Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171514 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bahtiar Syahroni
"Energi listrik menjadi energi yang paling sering digunakan karena proses pembangkitannya yang mudah, dapat dikonversi menjadi bentuk energi lain serta dapat dengan mudah disimpan. Salah satu metode penyimpanan energi listrik yang paling terkenal saat ini adalah baterai. Baterai memiliki keunikan selain dapat menyimpan energi, baterai juga dapat menghasilkan energi melalui proses kimia di dalamnya. Dalam pemilihan baterai ada beberapa faktor yang perlu disesuaikan dengan spesifikasi desain yaitu harga, usia, berat, volume, temperatur, sensitivitas dan akses pemeliharaan. Ada 2 tipe baterai yang biasa digunakan yaitu lithium ion dan lead acid. lithium ion memiliki spesifikasi lebih baik dari pada lead acid, namun dengan biaya yang lebih mahal. Lead acid cocok digunakan untuk aplikasi permanen on site dan aplikasi yang tidak mementingkan effiensi. Baterai memerlukan sistem kontrol supaya mampu bekerja dengan baik dan handal yang disebut (Battery Management System) BMS. Salah satu aspek BMS adalah pemantauan (State of Charge) SOC. Salah satu metode estimasi SOC adalah internal resistance. Penelitian dimulai dengan mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi State of Charge, membuat desain rangkaian, simulasi rangkaian. realisasi printed circuit board hasil simulasi, pengukuran tegangan dan arus dan validasi hasil pengukuran dengan membandingkannya dengan hasil pengukuran dari modul NI 9206
Electrical energy is the energy that is most often used because the generation process is easy, can be converted into other energy and can be stored easily. One of the most popular methods of storing electrical energy today is the battery. Batteries are unique in addition to being able to store energy, batteries can also produce energy through chemical processes in them. In selecting a battery there are several factors that need to be adjusted to the design specifications, namely price, age, weight, volume, temperature, sensitivity and access to maintenance. There are 2 types of batteries commonly used, namely lithium ion and lead acid. lithium ion has better specifications than lead acid, but at a higher cost. Lead acid is suitable for permanent on-site and non-efficiency applications. Batteries require a control system to be able to work properly and reliably called (Battery Management System) BMS. One aspect of BMS is (State of Charge) SOC Supervision. One method of estimating SOC is internal resistance. The research begins by identifying the factors that affect the State of Charge, making circuit designs, circuit simulations. realization of printed circuit board simulation results, measurement of voltage and current and validation of measurement results by comparing them with measurement results from INI 9206 module."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heinz Kristian Pramono
"Perkembangan teknologi renewable energy dan mobile energy storage menyebabkan peningkatan kebutuhan akan suatu media penyimpan daya dengan kualitas dan kapasitas tinggi. Selain kualitas dari media penyimpan daya, dibutuhkan juga suatu sistem manajemen daya untuk memonitor penggunaan daya baterai. Untuk memonitor penggunaan daya baterai tersebut, diperlukan suatu metoda pembacaan level kapasitas baterai yang akurat dan keandalan tinggi. Hambatan dalam baterai merupakan sebuah sifat resistif dalam baterai yang dapat digunakan untuk menentukan level kapasitas baterai. Dalam penelitian ini akan dibahas tentang korelasi pengukuran hambatan dalam baterai dengan level kapasitas daya tersisa pada baterai, kemudian korelasi antara pengukuran hambatan dalam baterai dengan level kapasitas daya dinyatakan dalam bentuk grafik state of charge vs hambatan dalam baterai, dimana besar nilai hambatan dalam baterai per sel adalah 10 milliOhm ketika SoC 100 dan 330 miliohm ketika SoC 61,5 , grafik korelasi dapat dilihat pada bab 4. Mengacu pada grafik hasil penelitian, ditemukan setiap peningkatan nilai hambatan dalam baterai akan berkorelasi terhadap penurunan level kapasitas daya baterai yang tersisa.

By the advancement of renewable energies and mobile energy storages, the needs of high quality and high capacity batteries are increasing. Simultaneously, the improvement of battery management systems is inevitable, hence to improve the quality of battery management system, the accuracy of power capacity measurement is required. Battery internal resistance measurement is a new method to measure battery rsquo s power capacity. This thesis will discuss about the correlation of battery internal resistance and the power capacity, also the accuracy of the measurement. The correlation between battery internal resistance and the battery capacity shown in state of charge vs internal resistance line graphic, where the battery rsquo s cell internal resistance measured are 10 milliOhms for SoC 100 and 330 milliOhms for SoC 61,5 , the correlation are shown on the graphic at chapter 4. Based on the experiments, for every increment of battery rsquo s internal resistance correlates with the reduction of Battery rsquo s State of Charge values."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Saifullah Reksoprodjo
"Tegangan dari baterai yang digunakan pada sebuah perangkat perlu dipantau untuk menjaga isi daya yang dimiliki oleh baterai. Memonitor tiap-tiap sel yang digunakan pada sistem baterai merupakan fungsional utama dari sebuah Battery Management System. Pembacaan State of Charge pada baterai dapat dilakukan menggunakan berbagai macam metode. Menggunakan sistem yang sederhana dalam operasional dari perangkat merupakan tujuan utama untuk dapat mencakup segala golongan dalam penggunaan kendaraan listrik yang ramah lingkungan. Penggunaan sebuah perangkat mikrokontroler yang hanya membutuhkan tegangan rendah untuk membaca baterai yang memiliki tegangan relatif jauh diatas tegangan yang dapat diterima oleh mikrokontroler memerlukan sebuah sistem konversi sehingga dapat dibaca secara akurat namun tidak merusak mikrokontroler tersebut.

The voltage from the battery used in an application needs to be monitored to maintain the battery's charge. Monitoring every cell used in the battery system is the main function of a Battery Management System. State of Charge readings on the battery can be done using a variety of methods. Using a simple system in the operation of the device is the main goal to be able to cover all groups in the use of environmentally friendly electric vehicles. The use of a microcontroller device that only requires a low voltage to read a battery that has a voltage relatively far above the voltage that can be accepted by the microcontroller requires a conversion system so that it can be read accurately but does not damage the microcontroller."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Iwan Wahyuddin
"State of Charge (SoC) baterai merupakan parameter yang digunakan untuk mengetahui keadaan isi baterai, dan dijadikan pedoman untuk memantau kapasitas terkini dari baterai. Estimasi nilai SoC menjadi sulit dilakukan karena adanya ketidaklinieran dalam reaksi kimia baterai ditambah SoC tidak dapat diukur secara langsung. SoC dapat diperoleh melalui nilai resistansi internal baterai yang saling berkorelasi sesuai dengan besaran tegangan terminal dan tegangan open circuit yang terjadi karena adanya arus baik saat proses charging maupun discharging. Modifikasi metode coulomb counting dalam memperoleh nilai resitansi internal adalah mudah dilakukan melalui pendekatan persamaan yang didapatkan melalui interpolasi dari data hasil eksperimen. Metode ini berhasil mendapatkan korelasi antara nilai SoC terhadap resistansi internal untuk dua keadaan yaitu charging dan discharging. Proses estimasi nilai SoC, dilakukan dengan cara mengestimasi nilai SoC saat terjadinya efek recovery untuk mendapatkan nilai maksimum/minimumnya selama periode tertentu.Metode yang dikembangkan berhasil mengestimasi nilai SoC bateri dengan pengukuran secara tidak langsung melalui resistan dalam baterai di saat proses charging atau discharging.

Battery State of Charge (SoC) is a parameter used to determine the state of charge battery, and is used as a guideline for monitoring the current capacity of the battery. Estimating the value of SoC becomes difficult because of the nonlinearity in the reaction battery chemistry plus SoC cannot be measured directly. SoC can be obtained through the value of the internal resistance of the battery which is correlated according to the magnitude of the terminal voltage and the open circuit voltage that occurs due to the battery current both during the charging and discharging process. Modification of the coulomb counting method in obtaining internal resistance values ​​is easily done through the equation approach obtained through interpolation of experimental data. This method succeeded in obtaining a correlation between the SoC value and the internal resistance for two conditions, namely charging and discharging. Estimating the SoC value, by looking at the initial SoC value when the effect recovery occurs to get the maximum/minimum value for a certain period. The method developed has succeeded in estimating the SoC value of a battery by indirectly measuring the resistance in the battery during the charging or discharging process"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathanael Eugene Kristantio
"Tidak seperti alat penyimpanan energi lain; contohnya kompresor udara yang langsung mengeluarkan hampir semua kapasitas energinya pada awal pengunaan, atau kapasitor, yang kecepatan laju pelepasan energinya turun sebanding dengan jumlah energi yang tersimpan; sebuah baterai lead-acid memiliki laju pelepasan energi yang relatif tetap stabil dari kapasitas penuh, sampai kapasitasnya hampir habis. Ketika sebuah baterai lead-acid kapasitasnya hampir habis, maka baterai akan mencapai titik deep discharge, Dimana hambatan internalnya akan dengan cepat meningkat, sehingga menghambat laju pelepasan energi dan menimbulkan peningkatan entropi. Namun, semakin sering baterai lead-acid digunakan dalam proses discharge cycle, maka baterai tersebut akan mengalami degradasi, sehingga laju pelepasan energinya akan menjadi terganggu dan mengakibatkan hambatan internal meningkat terlalu awal. Maka dalam penelitian ini, sebuah baterai lead-acid baru dan baterai lead-acid lama diberikan beban yang sama, untuk membandingkan pengeluaran tegangan, arus, dan juga suhu mereka dari kapasitas penuh 100% sampai kapasitas habis, agar kondisi keseluruhan baterai lead-acid lama tersebut dapat dibandingkan dengan baterai lead-acid baru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baterai lead-acid baru kehilangan tegangan dan arus secara lebih linear dibanding lead-acid lama dan tidak sesuai literatur, sehingga mengakibatkan baterai lead-acid baru titik deep discharge­ nya sulit diamati dan mengakibatkan baterai kehilangan energi lebih cepat dibandingkan baterai lead-acid­ lama.

Unlike other energy storage devices; for example an air compressor which immediately releases almost all of its energy capacity at the start of use, or a capacitor, whose energy release rate decreases in proportion to the amount of energy stored; A lead-acid battery has a relatively stable rate of energy release from full capacity, until its capacity is nearly exhausted. When a lead-acid battery's capacity is nearly exhausted, it will reach a state of deep discharge, where its internal resistance will rapidly increase, thereby inhibiting the rate of energy release and causing an increase in entropy. However, as a lead-acid battery experiences more and more discharge cycles, the battery will degrade, so its rate of energy release will be disturbed and cause the internal resistance to increase too early. In this study, a new lead-acid battery and a used lead-acid battery were given the same load to compare their voltage, current and temperature output from 100% full capacity until the capacity was exhausted, so that the overall condition of the used lead-acid battery can be compared to a new lead-acid battery. The research results show that new lead-acid batteries lose current and voltage completely unlike previous observations, in a much more linear fashion compared to used lead-acid batteries. This linear loss causes the new battery to have a much more difficult to observe deep discharge point, and also causes it to lose power faster than the used battery."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Derry Rifqi Septian Nugraha
"Baterai lead-acid merupakan salah satu penyimpanan energi listrik untuk energi terbarukan. Harga baterai yang relatif murah, efisiensi listrik yang baik sekitar 70%, dapat bekerja dengan baik pada suhu rendah dan tinggi, serta komponen sel yang mudah didaur ulang menyebabkan baterai ini sangat menjanjikan keadaan muatan merupakan salah satu parameter penting dalam baterai. Selain itu, estimasi keadaan muatan juga diperlukan untuk membantu memprediksi siklus pengisian pada baterai sehingga dapat memperlama umur dari baterai lead-acid. Terdapat banyak metode dalam pengestimasian keadaan muatan. Pada studi ini, keadaan muatan pada baterai lead-acid diestimasikan menggunakan metode perhitungan Coulomb dan FFNN. Kedua hasil estimasi tersebut dibandingkan untuk melihat tingkat efisiensi dari masing-masing metode. Hasil studi ini menunjukkan bahwa metode FFNN lebih baik daripada metode perhitungan coulomb dengan selisih nilai kesalahan sebesar 5,56% pada masukkan data percobaan dan 0.46% pada masukkan data simulasi.

The lead-acid battery is one of the type of renewable energy storage. It cheaps price, good electricity-effisiense around 70%, work well at low and high temperatures, and the cell components are easily recycled cause this battery is very promising for the future. The state of charge is one of the essential parameters in the battery. Besides, an estimated state of charge is also needed to predict the battery charging cycle so that it can improve the lifetime of the lead-acid battery. There are many methods in estimating the state of charge. In this study, the state of charge on lead-acid batteries is estimated using the Coulomb counting and feed-forward neural network method. The two estimation results are compared to see the level of efficiency of each method. The resulst of this study show that the feed-forward neural network method is better than the Coulomb Counting method with a ratio of 5,56% on the first input and 0,46% on the second input.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiz Husnayain
"A proper charging and an accurate battery State of Charge (SOC) method are essential for having optimum utilization of a battery. The proper way of charging is compulsory to extend battery life and prevent it from being damaged. Three-step charge, which consist of two constant current and a constant voltage, is a charging method that speed up charging time of 10 units lead acid batteries with total capacity of 4.94Ah that connected in series up to 6.97% compare with two-step charge and prevents them being overcharged. Constant voltage discharge also provided by the half-bridge in this thesis.
The SOC estimation in this thesis use Neural Network method, then compare with Open Circuit Voltage (OCV) prediction method and coulometric counting method. Experiment results show that the system could implement three-step method without any problem and the SOC estimation shows accurate measurements with maximum average percentage error no more than 0.893%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35498
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Utami
"Karakteristik setiap baterai berbeda satu dan lainnya, tergantung pada kondisi pengoperasian (tipe dan kelajuan pelepasan muatan baterai serta ambien temperatur) dan kondisi baterai (jenis dan keadaan baterai). Perbedaan karakteristik ini mengakibatkan waktu pelepasan muatan/ discharge masingmasing baterai juga akan berbeda. Biasanya, untuk memperoleh informasi waktu discharge baterai diperlukan serangkaian test yang rumit, yang akan membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang tidak sedikit. Karena alasan tersebut, maka diperlukan cara yang lebih mudah dan efisien bagi pengguna baterai dalam memperoleh informasi waktu discharge, yang dapat diaplikasikan ke berbagai variasi operasi dan kondisi baterai.
Pada tulisan ini ditampilkan sebuah pendekatan menggunaan grafik hubungan antara tegangan discharge dan waktu discharge pada baterai Valve Regulated Lead Acid (VRLA) tipe gel dengan kapasitas 100 Ah dan tegangan 12 volt, yang di-discharge menggunakan arus konstan dengan kelajuan pelepasan muatan (discharge-rate) 10 jam dan 20 jam pada temperatur 25°C dan 40°C, untuk memperoleh perkiraaan SOC (state of charge) pada saat discharge dan perkiraan sisa waktu pelepasan muatan (discharge reserve time).

Characteristics of each battery is different one and other, depending on the operating conditions (battery discharge type and rate and ambient temperature) and the battery conditions (battery type and health). Differences in these characteristics result the discharge time for each battery will also be different. Usually, to obtain information about battery's discharge time required a series of complicated tests, which will spend much time, effort and cost. For this reason, it is necessary to get the easier and more efficient way for users to obtain information on the battery discharge time, which can be applied to a wide variety of operations and battery conditions.
This paper presents an approach using the graph that shown a relationship between discharge voltage and discharge time of Valve Regulated Lead Acid (VRLA) gel battery (100 Ah and 12 volts), in constant current discharge and discharge-rate 10 hours and 20 hours at temperature of 25°C and 40°C, to obtain the SOC (state of charge) and discharge reserve time estimation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35360
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riry Rizky Arumdina
"Baterai merupakan komponen penting pada pembangkitan yang menggunakan sumber energi terbarukan (energi surya).Sehingga pemilihan baterai yang digunakan harus sesuai dengan kondisi PLTS. Untuk menentukan baterai yang tepat untuk digunakan maka perlu diketahui karateristik baterai dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja dan umur pakai baterai. Baterai merupakan komponen yang mahal dimana harganya sekitar 40% dari biaya pembangunan system fotovoltaik. Salah satu pengujian yang dapat memperkirakan umur baterai tersebut adalah dengan melakukan pengujian kapasitas awal, uji ketahanan siklus, dan pengujian kapasitas sisa.
Pengujian dilakukan terhadap 3 contoh uji baterai dengan laju pelepasan dan pengisian berbeda.Metode perkiraan umur pakai baterai dilakukan melalui pendekatan matematik dengan bantuan software yaitu pendekatan eksponensial, pendekatan logaritma, dan pendekatan pangkat.
Didapatkan umur perkiraan adalah 7.21 tahun untuk sampel kedua dengan pendekatan pangkat dan 4.63 tahun untuk sampel ketiga dengan pendekatan eksponensial.Untuk sampel pertama tidak didapatkan prediksi umur karena perlakuan kapasitasnya tidak sesuai dengan teori.

The battery is an important component in the generation that use renewable energy sources, especially solar energy. So the selection of used batteries must be in accordance with the conditions of electric solar system. To determine the correct battery to be used then people need to know the battery characteristics and other factors that can affect the performance and lifetime of the battery. Batteries are expensive component which cost about 40% of the cost of construction of the photovoltaic system.
The test that can estimate the battery life is by testing the initial capacity, cycle endurance test, and testing of remaining capacity. Tests carried out on three samples test the battery and charging different release rates. The method estimates the battery life time is done through a mathematical approach with the help of software that is exponential approach, logarithmic approach, and power approach.
Obtained approximate age is 7.21 years for the second sample with the power approaches and 4.63 years for the third sample with the exponential approaches. For the first sample was not obtained life prediction because of the treatment capacity is not in accordance with the theory.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47153
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Akbar Barrinaya
"Lead-acid battery atau accu merupakan perangkat kimia untuk penyimpan listrik[1]. Pengguaannya yang semakin meningkat didunia terutama dibidang otomotif yang digunakan sebagai perangkat penyimpan listrik sejalan dengan semakin meningkatnya produksi otomotif itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa limbah accu pun semakin meningkat, pengolahan limbah accu yang banyak di Indonesia saat ini yaitu dengan menggunakan proses pyrolisis yang mana memiliki dampak bahaya yang tinggi akan pencemaran lingkungan oleh limbah timba dari accu. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengolahan limbah accu dengan metode hydrolisis yang lebih ramah lingkungan. Dengan memperbaiki kemampuan penyimpanan listrik pada accu agar dapat digunakan kembali. Pelarutan lapisan timbal sulphat (PbSO4) pada elektroda accu merupakan metode yang digunakan pada penelitian ini. Pelarutan dilakukan dengan menggunakan larutan NaCl jenuh. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa larutan NaCl jenuh ini mampu melarutkan lapisan timbal sulphat pada elektroda accu, dari data yang didapat pada penelitian ini kemampuan penyimpanan listrik accu dapat diperbaiki menjadi 2.253Ah dari posisi awal 0.188Ah.

Lead-acid battery are chemical devices for electrical storage[1]. Lead-acid battery application is increasing especially in automotive industry that is used for power storage device, accordance with the increasing automotive production. This indicates that the waste of batteries is increasing, a lot of waste batteries in Indonesia at this time is recycle used pyrolisis process which have a high impact of environmental pollution hazards by lead from waste batteries. Therefore, this study aims to process waste batteries using hydrolisis method which more environmentally friendly. By improving the ability of electricity storage in batteries that can be reused. Dissolution of lead sulphat (PbSO4) layer on the electrode batteries is the method used in this study. Dissolution performed using saturated NaCl solution. From the results of this study indicate that saturated NaCl solution is capable of dissolving lead sulphat (PbSO4) layer on the electrode lead sulphat batteries, from the information obtained in this study was the ability of electric storage batteries can be repaired from 0.188Ah to 2.253Ah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44169
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>