Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141847 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Hikam
"ABSTRAK
harga konstanta dielektrik barium titanat sebagai fungsi tekanan hampir konstan sebesar 1243 sampai tekanan 1.4 x 109 Pa, kemudian naik secara tajam mencapai harga maksimum pada tekanan sekitar 1,75 x 109 Pa. Di atas tekanan ini harga konstanta dielektrik turun menurut grafik 1/p sampai tekanan 2,13 x 109 Pa. Tekanan dimana harga konstanta dielektrik mencapai harga maksimum dinamakan tekanan transisi Pc. Artinya pada tekanan tersebut transisi fase dari feroelektrik menjadi non feroelektrik. Sifat ini ternyata sama dengan perumusan Curie - Weiss untuk ketergantungan konstanta dielektrik pada temperatur. Jika ditinjau dari polarisasi listrik spontannya maka diatas tekanan transisi ini harga polarisasi listrik spontan akan menuju nol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Salomo
"Telah dilakukan penelitian pengaruh tekanan terhadap konstanta kisi dan konstanta dielektrik untuk material Barium Titanat dan Kuarsa sampai 2,13 x 109 Pa. Harga konstanta kisi tanpa tekanan untuk Barium Titanat adalah a = 3,99 dan c = 4,04Å dan untuk Kuarsa a = 4,91 dan c= 5,40 Å. Untuk kedua material tersebut harga konstanta kisi berbanding terbalik dengan tekanan yang diberikan. Harga konstanta dielektrik Barium Titanat tanpa tekanan adalah 1243. Harga konstanta dielektrik maksimum sebesar 16900 didapatkan pada tekanan transisi sekitar 1,79 x 109 Pa. di atas tekanan ini harga, konstanta dielektrik akan menurun kembali. Sedangkan pada Kuarsa harga konstanta dielektrik menur un dengan naiknya tekanan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Subagja
"Pengaruh variasi persen berat Bi di dalam sistem material Sn-Cu-Bi dan pemberian tekanan pada material solder SnCu terhadap parameter kisi dan ukuran kristal masing-masing sampel material telah diteliti dalam penelitian ini. Material Sn-Cu-Bi yang digunakan memiliki 5 komposisi berbeda dengan variasi persen berat Bi antara 1.2 % hingga 12%. Material SnCu yang digunakan memiliki komposisi 99.3Sn-0.7Cu kemudian diberikan variasi tekanan 5-15ton. Semua material yang digunakan dipreparasi dengan metode solid solution dengan teknik peleburan. Karakterisasi XRD digunakan untuk melihat sifat struktural, fasa yang terbentuk, ukuran kristal serta regangan mikro masing-masing sampel tiap material. Untuk material Sn-Cu-Bi, hasil refinement data XRD menggunakan metode Le Bail menunjukan bahwa pada komposisi Sn-Cu-Bi dengan persen berat Bi kurang dari 3% membentuk suatu paduan dengan satu fasa Sn. Untuk persen berat Bi lebih dari 6% campuran Sn-Cu-Bi membentuk campuran yang memiliki 2 fasa yaitu fasa Sn dan Bi. Parameter kisi dan ukuran kristal pada sistem material Sn-Cu-Bi berubah seiring dengan bertambahnya persen berat Bi dalam campuran. Untuk material paduan SnCu, pemberian tekanan pada material tersebut memberikan pengaruh pada hasil data XRD tiap-tiap material. Hasil XRD menunjukan penambahan tekanan memberikan pengaruh pada pergeseran puncak difraksi dan pelebaran puncak difraksi. Gambaran paling jelas terlihat pada puncak difraksi bidang 112. Pelebaran dan pergeseran puncak difraksi itu menunjukan pengaruh pada ukuran dan regangan mikro kristal.

In this research, efffects of weight percent of Bi (Bismuth) variations and various pressure addition on the lattice parameter and crystallite size of Sn-Cu-Bi and Sn-Cu material system was investigated. Sn-Cu-Bi alloys and Sn-Cu alloys were manufactured using fusion solid solution method with five various composition SnCuBi and pressure addition about 5-15 ton on Sn-Cu alloy. XRD characterization was used to observe the structural properties, type of phase, crystallite size and microstrain. For material Sn-Cu-Bi, refinement XRD data pattern result using Le Bail method shown that material SnCuBi that consist weight percent Bi lower than 3%, formed an alloy with single phase, Sn. For material SnCuBi that consist weight percent Bi upper than 6.5%, mix material that has 2 phase, Sn and Bi phase was formed. Based on refinement XRD data pattern result, lattice parameter Changde along with the change of Bi concentration. The crystallite size and microstrain would change when the Bi composition increased. For SnCu alloys,the various pressure that was applied to materials could change the XRD pattern. The XRD?s result shown that diffraction?s peaks pattern become broader. The clearest figure about broadener peaks pattern was shown by diffraction?s peak plane 112 (Sn phase). "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1443
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sulhajji Jompa
"Penambahan Si yang memiliki sifat glass former pada barium titanat, diharapkan memungkinkan pembuatan bahan amorf berbasis barium titanat sehingga terbentuk bahan murah dengan sifat optika non linear sebagai syarat awal terjadinya efek fotorefraktif. Telah dilakukan analisis tentang pengaruh penambahan 0,5 mol berat Si terhadap struktur kristal, kerapatan elektron dan konstanta dielektrik barium titanat yang disintesis dengan teknik metalurgi serbuk dan perlakuan panas maksimum 950 °C, dari dua kelompok bahan yang berbeda, sampel terbaik didapat dari sintesis 1:1:1 mol berat bahan anal BaTiO3, SiO2 dan BaCO3 yang merupakan reagen dari E-Merck. Difraktogram sinar-X diperoleh dengan k (Co Ka) = 1,7889 A, penambahan secara kontinu pada temperatur kamar dan dianalisis menggunakan paket program kristallografi GSAS dari Amerika Serikat.
Analisis struktur memperlihatkan bahwa bahan terdiri dari 4 fasa ; BaTio,5Sia,5O3 sebagai fasa utama dengan grup ruang tetragonal P4mm (40,87 %). dan tiga fasa pengotor adalah O2Si pada grup ruang tetragonal P42212 (47,29 %). Ba2Si dan BaSi2 masing-masing dengan grup ruang ortorombik Pnma (masing-masing 7,35 % dan 4,49 %). Analisis struktur lebih lanjut terhadap fasa utama memberikan informasi a = 3,991(1) A, c = 4,014(1) A, V = 63,95(5) A x2 = 4,639, Rp = 0,293 Rwp = 0.399.
Analisis kerapatan elektron menunjukkan bahwa bila dibandingkan dengan barium titanat murni yang mempunyai kerapatan elektron berdasarkan observasi dan hasil perhitungan masing-masing adalah p max. 115,129 e A"3 dan 112,467e A-3? pada BaTio,5Sio,5O3 terjadi penambahan kerapatan elektron yang masing-masing adalah adalah p max. 148,9 e A-3 dan 143,8 e A-3.
Hasil pengukuran konstanta dielektrik menunjukkan bahwa terjadi peningkatan konstanta dielektrik pada temperatur kamar sampai 70 3C yaitu pada barium titanat murni konstanta dielektrik Er adalah 597,9 sampai 811,5, dan pada Ba(Ti-Si)03 konstanta dielektrik Er adalah 1562,4 sampai 1712,9.

Barium titanate doped with Si, which is one of a glass farmers, is expected to enable barium titanate based amorphous material synthesis. This material might be further developed in order to have an optical non-linear material, which is a basic characteristic of photo refractive effect. Effect of 0,5 molar weight Si on crystallographic structure, electron density and dielectric constant of barium titanate samples have been analyzed. The samples were synthesized using powder metallurgy method with the constraint that the maximum heat treatment is of 950 °C. The best samples in this study were synthesized with stoichiometric amounts BaTiO3, SiO2 and BaCO3 that the reagents from E-Merck. The X-ray diffractograms, which were obtained with continuous scans and ? (Co Ka) = 1,7889 A at room temperature, were refined using the crystallographic software package GSAS. Structural analysis shows that the crystal are BaTia5SSi055G3 as the main phase with the space group tetragonal P4mm (40,87 %). 02Si with the space group tetragonal P42212 (47,29 %). Ba2Si and BaSi2 with the space orthorhombic Pnma (7,35 % and 4,49 %) as the impurity phase respectively.
Structural analysis from the main phase show that the lattice parameters a = 3,991(1) A, c = 4,014(1) A, the crystal volume V = 63,95(5) A3, the goodness of fit x2 is of 4,639, and the residual parameters Rp and Rwp are of 29,3 % and 39,9 % respectively.
Studies on electron density shows that, as compared to that of pure BaTiO3 with p max. 115,129 e A-3 and 112,467 e A-3 for the observed and the calculated value respectively, there is an increasing electron density at BaTio,5Sio,5O3 with p max. 148,9 e A"3 and 143,8 e A-3 for the observed and the calculated value respectively.
The dielectric constraints measurements at room temperature to 70 °C show that, as compared to that of pure BaTiO3 with dielectric constant Er is of 597,9 to 811,5, there is an increasing of dielectric constant at Ba(Ti-Si)03 with Er is of 1562,4 to 1712,9.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Zulkarnain
"Telah dilakukan analisis pengaruh penambahan 0.5 mol berat Mn terhadap struktur kristal dan konstanta dielektrik barium titanat. Bahan percobaan terbaik yang didapat dari sintesis metalurgi serbuk dengan temperatur sintering maksimum 950°C dan perbandingan stoichiometrinya adalah 1 : 0.5 : 0.5 mol berat bahan asal BaCO3, MnO2 dan TiO2 yang merupakan reagen dari E-Merck. Difraktogram sinar-x dengan cacah kontinu dan panjang gelombang atau X (Co Ka) = 1.7889 A yang diperoleh pada suhu kamar, dianalisis menggunakan program Kristalografi GSAS.
Analisis struktur memperlihatkan bahwa bahan terdiri dari 5 (lima) fasa, struktur kristal fasa utamanya adalah BaTi0.5Mno.5O3 dengan tipe struktur perovskite BaTiO3, grup ruang tetragonal P4mm, parameter kisi masing-masing, a = 3,998 A, c = 4,022 A, reduced x2 = 1,706 , I tp = '0,176, wRp = 0,230, dengan jumlah variabel 58 . Keempat fasa pengotor tersebut adalah BaCO3, MnO2, TiO2 dan Mn3Ti2 yang masing-masing mempunyai grup ruang Pnma, P42lmnm, 1411amd dan P 631mmc. Bahan uji mempunyai nilai konstanta dielektrik minimum adalah 265,23 pada temperatur ruang dan nilai konstanta dielektrik maksimum dicapai pada temperatur 110 °C.

The effect of 0.5 weight mole Mn on crystal structure and dielectric constant of barium titanate has been analyzed. The best sample in this study were synthesized using powder metallurgy with maximum sintering temperature at 950 °C and stoichiometric amounts of BaCO3, MnO2 and TiO2 that were reagents from E-Merck. The X-ray difractograms wich were obtained with continuous counts and X (Co Ka) = 1.7889 A at room temperature, were refined using the GSAS crystallographic soft ware package.
Structural analysis shows that sample consist of 5 (five) phases where the parent phase is BaTio.5Mno.5G3 with the perovskite-type BaTiO3 structure, the space group is tetragonal P4mm, a = 3.999 A, c = 4.028 A, the goodness of fit x2 is of 1.864 with 56 refined variables and the residual parameters .Rp and wRp are of 18.8% and 24.2% respectively. The impurities phase are BaCO3, MnO2, TiO2 and Mn3Ti2 with the space group each are Prima, P 42lmnm, l 41/amd and P 63/mmc respectively. The sample has a minimum dielectric constant value is 265.23 at room temperature and maximum dielectric constant value is 519.32 at 110 °C temperature reached.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananta Rezky Fernando
"

Laboratorium Nano Device Universitas Indonesia telah mengembangkan OLED yang difabrikasi dengan teknik laminasi. Dalam teknik laminasi, lapisan anoda (TC-07S) ditumbuhkan pada permukaan substrat plastik laminasi dan lapisan emisif (PFO) ditumbuhkan pada permukaan katoda (Al). Setelah ditumbuhkan, lapisan anoda dan lapisan emisif direkatkan dan diberikan bahan dielektrik untuk mencegah terjadinya arus singkat. Selanjutnya, divais OLED dilaminasi dengan memberikan tekanan dan suhu tertentu. Pada skripsi ini, dilakukan analisa pengaruh penggunaan bahan dielektrik kapton dan lem laminasi terhadap performa divais OLED. Pengujian lebih lanjut dilakukan dengan variasi pemberian tekanan untuk mengetahui tekanan optimal yang diperlukan dalam proses laminasi divais OLED. Hasil pengujian menunjukkan bahwa OLED dengan bahan dielektrik kapton memiliki tegangan aktif yang lebih rendah dan kemampuan hantar arus yang lebih baik dibandingkan dengan OLED berbahan dielektrik lem laminasi. Berdasarkan hasil dari pengujian lanjut yang dilakukan, didapatkan bahwa divais yang diberi gaya tekanan sebesar 245 N memiliki lifetime yang paling lama dan kemampuan hantar arus yang terbaik.


The University of Indonesia Nano Device Laboratory has developed OLEDs that are fabricated with lamination techniques. In the lamination technique, the anode layer (TC-07S) is grown on the surface of the laminated plastic substrate and the emissive layer (PFO) is grown on the cathode surface (Al). Once grown, the anode layer and the emissive layer are glued together and given a dielectric material to prevent a short circuit. Furthermore, the OLED device is laminated by giving a certain pressure and temperature. In this study, an analysis of the use of kapton and lamination glue on the performance of OLED devices was carried out. Further testing is carried out with variations in amount of pressure to determine the optimal pressure required in the process of laminating OLED devices. The test results showed OLED with kapton dielectric material has a lower active voltage and better current conductivity compared to OLED made with laminated dielectric glue. Based on the further results of the tests, a device with a pressure force of 245 N has the longest lifetime and greatest current conductivity.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hernowo Widodo
"Telah dilakukan penelitian tentang sintesa dan karakterisasi Barium Titanat Amorf. Karakterisasi meliputi uji XRD, XRF, dan Konstanta Dielektrik Relatif. Penelitian dilakukan terhadap tiga Kompossisi yaitu BaTiO3 . SiO2 . B2O3 . BaTiO3 . 2Si02 . B2O3 . dan BaTiO3 . 3SiO2 . B203 dan krusibel mullite telah berhasil untuk sintesanya. Dari uji XRD, semua sampel hasil sintesa berfasa amorf. Dengan demikian SiO2 . 82O3 berhasil bertungsi sebagai bahan pembuat fasa gelas, walaupun 82O3 mendifusi kedalam dinding krusibel. Terjadi juga Difusi Al2O3 dari dinding krusibel kedalam sampel namun tidak mengganggu terbentuknya fasa amorf. Konstanta Dielektrik Relatif maksimum adalah sebesar 51 443,42 untuk sampel BaTiO3. SiO2. B2O3 dan BaTiO3 . 2SiO2. B203. Untuk sampel BaTiO3 . 3SiO2 . B2O3 sebesar 50 939,08. Konstanta Dielektrik Relatif ini jauh lebih tinggi diatas Konstanta Dielktrik Relatif barium titanat polikristal yaitu sebesar 6 000."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T41213
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dani Sukmahadi Naraya
"Material Bi1-xGdxFeO3 dengan nilai x=0, 0.06, 0.1, 0.2 dibuat melalui metode solgel autocombustion. Material dibuat denganprekursorFe(NO3)3.9H2O powder, Bi(NO3).6H2O powder, Gd(NO3)3.6H2O powder, H2O, dan citric acid (C6H8O7). Material ini di-sintering pada temperatur 750oC selama 3 jam setelah diperoleh gel. Pengaruh dari variasi doping Gd pada material BFO ini menjadi fokus yang akan dipelajari. Kemudian material ini akan dikarakterisasi dengan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD), Permagraph, dan SEM Edax. Hasil karakterisasi XRD menunjukkan bahwa terjadi pembentukan dua fasa yang berbeda. Secara umum hasil pengujian Permagrapf pada suhu ruang menunjukkan bahwa material tersebut bersifat diamagnetik yang dikarenakan tingginya intensitas bismuth pada material.

Bi1-xGdxFeO3material which is x = 0, 0.06, 0.1, 0.2 is made by the sol-gel method autocombustion. The material is made with the precursors of Fe(NO3)3.9H2O powder, Bi(NO3).6H2O powder, Gd(NO3)3.6H2O powder, H2O, andcitric acid (C6H8O7). Then the material will be sintered in 750° for three hours after the gel has been obtained. Effect of Gd doped BFO with variations of x is the main focus that will be learned. After that, this material will be characterized with X-Ray Diffraction (XRD), Permagraph, and SEM Edax.Result of XRD shows that there?re two differen phase. In general, the result of permagraf testing on room temperature shows that the material is kind of diamagnetic because of the high bismuth intensity on material.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56828
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heribertus Joko Kristadi
"Untuk menentukan konstanta dielektrik dan kekasaraan permukaan obyek dari data citra radar multiangle telah dikembagkan model sederhana hamburan balik sebagai fungsi konsatanta dielektrik, kekasaran permukaan dan sudut datang. Model tersebut diturunkan berdasarkan hubungan kualitalif antara hamburan permukaan dengan kekasaran permukaan dan asumsi bahwa besarnya tenaga total yang dihamburkan sama dengan koefisien reflektivitas.
Dengan penyederhanaan koefisien reflektivitas, dihasilkan persamaan hamburan balik dimana antara variabel konstanta dielektrik, kekasaran permukaan dan sudut datang saling independen. Dari persamaan tersebut dapat dilakukan algoritma balik untuk menghitung konstanta dielektrik dan kekasaran permukaan dengan data citra radar multiangle.
Pengelasan dilakukan dengan menggunakan data simulasi yang dihasilkan oleh model sederhana hamburan balik sebelum dilakukan penyederhanaan koefisien reflektivitas. Dari perhitungan balik didapatkan harga kekasaran permukaan sama dengan harga yang sebenarnya. Pada perhitungan balik konstanta dielektrik terjadi kesalahan yang besarnya ditentukaan oleh sudut datang dan kekasaran permukaan. Pada sudut datang: 300, 35° & 400 dengan variasi kekasaran permukaan M = 0 s/d 2,5 kesalahan perhitungan balik konstanta dielektrik kurang dari 10%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Studi tentang konstanta stabilitas kondisional (K cond) senyawa kompleks merkuri (Hg) anorganik sangat penting untuk dilakukan karena hasil disosiasi senyawa Hg akan menambah biovailabilitasnya di perairan. Peningkatan bioavailabilitas Hg di perairan berpotensi memicu terjadinya proses biomagnifikasi, sementara itu telaah tentang hal ini masih jarang dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh variasi pH perairan dan ion klorida (sebagai ligan anorganik pengkompleks Hg) terhadap nilai K cond di perairan Sungai Cikaniki, Jawa Barat yang merupakan daerah penambangan emas. Pengambilan contoh air dilakukan delapan kali pada tahun 2006-2008 pada empat lokasi pengambilan contoh dari segmen sungai paling hulu menuju ke bagian hilir, berturut-turut dari S. Cikaniki hulu sebagai situs rujukan (reference site), Cisarua, Curug Bitung dan Lukut. Determinasi nilai K cond di laboratorium dilakukan dengan metode Competing Ligand Exchange-Solvent Solvent Extraction (CLE-SSE). Nilai K cond kemudian dikorelasikan denga variasi nilai pH dan konsentrasi ion klorida pada setiap lokasi pengambilan contoh. Ternyata, di situs rujukan menunjukan karakteristik pola hubungan yang berbeda di bandingkan ketiga lokasi lainnya, dimana nilai K cond berbanding lurus terhadap variasi pH (r2=0,988) sementara di lokais lainnya semakin ke hilir hubungannya justru berbanding terbalik dengan hubungan yang makin menguat (kisaran r2=0.245-0.830). "
551 LIMNO 16:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>