossil fuels contain CO, CO2, HC, O2 which are dangerous to the environment and human respiration. In Indonesia, the current condition is quite dangerous because it exceeds the limit for the number of particulates recommended by WHO. Due to the lack of oil reserves and environmental air damage, the Government of Indonesia and other countries are trying to find alternative fuels from fossil fuels. Bioethanol is one of the potential alternative fuels that can be obtained from plants such as cassava, rice, and others through the fermentation process. Considering that Indonesia is a country that is quite easy to find these such plants, the sources of these raw materials are relatively easy to obtain, and renewable. Bioethanol has been used in the form of a mixture with fossil fuels, but because of the polar and non-polar properties in this mixture, the mixture does not blend completely. Therefore, we need an additive that can act as a solvent to make the mixture homogeneous. In this research was conducted to see the use of gasoline-bioethanol mixture fuel added with additives in spark ignition (SI) engines. The additive used is cyclohexanol with varied volumes. Then an analysis of exhaust gas emissions and coefficient of variation (COV) of the combustion is carried out. From the test results, mixing cyclohexanol additives can improve COV and improve the quality of exhaust emissions resulting from combustion of the mixtures."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanif Fathurrahman
"Seiring produksi bahan bakar fosil yang terbatas, terutama minyak, secara bertahap menurun seiring waktu, ketersediaan listrik yang sangat bergantung pada sumber daya ini untuk penghasilan akan secara tak terelakkan menurun. Karena listrik adalah nyawa yang menggerakkan seluruh operasi, ia memainkan peran penting dalam memastikan fungsi yang lancar dari mesin dan memfasilitasi berbagai tugas. Kegagalan dalam mempertimbangkan ketersediaan, keandalan, dan penggunaan sumber daya listrik secara optimal dapat menyebabkan gangguan dan ketidakefisienan dalam jadwal produksi. Studi ini bertujuan untuk berkontribusi dalam bidang sistem produksi terkait energi dengan mengusulkan pendekatan baru yang menggabungkan model untuk pemprofilan konsumsi energi. Model yang diusulkan ini menggunakan representasi blok energi, dengan mempertimbangkan berbagai kondisi selama proses manufaktur, yaitu: Turning-on, Idle, Processing, Turning-off, dan Off, yang semuanya mengonsumsi energi. Selain itu, studi ini memperkenalkan konsep sub-kondisi transien untuk setiap kondisi, yang belum dieksplorasi dalam penelitian sebelumnya. Pendekatan ini memungkinkan pemahaman yang lebih akurat dan komprehensif tentang konsumsi energi dalam sistem produksi, membuka jalan bagi pengembangan strategi optimalisasi energi yang efisien. Lebih lanjut, studi ini mencakup formulasi matematis untuk membantu pengambilan keputusan mengenai apakah lebih menguntungkan untuk menjaga mesin diam atau mematikannya, dengan mempertimbangkan konsumsi energi. Untuk memvalidasi model yang diusulkan, empat set data jadwal produksi yang berasal dari data aplikasi dunia nyata digunakan. Dataset ini dimodifikasi untuk menciptakan empat skenario yang berbeda, masing-masing mewakili berbagai kondisi konsumsi energi dan penggunaan sub-kondisi transien. Hasil dari skenario ini menunjukkan bahwa representasi konsumsi energi yang paling lengkap, dengan mempertimbangkan sub-kondisi transien, memberikan keamanan yang lebih kuat dalam pemodelan penggunaan energi. Namun, penting untuk diakui bahwa menggabungkan kondisi tambahan ini menimbulkan tantangan dalam hal kompleksitas pemodelan. Meskipun demikian, model yang diusulkan menawarkan wawasan berharga untuk mengelola penggunaan energi secara efektif, meminimalkan gangguan potensial, dan memaksimalkan penggunaan sumber daya energi yang tersedia dalam batasan ketersediaan listrik yang terbatas. Dengan memanfaatkan penelitian ini, industri dapat mengambil keputusan yang berinformasi untuk mengoptimalkan konsumsi energi mereka, berkontribusi pada sistem produksi yang lebih berkelanjutan dan efisien.

As the production of finite fossil fuels, particularly oil, gradually declines over time, the availability of electricity, which heavily relies on these resources for generation, will inevitably diminish. Since electricity is the lifeblood powering the entire operation, it plays a vital role in ensuring the smooth functioning of machinery and facilitating various tasks. Failing to consider the availability, reliability, and optimal utilization of electricity resources can lead to disruptions and inefficiencies in production schedules. This study aims to contribute to the field of energy-related production systems by proposing a novel approach that incorporates a model for profiling energy consumption. The proposed model utilizes the energy block representation, taking into account various states during the manufacturing process, namely: Turning-on, Idle, Processing, Turning-off, and Off states, which all consume energy. Additionally, the study introduces the concept of a transient sub-state for each state, which has not been explored in previous research. This approach enables a more accurate and comprehensive understanding of energy consumption in production systems, paving the way for the development of efficient energy optimization strategies. Furthermore, the study includes a mathematical formulation to aid in decision-making regarding whether it is more beneficial to keep a machine idle or turn it off, considering energy consumption. To validate the proposed model, four sets of production schedule data derived from real-world application data were utilized. These datasets were modified to create four distinct scenarios, each representing different states of energy consumption and the usage of transient sub-states. The results of these scenarios demonstrate that the most complete representation of energy consumption, considering transient sub-states, provides a stronger safeguard in modeling energy usage. However, it is essential to acknowledge that incorporating these additional states poses challenges in terms of modeling complexity. Nevertheless, the proposed model offers valuable insights for effectively managing energy usage, minimizing potential disruptions, and maximizing the utilization of available energy resources within the constraints of limited electricity availability. By leveraging this research, industries can make informed decisions to optimize their energy consumption, contributing to more sustainable and efficient production systems."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Luthvan Hood
"Salah satu hal permasalahan yang saat ini dihadapi oleh Indonesia saat ini adalah kebergantungan penggunaan sumber energi bahan bakar fossil sebagai sumber energi listrik untuk mengatasi peningkatan akan kebutuhan energi listrik. Salah satu sumber energi baru dan terbarukan penghasil tenaga listrik adalah energi surya dari matahari. Pemanfaatan energi surya yang diubah menjadi energi listrik diterapkan dengan menggunakan panel surya pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Pada sistem PLTS hal yang paling mempengaruhi kinerja dari sistem tersebut adalah panel surya dan kondisi cuaca. Teknologi Panel surya menghasilkan listrik DC yang selanjutnya dapat diubah menjadi listrik AC menggunakan inverter agar dapat dihubungkan ke beban AC. Nyatanya, peralatan listrik dengan teknologi inverter dapat membangkitkan disturbansi pada frekuensi 9-150 kHz. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi karakteristik disturbansi di frekuensi 9 - 150 kHz pada sistem panel surya dari sisi keluaran inverter sehingga dapat dijadikan acuan untuk penelitian dalam memprediksi, menganalisa dan mengetahui efeknya terhadap sistem kelistrikan dan kerja dari peralatan lain. Berdasarkan Hasil Penelitian Tegangan Disturbansi di frekuensi 9-150 kHz pada frekuensi dominannya mengalami kenaikan sebesar 7.97 % setiap kenaikan iradiasi matahari sebesar 100 W/m2. Lalu pada keadaan impor daya listrik, Tegangan Disturbansi mengalami kenaikan 14.1 % setiap penurunan impor daya sebesar 1000 W. Sedangkan pada keadaan ekspor daya, Tegangan Disturbansi mengalami kenaikan 5.39 % setiap kenaikan ekspor daya sebesar 1000 W.

One of the problems currently faced by Indonesia today is the reliance on the use of fossil fuel energy sources as a source of electrical energy to overcome the increase in electrical energy needs. One of the new and renewable energy sources producing electricity is solar energy from the sun. The use of solar energy which is converted into electrical energy is applied using solar panels in the Solar Power Plant. In the Solar Power Plant system the most influencing performance of the system are solar panels and weather conditions. Technology Solar panels produce DC electricity which can then be converted into AC electricity using an inverter so that it can be connected to an AC load. In fact, electrical equipment with inverter technology can generate disturbances at a frequency of 9 - 150 kHz. This study aims to investigate the characteristics of disturbances at the frequency of 9-150 kHz in the solar panel system from the inverter output side so that it can be used as a reference for research in predicting, analyzing and knowing the effect on the electrical system and work of other equipment. Based on the results of Disturbance Voltage Research at a frequency of 9-150 kHz the dominant frequency has increased by 7.97 % each increase in solar irradiation by 100 W / m2. Then in the state of electric power imports, the Disturbance Voltage increases by 14.1 % each decrease in import power by 1000 W. Whereas in the state of power exports, the Disturbance Voltage increases by 5.39 % each increase in export power by 1000 W."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najma
"Ketergantungan bahan bakar fosil di Indonesia memicu penggunaan biosolar dari CPO sebagai campuran bahan bakar fosil. Kebijakan ambisius pencampuran biosolar ditetapkan sebesar 20% namun hingga saat ini belum terpenuhi (12,7%) karena kualitas dari B20 yang memiliki kandungan air tinggi sehingga dapat merusak mesin kendaraan sedangkan pencampuran bioethanol belum diterapkan sama sekali dikarenakan aspek biaya. Oleh sebab itu, dibutuhkan alternatif lainnya agar dapat menaikkan penggunaan bahan bakar bersih sesuai yang diinginkan. Pada penelitian ini, dilakukan optimisasi sistem bahan bakar jangka panjang dengan minimum total biaya sistem hingga tahun 2050 menggunakan TIMES-VEDA pada spesifikasi kualitas bahan bakar tertentu yang dipengaruhi oleh ketersediaan suplai bahan baku sehingga diperoleh campuran bahan bakar yang optimum.Teknologi biofuel yang ditinjau adalah FAME, HVO, FT-Diesel, Bioethanol generasi pertama dan kedua. Hasil yang diperoleh untuk skenario IND-EURO adalah campuran FAME 50% di tahun 2020-2030 dan campuran FAME 47%-HVOSMR 53% di tahun 2035-2050. Untuk skenario EURO-SULPHUR IND di tahun 2020 adalah HVOSMR 30% sedangkan FAME 20% untuk tahun 2025-2030 dan campuran FAME 47%-HVOSMR 53% di tahun 2035-2050. Untuk skenario EURO adalah campuran FAME 47%-HVOSMR 53% di tahun 2020-2030 dan FAME 20% di tahun 2035-2050. Untuk campuran bensin semua skenario di tahun 2020 adalah Ethanol 5% dan Ethanol-Ethanol2G 20% ditahun 2035-2050. Perbedaan campuran Ethanol terjadi di skenario EURO untuk tahun 2025-2030 yaitu lebih rendah 5% sehingga pengurangan bahan bakar minyak masing-masing skenario secara berurut adalah 79%, 67% dan 55% untuk solar sedangkan 19%, 19% dan 17% untuk bensin.

Renewable fuel as a mix with petroleum fuel is one of solution to decrease the use of fossil fuels in Indonesia. The ambitious policy is to mix 20% of biosolar from CPO but until now still not meet the target (12.7%) due to the poor quality of B20 and for mix of bioethanol has not been implemented due to lack of financial support. Therefore, alternative renewable fuels are needed in order to meet the target. In this study, we apply optimization with a minimum total system cost up to 2050 using TIMES-VEDA on certain fuel quality specifications that are affected by the availability of raw material supply so that the optimum fuel blending is obtained. The biofuel technology reviewed is FAME, HVO, FT Diesel, Bioethanol first and second generation. The results obtained for the IND-EURO scenario are a blend of FAME 50% in 2020-2030 and blend of FAME 47% -HVOSMR 53% in 2035-2050. The scenario of EURO-SULPHUR IND has fuel mix HVOSMR 30% in 2020, FAME 20% for 2025-2030 and have same percentage of blend with scenario IND-EURO for 2035-2050. The EURO scenario has fuel blending of FAME 47%-HVOSMR 53% in 2020-2030 and FAME20% in 2035-2050. For all scenario gasoline blends are Ethanol 5% in 2020 and combination Ethanol-Ethanol2G 20% in the 2035-2050. Ethanol blend for scenario of EURO has 5% lower rather than other scenario in 2035-2050. Biofuel mix can reduce consumption diesel and gasoline respectively for each scenario are 79%, 67% and 55% and 19%, 19% and 17%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setia Abikusna
"Indonesia masih sangat tergantung pada sumber energi tak terbarukan padahal jumlahnya semakin menipis. Sejak tahun 2004 [1]. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dikembangkan energi lain pengganti bahan bakar fosil yang bersifat terbarukan, ramah lingkungan, dan berasal dari alam. Salah satu sumber energi terbarukan yang potensial dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti bbm adalah bioetanol (C2H5OH).
Studi ini mengkaji efek campuran bioetanol gasolin (RON 88) pada mesin single-cylinder spark iginition (SI) 125 cc yang dilakukan dengan variasi campuran bahan bakar (E0, E5, E10, dan E15) dengan penambahan 0.5 % vol/vol oksigenat sikloheksanol dan sikloheptanol pada masing – masing campuran bahan bakarnya, dengan pembukaan throttle dipertahankan 100 %, dan variasi kecepatan  mesin. Kinerja mesin diukur dengan menghubungkan mesin dengan dynamometer dan variasi cylinder pressure combustion diukur dengan pressure transducer.
Hasil pengujian dapat membuktikan bahwa campuran bahan bakar dengan oksigenat tersebut dapat memperbaiki COVIMEP  pada cycle to cycle variations (3.42 % pada campuran E10++) sehingga fluktuasi torque dapat diminimalisasi yang mengakibatkan kestabilan performa mesin (BHP, torque, SFC, dan heat release) meningkat, disamping itu emisi menjadi lebih baik (CO dan HC turun, sedangkan CO2 dan O2 meningkat).

Indonesia is still very dependent on non-renewable energy sources even though the numbers are running low. Since 2004 [1]. One potential renewable energy source developed in Indonesia as a substitute for fuel is bioethanol (C2H5OH).
This study examines the effect of a mixture of gasoline (RON 88) bioethanol on a single-cylinder spark ignition (SI) 125 cc engine that is carried out by variations of fuel mixtures (E0, E5, E10, and E15) with the addition of 0.5 % vol / vol oxygenated cyclohexanol and cycloheptanol in each fuel mixture, with throttle opening maintained 100 %, and variations in engine speed. Engine performance is measured by connecting a machine with a dynamometer and the variation of cylinder pressure combustion is measured by a pressure transducer.
The test results can prove that the mixture of fuel with oxygenated can improve COVIMEP in cycle to cycle variations (3.42 % in E10 ++ mixture) so that torque fluctuations can be minimized which results in improved engine performance (BHP, torque, SFC, and heat release) increase, besides the emissions are better (CO and HC decrease, while CO2 and O2 increase).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
D2632
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevan Jeremy Igorio
"Badan Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan data jumlah kendaraan bermotor pada tahun 2020 yang lalu. Hasilnya, jumlah kendaraan bermotor di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 1.8 % dari 133 juta kendaraan menjadi 136 juta kendaraan. Tidak hanya itu, jumlah kendaraan bermotor di Indonesia didominasi oleh sepeda motor dan mobil penumpang dengan masing – masing berjumlah 115 juta dan 15 juta. Peningkatan ini memberikan dampak buruk pada kualitas lingkungan yang semakin tercemar dan meningkatkan ketergantungan Indonesia akan bahan bakar fosil. Oleh karena itu, bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan harus mulai disosialisasikan dan digunakan oleh masyarakat. Melalui Permen ESDM 12 tahun 2015, pemerintah berencana untuk menggunakan E100 pada kendaraan dengan persentase transportasi non-PSO sebesar 10% pada Januari 2020. Namun, sampai saat ini hal tersebut belum dapat direalisasikan karena mahalnya harga bioethanol dibandingkan harga bensin RON 90. Sehingga pada penelitian ini kami mencoba menambahkan campuran methanol agar dapat menurunkan harga campuran bahan bakar. Pengujian ini menggunakan 2 metode uji, yaitu engine test bed 125 cc dan uji jalan 1800 cc. Melalui dua pengujian tersebut penulis akan mendapatkan hasil pengukuran emisi gas buang seperti CO, CO2, O2, HC, dan NOx. Selain itu, bahan bakar yang akan diuji adalah RON 90, GEM 80, E15 M5, E10 M10, E20, dan M20 dengan E melambangkan persentase bioethanol dalam campuran dan M melambangkan perssentase methanol dalam campuran. Hasil pengujian engine test bed menunjukkan bahwa penggunaan bioethanol dan methanol dapat menurunkan emisi CO, HC, dan NOx hingga 40%, 17%, dan 23% dan meningkatkan emisi CO2, dan O2 sebesar 14% dan 70%. Hasil pengujian uji jalan menunjukkan hal yang sama. Emisi CO dan HC turun hingga 49% dan 18% dan emisi CO2 dan NOx meningkat hingga 20% dan 30%.

Badan Pusat Statistik (BPS) released data on the number of motorized vehicles in 2020. As a result, the number of motorized vehicles in Indonesia has increased by 1.8% from 133 million vehicles to 136 million vehicles. Not only that, the number of motorized vehicles in Indonesia is dominated by motorcycles and passenger cars with 115 million and 15 million respectively. This increase has a negative impact on the quality of the increasingly polluted environment and increases Indonesia's dependence on fossil fuels. Therefore, alternative fuels that are environmentally friendly must be socialized and used by the community. Through the Minister of Energy and Mineral Resources 12 of 2015, the government plans to use E100 in vehicles with a percentage of non-PSO transportation of 10% in January 2020. However, this has not been realized due to the high price of bioethanol compared to the price of RON 90 gasoline. In this case we are trying to add a mixture of methanol to reduce the price of the fuel mixture. This test uses 2 test methods, namely the 125 cc engine test bed and the 1800 cc road test. Through these two tests, the authors will get the results of measuring exhaust emissions such as CO, CO2, O2, HC, and NOx. In addition, the fuels to be tested are RON 90, GEM 80, E15 M5, E10 M10, E20, and M20 with E representing the percentage of bioethanol in the mixture and M representing the percentage of methanol in the mixture. The results of the engine test bed show that the use of bioethanol and methanol can reduce CO, HC, and NOx emissions by 40%, 17%, and 23% and increase CO2 and O2 emissions by 14% and 70%, respectively. The test results of the road test shows the same thing. CO and HC emissions fell by 49% and 18% and CO2 and NOx emissions increased by 20% and 30%, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhimas Andianto
"

Dewasa ini seluruh dunia sedang berlomba untuk mencari sumber energi terbarukan untuk menggantikan bahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan. Namun, bahan bakar fosil sendiri masih sangat dibutuhkan karena sudah banyak sektor memilki ketergantungan terhadap sumber energi tersebut. Salah satu manfaatnya adalah sebagai bahan bakar kendaraan bermotor yang umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah ini ialah bahan bakar jenis baru yaitu bioetanol. Bioetanol memiliki nilai oktan lebih tinggi daripada bahan bakar konvensional sehingga dapat membantu performa mesin menjadi lebih baik. Selain itu gas buang hasil pembakarannya relatif ramah lingkungan jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Bioetanol digunakan sebagai zat campuran terhadap bahan bakar konvensional agar dapat digunakan pada berbagai jenis mesin yang telah diproduksi sebelumnya dan dipergunakan secara luas. Penelitian ini menggunakan bioetanol fuel grade yang memiliki kadar air dibawah 0,1%. Pada penelitian ini dibahas mengenai pengaruh coefficient of variation (COV) terhadap nilai specific fuel consumption (SFC) pada mesin uji berupa motor bakar 125 cc berbasis bahan bakar gasoline. Pengujian dilakukan menggunakan engine dynamometer untuk mengukur performa mesin serta exhaust gas analyzer untuk mengukur kadar emisi pada gas buang yang dihasilkan mesin uji. Penambahan etanol sebanyak 5% dari volume bahan bakar menghasilkan nilai COV paling rendah sehingga performa pembakaran di dalam mesin adalah yang paling baik serta memiliki nilai SFC paling rendah daripada campuran bahan bakar bioetanol lainnya.


Today the whole world is looking for renewable energy sources to obtain fossil fuels that are not environmentally friendly. However, fossil fuels are still very much needed because many sectors have the need for these energy sources. One of the benefits is as a vehicle fuel used by people throughout the world. One solution offered to overcome this problem is a new type of fuel, bioethanol. Bioethanol has a higher octane value compared gasoline so that it can help improve engine performance. In addition, the exhaust gas produced are relatively environmentally friendly compared to the one that fossil fuels produced. Bioethanol is used asa mixture for conventional fuels to be used in various types of machines that have been previously approved and are widely used. This study uses bioethanol fuel which has air content below 0.1%. In this study we discussed the effect of variant coefficient (COV) on the value of specific fuel consumption (SFC) on a test engine consisting of a 125 cc fuel-based gasoline engine. Tests were carried out using an engine dynamometer to measure engine performance, as well as a gas analyzer to measure emission levels in the exhaust gas produced by the test engine. Addition of bioethanol as much as 5% of the volume of fuel produces the lowest COV value which improves the combustion performance and the lowest SFC value compared to the other bioethanol fuel mixtures.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Briano Ajiseno
"Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat konsumsi bahan bakar minyak BBM tertinggi di dunia. Dengan semakin tingginya permintaan BBM di dalam negeri, Indonesia harus mengimpor minyak, baik dalam bentuk minyak mentah maupun dalam bentuk produk kilang atau BBM seperti minyak solar atau ADO Automotive Diesel Oil, premium atau bensin, minyak bakar atau FO Fuel Oil, dan minyak tanah. Oleh sebab itu Indonesia perlu mencari sumber energi lain selain minyak bumi, penggunaan sumber energi lain selain minyak diharapkan mampu untuk mereduksi konsumsi energi fosil dan juga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca serta pencemaran udara yang disebabkan tingginya kadar timbal di udara yang tidak baik bagi kesehatan manusia karena bersifat racun.
Salah satu alternatif energi nonfosil yang mulai diperkenalkan di Indonesia untuk kendaraan bermotor adalah bioethanol. Bahan-bahan seperti nira, tebu, jagung, singkong, umbi dan bahan lainya dapat dengan mudah ditanam untuk diolah menjadi alkohol. Rendahnya biaya produksi bioethanol karena sumber bahan bakunya merupakan limbah pertanian yang tidak bernilai ekonomis dan berasal dari hasil pertanian budidaya yang dapat diambil dengan mudah. proses produksinya juga relatif sederhana dan murah.
Berdsasarkan penelitian sebelumnya yang membahas mekanisme pencampuran antara bioetanol hydrous dengan bensin melalui mekanisme fuel mixer ke ruang bakar dengan perbandingan terkontrol melalui bukaan gate valve. Permasalahan dari penggunan bioetanol hydrous sebagai bahan bakar ini yaitu pemanfaatannya masih jarang digunakan, sehingga pengaruhnya terhadap mesin belum banyak diperlihatkan. Oleh karena itu, penulis dalam skripsi ini menciptakan mekanisme pencampuran bensin dengan bioetanol hidrat 96 untuk dilakukan analisis emisi dengan mekanisme fuel injection dan juga perbandingan emisi setelah campuran bahan bakar diberi zat aditif.

Indonesia is one of the countries with the highest level of fuel consumption BBM in the world. With the increasing demand for fuel in the country, Indonesia must import oil, either in the form of crude oil or in the form of refinery or fuel products such as diesel oil or ADO Automotive Diesel Oil , premium or gasoline, fuel oil or FO Fuel Oil And kerosene. Therefore, Indonesia needs to look for other sources of energy other than petroleum, the use of other energy sources other than oil is expected to be able to reduce fossil energy consumption and also can reduce greenhouse gas emissions and air pollution caused by high levels of lead in the air that is not good for human health Because it is toxic.
One of the nonfossil energy alternatives introduced in Indonesia for motor vehicles is bioethanol. Ingredients such as nira, sugar cane, corn, cassava, tubers and other ingredients can be easily planted to be processed into alcohol. The low cost of bio ethanol production because the source of raw materials is agricultural waste that is not economical and derived from the cultivation of farming that can be taken easily. The production process is also relatively simple and cheap.
Based on previous research that discussed the mechanism of mixing between bioethanol hydrous and gasoline through fuel mixer mechanism to combustion chamber with controlled ratio through gate valve opening. The problem of the use of bioethanol hydrous as fuel is the utilization is still rarely used, so the effect on the machine has not been shown. Therefore, the authors in this thesis created a gasoline blending mechanism with 96 bioethanol hydrate for an emission analysis by fuel injection mechanism and also the emission ratio after the fuel mixture was added with the additive.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68200
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>