Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165934 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salsabila Putri Wahyudin
"Cabai termasuk salah satu tanaman hortikultura yang kaya akan nutrisi dan memiliki angka konsumsi tinggi di Indonesia. Masa simpan cabai yang singkat karena perusakan oleh bakteri memerlukan solusi alternatif selain penggunaan klorin dan asam salisik yang beracun. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Ozone-Nanobubble water yang merupakan ozon terlarut dengan gelembung berukuran nano sebagai dIsinfektan yang aman bagi manusia serta tidak mempengaruhi kondisi bahan pangan segar. Generasi radikal OH dalam air dan penggunaan nanobubble yang dapat meningkatkan kelarutan ozon dalam air menjadikan efektivitas disinfeksi pada bahan pangan meningkat. Perlakuan pencucian cabai dengan Ozone-Nanobubble Water dilakukan untuk menghambat pertumbuhan bakteri sehingga penurunan kualitas akibat pembusukan dapat diperlambat. Parameter kualitas cabai yang dievaluasi berupa susut massa, kadar vitamin C, organoleptik dan nilai ALT total. Indikator tersebut kemudian dihubungkan dengan pengaruh waktu bubbling dan waktu pencucian sehingga diperoleh nilai-nilai optimum untuk pengawetan cabai dengan perlakuan pencucian Ozone- Nanobubble Water. Cabai dicuci dengan Ozone-Nanobubble Water yang digenrasi dengan variasi waktu bubbling 10, 15 dan 20 menit serta variasi waktu pencucian 10, 20 dan 30 menit. Ozone-Nanobubble Water menghambat peningkatan jumlah ALT hingga 68 %, menekan laju penurunan kadar vitamin C dan susut massa sebesar 56,44% dan 68,41%, serta memperoleh skor organoleptik visual dan tekstur tertinggi pada pengujian hari ke-11, dengan variasi waktu bubbling dan waktu pencucian masing-masing 20 menit. Selain itu,sampel dengan variasi jenis cabai lain (cabai merah keriting dam cabai hijau keriting) dengan perlakuan Ozone-Nanobubble Water menunjukan nilai karakteristik sampel yang lebih baik dibanding blanko suhu ruang.

Chili is one of the horticultural crops which are the source of nutrients with high consumption rate in Indonesia. The short shelf life of chilies due to bacterial destruction requires alternative solutions to the use of toxic chlorine and salicylic acid. In this study, researchers used Ozone-Nanobubble water, dissolved ozone with nano-sized bubbles that can function as a safer disinfectant for humans and does not affect the condition of the fresh food. The generation of OH radicals and the presence of shock waves from the breaking of nanobubbles can increase the effectiveness of the disinfection process. The washing treatment of chili with Ozone-Nanobubble Water was carried out to inhibit the growth of bacteria so that the decrease in quality due to spoilage could be slowed down. The parameters of quality that were evaluated were mass loss, ascorbic acid content, organoleptic and Total Plate Counts (TPC). The indicator are linked to the effect of bubbling and washing time in order to obtain optimum values for chili preservation by Ozone-Nanobubble Water treatment. Variations of bubbling time are 10, 15, and 20 minutes with 10, 20, and 30 minutes washing time variations. Twenty minutes for each bubbling and washing time of Ozone-Nanobubble Water inhibited the increase of ALT up to 68%, suppressed the rate of ascorbic acid decomposition and mass loss by 56.44% and 68.41%, and obtained the highest visual and texture organoleptic scores. Ozone- Nanobubble Water treatment with the other two types of chilies (Curly Red Chili and Curly Green Chili) showed better sample characteristics than the control."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Verolisa
"Cabai merah seperti cabai merah besar, cabai keriting merah dan cabai keriting hijau merupakan salah satu komoditas pangan hortikultura yang populer dan memiliki nilai ekonomi tinggi di Indonesia. Namun, cabai merah memiliki waktu simpan yang singkat karena mudah rusak dan busuk akibat bakteri. Ozone-nanomist merupakan agen disinfektan yang mampu memperlambat penurunan kualitas akibat pembusukkan dengan mensterilisasi permukaan objek dari mikroorganisme seperti bakteri. Pada penelitian ini, cabai merah segar diawetkan dengan memaparkannya pada ozone-nanomist, lalu kemudian disimpan pada suhu ruang selama 10 hari untuk diamati perubahan karakteristiknya. Pada cabai merah besar, kondisi optimal dicapai pada pemaparan ozone-nanomist 3 ppm dengan durasi kontak 3 menit yang mampu mengurangi kandungan bakteri mesofil aerob hingga 99%, menekan persentase susut bobot hingga 1,01%, serta menghambat penurunan kadar vitamin C dan sifat organoleptik (warna, aroma, tekstur) sehingga lebih baik dibandingkan sampel kontrol setelah 10 hari masa penyimpanan. Hasil yang serupa juga didapatkan pada cabai keriting merah dan cabai keriting hijau. Dengan demikian, pemaparan ozone-nanomist dapat mengawetkan cabai merah besar, cabai keriting merah, dan cabai keriring hijau segar dengan memperpanjang masa simpannya pada suhu ruang.

Red chilies such as large red chilies, red curly chilies, and green curly chilies are one of the popular horticultural food commodities and have high economic value in Indonesia. However, red chili has a short shelf life because it is easily damaged and spoiled by bacteria. Ozone-nanomist is a disinfectant agent that can slow down the deterioration of quality due to spoilage by sterilizing the surface of objects from microorganisms such as bacteria. In this study, fresh red chilies were preserved by exposing them to an ozone-nanomist, then stored at room temperature for 10 days to observe changes in their characteristics. In large red chilies, optimal conditions were achieved by exposure to ozone-nanomist 3 ppm with a contact duration of 3 minutes which was able to reduce the content of aerobic mesophyll bacteria up to 99%, reduce the percentage of weight loss up to 1.01%, and inhibit the decrease in vitamin C levels and organoleptic properties (color, aroma, texture) so that it is better than the control sample after 10 days of storage. Similar results were also obtained for red curly chilies and green curly chilies. Thus, ozone-nanomist exposure can preserve large red chilies, red curly chilies, and fresh green chilies by extending their shelf life at room temperature."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Merry
"Natrium benzoat dan kalium sorbat merupakan bahan tambahan pangan yang secara luas digunakan pada bahan makanan ataupun minuman guna mencegah atau menghambat kerusakan bahan pangan yang dapat disebabkan oleh jamur, bakteri ataupun mikroba pembusuk. Penentuan kadar natrium benzoat dan kalium sorbat dalam bahan makanan seperti kecap dan saus tomat dilakukan dengan teknik HPLC fasa terbalik dengan kolom C18 dan menggunakan fasa gerak berupa campuran metanol dan buffer fosfat. Kondisi optimum pemisahan kedua bahan pengawet diperoleh pada komposisi fasa gerak metanol : buffer fosfat (15:85) dengan pH buffer 6,8 serta laju alir eluen 1,0 mL/min. Kondisi optimum pemisahan kedua bahan pengawet tersebut memenuhi parameter validasi dengan persen perolehan kembali > 90% dan %RSD < 2% untuk uji presisi. Batas deteksi (LoD) untuk natrium benzoat dan kalium sorbat berturut- turut 2,305 mg/L dan 0,390 mg/L sementara limit kuantisasi (LOQ) natrium benzoat dan kalium sorbat masing-masing sebesar 7,685 mg/L dan 1,300 mg/L.

Sodium benzoate and potassium sorbate are food additives which widely used in foods or beverages to prevent or to delay the decay of foodstuffs that can be caused by fungi, bacteria, or microbe. Determination of the amount of sodium benzoate and potassium sorbate in foods namely soy sauce and tomato sauce was done by HPLC technique in reverse phase with C18 column and the blend of methanol and phosphate buffer as mobile phase. The optimum separation condition for both preservatives was achieved at methanol and phosphate buffer blending ratio of 15 : 85 in which the buffer's pH was 6,8 and the flow rate was 1,0 mL/min. The optimum separation condition for both preservatives agreed to the validation parameters with the percent recovery higher than 90% and %RSD smaller than 2% for the presicion. The limit of detection for sodium benzoate and potassium sorbate were 2,305 mg/L and 0,390 mg/L respectively, while the limit of quantization for sodium benzoate and potassium sorbate were 7,685 mg/L and 1,300 mg/L respectively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1308
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Aplikasi penggunaan akar kawao (Millettia sericea) dan kulit batang manggis (Garcinia mangostana)
sebagai pengawet alami dalam nira tebu memerlukan kondisi proses tertentu agar dihasilkan kinerja pengawetan yang optimal. Pengaturan pH, suhu dan waktu reaksi mempengaruhi laju reaksi enzimatis dan mikrobiologis.
Penelitian untuk menguji kemampuan akar kawao dan kulit batang manggis untuk menghambat laju degradasi
sukrosa dalam nira tebu perlu dilakukan. Kadar sukrosa dalam nira tebu yang digunakan dalam percobaan bernilai cukup tinggi yaitu 10,29%, dengan kandungan gula pereduksi 2,43% untuk glukosa dan 0,94% untuk fruktosa, total asam 62,5 mleq dan nilai pH 5,1. Akar kawao dan kulit batang manggis mengandung komponen
fitokimia yang hampir sama, dimana komponen utamanya terdiri dari alkaloid, flavonoid dan glikosida.
Komponen lain seperti saponin, fenolik, triterpenoid dan steroid terdapat dalam jumlah yang kecil. Faktor suhu dan nisbah pengawet memberikan pengaruh positif, baik terhadap kadar sukrosa maupun gula pereduksi.
Sedangkan faktor nilai pH dan lama inkubasi memberikan pengaruh negatif. Faktor suhu dan pengawet
memberikan pengaruh positif terhadap kadar sukrosa sebesar 0,452% dan 2,019% dengan signifikansi 94,6%
dan 94%. Kedua faktor tersebut juga memberikan pengaruh positif terhadap kadar gula pereduksi sebesar 0,554% dan 2,072% dengan signifikansi 97,9% dan 97,3%. Faktor nilai pH dan lama inkubasi memberikan pengaruh negatif terhadap kadar sukrosa sebesar 4,423% dan 0,125% dengan signifikansi 94,5% dan 93,5%. Kedua faktor tersebut juga memberikan pengaruh positif terhadap kadar gula pereduksi sebesar 3,820% dan 0,126% dengan signifikansi yang sama yaitu 97%. Perubahan kualitas nira tebu berdasarkan perubahan kadar sukrosa menunjukkan bahwa penambahan bahan pengawet (akar kawao dan kulit batang manggis) dapat
menghambat degradasi sukrosa yang tampak jelas setelah menit ke 80. Hal tersebut juga didukung oleh
perubahan kadar gula pereduksi, total asam dan nilai pH yang menunjukkan pengaruh bahan pengawet mampu
menurunkan laju kerusakan sukrosa dalam nira tebu."
630 JTIP 20:1(2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Erny Sagita
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penggunaan larutan pengawet dan larutan gula dengan konsentrasi yang ditentukan terhadap daya simpan manisan kering buah nanas serta kadar vitamin-c nya. hasil penelitian menunjukan bahwa penyimpanan terlama adalah 35 hari dengan kadar vitamin C sebesar 0,0193% dimana sampel menngunakan larutan natrium bisulfit dengan konsentrasi sebesar 0,25% dan larutan gula dengan konsentrasi 60%."
Palembang: Kopertis wilayah II Palembang, 2007
507 MANDIRI 9:3 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Benarde, Melvin A.
New York : McGraw-Hill Book, 1971
664.06 BEN c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bandung: Airlangga University Press, 1988
691.12 Kem
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nicholas, Darrel D.
Yogyakarta: Airlangga University Press, 1987
674.38 NIC wt I
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wendy Febrianty Mardhiyah
"Rantai pasok pangan segar berkaitan dengan masalah kompleks seperti sifat komoditas yang mudah rusak, interaksi dengan banyak pemangku kepentingan, dan pengaruh antar sektor yang dapat memicu food loss. Food loss mengacu pada penurunan kuantitas pangan pada rantai pasok pangan sebelum tahap konsumsi. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang strategi penanganan food loss sektor holtikultura pada rantai pasok produk pangan segar. Penelitian ini mengidentifikasi 15 faktor penyebab food loss dari data yang dikumpulkan melalui wawancara dengan sekelompok ahli terpilih. Selain itu, untuk menganalisis faktor-faktor yang teridentifikasi, digunakan Interpretative Structural Modeling (ISM) dan MICMAC. Semua elemen berada pada sektor Linkage yang memiliki daya pengaruh yang tinggi sekaligus ketergantungan yang tinggi pula. Karakteristiknya adalah bahwa setiap tindakan pada elemen tersebut akan memiliki efek pada variabel di atas tingkat mereka dan efek umpan balik pada elemennya sendiri. Berdasarkan hasil diskusi analisa ISM-MICMAC dengan para ahli, maka faktor penyebab utama food loss yang harus dikaji adalah kelima belas elemen tersebut. Rekomendasi strategi untuk kelima belas elemen dapat diimplementasikan dengan melibatkan berbagai pihak yaitu pemerintah, perusahaan swasta, serta institusi pendidikan.

Food supply chain deals with complex issues such as perishable commodities, interactions with many stakeholders, and inter-sectoral influences that can trigger food loss. Food loss refers to a decrease in the quantity of food in the food supply chain before the consumption stage. The purpose of this study is to design a strategy for handling food loss in the horticultural sector in the supply chain of fresh food products. This study identified 15 factors causing food loss from data collected through interviews with experts. In addition, to analyze the identified factors, Interpretative Structural Modeling (ISM) and MICMAC were used. All elements are in the Linkage sector which has high influence and high dependence. The characteristic is that any action on the element will have an effect on the variables above their level and a feedback effect on the element itself. Based on the results of ISM-MICMAC analysis discussions with experts, the main factors causing food loss that must be studied are the fifteen elements. The strategic recommendations for the fifteen elements can be implemented by involving various parties, which are the government, private companies, and educational institutions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>