Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89713 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Clark Christensen Matheos
"Resistensi insulin (IR) menyebabkan rusaknya respons biologis pada hati. Jika tidak dikontrol, resistensi insulin dapat memicu inflamasi, penumpukan lemak dan lipotoxicity, mengakibatkan cepatnya progresi penyakit perlemakan hati non-alkoholik. Inflamasi pada hati ditandai oleh munculnya sitokin proinflamasi pada respon imun bawaan, contohnya IL-1B. Obat insulin sensitizer seperti metformin dapat dipakai untuk mengontrol resistensi insulin dan mencegah progresi penyakit, akan tetapi mekanisme efek anti-inflamasi metformin pada hati masih belum diketahui. Studi terbaru menyebutkan alfa-mangostin mempunyai potensi untuk menekan inflamasi dan bisa menjadi obat alternatif untuk penyakit perlemakan hati. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti efek anti-inflamasi pada model tikus IR memakai ekspresi mRNA IL-1b sebagai marker. Penelitian dilakukan secara in vivo experimental research memakai hati tikus Wistar jantan berusia 10-12 minggu. Sampel dibagi menjadi enam kelompok: 1) kontrol, 2) kontrol dengan pemberian alfa-mangostin 200 mg, 3) diet tinggi lemak, 4) diet tinggi lemak dengan pemberian metformin 200 mg, 5) diet tinggi lemak dengan pemberian alfa-mangostin 100 mg, 6) diet tinggi lemak dengan pemberian alfa-mangostin 200 mg. Ekspresi mRNA IL-1B dianalisa memakai qRT-PCR. Dari data yang diambil, ditemukan bahwa pemberian alfa-mangostin mengurangi ekspresi IL-1B secara signifikan (p <0.05) dan juga dose-dependent. Pemberian metformin juga mengurangi ekspresi IL-1B tetapi perbedaannya tidak signifikan.
Insulin resistance (IR) causes impaired biological response to the liver. If untreated, insulin resistance causes inflammatory change and lipotoxicity, leading to the progression of non-alcoholic fatty liver disease. Inflammation in liver is marked by proinflammatory cytokines produced during innate immune response, such as IL-1B. Insulin sensitizer drug metformin may be used to treat insulin resistance and prevent disease progression, however, it’s unknown if metformin has a direct anti-inflammatory effect of alpha-mangostin in an IR rat model, using IL-1B mRNA expression as a marker. In vivo experimental laboratory research was done using liver of 10-12 weeks old male Wistar rats. We categorized the sample into six groups: 1) control, 2) control treated with alpha-mangostin 200 mg, 3) high fat diet, 4) high fat diet treated with metformin 200 mg, 5) high fat diet treated with alpha-mangostin 100 mg, 6) high fat diet treated with alpha- mangostin 200 mg. IL-1B mRNA expression was analyzed using qRT-PCR. Alpha- mangostin reduced IL-1B expression significantly (p <0.05) and was dose dependent. Metformin reduced IL-1B expression but wasn’t significantly different."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nur Imaduddin Suma
"Latar Belakang: Dalam perkembangan pengobatan resistensi insulin, peningkatan konsentrasi Phosphoinositide-3-Kinase (PI3K) hati merupakan salah satu target pengobatan yang potensial. Oleh karena itu, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman akan kemampuan alfa- mangostin dalam mengobati resistensi insulin dengan meningkatkan konsentrasi PI3K hati.
Metode: 36 tikus Sprague-Dawley dibagi ke dalam 6 grup yang berbeda: (1) normal + alfa-mangostin (200 mg/kg/hari) diberikan diet standar selama 8 minggu dengan metode gavage; (3) Tikus dengan resistansi insulin yang diberikan High-fat (HF) diet selama 11 minggu dan streptozotocin (STZ) injeksi i.p. (35 mg/kg) pada minggu ketiga setelah pemberian HFD; (4) IR + metformin (200 mg/kg/hari); (5) IR + alfa-mangostin (100 mg/kg/hari ); (6) IR + alfa-mangostin (200 mg/kg/hari). Seluruh pemberian alfa- mangostin dan metformin dilakukan dalam 8 minggu menggunakan metode gavage. Lalu, konsentrasi PI3K hati diuji menggunakan metode ELISA. Seluruh proses analisis data dilaksanakan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 28.
Hasil: Tikus insulin resistensi yang menerima 100 mg alfa-mangostin menunjukkan peningkatan konsentrasi PI3K hati yang signifikan jika dibandingkan dengan kelompok sakit [p=0.001]. Kelompok sakit yang diberikan metformin tidak menunjukkan peningkatan konsentrasi PI3K hati yang signifikan apabila dibandingkan dengan kelompok sakit [p=0.176 (>0.05)]. Dosis alfa-mangostin yang lebih tinggi (200mg/kg) tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan apabila dibandingkan dengan kelompok insulin resistensi dan kelompok sehat [p=0.399], [p=0.689].
Kesimpulan: Alfa-mangostin dapat memperbaiki resistensi insulin kemungkinan dengan cara meningkatkan ekspresi protein PI3K di hati.

Background: The improvement of hepatic Phosphoinositide-3-Kinase(PI3K) level has shown to be one of the potent targets of therapy to ameliorate insulin resistance. This research aims to provide understanding on alpha-mangostin’s therapeutic properties on insulin resistance by ameliorating hepatic PI3K.
Method: This study was conducted using 36 Sprague-Dawley rats divided into 6 groups: (1) The control group; (2) normal + alpha-mangostin (200 mg/kg/day) given standard diet for 8 weeks using gavage method; (3) untreated type-2 diabetic rats orally fed by High-fat (HF) diet and streptozotocin (STZ) injection (35 mg/kg); (4) Insulin Resistant (IR) + metformin (200 mg/kg/day); (5) IR + alpha-mangostin (100 mg/kg/day ); (6) IR + alpha-mangostin (200 mg/kg/day). All alpha-mangostin and metformin administration was done for 8 weeks using gavage method. Then, each sample’s hepatic PI3K levels were measured using ELISA method. SPSS software version 28 was utilized to analyze the data gathered.
Result: Insulin resistant rats that received 100 mg of alpha-mangostin showed statistically significant PI3K upregulation compared with the insulin resistant group [p=0.001 (<0.05)]. The PI3K level upregulation using metformin is statistically insignificant when compared to PI3K level of insulin resistant group [p=0.176 (>0.05)]. Administration of higher dose of alpha mangostin (200mg/kg) did not show any significant PI3K upregulation either when compared to both insulin resistant and healthy group [p=0.399 (>0.05)], [p=0.689 (>0.05)].
Conclusion: Low dose alpha- mangostin administration might have a therapeutic property for insulin resistance by improving hepatic PI3K level.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Kevin Kyle
"Latar Belakang: Resistensi insulin adalah ketidaknormalan sel yang ada pada banyak gangguan metabolic, terutama diabetes tipe-2. Kondisi ini berkaitan erat dengan penurunan Insulin receptor substrate 1 (IRS-1.). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek dari alfa-mangostin (α-MG), senyawa aktif yang ada di kulit buah manggis, pada kemampuannya meningkatkan konsenstrasi IRS-1 pada jaringan hati tikus model resistensi insulin Metode: 36 tikus Sprague-Dawley dibagi ke dalam 6 kelompok; kelompok 1: control (diberikan diet normal selama 8 minggu), kelompok 2; control + alfa-mangostin 200 (200 mg/kg/hari), kelompok 3; resisten insulin (diberikan diet tinggi lemak dan gula selama 3 minggu dan diinjeksi dengan streptozotocin intra peritoneal dosis rendah pada minggu ke 3), kelompok 4: resisten insulin + metformin, kelompok 5: resisten insulin + alfa-mangostin 100, kelompok 6: resisten insulin + alfa-mangostin 200. Pada masing-masing kelompok dipilih 4 sampel secara acak yang kemudian dikorbankan setelah 8 minggu. Kemudian jaringan hati diambil, diisoloasi, dan di ukur konsentrasi IRS-1 menggunakan ELISA. Data yang didapat kemudian dianalisa menggunakan SPSS versi 26. Hasil: Analisis dilakukan dengan uji Welch’s ANOVA dan Games-Howell post hoc. Tidak ditemukan adanya perbedaan signifikan antara perbedaan konsentrasi IRS-1 hati pada kelompok 3 (resisten insulin) dan kelompok 5 dan 6 (α-ΜG 100, p = 1 (>0.05) dan α-MG 200, p = 0.677 (>0.05)). Kelompok 6 memiliki konsenstrasi IRS-1 lebih tinggi dari kelompok 5, meskipun tidak secara signifikan (p = 0.558, (>0.05)). Kesimpulan: Pemberian alpha-mangostin 100 mg dan 200 mg tidak dapat meningkatkan konsentrasi IRS-1 pada hati.

Background: Insulin resistance (IR) is an abnormal cellular mechanism that is present in various metabolic disorder, particularly type-2 diabetes mellitus. This condition is closely related to downregulation of Insulin Receptor Substrate-1 (IRS-1). T2DM ranks seventh highest cause of disability and ninth in mortality worldwide. This research project was conducted to provide further understanding on the effects of alpha- mangostin, a bioactive compound found in pericarp of mangosteen fruit, on its therapeutic effect by increasing hepatic IRS-1 concentration. Method: This experiment is done by analyzing hepatic IRS-1 concentration of 36 Sprague-Dawley rats that were divided into 6 groups; group 1: control (given 8 weeks of standard diet), group 2: control + α-ΜG 200 (200 mg/kg/day), group 3: IR (given high fat and high glucose diet for 3 weeks and injected by streptozotocin i.p at fourth week), group 4: IR + metformin 200, group 5: IR + α-ΜG 100, group 6: IR + α-ΜG 200. Through random sampling, 4 samples from each group are chosen and each sample’s hepatic IRS-1 are measured using ELISA method. Data analysis were done using SPSS software version 26. Result: The analysis done utilizing Welch’s ANOVA test with Games-Howell post hoc. No significant difference of IRS-1 concentration found between group 3 (IR) and group 5 (IR + α-MG 100, p = 1 (>0.05)) and group 6 (IR + α-MG 200, p = 0.558)). Group 6 (IR + α-MG 200, p = 0.558) shown to have a higher IRS-1 compared to group 5 (IR + α-MG 100) although not significant. Conclusion: Alpha-mangsotin administration unable to increase IRS-1 concentration in insulin resistant mouse."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fabrian Charlie Nugroho
"Latar Belakang: Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronik umum yang terjadi pada masyarakat modern. Setelah penyakit jantung dan kanker, penyakit DM mewakili penyebab kematian ketiga pada manusia. Diabetes melitus tipe 2 merupakan jenis yang paling umum dari penyakit DM dan DM tipe 2 dapat menyebabkan komplikasi pada jantung yang disebut sebagai diabetic cardiomyopathy. Metformin adalah obat yang meningkatkan sensivitas terhadap insulin dan banyak digunakan sebagai terapi untuk diabetes melitus tipe 2 namun metformin memiliki berbagai macam efek samping yang merugikan. Maka dari itu diperlukan suatu obat alternatif yang lebih aman untuk terapi diabetes melitus tipe 2 yaitu seperti alfa mangostin karena alfa mangostin memiliki efek antidiabetik dan kardioprotektif. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa efek terapi alfa mangostin pada tikus dengan diabetic cardiomyopathy.
Metode: Hewan percobaan yang digunakan berupa tikus jantan galur wistar. Hewan coba dibagi jadi 6 kelompok yaitu kelompok 1 diberikan pakan normal, kelompok 2 diberikan pakan normal dan senyawa alfa mangostin sebesar 200 mg/kg BB tikus,kelompok 3 diberikan pakan tinggi lemak, kelompok 4 diberikan makanan tinggi lemak dan diberikan suntikan streptozotocin lalu diberikan metformin 200 mg/kg BB tikus, kelompok 5 diberikan makanan tinggi lemak dan diberikan suntikan streptozotocin lalu diberikan alfa mangostin 100 mg/kg BB tikus dan kelompok 6 diberikan makanan tinggi lemak dan diberikan suntikan streptozotocin lalu diberikan alfa mangostin 200 mg/kg BB tikus. Gula darah diukur setiap minggu, tekanan darah dan berat badan dan berat jantung diukur pada minggu saat hewan disacrifice. Semua sampel organ jantung dan plasma dari semua kelompok hewan uji yang telah disacrifice di minggu ke 11 akan dianalisa kadar HOMA-IR, MCP-1, TNF-α, IL-6, IL-1β dan dilakukan pemeriksaan histopatologi.
Hasil Penelitian : Pemberian streptozotocin dan diet tinggi lemak menyebabkan gula darah tinggi, tekanan darah tinggi, nilai HOMA-IR tinggi, nilai rasio BB/BJ tinggi, kadar MCP-1, TNF-α, IL-6, IL-1β tinggi dan ukuran sel kardiomiosit besar. Tetapi dengan pemberian metformin dan alfa mangostin dapat merendahkan nilai gula darah , tekanan darah , nilai HOMA-IR, nilai rasio BB/BJ, kadar MCP-1, TNF-α, IL-6, IL-1β.
Kesimpulan : Alfa mangostin memperlihatkan efek anti-inflamasi dan antidiabetik terhadap kadar gula darah dan jantung hewan coba yang diberikan diet tinggi lemak dan disuntik STZ.

Background : Diabetes mellitus (DM) is a common chronic disease that occurs in modern society. After heart disease and cancer, DM represents the third leading cause of death in humans. Diabetes mellitus type 2 is the most common type of DM disease and type 2 diabetes can cause heart complications called diabetic cardiomyopathy. Metformin is a drug that increases insulin sensitivity and is widely used as a therapy for type 2 diabetes mellitus but metformin has a variety of adverse side effects. Therefore we need a safer alternative drug for the treatment of type 2 diabetes mellitus, such as alpha mangostin because alpha mangostin has antidiabetic and cardioprotective effects. The purpose of this study was to analyze the effects of alpha mangostin therapy in rats with diabetic cardiomyopathy.
Method : Test animals or experimental animals used in the form of male wistar strain rats. Experimental animals were divided into 6 groups: group 1 was given normal food, group 2 was given normal food and alpha mangostin compound was 200 mg / kg BW rat, group 3 was given high fat food, group 4 was given high fat food and given streptozotocin injection and then given metformin 200 mg / kg body weight rat, group 5 given high fat food and given streptozotocin injection then given alpha mangostin 100 mg / kg body weight rat and group 6 given high fat food and given streptozotocin injection then given alpha mangostin 200 mg / kg body rat. Blood sugar is measured every week, blood pressure and body weight and heart weight are measured on the week when the animal is disacrifice. All cardiac organ and plasma samples from all groups of test animals that were sacrificed at week 11 will be analyzed for HOMA-IR, MCP-1, TNF-α, IL-6, IL-1β levels and histopathological examination.
Result : Administration of streptozotocin and high-fat diets causes high blood sugar, high blood pressure, high HOMA-IR values, high BB / BJ ratio values, MCP-1 levels, TNF-α, IL- 6, high IL-1β and large cardiomyocyte cell sizes . But by giving metformin and alpha mangostin can lower blood sugar values, blood pressure, HOMA-IR values, BB / BJ ratio values, MCP-1 levels, TNF-α, IL-6, IL-1β.
Conclusion : Alfa mangostin exhibits anti-inflammatory and antidiabetic effects on blood sugar and heart of experimental animals which are given a high-fat diet and STZ injections.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmaniah
"Latar belakang: Fibrosis hati adalah akumulasi berlebihan dari matriks ekstraseluler, termasuk kolagen yang terjadi pada berbagai tipe penyakit hati. Aktivasi Hepatic Stellate Cell HSC memegang peran kunci dalam proses fibrogenesis. Jalur transduksi sinyal TGF-b/Smad ditengarai merupakan jalur yang paling predominan dalam aktivasi HSC yang ditandai dengan meningkatnya ekspresi marker-marker profibrogenik TGF-b, a-SMA, Col1A1 dan pSmad3. Proliferasi HSC yang teraktivasi juga berperan dalam patogenesis fibrosis hati. Pada saat ini belum ada terapi standar untuk fibrosis hati. Sorafenib, suatu multi kinase inhibitor diketahui mempunyai efek yang baik pada fibrosis hati ketika digunakan untuk indikasi karsinoma hepatoseluler. Pada saat ini, sedang dilakukan uji klinik tahap II terhadap Sorafenib untuk indikasi fibrosis hati. Alfa mangostin telah diteliti secara in vivo dapat memperbaiki fibrosis dan mempunyai efek antiproliferativ pada sel kanker. Pada penelitian ini kami menggunakan alfa mangostin untuk mengetahui aktivitasnya pada jalur TGF-b/Smad dengan pembanding Sorafenib.
Metode: Ini merupakan penelitian in vitro menggunakan sel lestari HSC LX-2. Sel dibagi dalam 5 kelompok yaitu kelompok normal tanpa perlakuan , kelompok TGF-b, kelompok TGF-b Sorafenib 10mM, kelompok TGF-b Alfa mangostin 5mM dan 10mM . Dosis obat diperoleh dari perhitungan CC50 dengan MTSassay. Sel dipanen setelah induksi obat selama 24 jam. Proliferasi dilihat dari hitung sel dengan metode trypan blue exclusion method dan ekspresi Ki-67 dengan metode qRT-PCR. Ekspresi TGF-b dan Col1A1 diukur dengan qRT-PCR. Ekspresi a-SMA dan pSmad3 diukur dengan Western Blot.
Hasil : Terdapat peningkatan ekspresi Ki-67 yang senada dengan peningkatan jumlah sel hidup secara pada kelompok TGF-b. Ekspresi Ki-67 maupun jumlah sel hidup menurun secara signifikan pada kelompok Sorafenib dan Alfa Mangostin 5mM dan 10mM. Ekspresi penanda fibrogenesis TGF-b, Col1A1, a-SMA dan pSmad3 meningkat secara signifikan pada kelompok TGF-b dan menurun signifikan dengan pemberian Sorafenib dan Alfa mangostin 5mM dan 10mM . Terdapat perbedaan signifikan dalam jumlah sel hidup, ekspresi Ki-67, TGF-b, Col1A1, a-SMA dan pSmad3 pada dua kelompok dosis Alfa mangostin.
Kesimpulan : Alfa mangostin menghambat proliferasi HSC yang aktif dan menekan ekspresi marker-marker pro fibrogenik secara dose dependent. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenny
"Penelitian ini bertujuan untuk menilai efek suplementasi probiotik pada masa kanak-kanak terhadap indeks resistensi insulin pada masa remaja. Studi ini merupakan studi tindak lanjut tahun ke-10 dari uji klinis pemberian probiotik dan kalsium pada anak-anak yang tinggal di daerah sosioekonomi rendah di Jakarta Timur, yang diadakan pada bulan Januari hingga Maret 2019. Studi ini melibatkan 154 remaja berusia 11-17 tahun, yang terbagi menjadi 3 kelompok berdasarkan intervensi terdahulu (kalsium regular (KR) sebagai kelompok kontrol, kelompok reuteri, dan kelompok casei). Luaran utama berupa perbedaan resistensi insulin yang dinilai dengan homeostatic model assessment for insulin resistance (indeks HOMA-IR) diantara ketiga kelompok sesudah dilakukan penyesuaian terhadap faktor perancu, seperti usia, jenis kelamin, status pubertas, status nutrisi, aktivtas fisik, dan pola asupan makanan. Studi ini memperoleh karakteristik subjek tidak berbeda bermakna diantara kelompok KR, casei, dan reuteri. Pola asupan makanan subjek juga tidak berbeda bermakna diantara kelompok RC, casei, dan reuteri. Rerata indeks HOMA-IR pada kelompok casei, reuteri, dan KR berturut-turut adalah 3,5 ± 1,9; 3,2 ± 1,7; 3,2 ± 1,6. Rerata indeks HOMA-IR tidak berbeda bermakna diantara kelompok casei dan RC (mean differences (MD): 1,10 [95% CI: 0.9-1.33]), diantara kelompok reuteri dan RC (MD:0.99 [95% CI: 0.82-1.22]) sesudah penyesuaian terhadap usia, jenis kelamin, status gizi, asupan serat, dana asupan lemak. Suplementasi probiotik selama 6 bulan pada masa kanak-kanak diduga tidak memengaruhi indeks resistensi insulin pada masa remaja.

Objective: To investigate the effect of probiotic supplementation in the childhood toward insulin resistance index in adolescence.
Methods: This study was a 10-year follow-up study on probiotic and calcium trial in children living in low-socioeconomic urban area of East Jakarta between January and March 2019. This study involved 154 adolescents aged 11-17 years, divided into 3 groups based on previous intervention (regular calcium as a control group, reuteri group, and casei group). Primary outcome was differences in insulin resistance that measured by homeostatic model assessment for insulin resistance (HOMA-IR index) between the three groups after adjustment of the confounding factor, such as age, gender, pubertal status, nutritional status, physical activity, and dietary intake patterns.
Results: Subjects' characteristics were not significantly different among casei, reuteri, and RC. Subjects' dietary intake patterns also were not significantly different among casei, reuteri, and RC. The mean HOMA-IR in casei, reuteri, and RC were 3.5 ± 1.9, 3.2 ± 1.7, 3.2 ± 1.6, irrespectively. The mean HOMA-IR index were no significantly different between casei and RC (mean differences (MD): 1,10 [95% CI: 0.9-1.33]), between reuteri and RC (MD:0.99 [95% CI: 0.82-1.22]) after adjusted with age, gender, nutritional status, fiber intake, and fat intake.
Conclusion: Probiotic supplementation for 6 months in childhood may not affect insulin resistance index in adolescence.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Araminta Ramadhania
"ABSTRAK
Resistensi insulin adalah kondisi yang mendasari terjadinya diabetes melitus. Prevalensi diabetes melitus kian meningkat dari tahun ke tahun, termasuk di Indonesia. Proporsi penderita diabetes melitus ditemukan lebih tinggi pada perempuan. Perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan merupakan salah satu penyebab terjadinya resistensi insulin dan resistensi insulin ini dapat bertahan hingga masa postpartum. Laktasi serta nutrien salah satunya seng, dapat memengaruhi resistensi insulin. Penelitian dengan desain potong lintang ini bertujuan menilai kadar seng serum dan korelasinya dengan resistensi insulin pada ibu laktasi di Jakarta. Pengambilan subjek dilakukan di Puskesmas Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara dan Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada bulan Februari-April 2019. Sebanyak 75 orang ibu laktasi pada 3-6 bulan postpartum yang berusia 20-40 tahun direkrut menjadi subjek penelitian ini. Sekitar 76% (n=57) subjek memiliki kadar seng rendah dengan rerata sebesar 62,33±11,89 µg/dL. Resistensi insulin dinilai dengan menggunakan HOMA-IR (homeostasis model assessment-insulin resistance). Median HOMA-IR adalah 0,54 (0,22-2,21). Sebanyak 13,3% (n=10) subjek diprediksi mengalami resistensi insulin. Dilakukan uji korelasi antara kadar seng serum dengan HOMA-IR. Tidak ditemukan adanya korelasi bermakna antara kadar seng serum dengan HOMA-IR (r=0,003, p=0,977).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Eka Prasetya
"Objektif : Untuk mengetahui asosiasi antara profil antropometri,
dan lipid dengan kejadian resistensi insulin pada subjek SOPK.
Latar belakang: Patofisiologi Hiperandrogen dan gangguan ovulasi pada SOPK
adalah resistensi insulin (RI) dan kondisi hiperinsulinemia. kondisi tersebut dapat
terjadi di ovarium dan kelenjar adrenal, kondisi ini dilaporkan terjadi pada 40%-
70% pada subjek SOPK, SOPK pengukuran golden standar dengan
Hyperinsulinaemic euglycaemic clamp technique,tehnik untuk menilai sekresi dan
resistensi insulin, namun tehnik tersebut kompleks serta membutuhkan
kemampuan ahli dan kurang tepat untuk praktik klinis. Penilaian Pengukuran
resistensi insulin pengganti dengan homeostatik model assessment insulin
resistance (HOMA-IR), disini digunakan titik potong 2,69. Subjek SOPK
sebagian besar memiliki profil antropometri yang abnormal lebih dari delapan
puluh persen (> 80%), dan dengan kondisi dislipidemia (> 70%), peneliti ingin
mengetahui asosiasi profil antropometri, lipid terhadap resistensi Insulin pada
SOPK.
Metodologi: Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari uji klinis DLBS
3233 yang selesai pada bulan juni 2019, analisis data tambahan dilakukan sejak
Juli-Desember 2019. Tempat pelaksanaan pengambilan sampel penelitian ini
adalah di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan Klinik Yasmin RSCM Kencana.
Dilakukan analisis asosiasi antaraprofil antropometri dan profil lipid terhadap
resistensi insulin.
Hasil : Didapatkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian resistensi
insulin pada subjek SOPK, pada profil antropometri didapatkan variabel lingkar
pinggang dan index masa tubuh berhubungan dengan kejadian resistensi insulin,
pada metabolik didapatkan variabel GD2PP, insulin puasa, LDL, Tigliserida
berhubungan dengan.Didapatkan bahwa variabel Trigliserida memiliki pengaruh
kuat pada resistensi insulin, dengan confounding faktor variabel IMT.
Kesimpulan : didapatkan profil antropometri IMT dan dan profil lipid
Trigliserida berhubungan dengan kejadian resistensi insulin di RSCM berdasarkan
gambaran profil pasien di RSCM.

Objective: To determine the association between anthropometric and lipid
profiles with the incidence of insulin resistance among PCOS subjects.
Background: Insulin resistance (IR) and hyperinsulinemia conditions is the
key of pathophysiology and ovulation disorders in PCOS. These conditions can
occur in the ovaries and adrenal glands, reported occur in 40%-70% among
PCOS subjects, golden standard measurement IR with hyperinsulinaemic
euglycaemic clamp technique, a technique to assess insulin secretion and
resistance, but the technique is complex and requires expert ability and not
appropriate for clinical practice. Assessment Measuring substitute insulin
resistance with a homeostatic insulin resistance assessment model (HOMA-IR),
we use cutoff point of 2.69. PCOS subjects mostly had an abnormal
anthropometric profile (> 80%), and with dyslipidemia (>70%), researchers
wanted to know the association of anthropometric profiles, lipids to Insulin
resistance in PCOS
Methodology: This study is a follow-up study of DLBS 3233 clinical trial
completed in June 2019, additional data analysis was carried out since July-December 2019. The place for conducting the sample collection was at
Dr.Cipto Mangunkusumo Hospital and Yasmin Clinic RSCM Kencana. An
association analysis was performed between anthropometric profiles and lipid
profiles on insulin resistance.
Result: Waist circumference and body mass index as antropometric factor
associated with insulin resistanc, 2 hour fasting glucose, fasting insulin, LDL,
triglycerida as lipid factor associated with insulin resistance in PCOS. It was
found that the triglyceride had a strong influence on insulin resistance, and
body mass index as confounding factor of insulin resistance in PCOS
Conclusions : Triglyceride and body mass index related to the incidence of
insulin resistance in RSCM based on the profile of patients in RSCM."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Wendy Anne Miriam
"ABSTRAK
Prevalensi diabetes melitus (DM) di dunia semakin meningkat. Pada DM terjadi
penurunan sensitivitas jaringan yang dikenal dengan resistensi insulin, di mana
salah satu penyebabnya ialah akumulasi massa lemak (ML) tubuh. Akumulasi
ML, dapat terdistribusi di bagian subkutan abdomen (LSA) atau di antara rongga
dalam abdomen (LVA). Rasio LVA terhadap LSA merupakan perbandingan
distribusi ML pada kedua kompartemen tersebut. Masih menjadi kontroversi
kompartemen mana yang mempunyai korelasi dengan resistensi insulin. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara distribusi ML tubuh dengan
resistensi insulin pada laki-laki usia produktif dengan aktivitas sedang di
Indonesia. Penelitian dilakukan dengan rancangan potong lintang pada salah satu
pabrik di Bekasi dengan melibatkan 52 orang karyawan yang memenuhi kriteria
penelitian dan terpilih secara simple random sampling serta bersedia
menandatangani informed consent. Waktu pengambilan data dilakukan pada bulan
Oktober 2014, meliputi data karakteristik demografi, status gizi, asupan makan,
komposisi tubuh, distribusi ML tubuh, rasio LVA : LSA dan penilaian resistensi
insulin melalui pemeriksaan HOMA-IR. Hasil penelitian didapatkan subjek
mempunyai rerata indeks massa tubuh (IMT) 25,36 kg/m2 dengan sebagian besar
subjek mempunyai IMT di atas normal. Rerata persentase ML tubuh subjek
sebesar 20,03% dengan lebih dari separuh subjek (51,9%) mempunyai persentase
ML dalam batas normal. Rerata luas LVA subjek sebesar 101,04 cm2 dan LSA
163,83 cm2 sedangkan rasio LVA : LSA mempunyai rerata 0,62, di mana seluruh
subjek mempunyai nilai rasio LVA : LSA normal. Nilai tengah HOMA-IR
sebesar 1,62. Terdapat korelasi yang cukup kuat antara LVA (r=0,381) dengan
HOMA-IR dan LSA (r=0,404) yang bermakna secara statistik (p<0,05) sedangkan
pada rasio LVA : LSA terhadap HOMA-IR didapatkan korelasi cukup yang
berlawanan arah (r=-0,222) namun tidak bermakna secara statistik (p>0,05).
Berdasarkan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa LSA lebih berperan untuk
terjadinya resistensi insulin pada laki-laki usia produktif dengan aktivitas fisik
sedang di Indonesia.

ABSTRACT
Prevalence of diabetes mellitus (DM) in the world is steady growing. In DM
population less tissue sensitivity to insulin are well known, in which one of the
causes is the accumulation of fat mass. Fat mass distributed in the subcutaneous
adipose tissue (SAT) or in the visceral adipose tissue (VAT). The ratio of VAT to
SAT is a comparison of distribution of the fat mass in the both compartments,
because it is still a matter of controversy, which compartment has correlation with
insulin resistance. The aim of this study is to determine body fat distribution in
productive age male with moderate activity in Indonesia and its correlation with
insulin resistance. The study was conducted with a cross-sectional design in one
factory in Bekasi, involving 52 employees who met the inclusion criteria and
selected by simple random sampling and were willing to sign an informed
consent. Data collection was carried out in October 2014, included data on
demographic characteristics, nutritional status, nutrient intake, body composition,
body fat distribution, ratio VAT : SAT and assessment of insulin resistance by
HOMA-IR. The results showed subjects had a mean body mass index (BMI)
25.36 kg / m2 with most subjects had a BMI above the normal. The mean
percentage of fat mass subject is 20.03% with more than half of the subjects
(51.9%) had a percentage fat mass within normal values. Wide averages VAT
subject of 101.04 cm2 and SAT 163.83 cm2 while ratio VAT : SAT has a mean of
0.62, where the whole subject has normal values ratio VAT: SATwhile the
median of HOMA-IR is 1.62. There is a fairly strong correlation between VAT (r
= 0.381) with HOMA-IR and SAT (r = 0.404) were statistically significant (p
<0.05), while there were inverse correlation of VAT : SAT ratio with HOMA-IR
(r=-0.222), but not statistically significant (p> 0.05). Based on these results, we conclude that the SAT has a role for the development of insulin resistance in men
of productive age with moderate physical activity in Indonesia"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>