Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181334 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gilang Rahmatulloh
"Kepala ruangan mempunyai peran penting, dalam upaya meningkatkan efikasi diri perawat dalam melakukan dokumentasi keperawatan, Kepala ruangan yang memiliki gaya kepemimpinan transformasional, dapat meningkatkan efikasi diri perawat, terutama dalam menghadapi masalah dan menyelesaikan tugas dalam melakukan dokumentasi keperawatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan efikasi diri perawat pelaksana dalam melakukan dokumentasi keperawatan. Metode penelitian ini, menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan desain Cross-sectional. Pengambilan sampel teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 159 perawat pelaksana. Hasil penelitian menggunakan uji chi-square dengan CI 95%, didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan signifikan antara jenis kelamin (p-value 0.043), pelatihan dokumentasi keperawatan (p-value 0.015), gaya kepemimpinan transformasional kepala ruangan (p-value 0.000) dan efikasi diri perawat. Tidak terdapat hubungan antara usia (p-value 0,385), tingkat Pendidikan (p-value 0,693), jenjang karir (p-value 0,975), lama bekerja (p-value 0,051) dan efikasi diri. Hasil regresi logistik berganda, gaya kepemimpinan transformasional menjadi variabel paling dominan. Simpulan dalam penelitian ini adalah penerapan gaya kepemimpinan transformasional kepala ruangan, dapat berkontribusi dalam meningkatkan efikasi diri perawat pelaksana dalam melakukan dokumentasi keperawatan.

Head nurse has an important role on nursing documentation to improve self-efficacy of nurses, Head nurse has a transformational leadership style, increasing self-efficacy of nurse, problem solving and completing tasks on nursing documentation. The purpose of this study is to identify factors related self-efficacy of nurses for conducting nursing documentation. This research method used a quantitative approach with a cross-sectional design. Sampling technique was used a purposive sampling, with number of sample was 159 nurses. The data was analyzed using chi-square test with CI 95%. This study was found there was a significant relationship between the sexes (p-value 0.043), nursing documentation training (p-value 0.015), the transformational leadership style head nurse (p-value 0.000) and the self-efficacy of nurses. No significant relationship between education level (p-value 0.693), career level (p-value 0.975), age (p-value 0.385), length of work (p-value 0.378) and self-efficacy. The result of multiple logistic regression transformational leadership styles was the most dominant variabel. The conclusion of this study was the application of transformational leadership style of head nurse has contributed to increase the self-efficacy of nurses for conducting nursing documentation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiveni Elisabhet
"Masa Pandemi COVID-19 menjadi masalah serius dan berdampak pada kehidupan terutama di dunia pendidikan. Adanya perubahan metode belajar dari tatap muka menjadi daring menimbulkan efek yang beragam pada mahasiswa keperawatan terutama pada masalah kesehatan jiwa dan kemampuan mereka dalam mengatasi tantangan yang terjadi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan efikasi diri dalam pembelajaran mahasiswa keperawatan dimasa transisi pandemi COVID-19. Metode penelitian menggunakan kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi menggunakan pendekatan cross sectional dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel yang paling berhubungan pada efikasi diri adalah tingkat kecemasan dan dukungan sosial. Variabel tingkat kecemasan menjadi peluang terbesar untuk meningkatkan efikasi diri mahasiswa keperawatan dengan nilai odd ratio 112,316. Pihak pendidikan perlu menambahkan mata kuliah elektif manajemen stress menjadi mata kuliah dasar pada mata kuliah konsep dasar keperawatan. Peneliti berikutnya dapat melihat dukungan sosial yang lebih bermanfaat dalam 3 dimensi seperti dukungan sosial keluarga, dukungan sosial teman dan orang penting terhadap penurunan tingkat kecemasan dan meningkatkan efikasi diri mahasiswa keperawatan semester II di Fakultas Ilmu Keperawatan Indonesia.

The COVID-19 pandemic has become a serious problem and has an impact on life, especially in the world of education. The change in learning methods from face-to-face to online has various effects on nursing students, especially on mental health problems and their ability to cope with the challenges that occur. The purpose of this study was to determine the factors most related to self-efficacy in nursing student learning during the COVID-19 pandemic transition. The research method uses a quantitative descriptive correlational design using a cross sectional approach and multiple logistic regression. The results of this study indicate that the variables most related to self-efficacy are the level of anxiety and social support. The anxiety level variable is the biggest opportunity to increase nursing students' self-efficacy with an odd ratio value of 112,316. The education sector needs to add stress management elective courses to be basic courses in basic nursing concepts. The next researcher can see that social support is more useful in 3 dimensions such as family social support, social support from friends and important people to reduce anxiety levels and increase self-efficacy of second semester nursing students at the Indonesian Faculty of Nursing."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Asri Citraningrum
"Rendahnya kesejahteraan subjektif guru yang ditandai oleh tingginya stres dan rendahnya kepuasan hidup akibat dari beban kerja yang tinggi berdampak buruk terhadap kinerja, pembelajaran siswa, hingga niat berhenti bekerja. Sementara itu, efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir dan optimisme karir ditemukan dapat mempengaruhi kesejahteraan subjektif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat peran moderasi optimisme karir pada hubungan efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir terhadap kesejahteraan subjektif pada guru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data penelitian didapatkan dari 190 guru. Pengukuran kesejahteraan subjektif dilakukan dengan menggunakan Satisfaction With Life Scale dan Scale of Positive And Negative Experiences. Efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir diukur dengan Career Decision Self Efficacy- Short Form dan optimisme karir diukur dengan Career Optimism Subscale dari Career Future Inventory. Hasil penelitian yang dianalisis dengan uji moderasi tidak menemukan adanya efek interaksi atau peran moderasi dari optimisme karir terhadap hubungan efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir dan kesejahteraan subjektif. Hasil penelitian ini memberikan manfaat bagi saran penelitian selanjutnya, dan manfaat praktis bagi stakeholder, pendidik dan tenaga kependidikan, praktisi pendidikan, satuan dan lembaga pendidikan, dan instansi terkait untuk meningkatkan kesejahteraan guru.

Teachers' low subjective well-being, characterized by high stress and low life satisfaction as a result of high workload, has a negative impact on performance, student learning, and intention to quit. Meanwhile, self-efficacy in career decision making and career optimism are found to affect subjective well-being. This study aims to see if there is a moderating role of career optimism on the relationship of career decision self-efficacy to subjective well-being in teachers. This study uses a quantitative approach. Research data were obtained from 190 teachers. Subjective well-being measurements were made using the Satisfaction With Life Scale and the Scale of Positive and Negative Experiences. Career decision self-efficacy was measured by Career Decision Self Efficacy-Short Form and career optimism was measured by Career Optimism Subscale of Career Future Inventory. The results of the study analyzed by moderation test did not find any interaction effect or moderating role of career optimism on the relationship of career decision self-efficacy and subjective well- being. The results of this study provide benefits for further research suggestions, and practical benefits for stakeholders, educators and education personnel, educational practitioners, educational institutions, and related agencies to improve teacher well-being."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirna Refolia Istiasih
"Mahasiswa yang sedang memasuki periode realistis dalam tahap perkembangan karier masih memiliki tingkat adaptabilitas karier rendah. Faktor eksternal yang sangat memengaruhi adaptabilitas karier pada mahasiswa adalah dukungan teman sebaya, dimana mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman sebayanya untuk saling memberikan informasi dan saran karier, dukungan emosional, serta menjadikan teman sebagai panutan dalam hal yang berkaitan dengan karier. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran mediasi oleh efikasi diri pengambilan keputusan karier (CDSE) pada pengaruh dukungan teman sebaya terhadap adaptabilitas karier kepada mahasiswa. CDSE dipilih sebagai mediator karena adaptabilitas karier dapat ditingkatkan melalui sumber-sumber efikasi diri. Responden adalah mahasiswa tingkat akhir yang sedang kuliah di Jabodetabek (N = 538) dengan teknik pengambilan data berupa convenience sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen Career-Adapt-Abilities Scale, Career-Related Peer Support, dan Career Decision Self Efficacy - Short Form yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia. Hasil uji mediasi menunjukkan bahwa efikasi diri dalam pengambilan keputusan karier memediasi secara penuh pengaruh dukungan teman sebaya terhadap adaptabilitas karier (c = 0,247; p < 0,001). Dukungan teman sebaya sebagai faktor eksternal tidak cukup untuk meningkatkan adaptabilitas karier, namun diperlukan adanya faktor internal untuk meningkatkan adaptabilitas karier mahasiswa, dimana dalam hal ini diwadahi oleh CDSE. Diskusi, saran, dan limitasi penelitian akan dibahas lebih

College students are in a realistic period in the career development stage, but in reality, the level of students’ career adaptability is still low. The external factor that greatly influences the career adaptability of students is peer support, where students spend more time with their peers for providing information and career suggestions to each other, emotional support, and being role models in matters related to careers. College students tend to spend most of their time with peers to exchange career information and suggestions, emotional support, and peers as their role models in a career-related setting. This present study aims to analyze the mediating role of career decision self-efficacy (CDSE) on the effect of peer support on career adaptability to college students. CDSE was chosen as moderator because career adaptability can be enhanced through self-efficacy sources. Participants are final year students in Jabodetabek (N = 538) and data was collected using convenience sampling techniques. This study was using Career Adapt-Abilities Scale, Career-Related Peer Support, and Career Decision Self-Efficacy - Short Form that have been translated to Bahasa. Mediation analysis shows that career decision self-efficacy fully mediated peer support on career adaptability (c = 0,247; p < 0,001). Peer support as an external factor is not sufficient enough to enhance career adaptability, but internal factor is needed to enhance career adaptability, which is career decision self-efficacy. Another discussion, suggestions, and limitations will be discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Salsabila Ramadhani
"Salah satu cara pengendalian glukosa darah yaitu melakukan kepatuhan latihan fisik teratur yang dapat tercipta dengan memiliki efikasi diri yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran efikasi diri kepatuhan latihan fisik penyandang diabetes melitus tipe 2 di DKI Jakarta. Desain penelitian deskriptif dengan jumlah sampel 100 responden dan menggunakan kuesioner efikasi diri kepatuhan aktivitas fisik teratur dengan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden 28% memiliki efikasi diri kepatuhan latihan fisik teratur sangat tinggi. Hasil penelitian merekomendasikan pelayanan kesehatan dapat memperkuat efikasi diri dengan memberikan edukasi kepada penyandang diabetes terkait pentingnya memiliki efikasi diri dalam melakukan latihan fisik teratur.

One way to control blood glucose is to comply with regular physical exercise which can be created by having high self-efficacy. This study aims to identify the description of self-efficacy of physical exercise compliance with type 2 diabetes mellitus in DKI Jakarta. The research design is descriptive with a sample size of 100 respondents and uses a self-efficacy questionnaire for compliance with regular physical activity with univariate analysis. The results showed the majority of respondents 28% had a very high self-efficacy of regular physical exercise adherence. The results of the study recommend that health services can strengthen self-efficacy by providing education to people with diabetes regarding the importance of having self-efficacy in doing regular physical exercise.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nandya Zulfa Iswantoko
"Guru di satuan pendidikan anak usia dini inklusif dihadapi oleh berbagai tuntutan untuk mampu memenuhi kebutuhan siswa yang beragam. Mindfulness, dikarakterisasi oleh peningkatan kesadaran di masa kini, dapat meningkatkan kepercayaan diri guru dalam mengajar di kelas inklusif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara mindfulness guru dan self-efficacy guru dalam praktik pendidikan inklusif. Partisipan pada penelitian ini adalah 149 guru di satuan pendidikan anak usia dini inklusif yang didapatkan melalui teknik purposive sampling. Pengukuran mindfulness guru menggunakan Mindfulness in Teaching Scale (MTS). Pengukuran self-efficacy guru dalam praktik pendidikan inklusif menggunakan Teacher Efficacy for Inclusive Practice (TEIP). Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara mindfulness dan self-efficacy guru dalam praktik pendidikan inklusif (rs= 0.456, p<0.01, two-tailed). Masing-masing dimensi mindfulness menunjukkan adanya korelasi yang signifikan, yaitu intrapersonal mindfulness dengan self-efficacy guru dalam praktik pendidikan inklusif (rs= 0.44, p<0.01, two- tailed) dan interpersonal mindfulness dengan self-efficacy guru dalam praktik pendidikan inklusif (rs= 0.33, p<0.01, two-tailed). Implikasi dari penelitian ini menekankan pada pentingnya mengintegrasikan strategi mindfulness untuk mendukung guru dalam mengembangkan kepercayaan dirinya yang diperlukan untuk keberhasilan praktik pendidikan inklusif di kelasnya.

Teachers in inclusive early childhood education settings face various demands to ensure the diverse needs of all students are met. Mindfulness, characterized by enhanced present-moment awareness, can boost teachers' confidence in implementing inclusive practices in their classroom. This study aims to examine the relationship between teachers' mindfulness and their self-efficacy in inclusive educational practices. Using purposive sampling, the research involved 149 teachers in inclusive early childhood education. Teachers' mindfulness was measured using the Mindfulness in Teaching Scale (MTS). Teachers' self-efficacy in inclusive educational practices was assessed using the Teacher Efficacy for Inclusive Practice (TEIP). Correlation test results showed a significant relationship between teachers' mindfulness and their self-efficacy in inclusive educational practices (rs= 0.456, p<0.01, two-tailed). Each dimension also showed a significant correlation: intrapersonal mindfulness with teachers' self-efficacy in inclusive educational practices (rs= 0.33, p<0.01, two-tailed) and interpersonal mindfulness relationship with teachers' self- efficacy in inclusive educational practices (rs= 0.44, p<0.01, two-tailed). The implications of this study highlight the importance of integrating mindfulness strategies to support teachers in developing the confidence for successful inclusive educational practices in their classroom."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Octavia
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan ayah dan college self-efficacy pada mahasiswa tahun pertama di Universitas Indonesia. Sebanyak 606 responden yang merupakan mahasiswa tahun pertama angkatan 2017 di Universitas Indonesia berpartisipasi dalam penelitian ini. Keterlibatan ayah didefinsikan sebagai sejauh mana seorang ayah menjalankan perannya dan berpartisipasi aktif dalam berbagai aspek kehidupan anaknya. College self-efficacy didefinisikan sebagai derajat keyakinan bahwa individu mampu untuk sukses dalam melaksanakan tugas yang berkaitan dengan perkuliahan. Keterlibatan ayah diukur menggunakan dua alat ukur yang menilai keterlibatan ayah dalam dua domain yang berbeda. Alat ukur Nurturant Fathering Scale NFS mengukur keterlibatan ayah dalam domain afektif, sedangkan Father Involvement Scale FIS mengukur keterlibatan ayah dalam domain perilaku. Kedua alat ukur keterlibatan ayah yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan oleh Finley dan Schwartz 2004 . Untuk mengukur college self-efficacy, digunakan alat ukur College Self-Efficacy Inventory CSEI yang dibuat dan dikembangkan oleh Solberg, O rsquo;Brien, Villareal, Kennel, dan Davis 1993 . Hasil pengukuran menggunakan teknik statistik Pearson Correlation menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah, baik dalam domain afektif dan perilaku, dengan college self-efficacy pada mahasiswa tahun pertama di Universitas Indonesia.

ABSTRACT
This study was conducted to find the correlation between father involvement and college self efficacy among first year college student in Universitas Indonesia. A total of 606 respondents who were first year college students class of 2017 at Universitas Indonesia participated in this research. Father involvement was defined as the extent to which a father performs his role and actively participates in various aspects of his child rsquo s life. College self efficacy was defined as a student rsquo s degree of confidence that they could successfully complete a given college related task. Father involvement was measured using two different instruments that assessed two different domains. Nurturant Fathering Scale NFS measured father involvement in the affective domain, while Father Involvement Scale FIS measured father involvement in behavioral domain. The two instrument of father involvement used in this study were developed by Finley and Schwartz 2004 . College Self Efficacy Inventory CSEI developed by Solberg, O rsquo Brien, Villareal, Kennel, and Davis 1993 was used to measure college self efficacy. The Pearson Correlation indicates significant correlation between father involvement, both in affective and behavioral domains, with college self efficacy among first year college student in Universitas Indonesia. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghea Saraswati Kusuma
"Universitas menjadi wadah untuk dapat mengembangkan diri agar mahasiswa dapat menghasilkan performa akademik yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran antara mindfulness dan academic self-efficacy terhadap performa akademik mahasiswa. Mindfulness diukur menggunakan alat ukur Mindfulness Awareness and Attention Scale MAAS dari Brown dan Ryan 2003 . Academic Self-Efficacy diukur menggunakan alat ukur College Academic Self-Efficacy Scale CASES dari Owen dan Froman 1988. Performa akademik diukur menggunakan skor Indeks Prestasi Kumulatif IPK pada mahasiswa. Partisipan penelitian ini berjumlah 194 Mahasiswa S1 Universitas Indonesia. Berdasarkan hasil analisis perhitungan simple regression dapat disimpulkan bahwa terdapat peran yang positif dan signifikan antara mindfulness R=.160.

University becomes a place for college students to be able to develop themselves in order to produce good academic performance. This study aims to examine the role between mindfulness and academic self efficacy with students academic performance. Instrument used in this study are Mindfulness Awareness and Attention Scale MAAS from Brown and Ryan 2003 and College Academic Self Efficacy Scale CASES from Owen and Froman 1988. Academic performance is measured using the GPA Grade Point Average students score. Participants of this study amounted to 194 undergraduate students from Universitas Indonesia. Simple Regression analysis result, there is positive and significant role between mindfulness R .160.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatiyah
"Pelaksanaan Diskusi Refleksi Kasus (DRK) merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh perawat. DRK sebagai salah satu bentuk pelaksanaan Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan (PKB) harus terus dilaksanakan di rumah sakit secara rutin dan berkesinambungan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan berpikir kritis dan profesionalisme perawat. Penerapan DRK perlu dilakukan di semua layanan rumah sakit karena sebagai bentuk pendidikan keperawatan berkelanjutan yang memiliki banyak manfaat bagi perawat. Tujuan studi ini untuk mengidentifikasi pengalaman perawat dalam melakukan diskusi refleksi kasus di Rumah Sakit X Kota Tangerang. Desain yang digunakan adalah studi kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, menggunakan metode wawancara semi strutur. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Pengambilan data dengan indepth intervie. Sampel yang digunakan berjumlah 10 perawat. Hasil penelitian ini yaitu eksplorasi pengalaman perawat dalam diskusi refleksi kasus (DRK) menggambarkan 4 tema yaitu 1) Bentuk Kegiatan Diskusi Refleksi Kasus, 2) Manfaat Pelaksanaan Diskusi Refleksi Kasus (DRK), 3) Faktor pendukung pelaksanaan DRK dan 4) Faktor penghambat Pelaksanaan DRK. Rekomendasi dari penelitian ini adalah menjadikan pelaksanaan DRK sebagai salah satu Indikator Kinerja Individu (IKI). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi perawat dalam melaksanakan DRK.

Implementation of the Case Reflection Discussion (CRD) is an important thing for nurses to do. CRD as a form of the implementation of Continuing Nursing Education (CNE) must continue to be carried out in hospitals regularly and continuously to improve knowledge, critical thinking skills and professionalism of nurses. The application of CRD needs to be carried out in all hospital services because it is a form of continuous nursing education that has many benefits for nurses. The purpose of this study is to identify the experience of nurses in conducting case reflection discussions at Hospital X Tangerang City. The design used is a qualitative study with a phenomenological approach, using a semi-structured interview method. Sample selection was done by using purposive sampling. Data retrieval with in-depth interview. The sample used is 10 nurses. The results of this study are the exploration of nurses' experiences in case reflection discussions (CRD) describing 4 themes, namely 1) Forms of Case Reflection Discussion Activities, 2) Benefits of Implementing Case Reflection Discussions (CRD), 3) Supporting factors for CRD implementation and 4) Inhibiting factors for CRD implementation. The recommendation from this research is to make the implementation of CRD as one of the Individual Performance Indicators (IPI). It aims to increase the motivation of nurses in implementing CRD."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Nengah Mustika
"Program Pendidikan Diploma III Keperawatan Kelas Khusus Rumah Sakit adalah suatu program pendidikan yang bertujuan menghasilkan tenaga perawat profesional pemula, bagi para perawat yang telah bekerja di rumah sakit, namun dasar pendidikan keperawatannya lulusan SPK dan SPR. Para lulusan D III Keperawatan diharapkan mampu menguasai pengetahuan, memperbaiki sikap dan terampil dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan pendekatan proses keperawatan. Dalam proses keperawatan menekankan pada pentingnya komunikasi untuk memahami keadaan pasien, untuk itu perlu menggunakan komunikasi interpersonal yang bersifat terapeutik. Komunikasi terapeutik ini merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari asuhan keperawatan, guna menjaga mutu pelayanan keperawatan secara komprehensif dan profesional. Namun pada kenyataannya, sampai saat ini masih dirasakan adanya ketidakadekuatan dalam praktek/pelaksanaan komunikasi terapeutik oleh perawat di Rumah Sakit Umum, walaupun mereka telah mendapatkan teori mengenai hal tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk diperolehnya informasi mengenai prraktek/pelaksanaan komunikasi terapeutik, dan melihat hubungan antara umur, Jenis kelamin, pengetahuan, sikap, fasilitas, peran pembimbing klinik dengan praktek / pelaksanaan komunikasi terapeutik daIam asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Kota Bogor.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional. Populasi dan sampelnya adalah mahasiswa tingkat III kelas khusus rumah sakit, Akper Depkes Bogor tahun 2002, sejumlah 100 orang (total sample). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, wawancara dan self assessment. Data kemudian diolah secara statistik dengan tehnik Chi-square dan Regresi Logistik. Analisis data terdiri dari analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan sebesar 62 % responden melakukan praktek komunikasi terapeutik dengan baik. Dari hasil analisis bivariat diketahui bahwa variabel umur mempunyai p value = 0,0035, sedangkan pengetahuan , sikap, dan peran pembimbing klinik masing-masing mempunyai p value = 0,000 , yang berarti mempunyai hubungan bermakna dengan praktik komunikasi terapeutik. Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik, menunjukkan ada tiga dari enam variabel yang berhubungan bermakna dengan praktek komunikasi terapeutik, yaitu umur dengan OR 43,966 (95% CI :3,538 - 546,278), pengetahuan dengan OR 9,057 (95% CI : 1,412 --58,094), dan peran pembimbing klinik dengan OR 49,193 (95% Cl : 5,631 - 429.690 ). Dari ketiga variabel tersebut yang paling berhubungan untuk melaksanakan komunikasi terapeutik dengan baik adalah peran pembimbing klinik.
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis sarankan bagi dosen pemberi materi komunikasi terapeutik agar penyajiannya lebih mudah dipahami mahasiswa, maka perlu dimodifikasi dengan alat bantu (pemutaran video, peragaan oleh dosen, mahasiswa mempraktekkan di laboratorium sekolah). Pada saat praktek di ruang rawat, pembimbing klinik menjadi model praktek komunikasi terapeutik, sehingga mahasiswa mendapat pengalaman nyata yang positif. Bagi manajer keperawatan rumah sakit agar memberikan penilaian berkala melalui atasan langsung kepada perawat yang mempraktekkan komunikasi terapeutik dengan baik.

Factors related with Student's Perception to Implementation of Therapeutic Communication in Nursing Care among Hospital Special Class at Academy of Nursing in Bogor in 2002The Program of Diploma III in Nursing Hospital Special Class is an educational program with the aim to produce junior professional nurses. It is followed by nurses who have been working at the hospital, but their nursing educational background from - SPK and SPR. Finally, the graduations of the program are required to master the nursing knowledge, be better in attitude/ behavior, and skillful in applying practice by nursing process approach. In the nursing care process is stressed in the importance of communication, in order to comprehend the patient's condition. That's the interpersonal therapeutic communication, which is inseparable activity in nursing care to keep up good quality in comprehensive and professional nursing. In fact; the implementation of therapeutic communication is still weakness, although the nurses had known the theories.
The objective of this research is to obtain information about therapeutic communication implementation, and to examine the relation between nurse's characteristic including: age, gender, knowledge, attitude, facilities, and clinical instructor role with the implementation of therapeutic communication in nursing practice at the general hospitals in Bogor.
This is an analytic research that using Cross Sectional Design. Population and samples were students of grade HI in hospital special class, Academy of Nursing Bogor in the year 2002, there were 100 persons (Total sample). Data collecting was carried out by questionnaire, interview and self assessment. The data then statistically processed applying Chi-square ang Logistic Regression Techniques. The data analysis consists of univariate, bivariate and multivariate.
The result of this research showed that more than half of respondents (62 %) are well in implementing therapeutic communication. From the bivariate analysis is known that variable of age has p- value = 0, 0035, while variable of knowledge, attitude and clinical instructor role each has p- value = 0,000. It means there are significant relationships with implementation of therapeutic communication. The outcome of multivariate analysis applying Logistic Regression Techniques, shown that 3 variables have significant relationship with therapeutic communication practice. They are age with OR 43,966 (95% Cl: 3,538 - 546,278), knowledge OR 9,057 (95% CI: 1,412 - 58,094), and clinical instructor role OR 49,193 (95% CI : 5,631 - 429,696).
Based on this research, it is recommended to the lecturer of communication to modify their method of teaching by audio visual aid (AVA), like watching video and practice in the laboratory. Clinical instructor is being role model of therapeutic communication in nursing practice area. So the students have positive real experience. For the management of hospital is recommended giving therapeutic communication evaluation periodically, with the supervision of the direct manager of the nurses. For the better/best nurses who implementing therapeutic communication, give her/him reward or incentive."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 4456
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>