Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42139 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christiana Sidupa
"Disertasi ini membahas medan makna verba bahasa Inggris bidang ekonomi dari sudut pandang semantik leksikal berbasis korpus. Medan makna dalam penelitian ini didasarkan pada relasi sintagmatis atau yang disebut dengan kolokasi dan bertujuan agar dapat mengungkapkan rumpang konseptual medan makna kosakata bidang ekonomi increase, improve, raise, develop, expand, extend, dan enhance bagi penutur Inggris dan penutur bahasa Inggris yang berbahasa ibu bahasa Indonesia. Metode penelitian dalam disertasi ini menggunakan kombinasi ancangan kualitatif dan kuantitatif dengan metode deskriptif dan komparatif serta pendekatan linguistik korpus. Sumber data penelitian berasal dari teks digital bidang ekonomi para mahasiswa Inggris (British Academic Written English/ BAWE) dan teks digital mandiri yang berisi artikel-artikel dari jurnal nasional terakreditasi Sinta 2 (Indonesian Economic Written English/ IEWE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan medan makna yang dibangun oleh makna kolokat verba increase, improve, raise, develop, expand, extend, dan enhance bahasa Inggris yang digunakan oleh penutur bahasa Inggris dan penutur bahasa Indonesia merepresentasikan rumpang-rumpang konseptual yang dimiliki penutur-penutur tersebut.

This dissertation discusses the semantic field of economic English verbs from a study of corpus-based lexical semantics. The semantic field in this research is based on a syntagmatic relation or what is called collocation and aims to reveal the conceptual gaps of the semantic fields of economic field vocabularies increase, improve, raise, develop, expand, extend, and enhance for English speakers and English language speakers whose mother tongue is Indonesian language. The research method in this dissertation uses a combination of qualitative and quantitative approaches with descriptive and comparative methods as well as corpus linguistic approach. The research data sources come from the economic digital texts of British students (British Academic Writing English/ BAWE) and independent digital texts containing articles from the Sinta 2 accredited national journals (Indonesian Economic Writing English/ IEWE). The result of the research showed that the semantic fields differences constructed by the meanings of collocations of English verbs increase, improve, raise, develop, expand, extend, enhance used by English speakers and Indonesian language speakers represent the conceptual gaps possessed by those speakers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christiana Sidupa
"Disertasi ini membahas medan makna verba bahasa Inggris bidang ekonomi dari sudut pandang semantik leksikal berbasis korpus. Medan makna dalam penelitian ini didasarkan pada relasi sintagmatis atau yang disebut dengan kolokasi dan bertujuan agar dapat mengungkapkan rumpang konseptual medan makna kosakata bidang ekonomi increase, improve, raise, develop, expand, extend, dan enhance bagi penutur Inggris dan penutur bahasa Inggris yang berbahasa ibu bahasa Indonesia. Metode penelitian dalam disertasi ini menggunakan kombinasi ancangan kualitatif dan kuantitatif dengan metode deskriptif dan komparatif serta pendekatan linguistik korpus. Sumber data penelitian berasal dari teks digital bidang ekonomi para mahasiswa Inggris (British Academic Written English/ BAWE) dan teks digital mandiri yang berisi artikel-artikel dari jurnal nasional terakreditasi Sinta 2 (Indonesian Economic Written English/ IEWE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan medan makna yang dibangun oleh makna kolokat verba increase, improve, raise, develop, expand, extend, dan enhance bahasa Inggris yang digunakan oleh penutur bahasa Inggris dan penutur bahasa Indonesia merepresentasikan rumpang-rumpang konseptual yang dimiliki penutur-penutur tersebut.

This dissertation discusses the semantic field of economic English verbs from a study of corpus-based lexical semantics. The semantic field in this research is based on a syntagmatic relation or what is called collocation and aims to reveal the conceptual gaps of the semantic fields of economic field vocabularies increase, improve, raise, develop, expand, extend, and enhance for English speakers and English language speakers whose mother tongue is Indonesian language. The research method in this dissertation uses a combination of qualitative and quantitative approaches with descriptive and comparative methods as well as corpus linguistic approach. The research data sources come from the economic digital texts of British students (British Academic Writing English/ BAWE) and independent digital texts containing articles from the Sinta 2 accredited national journals (Indonesian Economic Writing English/ IEWE). The result of the research showed that the semantic fields differences constructed by the meanings of collocations of English verbs increase, improve, raise, develop, expand, extend, enhance used by English speakers and Indonesian language speakers represent the conceptual gaps possessed by those speakers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Symphony Akelba Christian
"ABSTRAK
Kolokasi merupakan gabungan kata yang memiliki hubungan makna dan selalu muncul berdampingan. Hubungan makna menyebabkan kolokasi tersebut tidak dapat digantikan dengan kata lain, atau jika digantikan dengan kata lain, akan menyebabkan perubahan makna. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pembentukan kolokasi dari bidang semantik kognitif. Penelitian ini merupakan penelitian campuran yang mengkombinasikan penelitian kuantitif dan kualitatif. Objek penelitian adalah kolokasi verba dan objek bahasa Mandarin bidang transportasi yang bersumber dari korpus data Chinese Web 2017 (zhTenTen11) Simplified Sketch Engine.
Hasil penelitian terhadap 900.029 kolokasi verba dan objek bidang transportasi menunjukkan bahwa konsep yang direpresentasikan oleh karakter Han berperan dalam pembentukan kolokasi, komponen makna dari verba berasosiasi dengan komponen makna dari nomina membangun makna kolokatif menyebabkan kolokasi tersebut tidak tergantikan, bingkai menunjukkan perbedaan perspektif dan interaksi elemen pembentuk kolokasi, dan pemaduan konseptual terbukti dapat digunakan sebagai alat untuk menggambarkan dan menjelaskan pembentukan kolokasi verba dan objek. Di samping itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kolokasi verba dan objek bahasa Mandarin mencerminkan pemahaman penutur bahasa Mandarin yang memahami kejadian berdasarkan interaksi anggota tubuh dengan benda secara keseluruhan dan detail.

ABSTARCT
Collocation is a combination of words that have a relationship of meaning and always appear in habitual company. The meaning relationship causes the collocation cannot be replaced with other words; in the event that the collocating words are replaced with others, changes in meaning will occur. The purpose of this study is to explain the formation of collocation from the view of cognitive semantic. This research is a mixed method research which combines quantitative and qualitative research. The object of research is the Chinese language verb-object collocation in the field of transportation sourced from the Chinese Web 2017 data corpus (zhTenTen11) Simplified Sketch Engine.
The results of the study on 900,029 verb-object collocation in the field of transportation show that the concepts represented by Chinese characters play an important role in the formation of collocations, the meaning components of verb associated with the meaning components of noun construct the collocative meaning, causing the collocation to be irreplaceable, the frame shows differences in perspective and the interaction of the forming elements of the collocations, and conceptual integration are proven to be used as a tool to describe and explain the formation of verb-object collocation. In addition, the results of the study also showed that the collocation of verbs and objects of the Chinese language reflected the understanding of Mandarin speakers who understood events based on the interaction of the part of the body with objects and view the event as a whole and in detail."
2020
D2742
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viena Ulya
"Tulisan ini membahas pemakna jujur dalam korpus bahasa Jawa berdasarkan penggunaannya dalam korpus
bahasa Jawa. Data yang digunakan adalah kata jujur dalam web korpus www.korpus.ui.ac.id. Sumber data
korpus tersebut dikumpulkan dari beberapa karya tulis, sastra, majalah, maupun buku ajar sekolah yang terbit
mulai tahun 1950 sampai 2016. Selanjutnya data dikelompokkan berdasarkan kata di sebelah kanan yaitu mulai
dari R3 sampai R1 dan kata di sebelah kiri yaitu mulai L1 sampai L3 berdasarkan frekuensi MI Score.
Pengelompokkan tersebut berdasarkan pada UCREL Semantic Analysis System (USAS) untuk mengetahui
kategori tiap-tiap kata yang berkolokasi dengan kata jujur. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah
metode gabungan, yaitu menggabungkan antara metode kuantitatif dan kualitatif. Teori yang digunakan dalam
penulisan ini adalah teori semantic preference, yaitu merupakan item leksikal yang sering muncul bersamaan
dengan kata inti dan membangun suatu makna tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kata jujur
berkolokasi dengan kata-kata yang cukup banyak dan tidak hanya terdapat dalam kategori tindakan, tetapi juga
menunjukan penggunaan kata jujur dalam beberapa bidang seperti pekerjaan dan pendidikan serta muncul
kategori waktu yang menunjukkan bahwa keadaan atau kondisi tertentu dapat mempengaruhi seseorang dalam
berlaku jujur.


This paper discusses meanings of honesty in the Javanese language based on their use in the corpus of the
Javanese language. The data used is an jujur honest word in the corpus web www.korpus.ui.ac.id. The source
of the corpus data was collected from several papers, literature, magazines, and school textbooks that were
published from 1950 to 2016. Furthermore, the data are grouped according to the words on the right side,
starting from R3 to R1 and the words on the left side, from L1 to L3 based on the frequency of MI Score. The
grouping is based on the UCREL Semantic Analysis System (USAS) to find out the categories of each word that
is confused with jujur words. The method used in this writing is a combined method of quantitative and
qualitative methods. The theory used in this paper is the semantic preference theory, which is a lexical item that
often appears together with the core words and constructs a certain meaning. The results of this study show that
jujur words collocate with quite a lot of words and not only in the category of action, but also to show the use of
the word jujur in several fields such as work and education and the time category shows that certain conditions
can affect someone in being honest.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwit Fitriyana
"Penelitian ini merupakan penelitian interdisipliner yang menggabungkan teori Linguistik dengan teori Psikologi. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan perbedaan dan persamaan kosakata ranah emosi marah dalam Al Qur'an relasi makna yang terjalin serta struktur retoris al i n b subordinate clauses rhetoric Untuk menemukan persamaan dan perbedaan kosakata ranah emosi marah dalam Al Qur'an digunakan teori komponen makna dari Nida 1975 serta teori komponen esensial emosi dari Mesquita et al 2002. Adapun untuk menentukan relasi makna digunakan teori relasi makna dari Cruse 1986 dan 2004. Analisis struktur retoris al i n b subordinate clauses rhetoric menggunakan teori Al Balaghah dari Al Jarim dan Amin 2010. Analisis komponen makna menghasilkan komponen komponen makna pada kosakata ranah emosi marah yang dipicu oleh konflik konflik interpersonal dan intrapersonal. Analisis relasi makna menghasilkan relasi hiponimi dengan ga iba - marah murka'sebagai hiperonim dan relasi sinonimi dekat antara al gai u - kejengkelan'dengan sukh un - murka'serta ka mun - marah sedih'dengan asifan - marah sedih'. Terdapat enam teknik pengungkapan al i n b subordinate clauses rhetoric dalam kosakata ranah emosi marah dalam Al Qur'an. Penggunaan struktur al i n b subordinate clauses rhetoric bertujuan menunjukkan intensitas kemarahan dan untuk memberikan efek takut pada konteks ayat yang bersifat ancaman Allah SWT untuk hamba Nya.

This research is an interdisciplinary research that combines Linguistic's and Psychology's theories. The analysis on this research was made through three stages First Nida's component of meaning theory used to find out the similarities and the differences of each anger emotion domain vocabularies which is integrated with Psychology's emotion essential component theory suggested by Mesquite et al 2002. Second meaning contrast was done through scrutinized the result of meaning component so that the anger emotion domain vocabularies in Al Qur'an could be found Sense of relation theory used in this research is sense of relation proposed by Cruse 1986 2004. The last analysis is rhetoric structure analysis domain emotion anger the on itnab al subordinate clauses rhetoric vocabularies in the Al Qur'an. Analysis components of meaning produce components of meaning in the realm of anger emotion domain vocabularies triggered by interpersonal and intrapersonal conflicts. Sense of relation's analysis produce relations hyponymy with ga iba'anger wrath'as a hyperonim and near synonymy between al gai u'aggravation' with sukh un - angry'and ka mun - angry sad' with asifan - angry sad' There are six techniques disclosure al i n b subordinate clauses rhetoric in the realm of anger emotion domain vocabularies in Al Qur'an. The use of the structure al i n b subordinate clauses rhetoric aims to show the intensity of the anger and to give fear's effect in the context threat from Allah to His servants.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T45537
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dania Diniari
"Skripsi ini adalah penelitian mengenai gaya bahasa dan makna yang terkandung dalam sebelas lirik lagu karya Muse dalam album keempat mereka, Black Holes and Revelations. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan stilistika. Selain itu, digunakan juga teori semantik, serta penjelasan gaya bahasa atau majas, puisi, lirik, dan lagu untuk melengkapi interpretasi lirik dalam skripsi ini. Tujuan dituliskannya skripsi ini adalah untuk menjelaskan macam-macam gaya bahasa yang terkandung dalam lirik-lirik lagu Muse dalam album Black Holes and Revelations serta untuk mengilustrasikan korelasi gaya bahasa yang terdapat pada masing-masing lirik lagu dengan makna yang mungkin terbentuk. Temuan skripsi ini adalah: (1) Dalam setiap lirik lagu terdapat gaya bahasa semisal majas sebagai bentuk yang digunakan penyair untuk mengekspresikan keindahan estetika dari karya-karya yang dibuatnya, (2) Makna lirik lagu dapat dipahami dengan adanya pemahaman mengenai gaya bahasa yang dipilih atau digunakan penyair dalam menulis karyanya, (3) Sebagian besar lirik dalam album Black Holes and Revelations bertema politik serta mengkritik kebijakan pemerintah tentang perang. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memahami gaya bahasa yang digunakan pencipta lagu dalam menyuarakan opininya sekaligus menyampaikan pesan terhadap pembacanya atau pendengarnya.

The focus of this study is about the language style and the meaning behind those eleven song lyrics on Muse’s fourth album, Black Holes and Revelations. This study used qualitative method through stylistics approach and contains an explanation of semantic theory, figures of speech, poem, lyric, and song to complete the interpretation of the eleven lyrics. The purpose of this study is to show language style in the lyrics, and to illustrate the correlation between the language style and the meaning in the lyrics. The results of this study are: (1) every song lyris has its own language style chosen by the songwriter to express the aesthetic side of the lyric, (2) the meaning of each lyric can be understood with the understanding of language style that is chosen by the songwriter in his work, (3) Most lyrics in Black Holes and Revelations are political and criticize the government’s policy of war. This study is expected to be a contribution to understand language style used by the songwriter to express his opinions as well as to deliver a message to his readers or listeners."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S44884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sella Wihelmina
"Pandemi COVID-19 memiliki peran besar dalam perubahan aktivitas di seluruh dunia. Akibatnya, muncul aktivitas-aktivitas baru yang melahirkan istilah-istilah baru yang digunakan oleh Belanda. Ton Den Boon mengumpulkan kata-kata dalam kamus berjudul Coronawoordenboek yang berisi 51 tren bahasa dan 1064 lemma yang di dalamnya terdapat berbagai macam kosakata baru termasuk verba. Peneliti melakukan analisis bidang semantik oleh Jost Trier (1931) dengan bantuan alat anotasi semantis yang disebut USAS. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat makna verba dan ranah semantik mana yang paling diprioritaskan oleh Belanda selama masa pandemi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat beberapa ranah semantik verba seperti Kesehatan dan penyakit; Obat-obatan dan perawatan medis; Kebersihan dan perawatan diri; Kejahatan, hukum, dan ketertiban: Hukum & Ketertiban; Hiburan secara umum; Kehidupan dan makhluk hidup; Pengukuran: Volume; Pendidikan secara umum; Komunikasi; dan Tindak tutur. Dari bidang-bidang tersebut, bidang ‘Komunikasi’ membawahi jumlah verba yang paling banyak, sehingga dapat dikatakan bahwa di masa pandemi, masyarakat Belanda memiliki lebih banyak cara dalam berkomunikasi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lenny Triana
"Aksionalitas merupakan salah satu makna kewaktuan yang bersifat semesta dan berkaitan dengan dua makna kewaktuan lain, yaitu aspek dan kala. Keterkaitan ketiga makna kewaktuan itu menyebabkan banyak ahli bahasa merumuskan ketiga konsep itu secara tumpang tindih. Di satu pihak, para ahli bahasa merasa tidak perlu untuk membedakan aspek dan aksionalitas sedangkan di pihak lain ketiga konsep kewaktuan itu harus dipisahkan.
Penelitian ini bertolak pada pendapat yang menyatakan bahwa konsep aksionalitas harus dibedakan dari aspek. Aksionalitas dalam penelitian ini mengacu pada tipe situasi yang ditandai oleh ciri semantis kewaktuan. Ciri semantis kewaktuan itu meliputi kedinamisan, keduratifan, ketelisan, dan kelipatan. Situasi merupakan hasil interaksi predikat verba transitif (PVt) dengan fungsi sintaktis lain (FS) yang meliputi S, 0, Pel, dan Ket. Untuk menentukan tipe situasi terlebih dulu ditentukan tipe verba berdasarkan ciri semantis kewaktuan di atas. Tipe verba itu kemudian berinteraksi dengan FS. Dari hasil interaksi itu terlihat apakah terjadi pergeseran dari tipe verba ke tipe situasi atau sebaliknya tipe verba sama dengan tipe situasi.
Penggunaan cerpen sebagai sumber data didasari oleh pemikiran bahwa cerpen merupakan salah satu bentuk narasi dan dalam narasi, unsur kewaktuan berperan penting. Sementara itu, sebagai korpus data dipergunakan kalimat berpredikat Vt karena Vt dapat mengungkapkan ciri semantis kewaktuan yang berbeda sebagai hasil interaksi dengan S, 0, Pel, dan Ket dalam kalimat.
Hasil analisis data menunjukkan tipe Vt meliputi keadaan, pencapaian, aktivitas, penyelesaian, dan seri . Kelima tipe verba itu diperoleh dari interaksi verba dasar dengan afiks meng , di-, ter-, -i, -kan, dan reduplikasi. Interaksi itu memperlihatkan prefiks meng- dan di- tidak mempengaruhi tipe verba sedangkan ter-, -i, -kan, dan reduplikasi. mempengaruhi tipe verba. Artinya, tipe verba dasar sama dengan tipe verba {meng--, di-} + verba dasar. Sebaliknya, tipe verba dasar dapat sama atau berbeda dengan tipe verba {ter-, -i, -kan, red }+ verba dasar.
Interaksi antara tipe verba dengan FS dapat menghasilkan tipe situasi yang sama atau berbeda dengan tipe verba sebelumnya bergantung pada kehadiran S, 0, Pel, Ket waktu, dan Ket tempat dan jenis N pengisi 0 dan S. Dilihat dari jenis N pengisi 0, tipe verba aktivitas yang berinteraksi dengan 0 (N tunggal, jamak terbilang, takrif) membentuk tipe situasi penyelesaian, sedangkan yang berinteraksi dengan 0 (N jamak tak terbilang, tak takrif) tetap membentuk tipe situasi aktivitas.
Kehadiran FS dapat menyebabkan perbedaan tipe situasi yang terbentuk. Verba aktivitas seperti membawa dan mengangkat membutuhkan Ket tempat sebagai titik akhir alamiah yang menandai ciri [+tel]. Kehadiran Ket tempat menyebabkan pergeseran tipe dari verba aktivitas menjadi situasi penyelesaian. Tanpa kehadiran Ket tempat, verba aktivitas membawa dan mengangkat tetap bertipe aktivitas sekalipun didampingi oleh 0 (N tunggal, jamak terbilang, takrif).

Actionality is the one of the universal temporal meanings which is related to two other temporal meanings such as aspect and tense. In view of the three temporal meanings, linguists make overlapping formulations. In one side, linguists think that it is not necessary to separate aspect from actionality but in the other side, those three temporal meaning concepts should be separated.
This research is based on the concept that actionality must be separated from aspect, it is based on the definition of actionality as follows: "a situation type is signaled by temporal semantic features". The temporal semantic features are dynamicity, durativity, telicity, and multiplicity. Situation is signaled by interaction between transitive verbal predicate and the other syntactic functions like Subject, Object, Complement, and Adverbial. Situation type can be formulated, first, by the verbal type that is signaled by those temporal semantic features. After that, the verbal types interact with the other syntactic functions to form situation type. The interaction show whether there is a shift or not from the verbal type to situation type or verbal type is the same as situation type.
The use of short stories as the source of data is based on the arguments that a short story is a kind of narration and in narration, temporal elements is important. As the corpus of data is used sentences that have transitive verbal predicates because transitive verbal predicates show the different temporal semantic features as the result of their interaction with Subject, Object, Complement, and Adverbial in the sentence.
The analysis on the data of this research shows that transitive verb can be states, achievements, activities, accomplishments, and series, The five verbal types are a result of the interaction between roots with meng , di-, ter-, -i, -kan affixes and reduplication. The interactions show that meng- and di- prefixes can not influence the verbal type butter-, -i, -kan affixes and reduplication influence the verbal type. It means that the verbal type is the same as type of (meng-, di-) affixes + root, On the contrary, the root can be the same as or different from type of {ter-, -i, -kan affixes and reduplication} + root.
The interaction between verbal types with the other syntactic functions can result situation types that are the same as or different from formerly verbal types. It depends on the presence of Subject, Object, Complement, Adverbial of Time, Adverbial of Place, and the Nouns that fill the Object and Subject. The Nouns that till the Object caused activity verb that interacted with Object (single. count and specified plural Noun) formed the accomplishment situation type, but the activity verb that interacted with Object (uncount and unspecified plural Noun) does not change the activity situation type.
The presence of other syntactic functions formed different situation types. Activity verb like membawa and mengangkat needs the Adverbial of Place as the natural endpoint that is signaled by [+tel] feature. The presence of Adverbial of Place caused a shift of activity verb type to accomplishment situation type. Without the presence of Adverbial of Place, activity verb type membawa and mengangkat is still an activity verb type although that verbs are accompanied by Object (single, count and specified plural Noun).
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T9315
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Putri, auhtor
"Skripsi ini membahas komponen makna kembang dan bunga dalam bahasa Indonesia. Kamus BesarBahasa Indonesia digunakan sebagai korpus utama, sedangkan Majalah Ayah Bunda, Majalah Sindo, dan Majalah Trubus digunakan sebagai korpus tambahan dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komponen makna kembang dan bunga, menguraikan bentuk turunan bunga dan kembang dari penggunaannya dalam konteks, dan menemukan etimologi kata bunga dan kembang. Teori makna yang berdekatan dari satuan leksikal yang berbeda, teori komponen makna, dan teori relasi makna digunakan untuk tercapainya tujuan tersebut. Hasil dari penelitian ditentukan bahwa bunga memiliki lima komponen makna, sedangkan kembang memiliki dua komponen makna. Dari komponen makna ini diperoleh hubungan taksonomi, bunga sebagai superordinat dan kembang sebagai subordinat. Bentuk turunan yang muncul dalam konteks dipengaruhi oleh etimologi kembang dan bunga.

This thesis discusses component meaning of kembang and bunga in Indonesian literature. The writer used Kamus Besar Bahasa Indonesia as the main reference, and Majalah Ayah Bunda, Majalah Sindo, and Majalah Trubus as the additional references. The objectives of this study are to determine component meaning of kembang and bunga, outline the derivative forms of kembang and bunga from their usages in context, and find the etymology of kembang and bunga. Theory of simillar meaning from different lexical units, theory of component meaning, and theory of relative meaning were used to fulfill the objectives. The result of this study shows that ?bunga? has five component meanings while ?kembang? has two. Taxonomic relation is obtained from the component meaning, bunga as the superordinate and kembang as the subordinate. The derivative forms in context are affected by the etymology of kembang and bunga."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S59367
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Im, Young Ho
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>