Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142196 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Akbar
"Biaya baja lambung adalah sekitar 20% dari total biaya kapal (design of ship hull structure). Meminimalkan penggunaan material dengan proses optimasi dengan tetap menjaga standar aturan kelas dapat berdampak keuntungan besar baik dari produksi maupun operasional kapal. Optimasi struktur dilakukan yaitu optimasi jumlah dan jenis stiffener dengan metode upgrade. Metode optimasi ini mendefinisikan jenis stiffener sebagai suatu variable diskrit. Dan nantinya stiffener ini nantinya akan dipilih dan disusun agar memenuhi batas minimal yield strength. Sedangkan untuk jumlah stiffener ditentukan sejak awal sehingga proses optimasi akan dilakukan berulang. Kemudian hasil optimasi dengan jumlah stiffener pertama akan dibandingkan dengan hasil optimasi dengan jumlah stiffener selanjutnya yang nantinya akan dipilih hasil optimasi paling optimal. 9 kondisi pembebanan yang disimulasikan semua hasil optimasi paling optimal pada 3 stiffener atau dengan jarak antar stiffener 750 mm kecuali pada kondisi pembebanan 4 dimana hasil optimal ditunjukan pada stiffener berjumlah 4 atau jarak antar stiffener 600 mm
The cost of hull steel is about 20% of the total cost of the ship (design of ship hull structure). Minimizing the use of materials by optimizing the process while maintaining the standard of class rules can have a huge impact on both production and ship operations. The optimization of the structure is carried out by optimizing the number and type of stiffeners with the upgrade method. This optimization method defines the stiffener type as a discrete variable. And later this stiffener will be selected and arranged to meet the minimum yield strength limit. Meanwhile, the number of stiffeners is determined from the beginning so that the optimization process will be repeated. Then the optimization results with the first number of stiffeners will be compared with the optimization results with the next number of stiffeners which will then choose the most optimal optimization results. 9 loading conditions that are simulated are all optimally optimized for 3 stiffeners or with a distance between stiffeners of 750 mm except for loading conditions of 4 where the optimal results are shown in 4 stiffeners or 600 mm distance between stiffeners."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iko Septiyahardi
"Dalam pembangunan kapal baja menjadi item paling banyak dibutuhkan sebagai material kapal. Harga baja cenderung meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan krisis global. Hal ini membuat biaya produksi kapal secara keseluruhan meningkat. Hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan biaya produksi adalah dengan menurunkan biaya material. Salah satu cara untuk menurunkan biaya material adalah dengan melakukan optimasi pemilihan material. Pada penelitian ini optimasi dilakukan menggunakan Upgrade & Downgrade Method.Ada 3 step yang berjalan pada metode ini. Metode ini bekerja dengan mengganti material yang ketebalannya telah melebihi parameter yang telah ditentukan. Parameter pergantian material ditentukan berdasarkan rangking material. Material rangking 3 akan digantikan material rangking 2 dan seterusnya. Pada step 1 sebagai step awal akan menggunakan material dengan rangking paling rendah sebagai initial design. Hasil dari step 1 akan mengganti material yang memiliki ketebalan melebihi parameter dengan material yang rangkingnya lebih tinggi. Rangking material dihasilkan dari perbandingan antara yield strength dengan harga material. Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah mild steel,AH 32 dan AH 36.Untuk menguji efektivitas metode ini, dibuatkan 6 kasus dengan perbedaan harga material setiap kasusnya sehingga menghasilkan rangking material yang bervariasi juga. Hasil dari penelitian ini akan menampilkan perbandingan harga material pada setiap kasusnya. Harga paling rendah yang dihasilkan dari masing-masing step adalah hasil paling optimal dan akan dijadikan final design. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk grafik perbandingan harga dan massa. Dari hasil penelitian biaya pada kasus 1 turun sebesar 29.5 % menjadi 8.542.723 rupiah, pada kasus 2 turun sebesar 47.7% menjadi 6.336.328 rupiah, pada kasus 3 turun sebesar 48.1% menjadi 7.070.354 rupiah, pada kasus 4 turun sebesar 49.1% menjadi 7.703.958 rupiah, pada kasus 5 turun sebesar 26.3% menjadi 7.820.365 rupiah dan pada kasus 6 turun sebesar 26.1% menjadi 10.083.541 rupiah.

In the construction of ships, steel is the most needed item as ship material. Steel prices tend to increase from time to time in line with the global crisis. This makes the overall production cost of ships increase. One thing that can be done to reduce production costs is to reduce material costs. One way to reduce material costs is to optimize material selection. In this research, optimization is carried out using the Upgrade & Downgrade Method. There are 3 steps that run in this method. This method works by replacing the material whose thickness has exceeded the specified parameters. Material replacement parameters are determined based on the material ranking. The 3rd rank material will be replaced by the 2nd rank material and so on. In the first step as an initial step, we will use the material with the lowest rank as the initial design. The results of step 1 will replace the material that has a thickness exceeding the parameter with a material with a higher ranking. Material ranking is generated from the comparison between yield strength and material price. The materials used in this research are mild steel, AH 32 and AH 36. To test the effectiveness of this method, 6 cases were made with differences in material prices in each case in order to produce a varied material ranking as well. The results of this study will show a comparison of material prices in each case. The lowest price generated from each step is the most optimal result and will be used as the final design. The results of the study are presented in a price and mass comparison chart. From the results of the study, the cost in case 1 decreased by 29.5% to 8,542,723 rupiah, in case 2 it decreased by 47.7% to 6,336,328 rupiah, in case 3 it decreased by 48.1% to 7,070,354 rupiah, in case 4 it decreased by 49.1% to 7,703,958 rupiah, in case 5 it decreased by 26.3% to 7,820,365 rupiah and in case 6 it decreased by 26.1% to 10,083,541 rupiah.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Putra Fadillah
"Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dan juga merupakan negara maritim mengingat Indonesia memiliki 13.466 pulau yang berpotensi sangat besar. PT. Ocean Mitramas yang sebelumnya bergerak di industri perikanan ingin melakukan utilisasi kapal angkut ikan nya menjadi kapal kargo & penumpang.
Penelitian ini membahas mengenai biaya-biaya apa saja yang akan muncul dari operasional kapal kargo penumpang tersebut dan apa saja yang akan menjadi pemasukan dari kapal kargo & penumpang setelah dioperasikan. Penelitian ini berfokus pada kedua permasalahan PT. Ocean Mitramas tersebut. Analisis akan dilakukan dan diolah dengan menggunakan metode Cargo Allocation Model (CAM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Ocean Mitramas dapat meningkatkan muatan kargo nya sampai dengan tingkat kenaikan sebesar 80%. Disisi lain, PT. Ocean mitramas perlu menurunkan biaya bahan bakar dan meningkatkan tarif kargo agar dapat menurunkan biaya operasional kapal kargo setiap bulannya menjadi Rp 473,345,834.

Indonesia is the largest archipelagic state and also being maritime country. It is supported by the fact of Indonesia has 13,466 islands which have large potentiality. PT. Ocean Mitramas, operates in fishing industry, wants to utilize its fish vessel into cargo ship and passenger (commercial) ship.
This research discusses what kind of costs that will arise by operating its passenger cargo ship and what kind of income from its cargo ship and passenger ship after they are operated. Thus, the research focuses on those two major problems in PT. Ocean Mitramas. The analysis was done by using Cargo Allocation Model (CAM) Method.
The result shows that PT. Ocean Mitramas could increase its cargo freight until 80%. In other hands, PT. Ocean Mitramas needs to decrease the fuel cost and increase the cargo fare in terms of decreasing the operational cost of cargo ship into Rp 473,345,834 per month.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63914
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Iskandar
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S36016
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Yudha Priyadi
"ABSTRAK
Dalam perencanaan struktur tahan gempa, baja dinilai memiliki ketahanan berupa daktilitas serta disipasi energi yang baik. Salah satu sistem struktur yang memiliki karakteristik kekakuan tinggi adalah sistem bresing eksentris EBF. Sistem struktur ini merupakan gabungan portal baja serta sistem bresing konstentrik. Di samping itu, proses perencanaan struktur baja memuat metode analisis stabilitas. Metode analisis stabilitas diantaranya adalah Advanced Analysis atau analisis second order inelastic, Direct Analysis Method DAM, dan Effective Length Method ELM. Masing-masing metode tersebut memiliki batasan pada penggunaannya, terutama pada ELM karena analisisnya dibatasi pada batas linier orde pertama. Stress ratio hasil validasi struktur EBF satu tingkat dengan link geser memberikan nilai yang rendah akibat pembebanan gempa statik ketiga parameter, maka struktur EBF satu tingkat jika dilihat stress ratio nya lebih efisien menggunakan link lentur. Stress ratio pada struktur EBF tiga tingkat dengan link geser menunjukkan hasil yang efektif pada gempa besar untuk keempat metode analisisnya. Nilai yang paling mendekati advanced analysis dari struktur EBF satu tingkat link geser adalah DAM, sedangkan struktur EBF satu tingkat link lentur yang mendekati adalah ELM dengan orde pertama, pada struktur EBF tiga tingkat dengan link geser adalah ELM orde pertama, dan pada struktur EBF empat tingkat adalah ELM orde kedua dan DAM yang memiliki nilai identik sama besar.

ABSTRACT
In the design of earthquake resistant structures, steel is considered to have the resilience of ductility and good energy dissipation. One of the structural systems having high stiffness characteristics is eccentrically braced frames system EBF . This structure system is a combination of moment resisting frames and concentrically braced frames. In addition, the steel structure planning process contains stability analysis methods. There are various stability analysis methods, including Advanced Analysis which is an inelastic second order analysis, Direct Analysis Method DAM, and Effective Length Method ELM. Each of these methods has limits on their use, especially in the ELM because the analysis is limited to first order linear boundaries.Stress ratio of one storey EBF validation structure with shear link gives low value due to static earthquake loading of three parameters, then the structure of one storey EBF if seen the stress ratio more efficient using flexural link. Stress ratios on three storey EBF with shear links show effective results in large earthquakes for all four methods of analysis. The closest approximation value of the one storey EBF with shear link is DAM, while the one storey EBF with shear flexural is first order ELM, in a three storey EBF with shear link being first order ELM, and on a four storey EBF with shear link is a second order ELM and a DAM that has identically identical values."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fauzan Azhima
"Kapal pelat datar merupakan salah satu solusi dari penerapan teknologi manufaktur kapal yang memungkinkan nelayan untuk memiliki kapal berbahan baja dengan harga yang relatif murah. Akan tetapi, karena bentuk lambung kapal pelat datar tidak streamline hal tersebut menyebabkan tingginya hambatan kapal sehingga dalam operasionalnya kapal pelat datar cenderung lebih boros bahan bakar. Maka dari itu untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukannya optimasi bentuk kapal pelat datar tersebut agar memiliki performa yang lebih baik. Dalam penelitian ini, dilakukan optimasi dengan metode Trial and Error dengan memvariasikan ratio panjang dan lebar kapal ikan 5 GT. Simulasi dilakukan dengan menggunakan Ansys Fluent untuk mensimulasikan hambatan kapal pada perairan tenang. Panjang kapal divariasikan dari 10 hingga 12 meter dengan lambung Monohull (Type 1) dan Semitrimaran. Kecepatan 6 hingga 10 knot. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa kapal Monohull 12 meter unggul dari semua jenis yang diujikan pada kecepatan 6, 8, 9, dan 10 knot sehingga dapat disimpulkan merupakan desain paling optimal pada penelitian ini.

Flat plate ships are one of the solutions to the application of ship manufacturing technology that allows fishermen to have ships made of steel at relatively low prices. However, because the shape of the hull is not streamlined, it causes high resistance so that in its operation flat plate ships tend to be more fuel-intensive. Therefore, to overcome this problem, it is necessary to optimize the shape of the flat plate ship in order to have better performance. In this study, optimization was carried out using the Trial and Error method by varying the ratio of the length and width of the 5 GT fishing vessel. Simulations are carried out using Ansys Fluent to simulate ship resistance in calm waters. Vessel length varies from 10 to 12 meters with Monohull (Type 1) and Semitrimaran hulls. Speed 6 to 10 knots. From the results of the study, it was found that the 12 meter Monohull ship was superior to all types tested at speeds of 6, 8, 9, and 10 knots so that it could be concluded that it was the most optimal design in this study.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanisa Ananda
"Pada proses pembangunan kapal hampir 80 pekerjaan adalah pengelasan. Keterampilan dan kompetensi welder sangat berpengaruh dalam penyelesaian pekerjaan las. Perhitungan waktu pekerjaan las sangat dibutuhkan guna mengetahui lama waktu pekerjaan pengelasan kapal dan mengetahui perbedaan waktu pada posisi downhand, horizontal, vertical dan overhead. Selain waktu, berat las yang dihasilkan dalam pengelasan kapal perlu menjadi perhatian guna menentukan besar pengaruh pengelasan kulit kapal terhadap berat lambung kapal. Data diperoleh dengan pegukuran dan pengamatan langsung di lapangan pada pekerjaan pengelasan kapal tugboat pelat baja. Data diolah dan dianalisa menggunakan metode statistik yaitu Anova Analisis of Variance dengan menggunakan program IBM Statistic SPSS 24 for windows untuk mengetahui pengaruh posisi dan tebal pelat terhadap waktu dan jumlah pemakaian las. Dari rata-rata waktu di diperoleh waktu pengelasan per kawat untuk posisi downhand 17,67 detik, posisi horizontal 32,42 detik, posisi vertical 42,10 detik dan posisi overhead 60,90 detik. Total waktu pengelasan SMAW bagian kulit kapal adalah 233 jam 31 menit sama dengan 29,2 hari dan berat las yang dihasilkan sebesar 660,76 Kg, dimana berat las berpengaruh 0,5 dari berat kulit kapal.

In the ship production process, almost 80 of the work is welding. The Welder rsquo s hard skills and soft skills are really influential to the welding process. Time calculation in welding process is needed to determine how long ship welding work and to know the time difference on the downhand position, horizontal position, vertical position and overhead position. Beside the time, welding weight which is produced in the ship rsquo s welding should to be concerned in order to determine the impact of shell rsquo s welding effect to hull rsquo s weight. The data were obtained by direct measurements and observations in the field on the tugboat welding process steel plate. The data is processed and analyzed by using statistical method, which is Anova Analysis of Variance by using IBM Statistic SPSS 24 for windows Statistical Program for Science program to find out the effect of position and plate thickness to welding time and amount of welding usage. From the average of time, can be obtained the equation of the time per wire in downhand position 17,67 seconds, horizontal position 32,42 Seconds, vertical position 42.10 seconds and overhead 60.90 seconds. The total welding time of the SMAW system of the ship rsquo s shell is 233 hours 31 minutes equal to 29.2 days and the welding weight produced is 660.76 Kg, where the welding weight affects 0.5 of the shell ship weight."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bari Alfattah
"Indonesia merupakan salah satu negara maritim terbesar di dunia,untuk menjamin pergerakan barang dan penumpang terus berjalan pemerintah membuat kapal perintis sebagai kapal subsidi untuk pemerataan.wilayah yang menjadi perhatian adalah Regional Indonesia Timur,namun untuk diciptakan biaya operasional yang optimal agar cost dan tujuan bisa tepat sasaran perlu dilakukan optimasi,salah satu hal yang berperan dari terciptanya biaya operasional lebih rendah adalah pemilihan rute dikarenakan  cost lebih banyak dihabiskan pada bahan bakar.dalam pengoptimalan rute yang bersifat travelling salesman problem dapat digunakan penyelesaian berdasarkan metode heuristik,dua metode heuristik yang yang dapat menjadi pilihan adalah Algoritma genetika dan Tabu search dengan membangun pengoptimalan dalam kedua metode tersebut didapatkan kesimpulan keduanya bisa menjadi solusi dan perbedaan hasil kedua metode tidak berbeda jauh,keduanya  menciptakan berbagai rute dalam permasalahan harga bahan bakar optimal yang dapat dijadikan solusi pemilihan rute yang baru.

Indonesia is one of the largest maritime countries in the world, To ensure the movement of commodity and passengers continues, the government makes pioneer ships as subsidized ships for equity. The area of concern Eastern Indonesia Region, but in order to create optimal operational costs so that costs and goals can be right on target, optimization needs to be done. One of the things that plays a role in creating lower operational costs is route selection because more costs are spent on fuel.When optimizing routes that are traveling salesman problems, solutions based on heuristic methods can be used, Two heuristic methods that can be chosen are genetic algorithms and taboo search by building optimization in the two methods, it can be concluded that both of them can be a solution and the difference in the results of the two methods is not much different, both create various routes in the optimal fuel price problem which can be used as a new route selection solution."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Akbar
"ABSTRAK
SRP (Schottel Rudder Propeller) merupakan sistem propulsi kapal yang termasuk jenis sistem propulsi cycloidal karena mempunyai poros vertikal pada sistem penggeraknya. Pada sistem ini tidak dibutuhkan daun kemudi untuk melakukan manouver kapal karena sistem ini mempunyai kemampuan sendiri untuk berputar sendiri sampai sudut 360°. Selain kemampuan dalam bermanouver, SRP mempunyai susunan poros/shaft yang saling berhubungan menyerupai huruf Z sehingga instalasi sistem propulsi ini sering disebut dengan nama Z –Peller. Sistem shaft dari SRP yang rumit, rawan mengalami kerusakan jika tidak dioperasikan secara benar. Resonansi hebat mampu membuat shaft tersebut mengalami Crack sehingga mempengaruhi kerja sistem SRP dan bukan tidak mungkin jika terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan patah pada shaft. Oleh karena itu diperlukan analisa transmisi daya, getaran dan kekuatan material berupa tegangan dalam menerima resonansi tersebut melalui perhitungan yang tepat. Perhitungan yang dilakukan menyimpulkan bahwa transmisi daya pada shaft menimbulkan moment sehingga dapat diketahui nilai Radius penampang minimum shaft, mulai dari shaft propeller hingga shaft yang terhubung ke mesin utama. Moment yang bekerja pada shaft juga mengakibatkan pembebanan pada shaft berupa pembebanan transversal, Logitudinal dan Torsional. Pembebanan tersebut berakibat pada kegagalan shaft jika tidak diperhatikan secara serius.

ABSTRACT
SRP (Schottel Rudder Propeller) is a propulsion system that includes the type of cycloidal propulsion system because it has a vertical shaft on the propulsion system. This system do not need the maneuver leaves of steering ship because this system has own ability to rotate itself until 360°. In addition to maneuver, SRP has tabled shaft are interconnected like the Z letter so that the installation of the propulsion system is often said Z -Peller. System shaft of the SRP is complex, prone to damage if not operated correctly. Great resonance was able to make a Crack so it will offend SRP work system and it is not impossible if it occurs continuously will cause fractures in the shaft. Therefore the system was needed power transmission analysis, vibration and strength of the material analysis when receive any resonance through precise calculations. The result of Power transmission calculation make a torsional moment which use to calculate the minimum radius of shaft, Start from propeller shaft to the shaft which connected to main engine. Shaft moment make some imposition of the shaft that is transverse, Logitudinal and Torsional. The imposition shaft resulting in failure if not taken seriously"
2015
S59286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Pratama
"Mahalnya harga baja yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 mengharuskan kita mencari cara agar produksi tetap berjalan. Salah satunya yaitu dengan optimasi, akan tetapi lamanya waktu optimasi menimbulkan masalah baru pada hal tersebut. Pada penelitian ini penulis mencoba melakukan optimasi pada struktur kapal dengan menggunakan persamaan Axial Stress dan Bending Stress. Penelitian ini dilakukan pada struktur plat geladak dengan 2 kondisi pembebanan yang berbeda, yaitu beban distribusi merata dan beban tarik. Pada penelitian ini didapatkan bahwa optimasi yang dilakukan dengan menggunakan persamaan axial stress lebih cepat 54% dibandingkan optimasi yang menggunakan persamaan bending stress. Selain itu, pada penelitian ini juga sukses menurunkan berat model sebesar 38% pada kondisi 1 dan sebesar 51% pada kondisi 2.

The high price of steel caused by the Covid-19 pandemic requires us to find ways to keep production running. One of them is optimization, but the length of time for optimization creates new problems in this regard. In this study, the author tries to optimize the ship structure using the Axial Stress and Bending Stress equations. This research was conducted on the deck plate structure with 2 different loading conditions, namely uniform distribution load and tensile load. In this research, it was found that the optimization using the axial stress equation was 54% faster than the optimization using the bending stress equation. In addition, this study also succeeded in reducing the model weight by 38% in condition 1 and by 51% in condition 2 ."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>