Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146343 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Amin Rizky
"Kemampuan kognitif anak sebagai indikator kualitas pendidikan merupakan variabel penting dalam pembangunan Indonesia. Beberapa studi telah menganalisis faktor apa saja yang mempengaruhi kognitif anak. Namun belum banyak studi yang membahas bargaining power ibu sebagai determinan kemampuan kognitif anak di Indonesia. Dengan menggunakan data IFLS 4 dan 5 serta analisis Ordinary Least Square (OLS), studi ini membahas pengaruh karakteristik ibu khususnya bargaining power berupa pengambilan keputusan dalam pendidikan yang berpengaruh terhadap alokasi sumber daya pengeluaran dan waktu di rumah tangga dan kemampuan kognitif anak di Indonesia. Hasil studi menunjukan bahwa bargaining power ibu pada anak berumur 0-7 tahun dan 7-14 tahun tidak signifikan mempengaruhi kemampuan kognitif anak berumur 7-14 tahun. Namun setelah dilakukan interaksi antara bargaining power ibu dan pendidikan ibu, hasil menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan positif terhadap kemampuan kognitif anak.

Children's cognitive ability as an indicator of education quality is essential in Indonesia's development. Several studies have analyzed what factors affect children's cognitive. However, not many studies discuss the bargaining power of mothers as a determinant of children's cognitive abilities in Indonesia. This study uses IFLS 4 and 5 data and Ordinary Least Square (OLS) analysis. Discusses the influence of maternal characteristics, especially bargaining power in the form of decision-making in children's education which affects the allocation of spending and time resources in the household and children's cognitive abilities in Indonesia. The study's results showed that the bargaining power of mothers in children aged 0-7 years and 7-14 years did not significantly affect the cognitive abilities of children aged 7-14 years. However, after the interaction between the mother's bargaining power and education, the results showed a significant positive effect on children's cognitive abilities."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dinny Pravitasari
"Tingginya angka putus sekolah dan rendahnya tingkat partisipasi sekolah pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi mengindikasikan rendahnya peluang keberlanjutan tingkat pendidikan. Hal itu akan berdampak pada kualitas modal manusia. Dalam hal ini, peningkatan kualitas modal manusia melalui pendidikan dapat dimulai dari anak sebagai generasi yang akan berperan dalam pembangunan di masa depan. Beberapa penelitian menemukan bahwa pendidikan berkaitan dengan bargaining power ibu. Namun, penelitian-penelitian sebelumnya menggunakan proxy tidak langsung bargaining power ibu. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai adanya keterkaitan antara bargaining power ibu dalam rumah tangga dan keberlanjutan tingkat pendidikan anak dengan proxy langsung ukuran bargaining power ibu. Penelitian ini menggunakan informasi mengenai pengambilan keputusan rumah tangga dari data IFLS 2000-2014 sebagai ukuran bargaining power ibu. Berdasarkan hasil estimasi menggunakan metode probit, penelitian ini menunjukkan bahwa bargaining power ibu yang dilihat dari keterlibatan ibu dalam berbagai keputusan tidak berkaitan signifikan dengan keberlanjutan tingkat pendidikan anak. Namun, untuk keputusan yang lebih spesifik pada pendidikan anak, bargaining power ibu memiliki keterkaitan yang signifikan dan positif.

High dropout and low enrollment rates at higher levels of education indicate a low chance of continuing the level of education. It will have an impact on the quality of human capital. In this case, improving the quality of human capital through education can be initiated by children as a generation that will play a role in future development. Several studies have found that education is related to the mothers’ bargaining power. However, previous studies used an indirect proxy for the mothers' bargaining power. This study aims to provide empirical evidence regarding the relationship between the mothers' bargaining power in the household and the continuity of the children's education levels with a direct proxy for the mother's bargaining power. This study uses household decision-making information from IFLS 2000-2014 to measure the mothers' bargaining power. Based on the estimation results using the probit method, this study shows that the mother's bargaining power, as seen from the mother's involvement in various decisions, has no statistically significant relationship with the continuity of the children's education levels. However, for decisions more specific to children's education, the mother's bargaining power has a significant and positive relationship."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Yeyen Fidyani
"Status gizi yang buruk terutama selama masa anak-anak berdampak negatif pada kehidupan awal, serta sepanjang siklus hidup manusia. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam meningkatkan status gizi anak-anak adalah bargaining power ibu. Penelitian-penelitian sebelumnya masih memiliki keterbatasan: (1) penggunaan data cross-sectional, padahal status gizi (stunting) merupakan akumulasi periode sebelumnya dan bargaining power merupakan suatu proses, sehingga untuk melihat hubungan kausalitas kurang tepat jika menggunakan data cross-sectional; (2) pengukuran bargaining power masih menggunakan pendekatan tidak langsung yang umumnya berkisar pada kepemilikan ekonomi, sementara ada indikator yang lebih baik yaitu dengan pendekatan langsung melalui pertanyaan tentang pengambilan keputusan dalam rumah tangga.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh bargaining power ibu terhadap status gizi anak di Indonesia. Unit analisisnya adalah anak berusia 7-19 tahun (IFLS5) yang masih memiliki dan tinggal bersama orang tua (IFLS4). Dengan menggunakan metode estimasi OLS, hasilnya menunjukan bahwa bargaining power ibu signifikan dan positif memengaruhi status gizi anak yang diukur dengan z-score TB/U. Demikian juga dengan status bekerja ayah, pendidikan dan tinggi badan orang tua, jenis kelamin anak, pendapatan dan kepemilikan aset rumah tangga, serta status kota-desa. Sedangkan bargaining power ayah dan status bekerja ibu tidak signifikan, bahkan umur dan jumlah saudara kandung anak memiliki dampak negatif.

Poor nutritional status, especially during childhood, has a negative impact on early life as well as throughout the human life cycle. One of the factors that influence the improvement of children's nutritional status is the bargaining power of mothers. Previous studies still have limitations: (1) the use of cross-sectional data, whereas nutritional status (stunting) is the accumulation of previous periods and bargaining power is a process, so to see causality is less appropriate when using cross-sectional data; (2) the measurement of bargaining power still uses an indirect approach which generally revolves around economic ownership, while there are better indicators, namely a direct approach through questions about decision making in the household.
This study aims to see the effect of bargaining power of mothers on children's nutritional status in Indonesia. The unit of analysis is children aged 7-19 years (IFLS5) who still have and live with parents (IFLS4). Using the OLS estimation method, the results show that maternal bargaining power is significant and positively influences the child's nutritional status as measured by the z-score TB/U. Likewise with the working status of the father, education and height of the parents, the sex of the child, income and ownership of household assets, as well as the status of the urban-rural. While the father's bargaining power and mother's working status are not significant, even the age and number of siblings have a negative impact."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T54687
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradini Ajeng Gemellia
"

Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi pada periode 2020-2035 dimana kualitas sumber daya manusia dapat menentukan kesejahteraan penduduk Indonesia di masa tersebut. Kognitif anak digunakan untuk mengukur kualitas sumber daya manusia yang dapat memprediksi pendapatan di saat dewasa. Salah satu faktor yang paling besar memengaruhi kognitif anak adalah investasi orangtua yaitu waktu, energi dan sumber daya yang diberikan kepada anak. Penelitian ini menggunakan jam kerja orangtua sebagai variabel utama karena mayoritas pekerja Indonesia saat ini bekerja di atas jam kerja normal serta jam kerja orangtua berkaitan dengan investasi orangtua.  Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh jam kerja orangtua terhadap kognitif  anak di Indonesia. Unit analisis penelitian ini adalah anak berusia 7-14 tahun yang masih memiliki dan tinggal bersama orang tua. Penelitian ini menggunakan data IFLS tahun 2007 dan 2014. Dengan menggunakan metode estimasi OLS, hasil penelitian ini menunjukan bahwa baik jam kerja ayah maupun jam kerja ibu pada saat anak usia dini ataupun saat anak usia sekolah berpengaruh signifikan terhadap kognitif anak usia sekolah. Jam kerja ayah maupun ibu pada saat anak usia dini memiliki pengaruh yang paling besar dalam mengurangi kognitif anak di usia sekolah.


Indonesia will experience a demographic bonus peak in 2020-2035 where the quality of human resources can determine the welfare of the Indonesian population at that time. The cognitive of children is used to measure the quality of human resources that can predict earnings in adulthood. One of the factors that most influences a childs cognitive is parental investment, such as the time, energy and resources that provided to the child. This study uses parental working hours as the main variable because the majority of Indonesian workers currently work above the normal working hours as well as parental work hours related to parental investment. This study aims to study the effect of parental working hours on the cognitive of children in Indonesia. The unit of analysis of this study is children aged 7-14 years who still have and live with their parents. This study uses IFLS 2007 and 2014. Using the OLS estimation method, the results of this study indicate that both fathers working hours and mothers working hours during early childhood or when children in school-age have a significant effect on the cognitive of children in school-age. Father and mothers working hours during early childhood have the greatest influence in reducing the cognitive abilities of children in school-age.

"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Nurdin
"Latar belakang. OCS merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk penapisan ganguan fungsi kognitif. Instrumen ringkas, domain spesifik, dan mampu untuk penapisan afasia dan pengabaian. Penelitian ini bertujuan melakukan uji validitas dan reliabilitas OCS-INA.
Metode. Proses adaptasi dan translasi OCS sesuai kaidah WHO, kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas OCS-INA. Populasi penelitian subjek berumur > 18 tahun dengan fungsi kognitif normal menggunakan Moca-INA. Penelitian dilakukan di panti sosial dan fasilitas kesehatan yang memenuhi kriteria inklusi.
Hasil. 104 subjek memenuhi kriteria inklusi. Sebagian besar laki-laki (51,92%). Usia berkisar antara 20 sampai 87 tahun dengan prevalensi usia tertinggi > 60 tahun (60%), tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas (35,58%) dan kebanyakan tidak bekerja (62,5%). Uji validitas menggunakan rumus koefisien korelasi spearman, nilai valid pada hampir semua domain yaitu nilai r hitung > r tabel (0,1927). Uji reliabilitas Kappa p didapatkan interpretasi kesepakatan dominan sangat baik pada 6 tugas pemeriksaan, yaitu tugas semantik (0,874), orientasi (0,842) memori verbal (0,822), memori episodik (0,870) dan tes lapang pandang (1,000). Nilai baik didapatkan pada tes penamaan gambar (0,774), membaca (0,726) dan kalkulasi (0,774).
Kesimpulan. OCS-INA valid dan reliabel sebagai instrumen untuk penapisan gangguan kognitif dan bisa melengkapi instrumen yang sudah digunakan sebelumnya.

Background. OCS is an instrument that can be used to screen impaired cognitive function. This is a compact, domain specific and capable instrument for aphasia and neglect screening. This study aims to test the validity and reliability of OCS-INA.
Method. The process of adaptation and translation of OCS according to WHO rules, then tested the validity and reliability of OCS-INA. The study population was subjects > 18 years old with normal cognitive function using Moca-INA. The study was conducted in social institutions and health facilities that met the inclusion criteria.
Results. 104 subjects met the inclusion criteria. Most of the subjects were men (51.92%). Age of subjects ranged from 20 to 87 years with the highest age prevalence > 60 years (60%), high school education level (35.58%) and most of them were not working (62.5%). The validity test uses the Spearman correlation coefficient formula, the valid value in almost all domains is the calculated r value > r table (0.1927). Kappa p reliability test showed that the dominant agreement interpretation was very good on 6 examination tasks: semantic (0.874), orientation (0.842) verbal memory (0.822), episodic memory (0.870) and visual field test (1,000). Good scores were obtained in the picture naming test (0.774), sentence reading (0.726) and calculation (0.774).
Conclusion. OCS-INA is valid and reliable instrument for cognitive impairment screening and can complement the instruments that have been used previously.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olga Stephiana
"Penelitian ini membahas mengenai pengaruh partisipasi kerja ibu terhadap perkembangan kognitif anak menggunakan data IFLS anak berusia antara 7-10 tahun. Hasil penelitian mengindikasi adanya pengaruh negatif partisipasi kerja ibu saat anak berusia antara 0-3. Namun, partisipasi kerja ibu pada anak berusia antara 7-10 tahun berasosiasi positif terhadap kognitif anak. Akumulasi penambahan jam kerja ibu setelah anak berusia antara 0-3 tahun juga berpengaruh terhadap kognitif anak. Selain partisipasi kerja ibu, perkembangan anak juga dipengaruhi oleh input-input lain, seperti input anak, input ibu, dan input keluarga.

This research discussed effect of maternal employment on child cognitive development using IFLS rsquo s data of children aged between 7 10 years old. The results indicated negative effect of maternal employment when child was 0 3 years old. Yet, maternal employment on children age 7 10 years old is positively associated with children rsquo s cognition. Accumulated additional hours of working mothers after child aged 0 3 years old also affect children rsquo s cognition positively. Furthermore, development is also affected by other inputs, such as children inputs, mother inputs, and family inputs."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66990
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regina Kunthi Rosary
"Penelitian ini membahas kemampuan anak usia 7-9 tahun dalam memahami dan menceritakan kembali narasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan mereka dalam memahami dan menceritakan kembali narasi melalui tulisan. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 30 anak yang terdiri atas 19 anak perempuan dan 11 anak laki-laki. Mereka dibagi ke dalam tiga kelompok usia, yakni kelompok usia 7 tahun, kelompok usia 8 tahun, dan kelompok usia 9 tahun. Dalam penelitian ini, anak-anak diminta mendengarkan sebuah cerita-yang terdiri atas satu tokoh utama dan dua tokoh bawahan, serta latar dan lima peristiwa-yang dibacakan oleh penulis, dan kemudian diminta pula untuk menuliskannya kembali. Unsur-unsur dalam tulisan merekalah yang kemudian dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tua usia anak, semakin mampu pula mereka untuk menyebutkan tokoh, latar, dan peristiwa, serta mengurutkan peristiwa.

This study examines 7-9 years old children’s ability to understand and retell narrative. The purpose of this study is to describe their ability in understanding and retelling narrative which is examined from their writing. Thirty children, 19 girls and 11 boys participate in this study. They are sorted into three age groups, namely, seven-year-old group, eight-year-old group, and nine-year-old group. In this study, children have to listen a story-consisting of one main character and two supporting ones with a setting and five events-read by the researcher, and to write it down afterward. The elements of children’s written story are analyzed. It is found that the older the children, the more competent they are to mention the characters, settings, events and sequences of events.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57986
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Friedberg, Robert D.
New York: Guilford Press, 2009
618.92 FRI c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Nuryani
"Ansietas merupakan masalah psikososial yang dialami oleh anak dengan thalasemia, dan berdampak terhadap fungsi emosional anak. 56,52% anak usia sekolah dengan thalasemia di Rumah Sakit Sumedang mengalami masalah fungsi
emosional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Cognitive Behavior Play Therapy terhadap ansietas dan kemampuan mengatasi ansietas. Desain penelitian menggunakan Quasi experimental pre-post test non equivalent control group, jumlah sampel 42 orang kelompok intervensi dan 43 orang kelompok kontrol dengan consecutive sampling. Analisis data menggunakan uji t test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ansietas klien yang mendapat cognitive behavior play therapy menurun lebih besar secara bermakna dari ansietas berat
menjadi tidak ansietas jika dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapatkan cognitive behavior play therapy. Kemampuan mengatasi ansietas klien yang mendapat cognitive behavior play therapy meningkat lebih tinggi secara bermakna dari kemampuan cukup menjadi kemampuan baik jika dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapatkan cognitive behavior play therapy. Faktor yang berkontribusi terhadap kemampuan mengatasi ansietas adalah usia dan lama sakit. Cognitive Behavior Play Therapy direkomendasikan untuk diberikan pada anak dengan masalah psikososial akibat penyakit fisik sebagai terapi spesialis.

Anxiety is a psychosocial problems experienced by children with thalassemia.
Anxiety affects child’s emotional function and 56,52% of school-age children with thalasemia who is admitted in Sumedang General Hospital experienced poor emotional function. The aims of this study is to determine the effect of Cognitive Behavior Play Therapy (CBPT) for reducing anxiety and uncreasing ability to
cope with anxiety. This study used Quasi-experimental research design with prepost-
test non-equivalent control group. Number of sample was 85 school-age children, taken by consecutive sampling technique and devided into two groups (42 children in intervention group and 43 children in control group). Data analysis used t test. The results showed that anxiety level in patient who received CBPT
were significantly decreased from severe to less anxiety compared to those who did not receive CBPT. Ability to cope with anxiety in patient who received CBPT was signficantly increase better than the group who did not receive CBPT. Factors that contribute to the ability to cope with anxiety are age and period of illness. This research suggests for implementing CBPT in children with psychosocial
problems due to physical illness as a specialist therapy.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T38261
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>