Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84240 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lifia Vania
"Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) hadir untuk menangani ulkus venosum dengan baik dan menghindari terjadinya infeksi atau amputasi. NPWT menggunakan tekanan negatif untuk mengalirkan luka eksudat (cairan/sel yang keluar dari pembuluh darah) dan mempengaruhi bentuk dan pertumbuhan permukaan jaringan tubuh dengan mempercepat penyembuhan ulkus venosum dibandingkan dengan teknik konvensional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendesain PCB untuk alat NPWT sehingga alat bisa berfungsi untuk mempercepat penyembuhan ulkus venosum. Untuk mendesain PCB tersebut, software yang digunakan adalah Eagle dan Easyeda. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa desain PCB tersebut mampu mengintegrasikan seluruh komponen elektronika sehingga membuat NPWT memiliki tingkat keakuratan yang tinggi dari segi sensor memiliki akurasi 99.5% namun memiliki kelemahan di timer yaitu timer alat lebih cepat 1.5 detik dibandingkan dengan waktu sebenarnya. Tekanan juga relatif stabil baik mode continuous dan intermiten dimana nilai error dari tekanan dari mode continuous baik sensor dan Gas Pressure Analyzer sangat kecil, yaitu -0.22% (sensor) dan -1.03% (Gas Pressure Analyzer). Nilai error dari tekanan pada mode intermiten baik sensor dan Gas Pressure Analyzer terbilang sangat kecil, yaitu 0.72% (sensor) dan 0.41% (Gas Pressure Analyzer). Alat NPWT yang dirancang mampu mengoperasikan tekanan -100 mmHg hingga -125 mmHg sehingga diharapkan alat yang dirancang mampu mempercepat penyembuhan luka akibat ulkus venosum.

Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) is here to treat venous ulcers properly and avoid infection or even having to be amputated. NPWT uses negative pressure to drain wound exudate (fluid/cells coming out of blood vessels) and affects the shape and growth of body tissue surfaces by accelerating wound healing of venous ulcers compared to conventional techniques. The purpose of this research is to design a for NPWT so that it can heal venous ulcers faster. To design the PCB, the software that will be used is Eagle and Easyeda. Researchers hope that the PCB design is able to make NPWT have a high level of accuracy in performing chronic wound healing. The results of the study indicate that the PCB design can integrate all electronic components so that the NPWT has a high level of accuracy whereas sensor has an accuracy of 99.5% but this NPWT has a weakness in the timer, NPWT device is 1.5 seconds faster than the actual time. The pressure is relatively stable in both continuous and intermittent therapy where the error value of the pressure from the continuous mode for both the sensor and the Gas Pressure Analyzer is very small, -0.22% (sensor) and -1.03% (Gas Pressure Analyzer). The error value of pressure in intermittent mode for both the sensor and the Gas Pressure Analyzer is very small, 0.72% (sensor) and 0.41% (Gas Pressure Analyzer). The NPWT device designed can operate at a pressure of -100 mmHg to -125 mmHg, so it is hoped that the designed tool can accelerate wound healing due to venous ulcers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Davida
"Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) merupakan sistem terapi yang menggunakan tekanan negatif untuk membersihkan luka dari cairan eksudat serta bakteri yang mungkin masih ada di dalam bagian luka, serta juga meningkatkan aliran darah ke dalam bagian luka dan meningkatkan proliferasi sel untuk mempercepat pemulihan. Oleh karena itu, terapi ini berpotensi lebih efektif dalam membantu mengobati berbagai jenis luka, seperti luka ulkus yang disebabkan oleh diabetes daripada teknik konvensional. Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk membuat rangkaian kontrol purwarupa alat NPWT menggunakan Arduino UNO sebagai mikrokontroler. Hal tersebut dilakukan dengan menulis kode dalam bahasa C++ pada software Arduino IDE yang kemudian di-upload ke dalam board Arduino UNO, yang kemudian dihubungkan kepada perangkat pendukung seperti push button, LCD, Motor driver L298N, pompa tekanan negatif, dan sensor MPXV4115VC6U. Pengujian purwarupa dilakukan dengan menyalakan alat selama 30 menit dalam tekanan negatif 85, 75, dan 125 mmHg. Hasil dari penelitian adalah purwarupa alat NPWT mampu menjalankan terapi selama 30 menit dan mencapai ketiga tekanan setting tersebut secara konsisten dengan error output tekanan negatif rata-rata 0,45% untuk mode continuous dan 0,96% untuk mode intermittent pada setting 85 mmHg, -0,22% untuk mode continuous dan -0,59% untuk mode intermittent pada setting 75 mmHg, serta -0,20% untuk mode continuous dan -1,50% untuk mode intermittent pada setting 125 mmHg. Pengujian menggunakan alat wound phantom dengan tekanan 85 mmHg memperlihatkan error output tekanan negatif rata-rata -0,56% untuk mode continuous dan -0,20% untuk mode intermittent. Melalui sensor MPXV4115VC6U, alat juga mampu mendeteksi tekanan dengan akurasi 99,46%, dan fungsi timer yang menggunakan internal clock mikrokontroler mampu menjalani terapi tepat waktu dengan deviasi rata-rata 0,05% dari setting waktu yang ditetapkan. Melalui penelitian ini, dibuktikan bahwa Arduino UNO mampu digunakan sebagai mikrokontroler untuk menjalankan alat NPWT dengan efektif.

Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) is a wound therapy system which utilizes negative pressure to clean wound areas from exudate and bacteria, as well as to increase blood flow in order to induce cell proliferation and accelerate healing. This therapy is potentially more effective at assisting the regeneration of wounds, such as diabetic ulcers, compared to other conventional methods. The purpose of this research is to create a control circuit for an NPWT prototype using Arduino UNO as its microcontroller. This is done by writing code into the Arduino IDE software and uploading it into the Arduino UNO board, which has been connected to various supporting components such as push buttons, LCD, Motor Driver L298N, a negative pressure pump, and the pressure sensor MPXV4115VC6U. Testing of the prototype is done by turning the device on for 30 minutes with the negative pressure setting 85, 75, and 125 mmHg. Result of this test is that the NPWT prototype is capable of performing therapy with the aforementioned settings very well, with an average pressure error of 0.45% for the continuous mode and 0.96% for the intermittent mode at 85 mmHg, -0.22% for the continuous mode and -0.59% for the intermittent mode at 75 mmHg, as well as -0.20% for the continuous mode and -1.50% for the intermittent mode at 125 mmHg. Simulation by using a wound phantom resulted in the average pressure errors -0.56% for the continuous mode and -0.20% for the intermittent mode. Using the sensor MPXV4115VC6U, the prototype is able to detect pressure with an average of 99.46% accuracy, and the timer function, which uses the microcontrollers internal clock, is able to keep the timing of the therapy session with a 0.05% average deviation from the intended time setting. From these findings, it can be concluded that Arduino UNO is a microcontroller which is perfectly suitable to run an NPWT device effectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Davida
"Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) merupakan sistem terapi yang menggunakan tekanan negatif untuk membersihkan luka dari cairan eksudat serta bakteri yang mungkin masih ada di dalam bagian luka, serta juga meningkatkan aliran darah ke dalam bagian luka dan meningkatkan proliferasi sel untuk mempercepat pemulihan. Oleh karena itu, terapi ini berpotensi lebih efektif dalam membantu mengobati berbagai jenis luka, seperti luka ulkus yang disebabkan oleh diabetes daripada teknik konvensional. Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk membuat rangkaian kontrol purwarupa alat NPWT menggunakan Arduino UNO sebagai mikrokontroler. Hal tersebut dilakukan dengan menulis kode dalam bahasa C++ pada software Arduino IDE yang kemudian di-upload ke dalam board Arduino UNO, yang kemudian dihubungkan kepada perangkat pendukung seperti push button, LCD, Motor driver L298N, pompa tekanan negatif, dan sensor MPXV4115VC6U. Pengujian purwarupa dilakukan dengan menyalakan alat selama 30 menit dalam tekanan negatif 85, 75, dan 125 mmHg. Hasil dari penelitian adalah purwarupa alat NPWT mampu menjalankan terapi selama 30 menit dan mencapai ketiga tekanan setting tersebut secara konsisten dengan error output tekanan negatif rata-rata 0,45% untuk mode continuous dan 0,96% untuk mode intermittent pada setting 85 mmHg, -0,22% untuk mode continuous dan -0,59% untuk mode intermittent pada setting 75 mmHg, serta -0,20% untuk mode continuous dan -1,50% untuk mode intermittent pada setting 125 mmHg. Pengujian menggunakan alat wound phantom dengan tekanan 85 mmHg memperlihatkan error output tekanan negatif rata-rata -0,56% untuk mode continuous dan -0,20% untuk mode intermittent. Melalui sensor MPXV4115VC6U, alat juga mampu mendeteksi tekanan dengan akurasi 99,46%, dan fungsi timer yang menggunakan internal clock mikrokontroler mampu menjalani terapi tepat waktu dengan deviasi rata-rata 0,05% dari setting waktu yang ditetapkan. Melalui penelitian ini, dibuktikan bahwa Arduino UNO mampu digunakan sebagai mikrokontroler untuk menjalankan alat NPWT dengan efektif.

Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) is a wound therapy system which utilizes negative pressure to clean wound areas from exudate and bacteria, as well as to increase blood flow in order to induce cell proliferation and accelerate healing. This therapy is potentially more effective at assisting the regeneration of wounds, such as diabetic ulcers, compared to other conventional methods. The purpose of this research is to create a control circuit for an NPWT prototype using Arduino UNO as its microcontroller. This is done by writing code into the Arduino IDE software and uploading it into the Arduino UNO board, which has been connected to various supporting components such as push buttons, LCD, Motor Driver L298N, a negative pressure pump, and the pressure sensor MPXV4115VC6U. Testing of the prototype is done by turning the device on for 30 minutes with the negative pressure setting 85, 75, and 125 mmHg. Result of this test is that the NPWT prototype is capable of performing therapy with the aforementioned settings very well, with an average pressure error of 0.45% for the continuous mode and 0.96% for the intermittent mode at 85 mmHg, -0.22% for the continuous mode and -0.59% for the intermittent mode at 75 mmHg, as well as -0.20% for the continuous mode and -1.50% for the intermittent mode at 125 mmHg. Simulation by using a wound phantom resulted in the average pressure errors -0.56% for the continuous mode and -0.20% for the intermittent mode. Using the sensor MPXV4115VC6U, the prototype is able to detect pressure with an average of 99.46% accuracy, and the timer function, which uses the microcontrollers internal clock, is able to keep the timing of the therapy session with a 0.05% average deviation from the intended time setting. From these findings, it can be concluded that Arduino UNO is a microcontroller which is perfectly suitable to run an NPWT device effectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartono Haryadi
"ABSTRAK
Waktu tunda serta panjang antrian maksimum adalah dua hal yang perlu diperhatikan dalam merancang atau mengevaluasi suatu jaringan komunikasi data.
Dalam penelitian ini dibahas suatu pembuatan model simulasi dari rangkaian seri dan paralel dua buah M/M/1. Model ini diharapkan dapat dipergunakan untuk membuat suatu rangkaian umpan balik. Dan pada akhirnya nanti jika semua rangkaian dasar ini digabungkan akan membentuk suatu jaringan paket yang kompleks, sesuai dengan keadaan sebenarnya."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Olga Aanisa Putri
"Pada era digital, internet seakan menjadi kebutuhan primer bagi manusia. Penggunaan internet khususnya internet nirkabel memiliki jangkauan sinyal yang terbatas dan pasti akan mendapat gangguan sinyal yang lebih besar dibanding jaringan dengan kabel karena penghalang berupa materi padat seperti dinding dan gedung tinggi yang juga dapat melemahkan sinyal dari jaringan internet nirkabel tersebut. Dengan menggunakan Power Line Communication (PLC), maka pentransmisian sinyal akan lebih baik karena sinyal internet ditumpangkan pada sinyal powerline dan pengiriman data dilakukan dengan menumpangkan sinyal data tersebut ke sinyal listrik pada jaringan listrik yang sudah ada. Namun, penggunaan saluran listrik AC juga berpotensi mendapatkan disturbansi yang ditimbulkan oleh sistem lain yang terhubung pada jaringan (open circut) yang sama seperti peralatan rumah tangga yang menggunakan sistem inverter, pemanas induksi, lampu fluorosen serta beban non linier, perangkat dengan prinsip kerja motor, dan sakelar catu daya yang umumnya terjadi pada rentang frekeunsi 2-150 Khz (Supraharmonik). Alat-alat tersebut menjadi pembangkit disturbansi elektromagnet yang dapat menyebabkan gangguan tingkat transmisi pada sistem PLC dengan menimbulkan malfungsi karena pengiriman data yang terpotong atau tidak sepenuhnya terkirim. Setiap alat menghasilkan tingkat dan frekuensi disturbansi yang berbeda. Sehingga, untuk mengetahui pengaruh disturbansi pada suatu frekuensi tertentu terhadap jaringan PLC, dilakukan penginjeksian disturbansi single frequency pada rentang 2-80 khz dan diamati pengaruhnya terhadap unjuk kerja PLC. Berdasarkan Hasil pengujian, disturbansi single frequency mempengaruhi unjuk kerja PLC dengan rata-rata peningkatan data lost sebesar 6,89% dibandingkan sebelum injeksi disturbans diberikan. Tren pengingkatan data lost juga dipengaruhi oleh radius antara transmitter dan receiver PLC dengan rata-rata peningkatan sebesar 22,16% setiap peningkatan radius 10 meter.

In the digital era, internet seems to be a primary need for humans. The use of the internet, especially wireless internet, has a limited signal coverage and will definitely receive greater signal interference than wired networks because barriers in the form of materials such as walls and tall buildings can also weaken the signal from the wireless internet network. By using Power Line Communication (PLC), signal transmission will be better because the internet signal is superimposed on the powerline signal and data transmission is carried out by superimposing the data signal on the existing power grid. However, the use of AC power also has the potential to be affected by disturbances caused by other systems that connected to the same network (open circuit), such as household appliances that use inverter systems, induction heaters, fluorocene lamps, non-linear loads, devices with motor working principles, and power supply switches which generally occurs in the 2-150 Khz frequency range (Supraharmonic). These devices generate electromagnetic disturbances which can cause interference with the transmission rate of the PLC system and malfunctions due to interrupted or undeliverable data transmission. Each instrument produces a different level and frequency of disturbance. Thus, to determine the effect of the disturbance at a certain frequency on the PLC network, a single frequency disturbance was injected in the range 2-80 kHz and the effect was observed on the performance of the PLC network. Based on the test results, single frequency disturbance affects the PLC network performance with an average increase in lost data by 6.89% compared to before disturbance injection was given. The trend of increasing the lost data is also influenced by the radius between the transmitter and the PLC receiver with an average increase of 22.16% for every 10 meter radius increase."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinariwala, Bharat
New York : John Wiley & Sons, 1973
621.319 KIN l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ryder, John D. (John Douglas)
Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall, 1973
621.319 2 RYD i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Budak, Aram
Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, 1978
621.319 2 BUD c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Budak, Aram
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
R 621.381 BUD s
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Belove, Charles
Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha, 1976
621.319 2 BEL s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>