Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148034 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ricky Tedja Kusuma
"Penelitian dilakukan pada suatu perusahaan perhiasan berlian di Indonesia. Salah satu kelompok bahan baku yang penting dalam perusahaan tempat penelitian adalah earnut atau penahan anting. Meskipun earnut memiliki pola pemakaian yang kontinu, kekurangan persediaan earnut sering terjadi dan meningkatkan total biaya persediaan bagi perusahaan tempat penelitian. Implementasi model pengendalian persediaan (inventory control policy) dapat meminimalkan total biaya persediaan. Penelitian ini menggunakan dan membandingkan metode programa stokastik Sample Average Approximation (SAA) dan metode Simulasi Monte Carlo (SMC) untuk mencari model pengendalian persediaan yang optimal beserta dengan nilai optimal dari parameter-parameter model pengendalian persediaan tersebut. Obyek penelitian mencakup 16 jenis earnut di perusahaan tempat penelitian. Model pengendalian persediaan yang optimal beserta dengan nilai optimal parameter-parameternya untuk setiap jenis earnut berhasil ditemukan dengan implementasi kedua metode. Model pengendalian persediaan R,s,Q dengan nilai periode pemeriksaan per 4 minggu sekali menjadi model optimal bagi seluruh jenis earnut. Nilai optimal parameter-parameter model pengendalian persediaan tersebut berbeda untuk setiap jenis earnut. Secara umum metode SMC memiliki performa yang lebih baik dalam menurunkan biaya persediaan serta meningkatkan service level dibandingkan metode SAA dan metode perusahaan saat ini. Rekomendasi terkait anggaran pengadaan tahunan beserta dengan rekomendasi pengurangan jenis earnut disertakan sebagai usulan lanjutan dari hasil penelitian.

The research takes place at a diamond jewelry company in Indonesia. Earnut is a component family which plays a crucial role in the sponsoring company. Despite the continuous consumption of the component, stockout still happens periodically and induces a large amount of total inventory cost. The implementation of inventory control policies can reduce the total inventory cost. Sample Average Approximation as a stochastic programming method is used and compared with Monte Carlo Simulation to seek the optimum inventory control policy and its optimum parameter values for each of the 16 earnut types. The methods successfully discover the optimum inventory control policy along with the optimum parameter values for each earnut type. R,s,Q inventory policy with the review period of 4 weeks becomes the optimum inventory policy for all earnut types. The optimum values of the model’s parameters differ among earnut type. In general, Monte Carlo Simulation yields better performance at reducing inventory cost and increasing service level when compared with the Sample Average Approximation method and the company’s current inventory policy. Recommendations on the annual purchasing budget as well as earnut type reduction are also presented."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Alif Faridalthaf
"Industri Perhiasan Indonesia merupakan sektor unggulan dalam perekonomian dengan nilai ekspor mencapai 5,42 miliar USD pada tahun 2021. Tingginya nilai ekspor ini tentunya dipicu oleh peruhasaan-perusahaan lokal yang bekerja dalam menjalankan bisnisnya. Salah satu perusahaan perhiasan lokal di Indonesia dalam menajalankan bisnis perhiasan emas adalah PT Sentral Kreasi Kencana (PT SKK). PT SKK merupakan anak perusahaan dari CMK Group, yang merupakan manufaktur perhiasan terbesar di Asia Tenggara yang memulai usahanya pada periode 1970-an. Selama menjalankan bisnisnya, PT SKK menghadapi beberapa tantangan di bagian produksi. Salah satunya mengelola kebutuhan bahan baku perhiasan pada manufaktur. Maka dari itu, dibuatlah suatu perancangan sistem informasi kebutuhan bahan baku pada PT SKK. Sebelum perancangan sistem informasi ini menggunakan metode, Importance Perfomance Analysis dan Economic Order Quantity (EOQ) untuk menentukan strategi dan jenis inventory management yang akan digunakan, selanjutnya menggunakan pendeketan System Development Life Cycle (SDLC) untuk menggambarkan perancangan sistem informasi. Dampak dari perancangan sistem informasi ini adalah membantu PT SKK untuk mengurangi waktu transaksi dalam memenuhi kebutuhan bahan baku dan penghematan biaya. Hasilnya adalah PT SKK tidak lagi mengalami kekurangan bahan baku dan mengeliminasi waktu pengadaan bahan baku.

The Indonesian Jewelry Industry is a leading sector in the economy with an export value of 5.42 billion USD in 2021. The high value of this export is certainly triggered by local companies that work in running their business. One of the local jewelry companies in Indonesia in running the gold jewelry business is PT Sentral Kreasi Kencana (PT SKK). PT SKK is a subsidiary of CMK Group, which is the largest jewelry manufacturer in Southeast Asia which started its business in the 1970s. During its business, PT SKK faced several challenges in the production department. One of them is managing the needs of jewelry raw materials in the production process. Therefore, an information system design for raw material needs was made at PT SKK. Before designing the information system, using Importance Perfomance Analysis and Economic Order Quantity (EOQ) Method to define strategy and type of inventory management, then uses the System Development Life Cycle (SDLC) method. to The impact of designing this information system is to help PT SKK to reduce transaction time in meeting raw material needs and reducing inventory cost. The result is PT SKK has no longer run out the raw materials and eliminated procurement time of raw material."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Aliq Heriadi
"Kemacetan yang terjadi di Jakarta disebabkan oleh salah satunya persimpangan yang tidak mampu melayani arus lalu lintas, dalam arti yang lain persimpangan tersebut melebihi kapasitas. Kapasitas dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, mulai dari membuat aturan prioritas, menjadikan persimpangan bersinyal dan melakukan pemisahan ruang dengan cara membangun flyover dan underpass. Pada persimpangan bersinyal empat lengan umumnya terdapat empat fase pergerakan lalu lintas. Diverging Diamond Interchange (DDI) mengurangi fase pergerakan lalu lintas menjadi hanya dua berkat berkurangnya titik konflik. Persimpangan empat lengan konvensional memiliki 32 titik konflik, sedangkan persimpangan DDI memiliki hanya 14, dua diantaranya merupakan titik konflik berpotongan. (FHWA, 2014). Studi dilakukan di Cawang, Jakarta Timur tempat dimana terdapat sebuah persimpangan conventional diamond interchange. Penelitian ini menggunakan tiga model persimpangan, persimpangan eksisting, persimpangan eksisting teroptimasi dan persimpangan DDI. Evaluasi kinerja simpang dilakukan dengan menggunakan volume lalu lintas yang diperoleh dari survei. Penulis menggunakan rumus MKJI untuk menghitung kapasitas pendekat dan derajat saturasi. Penulis menggunakan Vissim 20 untuk menghitung panjang antrean dan tundaan. Untuk optimasi penulis melakukannya dengan dua tahap, yang pertama dengan menggunakan rumus MKJI dan yang kedua dengan Vissim. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa waktu siklus optimum persimpangan eksisting adalah selama 52 detik dan persimpangan DDI adalah 32 detik berdasarkan volume kendaraan pada saat survei lapangan. Kenaikan kapasitas persimpangan DDI dibandingkan dengan persimpangan eksisting tidak dapat dipastikan sebab beberapa pendekat menunjukkan kenaikan kapasitas sedangkan pendekat lainnya menunjukkan sebalikanya.Akan tetapi, persimpangan DDI mengalami panjang antrean yang cenderung lebih pendek daripada persimpangan conventional diamond interchange. Tundaan rata-rata pada persimpangan DDI lebih kecil daripada tundaan rata-rata pada persimpangan conventional diamond interchange bahkan setelah dilakukan optimasi. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa kaitan antara waktu siklus dengan panjang antrean erat sekali.

One of the causes of traffic congestion in Jakarta is the inability of the intersection in carrying traffic, i.e., the intersection is overcapacity. Many approaches can improve capacity of the intersection, from priority-controlled intersection, signalized intersection, and grade-separated intersection with overpass and underpass. A four-legged intersection typically has four signal phases. DDI reduces signal phase into only two phases thanks to the reduced number of conflict points. A conventional four-legged intersection has 32 conflict points, while DDI have just 14 conflict points, two of which are the cutting conflict points. (FHWA, 2014). A research is conducted in Cawang, East Jakarta, at which the conventional diamond interchange is situated. Intersection performance is evaluated by using field traffic flows. MKJI is used to calculate approach capacity and degree of saturation, while Vissim 20 is used to calculate queue length and delay. An intersection is optimized in two steps, first with MKJI and the second with Vissim. The result of this research is that the optimum cycle time of the existing intersection is 52 seconds, and the optimum cycle length of DDI is 32 seconds, based on the field traffic flow. The increase of DDI capacity compared to the optimized existing intersection is uncertain because some approaches show the increase of capacity while the others show the converse. However, queue length of DDI tends to be shorter than conventional diamond interchange. The average intersection delay of DDI is less than those of conventional diamond interchange even after having been optimized. It can be concluded that there is a strong link between cycle length with queue length and delay.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nandang Suhendra
"Diamond-like carbon amorfos telah berhasil dideposisikan pada substrate steel, menggunakan ion beam tunggal dan dua sumber karbon dalam bentuk gas dan padat (solid). Film-film hasil deposisi terbentuk dalam tiga warna, yaitu biru, kuning dan putih. Ketiga warna tersebut sangat bergantung pada jaraknya terhadap target solid. Ketebalan film berkisar mulai dari beberapa puluh sampai 200 nm, dan hardness nya dalam range 13.37 sampai 20.21 GPa. Tidak ada bukti yang penting mengenai terjadinya karburasi (carburation) dari substrate steel selama proses deposisi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nandang Suhendra
"Diamond-like carbon amorfos telah berhasil dideposisikan pada substrate steel, menggunakan ion beam tunggal dan dua sumber karbon dalam bentuk gas dan padat (solid). Film-film hasil deposisi terbentuk dalam tiga warna, yaitu biru, kuning dan putih. Ketiga warna tersebut sangat bergantung pada jaraknya terhadap target solid. Ketebalan film berkisar nilai dari beberapa puluh sampai 200 nm, dan e hardness nya dalam range 13.37 sampai 20.21 GPa. Tidak ada bukti yang penting mengenai terjadinya karburasi (carburation) dari substrate steel selama proses deposisi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T40863
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilriyan Niko Kreshia
"Penelitian tentang model persediaan telah banyak dilakukan dan menjadi solusi bagi perusahaan dalam menghadapi ketidakpastiaan dari permintaan pelanggan. Selain data permintaan yang bersifat stokastik, sering pula ditemukan leadtime kedatangan bahan baku di suatu perusahaan yang bersifat stokastik. Sering kali leadtime yang bersifat stokastik dihitung menjadi leadtime yang tetap untuk menyederhanakan perhitungan dan perancangan model persediaan. Hal ini dapat memicu terjadinya stockout pada kenyataan di lapangan, karena tidak memperhitungkan kejadian leadtime kedatangan bahan baku yang berubah atau tidak tetap seperti yang ditentukan. Sehingga penelitian ini dibuat untuk menganalisis bagaimana pengaruh leadtime yang bersifat stokastik pada performa sistem persediaan di suatu perusahaan manufaktur perusahaan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan simulasi Monte Carlo untuk melakukan RNG data berjumlah 5000 periode. Simulasi Monte Carlo dipilih karena data permintaan kebutuhan bahan baku komponen pehiasan tidak mengikuti distribusi normal. Dalam penelitian ini juga akan memakai model persediaan (R,Q) untuk membandingkan total biaya yang dikeluarkan ketika menggunakan model persediaan dengan leadtime stokastik atau menggunakan model persediaan dengan leadtime tetap.

Research on the inventory model has been done a lot and is a solution for companies in dealing with uncertainty of customer demand. In addition to stochastic demand data, it is often found the lead time for the arrival of raw materials in a company that is stochastic. Often a stochastic leadtime is calculated to be a fixed leadtime to simplify the calculation and design of the inventory model. This can trigger a stockout in reality, because it does not calculate the occurrence of the lead time for the arrival of raw materials that changes or does not remain as determined. So this research was made to analyze how the effect of stochastic leadtime on the performance of the inventory system in a manufacturing company in Indonesia. This study uses a Monte Carlo simulation to perform RNG data totaling 5000 periods. The Monte Carlo simulation was chosen because the data on the demand for the raw material requirements of the decking components did not follow a normal distribution. In this study, we will also use the inventory model (R, Q) to compare the total costs incurred when using an inventory model with stochastic leadtime or using an inventory model with a fixed leadtime."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waskitha Tri Budiono
"Peningkatan penjualan perhiasan emas ditambah dukungan dari pemerintah terutama Kementerian Perindustrian Republik Indonesia membuat para produsen perhiasan emas lebih percaya untuk mengembangkan bisnis mereka. Salah satu produsen yang ada di Indonesia adalah PT X. PT X berencana untuk mengembangkan bisnis mereka dan membuat fasilitas baru untuk keberlangsungan pengembangan tersebut. Oleh karena itu, PT X membutuhkan sebuah tata letak yang efisien serta mampu menunjang perkembangan bisnis di masa depan untuk lantai produksi fasilitas baru mereka. Penelitian ini menjawab kebutuhan PT X tersebut dengan menghasilkan ukuran dan lokasi dari departemen pada lantai produksi fasilitas baru mereka. Pendekatan yang digunakan untuk menciptakan tata letak yang dimaksud adalah multi-floor facility layout problem sebagai salah satu sub masalah dari facility layout problem. Tata letak yang dihasilkan sudah efisien dengan memperoleh total jarak antar departemen yang berhubungan sebesar 1171,66 dan Nilai Solusi sebesar 1916,69. Penelitian ini juga memberikan tata letak alternatif yang siap menunjang perkembangan bisnis di masa depan
The increase in gold jewelry's revenue and the government's support, especially the Ministry of Industry of the Republic of Indonesia, make gold jewelry producers more confident in developing their businesses. One of the gold jewelry producers in Indonesia is PT X. PT X planned to expand their businesses and build a new facility for that development's continuity. Because of that, PT X needs an efficient layout that also supports their business development in the future for the production floor of their new facility. This research answered PT X's demand by resulting in the dimension and location of departments on their new production floor. The approach used to build that mentioned layout is the Multi-floor Facility Layout Problem as one of the subproblems of Facility Layout Problem. The generated layout is already efficient by obtaining the sum of corresponded departments' distance in the amount of 1171.66 and Solution Value in the amount of 1916.66. This research also gives an alternative layout ready to support future business expansion."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhini Ayu Lukitaputri
"ABSTRAK
Tren Ekspor Perhiasan Indonesia yang terus meningkat belum sejalan dengan peningkatan Tren Output Produksi dari perusahaan di Industri Perhiasan Indonesia. Penelitian ini menggunakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur perhisasan di propinsi Bali sebagai studi kasus.
Penelitian ini menggunakan metode DMAIC yang bertujuan untuk dapat meningkatan produktivitas melalui fase terintegrasi dari sebuah proyek DMAIC. Pada tahap Define, digunakan diagram SIPOC. Kemudian pada tahap Measure, digunakan kuesioner untuk data primer dan data perusahaan untuk data sekundernya. Kuesioner didapat dari 4 Expert yang bergerak di bidang Continuous Improvement dan 5 Expert yang bergerak di bidang Industri Perhiasan. Pada tahap Analyze, digunakan metode kombinasi TOPSIS dan AHP, serta Decision Tree untuk melihat pendekatan berbeda. Terakhir, pada tahap Improve dan Control, digunakan pendekatan penggunaan Indikator Kinerja.
Dari penelitian ini dihasilkan faktor produktivitas terpenting yaitu faktor Produktivitas Tenaga kerja dengan urutan peringkat dari 9 Alternatif Peningkatan Produktivitas berdasarkan Solusi Ideal. Alternatif dengan rasio prioritas terbesar adalah Implementasi Sistem Perencanaan Harian (Daily Activity Planning) bagi seluruh Karyawan, dengan peningkatan produktivitas yang ditaksir sebesar 47%. Untuk menunjang alternatif tersebut diperlukan Implementasi Indikator Kinerja OWE.

ABSTRACT
Indonesia's exports of jewellery trends that continue to rise are not in line with the increase in Production Output Trends from companies in Indonesia’s industry. This research uses one of jewellery manufacturing company in Bali province as a case study.
This research used a Six Sigma DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control) method which the objective is to improve productivity through integrated DMAIC phase of a project. On the Define phase, this research used a SIPOC (Supplier-Input-Process-Output-Customer) Diagram. On the following Measure phase, a questionnaire used to collect primary data and company data for the secondary data. The questionnaires obtained from 4 Experts in Continuous Improvement and 5 Experts in Jewellery Manufacturing Industry. On the Analyze phase, a combination of Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)-Analytic Hierarchy Process (AHP), and Decision Tree are used to be able to see a result from different approach. Lastly, at the Improve and Control phases, a Perfomance Indicator approach were used.
The obtained result from this research, are the most important Productivity Factor for a jewellery manufacturing company which is Labor Producitvity with the ranked order of 9 alternatives based on Ideal Solution on the increase of productivity. The chosen alternative with the highest priority ratio is the Implementation of the daily activity planning system for all employees, with an estimated increase in productivity at the level of 47%. To support the success of alternatif implementation Overall Worker Efficiency (OWE) performance indicator were being proposed."
2015
T44570
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barbier-Mueller
Geneva: Barbier-Muller Museum, 1985
739.27 BAR p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>