Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194408 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andre Saputra
"Mangan dioksida (MnO2) merupakan salah satu bahan baku yang memiliki potensi untuk dijadikan katoda pada baterai ion lithium yang bersifat rechargeable. Mangan dioksida memiliki kapasitas penyimpanan mencapai 615 mAh/g. MnO2 dapat diperoleh dengan cara elektrolisis dari larutan mangan sulfat (MnSO4). Proses elektrolisis dilakukan dengan variasi arus yaitu 0,5 A dan 1 A, pH sebesar 1 dan 3, temperatur sebesar 70 °C, 80 °C, 90 °C dan 95 °C serta variasi waktu selama 3 jam, 5 jam, 7 jam dan 9 jam untuk mengetahui pengaruh arus, pH, temperatur dan waktu terhadap perolehan massa, kandungan kimia, struktur kimia serta morfologi MnO2 yang terbentuk. Dari hasil percobaan, perolehan massa MnO2 tertinggi didapatkan pada arus 1 A, pH 3, temperatur 90 °C dan waktu elektrolisis selama 9 jam yaitu sebesar 13,57 gram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan peningkatan temperatur dan bertambahnya waktu elektrolisis akan didapatkan endapan MnO2 yang semakin tinggi. Hasil dari proses elektrolisis kemudian dilakukan karakterisasi XRD, XRF dan SEM. Dari pengujian XRD diketahui bahwa senyawa yang terbentuk pada endapan hasil elektrolisis merupakan senyawa akhtenskite MnO2 (ε-MnO2) yang memiliki sistem kristal hexagonal. Hasil karakterisasi XRF diketahui bahwa endapan yang diperoleh dari proses elektrolisis memiliki kadar MnO sebesar 92,40 %. Dari hasil pengamatan SEM, diketahui bahwa produk MnO2 yang dihasilkan memiliki morfologi partikel yang membulat yang memiliki ukuran diameter dengan rentang 0,1-0,9 μm.

Manganese dioxide (MnO2) is a material that has the potential to be used as a cathode in rechargeable lithium-ion batteries. Manganese dioxide has a storage capacity of up to 615 mAh/g. MnO2 can be obtained by electrolysis of a solution of manganese sulfate (MnSO4). The electrolysis process was carried out with variations in currents of 0.5 A and 1 A, pH of 1 and 3, temperatures of 70 °C, 80 °C, 90 °C and 95 °C and time variations for 3 hours, 5 hours, 7 hours and 9 hours to determine the effect of current, pH, temperature and time on mass gain, chemical content, chemical structure and morphology of MnO2 formed. From the experimental results, the highest mass gain of MnO2 was obtained at a current of 1 A, pH 3, a temperature of 90 °C and an electrolysis time of 9 hours, which was 13.57 grams. The results showed that with increasing temperature and increasing electrolysis time, higher MnO2 precipitates were obtained. The results of the electrolysis process were then characterized by XRD, XRF and SEM. The XRD test shows that the compound formed in the electrolysis precipitate is an akhtenskite MnO2 (ε-MnO2) compound which has a hexagonal crystal system. The results of XRF characterization showed that the precipitate obtained from the electrolysis process had a MnO content of 92,40 %. The SEM image shows that the MnO2 sample has a spherical shape with particle diameters in the range 0,1-0,9 μm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Okto Riristina
"Berkurangnya sumber daya bahan bakar fosil ditambah dengan peningkatan konsumsi energi, menyebabkan produksi bahan bakar menjadi tidak seimbang tingkat konsumsinya. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan sumber bahan bakar alternatif yang berasal dari tanaman. Minyak kelapa sawit dan jelantah banyak digunakan sebagai bahan utama biodiesel karena kelimpahan material serta harga yang terjangkau. Pada penelitian ini dilakukan sintesis biodiesel pada minyak kelapa sawit dan jelantah dengan metode elektrolisis menggunakan sel elektrokimia dua kompartemen yang dilengkapi dengan elektroda Boron Doped Diamond sebagai katoda. Membran Nafion ditempatkan diantara kompartemen sel sebagai pemisah.
Elektrolisis dilakukan pada campuran minyak kelapa sawit, metanol dan tetrahidrofuran. Selain itu sebanyak 2% air (b/b) ditambahkan ke dalam campuran. Ion hidroksil (OH-) dari hasil elektrolisis air dalam katoda diharapkan dapat mengkatalisis pembentukan ion metoksi (CH3O-) yang berperan dalam pembentukan biodiesel jenis fatty acid metil ester (FAME). Sebagai elektrolit digunakan Na2SO4 atau tetra butyl ammonium perklorat (TBAP). Hasil elektrolisis dianalisis dengan metoda kromatografi gas. Setelah proses elektrolisisselama 2,5 jam, hasil yang diperoleh sebagai %FAME sebesar 7,7% untuk minyak kelapa sawit dan 6,5% untuk minyak jelantah.

Fossil fuels resources shortages as well as the increase of energy consumption resulting in an unbalance fuel production against the consumption level. In this case, the fuel production is way lower than the fuel consumption. Therefore, it is necessary to develop an alternative fuel sources derived from plants. For instance, palm oil and waste cooking oil, which are widely used as the main source for biodiesel due to its availability and affordable price. In this research, the synthesis of biodiesel using palm oil and waste cooking oil by electrolysis method equipped with two compartements electrochemical cell and a boron doped diamond electrode as the cathode was performed. Nafion® membrane was placed between the cell compartements as the separator.
The electrolysis was performed in palm oil mixture, methanol, tetrahydrofuran, and 2% water (%w/w). The hydroxyl ions (OH-)product from the electrolysis of water in the cathode is expected to catalyze the formation of methoxy ion (CH3O-) which plays the role in the formation of Fatty Acid Methyl Esther (FAME). Na2SO4 or tetrabutylammonium percholrate (TBAP) were used as the electrolyte. The biodesel product was analyzed by gas chromatrography method. After 2,5 hour electrolysis process, the results showed the FAME conversion of palm oil was 7,7 % and was 6,5 % for the used cooking oil.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T42677
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Kartika Sari
"Karbon aktif kulit buah pisang dapat digunakan sebagai prekursor CNT dikarenakan kandungan karbon pada kulit buah pisang sebesar 41,37%. Pada penelitian ini, campuran karbon aktif kulit buah pisang dan minyak mineral 2% disintesis menjadi CNT dengan melibatkan deposisi katalis Fe. Metode sintesis CNT yang digunakan adalah metode pirolisis yang difokuskan pada pengaruh suhu dan waktu reaksi. CNT dianalisis dengan menggunakan Fourier Transform Infra Red (FTIR), X-Ray Diffraction (XRD), dan Transmission Electron Microscopy (TEM). Suhu reaksi 1200°C menyebabkan minyak mineral tidak berfungsi dengan baik dan katalis teracuni. Waktu reaksi yang lebih dari 60 menit menyebabkan terjadinya deaktivasi katalis Fe. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suhu dan waktu reaksi terbaik untuk sintesis CNT adalah 1100°C dan 60 menit.

Banana peel activated carbon can be used as CNT’s precursor because it has carbon content of 41, 37%. In this experiment, banana peel activated carbon mixed with 2% mineral oil is synthesized to produce CNT which involves Fe catalyst deposition. CNT were synthesized by pyrolysis method which focused on reaction temperature and time effect. CNT were analyzed by Fourier Transform Infrared (FTIR), X-Ray Diffraction (XRD) and Transmission Electron Microscopy (TEM). Mineral oil is not functioning properly and catalyst poisoning at 1200°C. Furthermore, especially under reaction time more than 60 minutes make Fe catalyst to deactivate. These results demonstrate that the best reaction temperature and time for CNT synthesis were 1100°C and 60 minutes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54591
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jovian Fernando
"Amonia merupakan salah satu bahan kimia yang paling banyak diproduksi karena pemanfaatannya yang besar dalam industri pupuk. Pada saat ini, mayoritas amonia diproduksi melalui proses Haber-Bosch yang mempunyai emisi karbon dalam jumlah besar. Salah satu teknologi yang dapat menggantikan Haber-Bosch adalah elektrolisis plasma. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah udara sebagai sumber nitrogen diinjeksikan ke dalam plasma dan bereaksi dengan hidrogen radikal yang berasal dari larutan yang terpapar plasma. Kemudian, dilakukkan variasi terhadap parameter operasi untuk optimalisasi parameter proses. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal yang mempengaruhi produksi amonium dengan teknologi elektrolisis plasma seperti pengaruh penambahan aditif asam asetat dan metanol, konsentrasi larutan elektrolit, dan Tegangan. Variasi kondisi operasi akan dianalisis korelasinya dengan hasil produksi larutan amonium yang diukur absorbansinya menggunakan alat spektroskopi UV-Vis dengan metode Nessler dan menghitung konsumsi energi spesifik yang dibutuhkan. Pada penelitian ini berhasil diperoleh amonia melalui proses elektrolisis plasma dengan jumlah terbesar yang diperoleh sebesar 2.7 mmol selama 90 menit proses pada kondisi operasi larutan elektrolit 0,04 M Na2SO4, penambahan aditif metanol 4%, tegangan 450 V, daya 225 watt, dan plasma pada katoda. Sedangkan, untuk nitrat jumlah maksimum yang diperoleh sebesar 11.51 mmol pada kondisi operasi yang sama, tetapi menggunakan aditif asam asetat 4%

Ammonia is one of the most widely produced chemicals because of its usage in the fertilizer industry. Currently, the majority of ammonia produced through Haber-Bosch process those results in large amount of carbon emmisions. One of the ammonia synthesis technology that believed to be able to replace Haber-Bosch process is plasma electrolysis as it requires less energy and is environmentally friendly. In this research, air is used as nitrogen source and will be ineject to plasma then react with hydrogen radical. Then, the operating parameters are varied to optimize the process parameters. This research aims to determine factors that affect the production of ammonium with plasma electrolysis technology such as the effect of adding acetic acid and methanol additives, solution concentration, and voltage. Variations in operating conditions correlation analyzed with the production of ammonium solution whose abosorbance is measured using UV-Vis spectroscopy with the Nessler method and calculates the specific energy consumption required. On this experiment, maximum amount that we get were 2.7 mmol with operation condition of 0.04 M Na2SO4, 4% methanol additive, 450V voltage, 225W power, and cathode plasma. Meanwhile, for nitrate the maximum amount obtained was 11.51 mmol at the same operating conditions, but using 4% acetic acid additive."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Pradita Putri
"Sintesis biodiesel dengan menggunakan metode contact glow discharge electrolysis (CGDE) merupakan salah satu teknologi alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi kelangkaan minyak bumi di Indonesia. Contact glow discharge electrolysis adalah suatu proses elektrokimia non-faradik yang terjadi disuatu larutan proses akibat adanya tegangan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan efisiensi proses yang tinggi dalam sintesis biodiesel dengan metode CGDE. Plasma yang dihasilkan dari elektrolisis tegangan tinggi ini akan menghasilkan senyawa-senyawa radikal yang dapat menyerang campuran larutan minyak kelapa sawit, metanol dan katalis KOH. Variasi penelitian yang dilakukan meliputi kombinasi jenis elektroda (titanium, tungsten, stainless steel dan grafit), keberadaan gelembung udara sebesar 0,2 L/min dan konsentrasi katalis KOH (0,5%, 0,75%, dan 1% -massa minyak). Proses ini dilakukan pada kondisi operasi tegangan 460 V, kedalaman katoda 3 cm, durasi proses 5 menit dan rasio molar minyak : metanol sebesar  1 : 18. Hasil penelitian ini dievaluasi berdasarkan hasil yield, besar konsumsi energinya, serta karakteristik produk biodieselnya, menggunakan uji FTIR, GC-FAME, GC-MS, viskositas, angka asam, densitas dan kadar air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi elektroda titanium dengan grafit pada kondisi operasi tanpa gelembung udara dan konsentrasi KOH 1% adalah kombinasi elektroda yang paling optimal dalam mensintesis biodiesel. Hal ini dapat dilihat dari hasil yield produknya yang paling tinggi, yaitu sebesar 93,8% dan konsumsi energinya yang paling rendah, yaitu sebesar 52 kJ.

Synthesis of Biodiesel using the contact glow discharge electrolysis method is an alternative technology that can be done to overcome the scarcity of petroleum in Indonesia. Contact glow discharge electrolysis is a non-faradic electrochemical process that occurs in a process solution due to the high voltage. This study aims to obtain high process efficiency in the synthesis of biodiesel from palm oil by contact glow discharge electrolysis method. Plasma produced from high voltage electrolysis will produce radical compounds that can attack a mixture of palm oil and methanol solutions with KOH electrolytes. Variations of research carried out include a combination of electrode types (titanium, tungsten, stainless steel and grafit), the presence of 0.2 L/min air bubbles and concentration of KOH electrolyte (0.5%, 0.75%, and 1%-wt oil). This process was carried out under operating conditions of 460 V, 3 cm cathode depth, 5 minutes process duration and 1: 18 molar ratio of oil: methanol. The results of this study were evaluated based on yield, energy consumption, and characteristics of biodiesel products tested on FTIR, GC-FAME, GC-MS, viscosity, acid number, density and water content. The results showed that the combination of titanium electrodes with grafit in operating conditions without air bubbles and 1% KOH concentration was the most optimal electrode combination in synthesizing biodiesel. This can be seen from its high product yield, which is 93.8% and the lowest energy, which is 52 kJ."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Uswatun Hasanah
"Karet alam (lateks) merupakan polimer yang memiliki karakteristik sifat mekanik yang sangat baik dalam segi kelenturan, namun buruk dari segi modulus kekakuan. Sedangkan 'starch' adalah polimer hidrokarbon yang banyak digunakan sebagai penguat untuk meningkatkan sifat mekanik seperti modulus kekakuan. Pembentukkan lateks-'starch' hibrida melalui reaksi pencangkokan merupakan solusi untuk meningkatkan sifat mekanik lateks. Namun, perbedaan kepolaran menyebabkan keduanya sulit untuk dicampurkan. Salah satu metode yang dapat mengatasi permasalahan tersebut adalah 'glow discharge electrolysis plasma' (GDEP) yang menghasilkan energi tinggi pada prosesnya sehingga dapat memicu terbentuknya ikatan. Proses sintesis dengan metode elektrolisis plasma dilakukan menggunakan plasma katodik dengan konsentrasi lateks 1%-wt, rasio lateks:starch sebesar 100:25, elektrolit Na2SO4 0,02 M, selama 30 menit, dengan temperatur dijaga 60 oC. Pada penelitian ini akan diteliti secara lebih spesifik mengenai pengaruh dari konsentrasi aditif etanol (5%vol dan 10%vol), penggunaan material elektroda yang berbeda (tungsten-stainless steel dan tungsten-grafit), serta peningkatan tegangan operasi (340; 370; 400 volt) terhadap perolehan 'yield 'lateks-'starch 'hibrida. Hasil optimal yang didapatkan mencapai 88,996% dimana kondisi operasi optimal menggunakan elektroda tungsten-grafit, tanpa penambahan etanol, dengan tegangan 400 volt.

Natural rubber (latex) is a polymer which has excellent mechanical properties in terms of flexibility, but poor of stiffness modulus. While starch is a polymer that widely used to improve mechanical properties such as stiffness modulus. The formation of latex-starch hybrid through grafting reactions is a solution to improve the mechanical properties of latex. However, polarity differences caused both of them to be difficult to mix. One method that can overcome this problem is plasma glow discharge electrolysis (GDEP) which produces high energy in the process so it can trigger the formation of bonds. The synthesis process was carried out using cathodic plasma with 1% -wt concentration of latex, the ratio of latex: starch was 100: 25, electrolyte Na2SO4 0.02 M, 30 minutes reaction, with temperatures maintained at 60 oC. In this study, we will examine more specifically the effects of ethanol additives concentration (5 vol% and 10% vol), different electrode materials used (tungsten-stainless steel and tungsten-graphite), and increasing operating voltage (340; 370; 400 volts) to the yield of latex-starch hybrid. The optimal results obtained reached 88.996% where the optimal operating conditions using tungsten-graphite electrodes, without the addition of ethanol, with a voltage of 400 volts.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Fajria
"Indonesia saat ini masih memiliki ketergantungan terhadap negara lain dalam pengimporan titanium dioksida. Untuk mengurangi ketergantungan impor dari negara lain, perlu digunakan pasir besi yang terdapat dalam negeri untuk diproses dengan metode yang lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan. Metode yang umum dan mudah dilakukan adalah metode hidrometalurgi dengan melibatkan proses pelindian.
Penelitian ini memanfaatkan pasir besi lokal yang berasal dari Cipatujah, Tasikmalaya, dan dilakukan untuk mengetahui kadar titanium dioksida yang dapat dihasilkan dari pasir besi Tasikmalaya dengan kadar Ti yang termasuk rendah yaitu 4,43%. Selain itu, karena sifat Ti yang amfoter, kondisi ideal saat proses pelindian masih belum jelas, sehingga diharapkan kondisi pH ideal saat proses pelindian dapat diketahui dengan adanya penelitian ini.
Variabel yang digunakan adalah dengan melakukan pelindian dalam kondisi pH yang beragam, yaitu kondisi asam dengan pH 3, kondisi netral, dan kondisi basa dengan pH 9. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan %recovery Ti pada setiap perbedaan kondisi tersebut. %Recovery yang dihasilkan dalam kondisi pelindian pH 3 adalah sebesar 50,82%, pH 7 sebesar 25,82%, dan pH 9 sebesar 21,39%.

Indonesia currently still has a dependency on other countries in importing titanium dioxide. To reduce dependence on imports from other countries, it is necessary to use iron sand in Indonesia to be processed by methods that are more effective in fulfilling the needs. The method that general and easy to do is a hydrometallurgical method using leaching process.
This study using the local iron sands derived from Cipatujah, Tasikmalaya, to determine the content of titanium dioxide that can be produced from iron sand Tasikmalaya which are has low content of Ti, 4.43%. In addition, because of the natural properties of Ti is amphoteric, the ideal conditions for the leaching process is still unclear, so this study will determined the ideal conditions of pH for the leaching process.
Leaching process carried out in various conditions of pH, ie acidic conditions with pH 3, neutral, and alkaline conditions with pH 9. The results showed a difference %recovery of Ti. The result of %Recovery in t...
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Agus Setiawan
"Penelitian sintesis biodiesel dari minyak Sawit sudah banyak dilakukan bahkan sudah banyak diproduksi secara komersial. Metode konvensional yang paling sering digunakan untuk sintesis biodiesel adalah proses transesterifikasi. Reaksi transesterifikasi dengan katalis basa lebih disukai karena lebih cepat dan lebih tidak korosif dibanding katalis asam. Namun demikian, kecepatan reaksi, konsumsi energi dan waktu pemisahan produk dengan proses transesterifikasi dengan katalis basa masih dapat diimprovisasi dengan metode yang memiliki mekanisme reaksi yang berbeda. Metode elektrolisis plasma terbukti mampu menghasilkan banyak spesies radikal yang reaktif dan mampu mengonversi minyak kelapa sawit menjadi biodiesel dengan kinerja yang lebih baik dibanding proses konvensional. Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengamati bagaimana pengaruh durasi proses, kecepatan pengadukan, dan rasio molar minyak-metanol pada metode elektrolisis plasma terhadap pembentukan biodiesel. Hasil yang didapat menunjukkan kecepatan pengadukan merupakan variabel yang paling memberikan pengaruh signifikan terhadap kecepatan reaksi, yield biodiesel dan konsumsi energi.. Hasil optimum dari penelitian ini mendapatkan 92% yield biodiesel dan energi spesifik 372 J/g pada kondisi rasio molar metanol-minyak 18 : 1, kecepatan pengadukan 500 rpm, dan durasi proses 5 menit.

Researches about biodiesel synthesis have been studied by many researchers as its commercial production has been advanced by some companies. Conventional method commonly used in biodiesel synthesis is transesterification. Transesterification reaction with alkali catalyst is preferred because it is faster and less corrosive than acid catalyst. Nevertheless, reaction rate, energy consumption, and separation process of transesterification with alkali catalyst may be able to be improvised with a method that has different reaction mechanism. Plasma electrolysis evidently can produce many radical species and it can convert palm oil better than conventional process. Therefore, this research wants to observe the effect reaction time, mixing rate, and molar ratio of methanol-oil. The results showed that mixing rate is the variable that has the most significant effect to yield of biodiesel and energy consumption. Besides, reducing molar ratio of methanol-oil from 24:1 to 18:1 can accelerate separation process significantly. Based on this research, the optimum result is 92%-vol yield of biodiesel and 372 J/g energy consumption under condition molar ratio of methanol-oil 18:1, mixing rate is 500 rpm, and reaction time is 5 minutes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inas Shafiya
"Sumber daya litium di Indonesia salah satunya ditemukan dari brine water Gunung Panjang, Ciseeng, Bogor yang memiliki kandungan unsur litium (Li) sebesar 134,137 ppm dengan kandungan unsur kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) yang rendah. Pada penelitian ini, brine water diberikan perlakuan distilasi dengan rasio evaporasi 80% untuk meningkatkan kandungan unsur litiumnya. Kemudian dilakukan penambahan Li2CO3 agar terjadi penghilangan unsur Ca dan Mg dengan membentuk presipitat CaCO3 dan MgCO3. Perlakuan karbonatasi kemudian diberikan pada brine menggunakan gas karbon dioksida (CO2) dengan variasi waktu karbonatasi selama 10 menit, 20 menit, 30 menit, 1 jam, dan 2 jam serta variasi temperatur karbonatasi sebesar 30oC, 40oC, dan 50oC. Karakterisasi pada penelitian ini dilakukan menggunakan ICP-OES untuk mengetahui kandungan unsur pada filtrat, XRD untuk mengetahui kandungan senyawa yang terdapat dalam residu yang dihasilkan, dan SEM-EDS untuk mengetahui komposisi elemen pada residu yang dihasilkan. Dari proses karbonatasi diketahui terdapat penurunan kandungan unsur litium serta peningkatan berat residu yang dihasilkan seiring dengan bertambahnya waktu dan meningkatnya temperatur karbonatasi. Konsentrasi unsur litium terendah didapat pada temperatur 40oC dan waktu 2 jam yaitu sebesar 102,343 ppm. Dari hasil analisis XRD diketahui bahwa endapan yang terbentuk dari proses karbonatasi adalah Li2CO3, CaCO3, Na2CO3, MgCO3, dan NaCl.

One of the lithium resources in Indonesia can be found from the brine water of Gunung Panjang, Ciseeng, Bogor which contains 134.137 ppm lithium (Li) with low calcium (Ca) and magnesium (Mg) concentrations. In this study, brine water was treated with a distillation process with an 80% evaporation ratio to increase its lithium content. Then Li2CO3 was added to remove the Ca and Mg elements by the formation of CaCO3 and MgCO3 precipitates. Carbonation was carried out using carbon dioxide gas (CO2) with the variations of times 10 minutes, 20 minutes, 30 minutes, 1 hour, and 2 hours and variations of temperatures 30oC, 40oC, and 50oC. The characterization in this study was carried out using ICP-OES to determine the content in the filtrate, XRD to determine the compounds contained in the residue, and SEM-EDS to determine the elemental composition of the residue. The results of the carbonation process shown that there is a decrease in the lithium content and an increase in the weight of the residue produced with the increasing time and temperature in the carbonation process. The lowest elemental lithium concentration was obtained at a temperature of 40oC and a time of 2 hours, which was 102,343 ppm. From the XRD analysis, it is known that the compound formed from the carbonation process are Li2CO3, CaCO3, Na2CO3, MgCO3, and NaCl."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Revina Anastasia Sabrina
"Hidroksiapatit (HA) adalah kalsium fosfat dengan rumus kimia Ca10(PO4)6(OH)2 yang terkandung dalam tulang manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi daya dan waktu iradiasi gelombang mikro (microwave) dalam mensintesis HA. Proses sintesis dilakukan dengan menambahkan di-ammonium hidrogen fosfat ke dalam larutan kalsium hidroksida. Karakterisasi sampel dilakukan dengan menggunakan difraksi sinar-X (XRD), Fourier-transform infrared (FTIR), scanning electron microscopy dan energy dispersive x-ray spectroscopy (SEM-EDX). Peningkatan daya dan waktu iradiasi menyebabkan meningkatnya kristalinitas dan ukuran kristalit. Parameter kisi kristal yang diperoleh memiliki tingkat keakuratan yang tinggi terhadap data HA dari International Center for Diffraction Data PDF No. #9-432. Hasil FTIR menunjukkan adanya kandungan gugus fungsional OH-, PO43-, air, dan karbonat di dalam sampel. Rasio akhir antara konsentrasi kalsium dengan fosfat diperoleh sebesar 1.62. Ukuran partikel mencapai 133.739 nm dengan morfologi yang menyerupai lempeng pendek dan panjang.

Hydroxyapatite (HA) is a calcium phosphate with a chemical bond of Ca10(PO4)6(OH)2which is contained in human bones. The aim of this work is to know the effect of the variation in power and time of the microwave irradiation in synthesizing HA. The synthesis process was done by adding di-ammonium hydrogen phosphate into calcium hydroxide solution. The characterization of the samples was carried out using x-ray diffraction (XRD), Fourier-transform infrared (FTIR), scanning electron microscopy and energy dispersive x-ray spectroscopy (SEM-EDX). The increment of the irradiation power and time resulted in the enhancement of the crystllinity and crystallite size of the sample. The lattice parameter of the samples is found to have high accuracy when compared with the HA data from the International Center for Diffraction Data PDF No. #9-432. The FTIR result shows that the samples contained functional groups of OH-, PO43-, water, and carbonat. The final ratio between calcium and phosphate is 1.62. The particle size reached 133.739 nm with the morphology of the samples resembles long and short platelets."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>