Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110533 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ristyo Arditto
"Platform e-commerce, atau lebih umum dikenal sebagai situs atau aplikasi marketplace, telah mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir dengan tren pertumbuhan yang belum diperkirakan untuk selesai. Secara intuitif, pertumbuhan berkelanjutan tersebut tidak tanpa alasan. Platform e-commerce secara umum telah didesain sedemikian rupa untuk memudahkan konsumen dalam melakukan transaksi, meningkatkan perceived ease of transaction. Platform e-commerce juga umum dilengkapi dengan fitur keamanan dan jaminan transaksi lainnya untuk mengurangi potensi masalah yang dirasakan konsumen, meningkatkan perceived security of transaction. Kedua persepsi tersebut membantu meningkatkan trust konsumen terhadap platform tersebut, mendorong intention to shop dari konsumen. Penelitian sebelumnya telah mengevaluasi berbagai faktor yang mengarah kepada intention to shop, namun perspektif yang jarang dinilai adalah pengaruh kemampuan konsumen dalam mencari alternatif tempat berbelanja (selain dari platform e-commerce). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh dari perceived control over alternative channels tersebut terhadap proses pengambilan keputusan konsumen hingga mencapai intention to shop. Penelitian kuantitatif ini akan menerapkan structural equation modelling (SEM) untuk menganalisis data 1074 responden yang telah berbelanja menggunakan platform e-commerce.

E-commerce platforms, or more commonly known as marketplace apps/websites, has grown massively in the past few years and is predicted to continue growing. This massive growth is not without reason. E-commerce platforms are designed to be convenient for consumers, increasing their perceived ease of transaction. These platforms are also equipped with security measures and guarantees to mitigate potential shopping issues, increasing consumers' perceived security of transaction. Both of these perceptions help increase consumers' trust towards these e-commerce platforms, encouraging their intention to shop. Previous research has evaluated various factors leading to intention to shop, however there remains one rarely discussed perspective, which is the consumers' control over alternative channels to shop (besides shopping in an e-commerce platform). This research aims to evaluate the effect of said perceived control over alternative channels towards consumers' decision making process, up until the formation of intention to shop. This quantitative research will use structural equation modelling (SEM) to analyze data of 1074 respondents who have shopped in e-commerce platform"
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evita Haliansyah
"Perkembangan internet dan smartphone mendorong berbagai kegiatan, salah satunya pembayaran, untuk dilakukan secara online dengan memanfaatkan teknologi mobile. Saat ini bank sudah mulai menyediakan layanan digital only bank. Namun, masih banyak pro-kontra terkait bank digital di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meneliti adopsi digital banking yang melibatkan perpindahan kepercayaan dari suatu e-commerce yang sudah banyak dipercayai dengan menggunakan teori trust transfer beserta faktor-faktor customer experience yang memengaruhi proses trust transfer tersebut. Penelitian ini menggunakan studi kasus bank digital SeaBank dengan e-commerce Shopee yang memiliki satu parent group yang sama yaitu Sea Group. Pendekatan kuantitatif pada penelitian ini memanfaatkan data dari penyebaran kuesioner daring dengan total 629 responden. Kemudian, data diolah menggunakan metode partial least squares structural equation modeling (PLS-SEM) dengan perangkat lunak SmartPLS 4. Hasil analisis data menunjukkan faktor customer cost, convenience, perceived ease of use, informativeness, dan relationship investment berpengaruh secara positif kepada trust in Shopee. Lalu, faktor customisation, customer cost, dan relationship investment berpengaruh secara positif kepada loyalty to Shopee. Selain itu, ditemukan bahwa trust in Shopee dan loyalty to Shopee memengaruhi trust in SeaBank secara positif, serta trust in SeaBank memengaruhi intention to use SeaBank secara positif, sehingga penelitian ini memperkuat teori trust transfer. Di lain sisi, faktor customisation tidak memengaruhi trust in Shopee dan faktor convenience, perceived ease of use, dan informativeness tidak memengaruhi loyalty to Shopee. Namun, penolakan beberapa hipotesis tersebut telah divalidasi oleh enam narasumber wawancara yang merupakan pengguna aktif Shopee. Implikasi teoritis penelitian ini adalah perluasan mengenai pengaruh customer experience terhadap value yang diberikan perusahaan kepada customer, dapat meningkatkan kepercayaan dan kesetiaan pengguna sekaligus memberikan fakta baru mengenai proses trust transfer hingga menjadi intention to use antara Shopee dengan SeaBank dalam konteks customer experience.

The development of the internet and smartphones has facilitated various activities, including online payments, by leveraging mobile technology. Currently, banks have begun offering digital-only banking services. However, there are still many pros and cons related to digital banks in Indonesia. Therefore, this research aims to examine the adoption of digital banking, involving the transfer of trust from a well-established e-commerce platform, using the trust transfer theory and the factors of customer experience that influence this trust transfer process. This study focuses on the case of SeaBank, a digital bank, and Shopee, an e-commerce platform, which share the same parent group, Sea Group. The quantitative approach in this research utilizes data collected through online questionnaires with a total of 629 respondents. The data is then analyzed using the partial least squares structural equation modeling (PLS-SEM) method with SmartPLS4 software. The results of the data analysis show that factors such as customer cost, convenience, perceived ease of use, informativeness, and relationship investment have a positive influence on trust in Shopee. Furthermore, customisation, customer cost, and relationship investment have a positive impact on loyalty to Shopee. Additionally, trust in Shopee and loyalty to Shopee positively affect trust in SeaBank, and trust in SeaBank positively influences the intention to use SeaBank, thus strengthening the trust transfer theory. On the other hand, customisation does not affect trust in Shopee, and factors such as convenience, perceived ease of use, and informativeness do not influence loyalty to Shopee. However, the rejection of these hypotheses has been validated by six interviewees who are active Shopee users. The theoretical implications of this research include expanding the understanding of the influence of customer experience on the value provided by companies to customers, which can enhance user trust and loyalty, while also providing new insights into the trust transfer process leading to the intention to use between Shopee and SeaBank in the context of customer experience.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vioren Paramitta Adithana
"Perkembangan internet dan smartphone mendorong berbagai kegiatan, salah satunya pembayaran, untuk dilakukan secara online dengan memanfaatkan teknologi mobile. Saat ini bank sudah mulai menyediakan layanan digital only bank. Namun, masih banyak pro-kontra terkait bank digital di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meneliti adopsi digital banking yang melibatkan perpindahan kepercayaan dari suatu e-commerce yang sudah banyak dipercayai dengan menggunakan teori trust transfer beserta faktor-faktor customer experience yang memengaruhi proses trust transfer tersebut. Penelitian ini menggunakan studi kasus bank digital SeaBank dengan e-commerce Shopee yang memiliki satu parent group yang sama yaitu Sea Group. Pendekatan kuantitatif pada penelitian ini memanfaatkan data dari penyebaran kuesioner daring dengan total 629 responden. Kemudian, data diolah menggunakan metode partial least squares structural equation modeling (PLS-SEM) dengan perangkat lunak SmartPLS 4. Hasil analisis data menunjukkan faktor customer cost, convenience, perceived ease of use, informativeness, dan relationship investment berpengaruh secara positif kepada trust in Shopee. Lalu, faktor customisation, customer cost, dan relationship investment berpengaruh secara positif kepada loyalty to Shopee. Selain itu, ditemukan bahwa trust in Shopee dan loyalty to Shopee memengaruhi trust in SeaBank secara positif, serta trust in SeaBank memengaruhi intention to use SeaBank secara positif, sehingga penelitian ini memperkuat teori trust transfer. Di lain sisi, faktor customisation tidak memengaruhi trust in Shopee dan faktor convenience, perceived ease of use, dan informativeness tidak memengaruhi loyalty to Shopee. Namun, penolakan beberapa hipotesis tersebut telah divalidasi oleh enam narasumber wawancara yang merupakan pengguna aktif Shopee. Implikasi teoritis penelitian ini adalah perluasan mengenai pengaruh customer experience terhadap value yang diberikan perusahaan kepada customer, dapat meningkatkan kepercayaan dan kesetiaan pengguna sekaligus memberikan fakta baru mengenai proses trust transfer hingga menjadi intention to use antara Shopee dengan SeaBank dalam konteks customer experience.

The development of the internet and smartphones has facilitated various activities, including online payments, by leveraging mobile technology. Currently, banks have begun offering digital-only banking services. However, there are still many pros and cons related to digital banks in Indonesia. Therefore, this research aims to examine the adoption of digital banking, involving the transfer of trust from a well-established e-commerce platform, using the trust transfer theory and the factors of customer experience that influence this trust transfer process. This study focuses on the case of SeaBank, a digital bank, and Shopee, an e-commerce platform, which share the same parent group, Sea Group. The quantitative approach in this research utilizes data collected through online questionnaires with a total of 629 respondents. The data is then analyzed using the partial least squares structural equation modeling (PLS-SEM) method with SmartPLS4 software. The results of the data analysis show that factors such as customer cost, convenience, perceived ease of use, informativeness, and relationship investment have a positive influence on trust in Shopee. Furthermore, customisation, customer cost, and relationship investment have a positive impact on loyalty to Shopee. Additionally, trust in Shopee and loyalty to Shopee positively affect trust in SeaBank, and trust in SeaBank positively influences the intention to use SeaBank, thus strengthening the trust transfer theory. On the other hand, customisation does not affect trust in Shopee, and factors such as convenience, perceived ease of use, and informativeness do not influence loyalty to Shopee. However, the rejection of these hypotheses has been validated by six interviewees who are active Shopee users. The theoretical implications of this research include expanding the understanding of the influence of customer experience on the value provided by companies to customers, which can enhance user trust and loyalty, while also providing new insights into the trust transfer process leading to the intention to use between Shopee and SeaBank in the context of customer experience.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathanael Pardosi
"Perkembangan internet dan smartphone mendorong berbagai kegiatan, salah satunya pembayaran, untuk dilakukan secara online dengan memanfaatkan teknologi mobile. Saat ini bank sudah mulai menyediakan layanan digital only bank. Namun, masih banyak pro-kontra terkait bank digital di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meneliti adopsi digital banking yang melibatkan perpindahan kepercayaan dari suatu e-commerce yang sudah banyak dipercayai dengan menggunakan teori trust transfer beserta faktor-faktor customer experience yang memengaruhi proses trust transfer tersebut. Penelitian ini menggunakan studi kasus bank digital SeaBank dengan e-commerce Shopee yang memiliki satu parent group yang sama yaitu Sea Group. Pendekatan kuantitatif pada penelitian ini memanfaatkan data dari penyebaran kuesioner daring dengan total 629 responden. Kemudian, data diolah menggunakan metode partial least squares structural equation modeling (PLSSEM) dengan perangkat lunak SmartPLS 4. Hasil analisis data menunjukkan faktor customer cost, convenience, perceived ease of use, informativeness, dan relationship investment berpengaruh secara positif kepada trust in Shopee. Lalu, faktor customisation, customer cost, dan relationship investment berpengaruh secara positif kepada loyalty to Shopee. Selain itu, ditemukan bahwa trust in Shopee dan loyalty to Shopee memengaruhi trust in SeaBank secara positif, serta trust in SeaBank memengaruhi intention to use SeaBank secara positif, sehingga penelitian ini memperkuat teori trust transfer. Di lain sisi, faktor customisation tidak memengaruhi trust in Shopee dan faktor convenience, perceived ease of use, dan informativeness tidak memengaruhi loyalty to Shopee. Namun, penolakan beberapa hipotesis tersebut telah divalidasi oleh enam narasumber wawancara yang merupakan pengguna aktif Shopee. Implikasi teoritis penelitian ini adalah perluasan mengenai pengaruh customer experience terhadap value yang diberikan perusahaan kepada customer, dapat meningkatkan kepercayaan dan kesetiaan pengguna sekaligus memberikan fakta baru mengenai proses trust transfer hingga menjadi intention to use antara Shopee dengan SeaBank dalam konteks customer experience.

The development of the internet and smartphones has facilitated various activities, including online payments, by leveraging mobile technology. Currently, banks have begun offering digital-only banking services. However, there are still many pros and cons related to digital banks in Indonesia. Therefore, this research aims to examine the adoption of digital banking, involving the transfer of trust from a well-established e-commerce platform, using the trust transfer theory and the factors of customer experience that influence this trust transfer process. This study focuses on the case of SeaBank, a digital bank, and Shopee, an e-commerce platform, which share the same parent group, Sea Group. The quantitative approach in this research utilizes data collected through online questionnaires with a total of 629 respondents. The data is then analyzed using the partial least squares structural equation modeling (PLS-SEM) method with SmartPLS4 software. The results of the data analysis show that factors such as customer cost, convenience, perceived ease of use, informativeness, and relationship investment have a positive influence on trust in Shopee. Furthermore, customisation, customer cost, and relationship investment have a positive impact on loyalty to Shopee. Additionally, trust in Shopee and loyalty to Shopee positively affect trust in SeaBank, and trust in SeaBank positively influences the intention to use SeaBank, thus strengthening the trust transfer theory. On the other hand, customisation does not affect trust in Shopee, and factors such as convenience, perceived ease of use, and informativeness do not influence loyalty to Shopee. However, the rejection of these hypotheses has been validated by six interviewees who are active Shopee users. The theoretical implications of this research include expanding the understanding of the influence of customer experience on the value provided by companies to customers, which can enhance user trust and loyalty, while also providing new insights into the trust transfer process leading to the intention to use between Shopee and SeaBank in the context of customer experience.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Shafa Annisa Puteri
"Penelitian ini menganalisis tanggung jawab penyedia platform e-commerce dan penyelesaian sengketa konsumen berdasarkan kasus Putusan PN Jakarta Barat Nomor 588/Pdt.G/2020/PN Jkt.Brt. Dalam penelitian ini, aspek penting yang harus diperhatikan oleh penyedia platform e-commerce adalah tanggung jawab terhadap konten ilegal, keamanan sistem, perlindungan data pribadi, dan mekanisme pengaduan konsumen. Penyedia platform e-commerce juga perlu menyediakan mekanisme pengaduan yang efektif bagi konsumen yang mengalami kerugian. Analisis kasus Lazada Indonesia dan Tokopedia menunjukkan adanya kesalahan dan tindakan tidak bertanggung jawab yang merugikan konsumen. Penyedia platform e-commerce seharusnya bertanggung jawab atas keamanan sistem dengan melakukan verifikasi terhadap pelaku usaha yang menggunakan platform tersebut. Dalam kasus ini, terdapat kelalaian dalam memberikan label "Gold Merchant" yang menandakan kepercayaan kepada pelaku usaha tertentu, yang juga berkontribusi terhadap kerugian yang dialami konsumen. Tindakan ini melanggar ketentuan hukum mengenai evaluasi dan pemantauan pelaku usaha di platform e-commerce. Penyedia platform e-commerce seperti Lazada Indonesia dan Tokopedia menolak bertanggung jawab dan tidak memberikan penyelesaian sengketa yang memadai kepada konsumen. Konsumen menghadapi kesulitan dalam melacak atau mendapatkan pengembalian dana yang hilang atau disalahgunakan. Kurangnya informasi mengenai penyelesaian sengketa dan kelemahan dalam advokasi konsumen dan pencegahan resiko juga menjadi masalah dalam penyelesaian sengketa di platform e-commerce. Untuk mengatasi masalah ini, penyedia platform e-commerce perlu memberikan ketentuan yang lebih jelas dan memastikan konsumen mendapatkan penyelesaian yang adil. Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) juga perlu meningkatkan sosialisasi untuk memperbaiki pemahaman masyarakat mengenai prosedur penyelesaian sengketa. Konsumen juga perlu berhati-hati dan memperhatikan syarat dan ketentuan yang berlaku di setiap platform e-commerce. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai tanggung jawab penyedia platform e-commerce dalam kasus pelanggaran hak konsumen. Hasil analisis ini diharapkan dapat membantu meningkatkan perlindungan konsumen dalam transaksi e-commerce dan memperbaiki penyelesaian sengketa di platform e-commerce di Indonesia.

This research analyzes the responsibilities of e-commerce platform providers and consumer dispute resolution based on the case of West Jakarta District Court Decision Number 588/Pdt.G/2020/PN Jkt.Brt. In this study, the important aspects that must be considered by e-commerce platform providers are responsibility for illegal content, system security, personal data protection, and consumer complaint mechanisms. E-commerce platform providers also need to provide an effective complaint mechanism for consumers who experience losses. The analysis of the Lazada Indonesia and Tokopedia cases shows that there were mistakes and irresponsible actions that harmed consumers. E-commerce platform providers should be responsible for system security by verifying the business actors using the platform. In this case, there was negligence in providing a "Gold Merchant" label that signaled trust in certain businesses, which also contributed to the harm suffered by consumers. This action violates the legal provisions regarding the evaluation and monitoring of businesses on e-commerce platforms. E-commerce platform providers such as Lazada Indonesia and Tokopedia denied responsibility and did not provide adequate dispute resolution to consumers. Consumers face difficulties in tracking or recovering lost or misappropriated funds. Lack of information on dispute resolution and weaknesses in consumer advocacy and risk prevention are also problems in dispute resolution on e-commerce platforms. To address these issues, e-commerce platform providers need to provide clearer provisions and ensure consumers get a fair settlement. The Consumer Dispute Resolution Agency (BPSK) also needs to increase socialization to improve public understanding of dispute resolution procedures. Consumers also need to be careful and pay attention to the terms and conditions that apply on each e-commerce platform. This research provides a better understanding of the responsibilities of e-commerce platform providers in cases of consumer rights violations. The results of this analysis are expected to help increase consumer protection in e-commerce transactions and improve dispute resolution on e-commerce platforms in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Trianda Sulawargana
"Pemanfaatan teknologi digital dan internet di Indonesia telah meluas dari sekedar mempermudah untuk berkomunikasi dan pencarian informasi; Internet sudah menjadi basis dalam menjalankan bisnis. Untuk bisnis berbasis daring seperti industri e-commerce, terjadi perluasan konsep reputasi menjadi electronic reputation. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan pengaruh e-WOM terhadap e-reputation pada industri e-commerce di Indonesia dan menjelasakan interaksi berbagai dimensi e-WOM dengan e-reputation. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan survei kuesioner. Penelitian ini mengambil 170 sampel pengguna internet yang mengetahui dan menggunakan situs atau aplikasi e-commerce dan pernah melihat atau membicarakan e-commerce di internet dengan teknik pengambilan sampel convinience sampling dan diolah menggunakan teknik PLS-SEM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel electronic word-of-mouth memberikan pengaruh langsung terhadap e-reputation, dengan dimensi trust sebagai dimensi e-WOM yang paling berpengaruh secara signifikan disusul dengan dimensi intensitas sebagai dimensi yang berpengaruh kedua. Maka dari itu, kepercayaan menjadi dimensi dominan yang menentukan bagaimana seseorang menyampaikan pendapat mengenai perusahaan kepada khalayak, dan kemudian kepercayaan juga yang menjadi faktor pembentuk persepsi seseorang terhadap informasi yang diterima.

Utilization of digital technology and the internet in Indonesia has expanded from only for communicate and search for information, the internet has become the basis for doing business. For online-based businesses such as the e-commerce industry, there's expand of concept called electronic reputation. The purpose of this study is an explanation of e-WOM on e-reputation in the e-commerce industry in Indonesia and interaction of electronic word-of-mouth dimensions with e-reputation. The research method used is quantitative research. This study took 170 samples of internet users who know and use e-commerce sites or applications and have seen or discussed e-commerce on the internet with sampling techniques convinience sampling and the data analyze with SEM-PLS techniques. The results of this study indicate that electronic word-of-mouth variables have a direct influence on e-reputation, with the dimension of trust as the main influence of e-WOM dimension and intensity being the secondary influence. Therefore, trust becomes the dominant dimension that determines how individuals expresses their opinion about the company to others, and then trust also becomes a factor forming a person's perception of the information received."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchamad Arifin
"Tidak bisa di copy"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T24518
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aggy Erlangga Amir
"Gelombang perubahan yang rnenghadirkan internet sebagai media yang dapal menghubungkan segala batasan fisik maupun waktu di seluruh dunia disambut baik oleh berbagai kalangan. Penggunaan internet sebagai alat bantu sehari-hari menjadi hal yang lazim dan juga ikut mempengaruhi gaya operasi perusahaan selarna ini, diantaranya adalah perdagangan atau transaksi secara elektronis atau yang biasa disebut e-commerce.
Dengan hadirnya e-commerce, trend berbelanja konsumen yang tadinya dilakukan secara konvensional, lama-kelamaan iut bergeser mengikuti trend yang ada, yaitu berbelanja secara praktis melalui internet atau belanja secara online. Bagi masyarakat Jakarta, yang sebagian besar tenggelam dalam kesibukannya, cara belanja efisien seperti ini disambut dengan baik.
Sebagai salah satu perusahaan yang berorientasi masa depan, Lippo melakukan transfonnasi bisnisnya menjadi basis teknologi dan internet. Dengan bermodalkan dana yang kuat, Lippo terjun pada industri e-commerce dengan ritel sebagai pasar sasaran mereka melalui LippoShop. LippoShop rnenghadirkan alternatif belanja secara online, dimana konsumen dapat berbelanja secara aman, nyaman dan tldak mengganggu aktivitas mereka.
Langkah awal LippoShop dengan mengakuisisi Dial Mart sebagai belanja yang diantar sampai tujuan merupakan langkah stratcgis untuk merengkuh pelanggan yang dimilikinya. LippoShop juga rnernbangun infrastruktur teknologinya dengan dukungan perusahaan-perusahaan teknologi terdepan. Sebagai perusahaan yang memiliki visi unluk * menjadi perusahaan e-commerce terbesar di Indonesia, LippoShop harus memiliki model bisnis yang tepat, konsep nilai yang relevan dan strategi e-commerce yang solid untuk mcmadukan bisnis online dan bisnis konvensionalnya.
Dengan model digunakan, suatu perusahaan dapat menentukan dan mengukur bagaimana jalannya bisnis perusahaan dan darimana perusahaan memperoleh sumber pendapatan. Model tersebut dapat dikatakan tepat apabila mampu membawa perusahaan iintiik tetap bertahan pada persaingan yang lebih keras.
Melalui konsep nilai yang ditawarkan, LippoShop berusaha mengedepankan kepuasan konsuraen mereka sehingga tercipta suatu komunitas belanja online yang setia. Untuk niencapai hal itu LippoShop menawarkan produk-produk dengan jumlah dan variasi yang b era gam yang didukung oleh jaringanmitra yang luas.
Stralegi e-commerce yang diterapkan LippoShop pada dasarnya terdiri dan faktor-t'aktor; kepemimpinan, infrastruktur, pembelajaran organisasi, teknologi, merek, pelayanan dan pasar. Semakin dominan faktor-faktor yang dimiliki, semakin besar kemungkinan berhasilnya strategi ini. Masing-masing faktor memiliki kontribusi dan karakteristik yang unik bagi strategi secara keselumhan, sehingga faktor-faktor tersebut perlu diintegrasikan menjadi strategi e-commerce yang solid.
Industri e-commerce di Indonesia memiliki intensitas persaingan yang tinggi. Hal ini ditandai dengan hadirnya pesaing-pesaing konvensional dan pesamg-pesaing online. Pesaing konvensional nierupakan perusahaan-perusahaan ritel yang telah lama bergerak pada pasar ritcl dan uinumnya terdiri dari pemain-pemain besar. Sedangkan pesaing online nierupakan perusahaan-perusahaan e-commerce kecil yang menawarkan produk-produk yang spesifik. Dengan besarnya biaya investasi yang ditanam untuk infrastruktur teknologi dan membangun jaringan supply chain, maka industri ini hanya dapat menampung beberapa pemain besar dan banyak perusahaan e-commerce kecil agar dapat meraih keuntungan.
Dengan mengoptimalkan teknologi dan infrastruktur yang fleksibel memungkinkan LippoShop untuk memenuhi kebutuhan pasar dan merespon perubahan konsumen secara tepat. Selain itu dengan sisteni keamanan transaksi yang dimiliki, jaminan untuk melakukan Iransaksi tinggi.
Perusahaan e-commerce harus memiliki identitas merek yang kuat mengingat banyak nya pesaing online. LippoShop membangun mereknya melalui kegiatan periklanan, dan dalam pengembangan mereknya melalui kegitan kehumasan. Pada akhirnya, LippoShop diharapkan menjadi merek dotcom lokal yang identik dengan belanja online.
LippoShop mengutamakan pelayanan atas konsumennya sehingga tercipta sualu kcpuasan pelanggan, dengan memperlakukan konsumen sebagai sualu individu yang berbeda. Melalui Customer Relationship Mangemement (CRM) diharapkan tercipta suatu komunitas belanja online. CRM ini dikembangkan dengan dukungan teknologi yang dimiliki perusahaan.
Unluk menghadapi persaingan dengan intensitas yang tinggi, LippoShop melakukan penetrasi pasar melalui kegialan direct marketing, sehingga LippoShop dapat berinteraksi langsung dengan konsumen dan memperoleh umpan balik yang cepat. Pendekatan individu ini dilakukan untuk membangun networking dengan konsumen, dengan sendirinya konsumen akan melakukan seleksi terhadap manfaat belanja secara online.
"
2001
T779
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Informasi mengenai transaksi secara electronic atau on-line sistem atau e-cormmerce membutuhkan adanya perlindungan hukum yang memadai terhadap upaya orang atau pihak-pihak yang berusaha mengakses secara ilegal..."
JHB 18 (2002)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Azzahra
"Augmented Reality (AR) merupakan teknologi interaktif yang dimanfaatkan pada e-commerce karena memberikan informasi visualisasi produk yang membuat proses belanja online lebih efektif. Pengimplementasiannya mampu mempengaruhi niat beli konsumen setelah merasakan pengalaman berbelanja interaktif. Perlu dilakukan analisis pengaruh pengimplementasian teknologi AR pada e-commerce pada produk kategori fashion kacamata terhadap minat beli konsumen menggunakan website optik seis yaitu e-commerce yang telah mengadopsi AR menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Model penelitian menggunakan modifikasi cognition-affect-conation (C-A-C) framework, penggunaan PLS-SEM dan MANOVA dalam pengolahan data kuantitatif, serta thematic analysis dalam pengolahan data kualitatif. Jumlah responden valid dan digunakan dalam pengolahan data kuantitatif sebanyak 272 responden. Hasil penelitian menemukan terdapat 4 faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen dalam berbelanja menggunakan fitur AR virtual try-on pada e-commerce yaitu, Product Informativeness, Perceived Usefulness, Attitude, dan Satisfaction yang berpengaruh signifikan terhadap Purchase Intention. Namun, terdapat 2 faktor yang tidak terbukti mendukung Attitude secara signifikan yaitu, Experiential Value dan Ease of Use. Terdapat peningkatan signifikan pada minat beli konsumen setelah berbelanja menggunakan fitur AR virtual try-on di e-commerce dibandingkan sebelumnya. Hasil penelitian diharapkan menjadi acuan pengembang teknologi AR melalui implementasinya pada e-commerce dan penyedia layanan e-commerce mampu memberikan pengalaman baru interaktif bagi konsumen melalui fitur AR virtual try-on.

Augmented Reality (AR) is an interactive technology used in e-commerce because it can provide visual product information that makes the online shopping process more effective. It can affect consumer purchase intentions after experiencing an interactive shopping experience. It is necessary to analyze the effect of implementing AR in e-commerce, in fashion glasses category products, on consumer purchase intention using Optik Seis website using quantitative and qualitative approaches. The research model will use a modified cognition-affect-conation (C-A-C) framework and processing data will use PLS-SEM, MANOVA, and thematic analysis. The number of valid respondents used was 272 respondents. The results found there are 4 factors that influence consumer buying interest in shopping using the AR in e-commerce, namely Product Informativeness, Perceived Effectiveness, Attitude, and Satisfaction that significantly affect Purchase Intention. However, Experiential Value and Ease of Use are not proven to significantly support Attitude. There is a significant increase in consumer buying interest after shopping using AR virtual try-on in e-commerce compared to before. The research results are expected to be a reference for AR technology developers through its implementation in e-commerce and e-commerce service providers being able to provide new interactive experiences for consumers through the AR virtual try-on feature.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>