Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 223974 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Aryanti
"Manajemen pengetahuan sektor publik memiliki banyak manfaat bagi birokrasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kapabilitas manajemen pengetahuan yang terdiri dari kapabilitas infrastruktur pengetahuan dan kapabilitas proses pengetahuan yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi dengan perspektif balanced scorecard. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan menggunakan teknik total sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang dianalisis menggunakan software SmartPLS dan SPSS. Kontribusi penelitian ini mencoba untuk mengadopsi model kapabilitas manajemen pengetahuan sebagai pandangan holistik yang mempengaruhi kinerja organisasi. Kuesioner disebarkan kepada 81 tim struktural dan manajemen pengetahuan di 34 Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua hipotesis diterima. Kapabilitas infrastruktur pengetahuan berpengaruh terhadap kinerja organisasi dan kapabilitas proses pengetahuan menunjukkan hubungan langsung dan signifikan dengan kinerja organisasi. Kapabilitas proses pengetahuan sebagai variabel moderasi bagi kapabilitas infrastruktur pengetahuan dan kinerja organisasi. Selanjutnya kedua variabel secara simultan mempengaruhi kinerja organisasi. Rekomendasi penelitian adalah bahwa organisasi sektor publik harus mendukung proses manajemen pengetahuan, serta membangun infrastruktur manajemen pengetahuan yang tepat karena terbukti berpengaruh terhadap kinerja organisasi. Hasil penelitian ini akan membantu praktisi untuk mengadvokasi pentingnya manajemen pengetahuan untuk sektor publik.

Public sector knowledge management offer many benefits for the bureaucracy. The purpose of this study is to analyze the knowledge management capabilities consisting of knowledge infrastructure capabilities and knowledge process capabilities that can affect organizational performance with a balanced scorecard perspective. This research is quantitative and uses total sampling technique. The research instrument used a questionnaire which was analyzed using SmartPLS and SPSS software. The contribution of this study is to try to adopt a knowledge management capability model as a holistic view that affects organizational performance. Questionnaires were distributed to 81 structural and knowledge management teams in 34 Representatives of the Financial and Development Supervisory Agency (BPKP) in Indonesia. The results showed that all hypotheses were accepted. Knowledge infrastructure capability affects organizational performance and knowledge process capability shows a direct and significant relationship with organizational performance. Knowledge process capability as a moderating variable for knowledge infrastructure capability and organizational performance. Furthermore, both variables simultaneously affect organizational performance. The research recommendation is that public sector organizations must support the knowledge management process, as well as build the right knowledge management infrastructure because it has been proven to have an effect on organizational performance. The results of this study will help practitioners to advocate for the importance of knowledge management for the public sector."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fithri Selva Jumeilah
"Saat ini, aset organisasi bukan hanya yang berwujud saja tetapi juga yang tidak berwujud, seperti pengetahuan. Banyak sekali organisasi yang menyadari akan pentingnya manajemen pengetahuan salah satunya adalah STMIK GI MDP. Namun proses manajemen pengetahuan di STMIK GI MDP belum terlaksana dengan baik, maka perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses manajemen pengetahuan di STMIK GI MDP. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang diduga mempengaruhi proses manajemen pengetahuan adalah faktor kepercayaan, kolaborasi, pembelajaran, strategi organisasi, penghargaan, sentralisasi, formalisasi, IT support, T-shape skill, effort expectancy dan performance expectancy.
Proses manajemen pengetahuan diukur dengan menggunakan pendekatan Socialization, Externalization, Combination, dan Internalization. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui kuesioner dimana respondennya adalah semua karyawan di STMIK GI MDP dengan mengunakan skala likert 5 poin. Hasil kuesioner dianalisis menggunakan pendekatan partial least square (PLS). Hasil dari penelitian ini adalah faktor kepercayaan, faktor strategi organisasi dan penghargaan terbukti signifikan memberikan pengaruh kuat terhadap proses manajemen pengetahuan.

Currently, organization’s assets not only tangible but also intangible, for example is knowledge. Lots of organizations are realizing the importance of knowledge management one of them STMIK GI MDP. But the process of knowledge management in the STMIK GI MDP has not done well, it is necessary to knowed the factors that influence the process of knowledge management in the STMIK GI MDP. In this study, the factors allegedly influence the process of knowledge management is a factor of trust, collaboration, learning, organizational strategy, rewards, centralization, formalization, information technology support, T-shaped skills, effort expectancy and performance expectancy.
Knowledge management processes is measured using Socialization approach, externalization, Combination, and Internalization. This study uses a quantitative approach through a questionnaire where respondents are all of employees in STMIK GI MDP by using 5-point Likert scale. The results of the questionnaire analyzed using the approach of partial least square (PLS). The results of this study is the trust factor, factor organizational strategy, and rewards proved significant a strong influence on the process of knowledge management.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganang Agung Hartanto
"Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh Oganization Excellence, Learning Organizational, dan Organizational Innovation terhadap Knowledge Management pada Staf Sumber Daya Manusia Mabes Polri. Knowledge Management penting untuk dimiliki oleh organisasi-organisasi yang berbasis pada pengolahan sumber daya manusia sebagai capital-nya atau disebut sebut sebagai "human capital". Hal tersebut disebabkan faktor modal yang paling penting didalam Human Capital adalah pengetahuan. Terkelolanya pengetahuan di dalam "knowledge management" dapat mempengaruhi efektivitas pelayanan Polri kepada masyarakat dengan meningkatnya kemampuan personel Polri. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah Sebanyak 260 orang, dari total populasi sejumlah 460 Personel dengan jenjang kepangkatan dari yang terendah hingga pangkat AKBP atau PNS setingkat. Pengumpulan data menggunakan skala Likert dengan 5 tingkatan skala pengukuran. Analisis SEM-PLE digunakan untuk menguji pengaruh Organizational Excellence, Organizational Innovation, dan Learning Organizational terhadap Knowledge Management pada Staf Sumber Daya Manusia Mabes Polri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Organizational Innovation memiliki hubungan korelasi paling kuat terhadap Knowledge Management dengan nilai r sebesar 0,760. Learning Organizational memiliki hubungan korelasi dengan Knowledge Management denhan nilai r sebesar 0,689. Organizational Excellence memiliki hubungan yang kuat dengan nilai r sebesar 0,628. Hubangan antar variabel diatas menunjukkan hubungan yang positif.

This research was undertaken to investigate the effect of Organizational Excellence, Organizational Innovation, and Learning Organizational toward the Knowledge Management in Indonesia National Police Human Resouce Department (SSDM Mabes Polri). Knowledge Management is imperative to be implemented in an Organizational, especially in Organizational which managing human capital as its source. It is becoming very important since the main factor in human-capital is knowledge. Therefore, managing knowledge through knowledge management affect the effectiveness of Polri service toward the society with enhancing the knowledge of its member. Sample for this research was 260 from the total population of 460 Polri members which come from the lowest rank members until Superintendent rank or Civil Servant on commensurate level. Data gathering using likert scale with 5 level of measurement. SEM-PLE analysis was conducted to test the correlation of Organizational Excellence, Organizational Innovation, and Learning Organizational toward the Knowledge Management in Indonesia National Police Human Resouce Department (SSDM Mabes Polri). The study shows that Organizational innovation has the strongest significant correlation with r score of 0,760. Learning Organizational has a correlation score of 0.689. And Organizational excellence with correlation score of 0.628. All of the correlation show a positive correlation."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T55501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Dwi Noviawan
"[ABSTRAK
PT. PINS Indonesia merupakan salah satu anak perusahaan PT. Telekomunikasi
Indonesia yang bergerak di bidang perdagangan barang dan jasa yang sangat
memperhatikan performansi perusahaan. Dalam kesehariannya terjadi perbedaan
antara harapan dengan realita mengenai jumlah proposal tender proyek yang harus
diselesaikan dan kesesuaian waktu penyelesaiannya. Penyebab adanya perbedaan
tersebut adalah pengelolaan pengetahuan yang belum baik. Pengelolaan
pengetahuan di perusahaan erat kaitannya dengan knowledge sharing capability
yang dimiliki perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi knowledge sharing capability dan dampaknya terhadap
performansi organisasi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan
kuesioner kepada karyawan tetap perusahaan. Pengolahan data dilakukan dengan
metode Structural Equation Modelling (SEM) menggunakan aplikasi SPSS
AMOS. Hasil dari penelitian ini adalah adanya pengaruh signifikan dari faktor
individu, seperti altruism, personality, dan knowledge self-efficacy dan dari faktor
teknologi informasi, yaitu IT application usage terhadap knowledge sharing
capability, dan juga adanya pengaruh signifikan dari knowledge sharing capability
terhadap faktor performansi organisasi, seperti finansial, pelanggan, proses internal,
serta pembelajaran dan pertumbuhan.

ABSTRACT
PT. PINS Indonesia is a subsidiary of PT. Telecommunications Indonesia enganged
in the trade of goods and services that were attentive to the performance of the
company. In daily life there is a difference between expectations with the reality of
the number of project tender proposals must be completed and the suitability of its
completion time. The reason for these differences was the management of
knowledge that had not been good. Knowledge management in companies closely
related to knowledge sharing capability of the company. This study aimed to
determine the factors that influence knowledge sharing capability and its impact on
organizational performance. Data collection was done by distributing
questionnaires to employees of the company. Data processing was conducted by
the method of Structural Equation Modeling (SEM) using SPSS AMOS. The results
of this study are the significant influence of individual factors, such as altruism,
personality, and knowledge self-efficacy; and information technology factors,
namely IT application usage, towards knowledge sharing capability, and also a
significant impact of knowledge sharing capability for organizational performance
factors, such as financial, customer, internal processes, and learn and growth., PT. PINS Indonesia is a subsidiary of PT. Telecommunications Indonesia enganged
in the trade of goods and services that were attentive to the performance of the
company. In daily life there is a difference between expectations with the reality of
the number of project tender proposals must be completed and the suitability of its
completion time. The reason for these differences was the management of
knowledge that had not been good. Knowledge management in companies closely
related to knowledge sharing capability of the company. This study aimed to
determine the factors that influence knowledge sharing capability and its impact on
organizational performance. Data collection was done by distributing
questionnaires to employees of the company. Data processing was conducted by
the method of Structural Equation Modeling (SEM) using SPSS AMOS. The results
of this study are the significant influence of individual factors, such as altruism,
personality, and knowledge self-efficacy; and information technology factors,
namely IT application usage, towards knowledge sharing capability, and also a
significant impact of knowledge sharing capability for organizational performance
factors, such as financial, customer, internal processes, and learn and growth.]"
2015
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Buana
"Penelitian tentang kinerja perusahaan telah banyak dilakukan sebelumnya, begitu juga dengan manajemen pengetahuan, kinerja inovasi dan kapabilitas dinamis. Namun demikian, ketika kita melihat variabel-variabel tersebut dan aplikasinya di industri financial technology di Indonesia, yang masih tergolong baru dan berkembang secara pesat, fenomena tersebut menjadi menarik untuk diteliti. Hingga saat ini terdapat 161 perusahaan financial technology yang terdaftar dan berizin di Indonesia. Secara kolektif perusahaan-perusahaan financial technology tersebut menyumbangkan 25,92 trilliun rupiah kepada kreditur di seluruh Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara manajemen pengetahuan, kapabilitas dinamis dan kinerja inovasi terhadap kinerja perusahaan di industri financial technology di Indonesia. Dalam penelitian ini dilakukan survei dengan 60 responden dari berbagai perusahaan financial technology di Indonesia, dan data survei diolah dengan menggunakan partial least square stuctural equation modeling (PLS-SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen pengetahuan, kapabilitas dinamis dan kinerja inovasi memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja perusahaan.

Research about firm performance has been conducted by many researchers before, the same goes with knowledge management, innovation performance, and dynamics capabilities. however, when we put those variable and try to find the correlation in Financial Technology industry in Indonesia, where the industry is still new and rapidly growing it became an interested phenomenon to look at. Until now there are 161 Financial Technology companies that run in Indonesia, collectively they give more than 25.92 Trillion Rupiah to the lender across Indonesia. In this paper researcher try to see the relationship between knowledge management, dynamics capabilities and innovation performance on firm performance in financial technology's industry in Indonesia, this research has collect 60 samples from different fintech company in Indonesia, using PLS analysis the results shows that knowledge management, dynamics capability and innovation performance has positive impacts towards their firm performance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafid Mukhlasin
"Kementerian Keuangan Kemenkeu memiliki unit eselon satu yang bertugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan diklat di bidang keuangan negara yaitu Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan BPPK . Terkait dengan reformasi birokrasi Kemenkeu, terdapat peluang untuk memperkuat peran BPPK sebagai badan diklat agar dapat memainkan peran yang lebih besar yaitu dengan menjadi corporate university atau unit teknis yang memiliki peran strategis dalam pengembangan SDM di Kemenkeu. Berdasarkan teori, salah satu elemen penting yang harus ada pada sebuah organisasi untuk menjadi corporate university adalah manajemen pengetahuan KM . Permasalahan yang terjadi adalah BPPK belum memiliki mekanisme untuk mengelola pengetahuan tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, BPPK perlu membangun sistem manajemen pengetahuan sehingga memudahkan setiap individu untuk berbagi pengetahuan yang bermanfaat bagi organisasi. Sebagai langkah awal, diperlukan persiapan yang matang untuk mengurangi kegagalan dalam penerapannya yaitu dengan mengukur tingkat kesiapan penerapan KM. Oleh karenanya penelitian ini bertujuan mengukur tingkat kesiapan penerapan KM di BPPK sehingga dapat memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kesiapannya. Tingkat kesiapan ini diukur berdasarkan pemetaan variabel KM Infrastructure, KM Enabler, dan KM Critical Success Factor yang kemudian dipetakan ke dalam aspek hard, soft dan abstract. Data penelitian dikumpulkan menggunakan metode survei tehadap sampel pegawai BPPK. Data tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif dan inferensial uji T untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat kesiapan BPPK. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa BPPK berada pada tingkat receptive yang mengindikasikan bahwa semua indikator pada variabel: infrastruktur; lingkungan fisik; budaya organisasi; struktur organisasi; kepemimpinan; pembelajaran; kemampuan keahlian motivasi; pengetahuan umum; dan strategi KM, sudah sangat mendukung untuk diterapkannya KM di BPPK.

Financial Education and Training Agency FETA is an Echelon I in Ministry of Finance MoF which has a major task to held trainings in the field of state finance. Regarding to the bureucracy reformation in MoF, there are some opportunities to strengthen the major function of FETA as stated above, so that FETA could play more important roles in terms of education and training. One of that opportunities is reforming FETA into corporate university or the technical unit which has a strategic role in improving the quality of the human resources in MoF. Furthermore, base on theory that one of the important elements that should exist in an organization to become a corporate university is knowledge management. The problem which occurs in FETA is that the organization does not have specific mechanisms to manage the knowledge. Moreover, to overcome that problem, the organization need to build a knowledge management system that allows each individual to share useful knowledge for the organization. As the first step, it needs a good preparation to lessen the failure in implementing it which is by measuring the readiness level of knowledge management implementation. Therefore, this study aims to measure the readiness level of knowledge management implementation in FETA in order to provide recommendations for improving the readiness of it. The readiness level is measured based on the variables mapping including Knowledge Management Infrastructure, Knowlege Management Enabler, and Knowledge Management Critical Success Factor and then mapped into the aspect of hard, soft and abstract. The data were collected by using a sample survey method which were gathered from the employees of FETA. The data are then analyzed descriptively and inferentially T test to get the description about the readiness level of FETA in implementing knowledge management. Based on this research, it can be concluded that FETA is at the receptive level of readiness in implementing knowledge management. It indicates that all the indicators in variabel infrastructure physical environment organizational culture, organizational structure leadership learning ability and motivation skills general knowledge and strategies KM, have been very supportive to the implementation of knowledge management in FETA"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
R.H. Revoldi
"ABSTRAK
Kemampuan Organisasi untuk menghasilkan produk baru merupakan kemampuan
yang sangat penting saat ini, karena lingkungan organisasi saat ini tems berubah
secara cepat. Perubahan dalam sistem sosial-ekonomi, perubahan mengenai
harapan dan kebutuhan dan keinginan pelanggan, mcrupakan kesempatan dan
lantangan yang hams dijawab oleh organisasi melalui produk dan jasa yang baru.
Inovasi mcrupakan upaya meugeksploitasi perubahan menjadi Sebuah kcscmpatan
bagi organisasi, atau bagaimana mcngcksploitasi ide baru secara sukses. lnovasi
mcnjadi scmakin penting karena ada hubungan yang signihkan antara tingkat
inovasi dengan tingkat kinerja organisasi. Namun demikian tidak semua inovasi
secaaa langsung meningkatkan kinerja, ada banyak kasus organisasi yang inovatif
tidak berkinerja balk.
Tugas akhir ini ingin menjawab tantangan di atas, yaitu bagaimana mengelola
sebuah proses inovasi. Pendekatan inisiatif managemen pcngetahuan digunakan
karcna, walaupun menghasilkan produk dan jasa baru merupakan hal yang
panting, namun jauh lebih penting adalah menciptakan pengetahuan baru yang
memungkinkan semua ilu terjadi. Karena aktivitas inovasi merupakan aktivitas
yang sarai dcngan pcngetahuan.

ABSTRACT
Study Program: Human Resources and Knowledge Mangement
Title : Building Innovation advantage through Knowledge Management
lnisiative on Training and Development Centre for Supervisory of
Finance and Development Supervisory Board.
Organizational Ability to create new product is a very important aspect in this
time. organizational environment change very quickly. Change in sosial-economy
system, changing in customer expectations and customer desires/needs can be
challenges and opportunities for the organization to create and to serve new
products or services.
Innovation is to exploit change become an opportunity to organization, or how to
exploit new idea successfully. Innovation becomes more important because there
was signifikan corelation between levels of innovation with organization
performance. But, not all innovation can directly improve organization
pertbrmance, there were many cases, that inovative organization had poor
performance.
This Final Script try to answer this challenge, how to manage an innovation
process in organization. Knowledge Management Initiative approach used
because, even create new service and product was important things, but there
much more important to create new knowledge to make all things happened.
There was a reason that innovation activities were full knowledge activities.

"
2007
T34050
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Zaky
"Proses manajemen pengetahuan (Knowledge Management Process) dan sistem manajemen pengetahuan (Knowledge Management System) merupakan proses dan media dalam mengelola pengetahuan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan yang memiliki tujuan untuk menjaga dan menyebarkan aset intelektual yang dimiliki sekaligus menjadi organisasi pembelajar (learning organization). knowledge management process dan knowledge management system merupakan bagian dari implementasi kebijakan Kemenkeu Corporate University yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2017, namun masih terdapat kendala dalam pelaksanaannya. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh dan hubungan antara knowledge management process, Penggunaan knowledge management system dan learning organization. Penelitian ini menggunakan pendekatan positivism, dimana menggunakan model UTAUT dalam menganalisis penggunaan KMS dan dimodifikasi dengan variabel knowledge acquisition, knowledge sharing dan knowledge application. Sedangkan dimensi-dimensi learning organization dari Watkins dan Marsick digunakan untuk menganailsis variabel learning organization. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dan sebarkan kepada pegawai BPPK yang telah mengikuti e-learning manajemen pengetahuan, hasilnya didapatkan 156 kuesioner yang kembali dan dapat dianalisis lebih lanjut. Pengolahan dan analisis inferensial menggunakan Partial Least Square Structural Equation Model (PLS SEM) dengan aplikasi SmartPLS versi 3.2.9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara knowledge sharing terhadap penggunaan KMS, penggunaan KMS terhadap learning organization, knowledge sharing dan knowledge application terhadap learning organization. Selain faktor knowledge sharing, faktor lain yang mempengaruhi penggunaan KMS adalah Social Influence dan Facilitating Condition.

The Knowledge Management Process and Knowledge Management System are processes and media in managing knowledge in the Financial Education and Training Agency which has the aim of maintaining and disseminating intellectual assets owned as well as becoming a learning organization. The Knowledge Management Process and Knowledge Management System are part of the implementation of the Ministry of Finance Corporate University policies that have been implemented since 2017, but there are still obstacles in their implementation. This research wants to know the influence and relationship between Knowledge Management Process, use of Knowledge Management System and Learning Organization. This study uses a positivism approach, where the UTAUT model used in analyzing the use of KMS and modified with Knowledge Acquisition, Knowledge Sharing and Knowledge Application variables. Meanwhile, the dimensions of the Learning Organization from Watkins and Marsick are used to analyze the learning organization variables. Data was collected using a questionnaire and distributed to BPPK employees who have participated in knowledge management e-learning, the results obtained 156 questionnaires that were returned and could be analyzed further. Inferential processing and analysis using Partial Least Square Structural Equation Model (PLS SEM) with SmartPLS application version 3.2.9. The results showed that there was a significant relationship between Knowledge Sharing on the use of KMS, the use of KMS on Learning Organizations, Knowledge Sharing and Knowledge Application on Learning Organizations. In addition to the Knowledge Sharing factor, other factors that influence the use of KMS are Social Influence and Facilitating Conditions."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
O`Dell, Carla
New York: Free Press, 1998
658.3 ODE i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gusni Hariyanto
"Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 164 Tahun 2017 tentang manajemen pengetahuan, mengamanatkan setiap Satuan atau Unit Perangkat Kerja Daerah (SKPD/UKPD) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk melaksanakan manajemen pengetahuan (KM). Pelaksanaanya melalui sebuah sistem manajemen pengetahuan (KMS) yang dikoordinasikan oleh Badan Pengelola Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM). Sebelum sebuah organisasi menerapkan KMS, perlu diketahui terlebih dahulu kesiapan KM organisasi tersebut. Hal ini untuk mengurangi adanya risiko kegagalan implementasi KMS. Saat ini BPSDM belum mengetahui tingkat kesiapan manajemen pengetahuannya. Oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran tingkat kesiapan KM di BPSDM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapan KM sebelum mengimplementasikan KMS. Selain itu penelitian ini memberikan rekomendasi perbaikan jika terdapat faktor KM yang belum siap. Tingkat kesiapan ini diukur berdasarkan pemetaan variabel KM critical Success Factor (KMCSF) ke dalam aspek abstract, soft, dan hard. Data penelitian dikumpulkan menggunakan metode survey terhadap sampel pegawai BPSDM. Kemudian dihitung rata-rata kesiapan setiap faktor, serta dianalisis untuk mendapatkan rekomendasi dalam meningkatkan kesiapan KM. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa nilai kesiapan KM BPSDM 75,7% atau level receptive. Hal ini mengindikasikan BPSDM telah siap dalam penerapan KM. Meskipun secara keseluruhan tingkat kesiapan pada level receptive, namun terdapat faktor yang masih perlu ditingkatkan kesiapannya yaitu faktor organisasi.

DKI Jakarta Provincial Governor Regulation No. 164 of 2017 on knowledge management, mandates every Unit or Unit of Local Working Units (SKPD / UKPD) and Regional Owned Enterprises (BUMD) to implement knowledge management (KM). Implementation through a knowledge management system (KMS) coordinated coordinated by the Agency for Human Resource Development (BPSDM). Before an organization implements KMS, it is important to know in advance the readiness of the organization's KM. This is to reduce the risk of failure of KMS implementation. Currently BPSDM not yet know the level of readiness of knowledge management. Therefore, it is necessary to measure the level of readiness of KM in BPSDM. This study aims to determine the level of readiness of KM before implementing KMS. In addition, this study provides recommendations for improvement if there are factors that are not ready KM. This level of readiness is measured by mapping KM critical Success Factor (KMCSF) variables into abstract, soft, and hard aspects. The data were collected using survey method of BPSDM employee sample. Then calculated the average readiness of each factor, and analyzed to get recommendations in improving the readiness of KM. Based on this research note that the readiness value of KM BPSDM 75,7% or receptive level. This indicates that BPSDM is ready for KM implementation. Despite the overall level of readiness at the receptive level, there are still factors that need to be improved in the readiness of organizational factors."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>