Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164437 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Refananta Andryan Airlangga
"Tesis ini membahas mengenai bagaimana strategi perusahaan Sony untuk memproduksi produk konsol video game Playstation 5 pada saat ada krisis pasokan chip semikonduktor. Krisis chip semikonduktor menyebabkan Sony untuk mengurangi kapasitas kemampuan manufaktur Playstation 5 karena tidak dapat memperoleh pasokan chip semikonduktor yang merupakan komponen sangat vital dalam penciptaan konsol tersebut. Konsep global value chain, general marketing, dan Japanese corporate culture digunakan sebagai dasar untuk menganalisa data penelitian. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi literatur dari berbagai buku, jurnal, artikel, situs video dan situs resmi perusahaan Sony. Dari data-data yang telah dianalisa, disimpulkan bahwa relasi antara Sony sebagai perusahaan utama dan AMD dan TSMC sebagai perusahaan pemasok memilliki hubungan yang sangat vital dalam menyediakan penciptaannya pasokan konsol Playstation 5. Krisis chip semikonduktor memperlambat proses produksi berbagai alat elektronik termasuk konsol Playstation 5 dan menyebabkan disrupsi pada jaringan pasokan global. Strategi Sony adalah untuk membantu perusahaan pemasok untuk meningkatkan kapasitas produksi, memastikan harga produk-produknya stabil, dan sebisa mungkin menjual langsung ke konsumen. Jaringan pasokan global mengalami disrupsi karena pandemi Covid-19 dan tingkat permintaan alat elektronik meningkat pesat terutama di sektor kendaraan berbasis elektrik dan teknologi 5G.

This thesis discusses how the strategies of Sony corporation produces the Playstation 5 video game console during the semiconductor chip supply crisis. The semiconductor chip crisis caused Sony to reduce the manufacturing capacity of the Playstation 5 console because it was unable to obtain a supply of the semiconductor chip which was a vital component in the creation of the console. The concepts of global value chain, general marketing, and Japanese corporate culture are used as the basis for analyzing research data. This study uses a qualitative method by literature studies from various books, journals, articles, video sites and the official website of Sony. From the analyzed data, it is concluded that the relationship between Sony as the main company and AMD and TSMC as the supplier company maintains a vital relationship in providing the creation of the supply of the Playstation 5 console. The semiconductor chip crisis slowed down the production process of various electronic devices including the Playstation 5 console and caused disruptions to the global supply network. Sony's strategy is to help its supplier companies to increase production capacity, ensure the prices of their products are stable, and sell directly to consumers as much as possible. The global supply network has been disrupted due to the Covid-19 pandemic and a sharp rise in demand for electronic devices, especially in the electric vehicle and 5G technology sectors."
Lengkap +
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febri Nila Chrisanty
"ABSTRAK
Musik merupakan salah satu produk yang selalu diciptakan dan dibutuhkan oleh semua orang di dunia, Perusahaan rekaman telah membuat musik dapat dipasarkan ke konsumen selama ini dengan mencari artis yang berkualitas, merekam musik dan akhirnya memasarkannya ke konsumen disertal kegiatan promosi. Kegiatan operasional yang telah dilakukan oleh berbagai perusahaan rekaman telah berjalan selama bertahun-tahun secara konvensional. Industri rekaman sendiri telah memasuki tahapan dewasa (mature) dimana produknya telah terstandarisasi, memiliki jangkauan pasar yang luas dan memiliki jumlah distribusi yang besar.
Namun lingkungan bisnis pada industri rekaman yang telah terbentuk tersebut terus mengalami perubahan yang diakibatkan adanya faktor-faktor yang membawa dampak positif maupun negatif bagi para perusahaan rekaman. Faktor utama yang telah mengubah tahapan sikius hidup industri rekaman tersebut adalah banyaknya produk bajakan yang melalui proses Counterfeit, Pirate dan Boot Legging yang berada di pasaran. Hal ini membuat produk serupa menjadi over-capacity sehingga dapat menimbulkan terjadinya perang harga. Keadaan ini diperburuk dengan adanya jenis faktor lain berupa teknologi telah menciptakan adanya internet yaitu salah satu media yang memiliki jaringan elektronik dengan menggunakan komputer. Internet tersebut selain membawa keuntungan bagi pemakainya berupa mempemudah dalam memperoleh akses untuk mendapatkan informasi maupun melakukan transaksi juga telah mempermudah terjadinya proses pembajakan karena belum adanya hukum (Cyberlaw) yang mengatur berbagal kegiatan yang dilakukan melalui internet.
PT. Sony Music Entertainment Indonesia (SMEI) sebagai salah satu perusahaan rekaman besar di indonesia juga menghadapi perubahan lingungan bisnis yang ada. Strategi yang sebagian besar merupakan strategi yang diterapkan oleh pibak Sony Music pusat yang berada di New York telah membuat perusahaan dapat menjalankan kegiatan operasionalnya secara baik selama ini. Namun dengan adanya perubahan lingkungan bisnis yang terjadi, PT. SMEI harus dapat mereformulasikan kembali strategìnya.
Berbagai masalah yang timbul bagi perusahaan SMEI alcibat perubahan lingkungan tersebut antara lain adalah: over-capacity product yang dapat menyebabkan terjadinya perang harga, kegiatan pembajakan (konvensional maupun melalui Internet) yang terus mengambil market share dan profit yang dimiliki perusahaan serta semakin banyaknya pesaing baru yang menggunakan media internet dalam melakukan kegiatan operasionalnya.
Karya akhir ¡ni berusaha melihat alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan dengan berdasarkan resources based dan market based. Hal tersebut dilakukan dengan dasar keinginan untuk terus melakukan inovasi tanpa lepas dari kenyataan yang terjadi di pasarnya. Sehingga berbagai alat yang digunakan masih terkait dengan pasar dengan harapan pengembangan yang dilakukan pada kemampuan sumber daya perusahaan sejalan dan sesuai dengan keadan lingkungan pasar.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan perusahaan SMEI adalah melakukan Non Price Competition Strategy yang meliputi tindakan perluasan produk, pengembangan produk, perluasan pasar serta pengembangan pasar. Semua tindakan tersebut dilakukan untuk menghindari terjadinya peperangan harga antar pesaing. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah perluasan pasar dengan tetap melakukan kegiatan promosi secara konsisten pada berbagai media termasuk media internet secara maksimal, pengembangan produk dengan cara memasarkan produknya kedalam bentuk (features) baru yaitu MP3 (piringan yang mampu memuat puluhan file musik), mengembangkan pasar dengan cara memenuhi semua segmen konsumen yang ada serta memiliki semua artis yang mewakili setiap jenis rnusik yang ada dan yang terakhir adalah memperluas produk dengan cara menawarkan suatu bentuk produk MP3 kepada konsurnen lainnya yang relevan seperti konsumen elektronik dan komputer.
Sedangkan untuk memerangi kegiatan pembajakan dalam bentuk kaset atan CD, pihak SWEET dapat terus serta dalam kegiatan penerapan Undang-Undang HAKI dengan pihak pemerintah serta melakukan berbagai kampanye tentang kesadaran menerapkan UU HAKI kepada masyarakat, Cyberlaw, yang sedang melalui proses penyusunan, juga akan menjadi pelindung perusahaan dalam melakukan kegiatannya melalui media internet.
Dalam mempertahankan keunggulan bersaingnya, pihak SWEET dapat terus menerapkan sistem manajemen yang baik dan fair kepada para artis maupun organisasinya sehingga artis yang merupakan assets perusahaan rekaman akan terus terjaga kualitas maupun keloyalannya. Brand produk juga tetap dijaga dengan menjaga dan meningkatkan kualitas produk serta menjalin hubungan yang balk dengan konsumen.
Sedangkan untuk mengatasi keadaan persaingan dengan para pemain baru yang menggunakan media internet untuk melakukan kegiatan operasionalnya, pihak SMEI dapat melakukan tindakan bekerjasama dengan berbagai perusahaan Dot.Com yang ada contohnya MP3.Com untuk melakukan pendistribusian file musiknya melalui proses Down-Loading dengan pembayaran yang sesuai saat Cyberlaw telah diterapkan secara pasti oleh pihak yang berwenang. Proses pendistribusian melalui internet ¡ni merupakan salah satu jenis jalur distribusi baru yang dapat digunakan perusahaan. Namun hal ini juga harus didukung dengan adanya Complementasy Assets berupa assets physical yang menunjang (hardware & infrastruktur), kemampuan organisasi perusahaan (SDM) serta kemampuan mengelola dengan sistem kinerja yang baru."
Lengkap +
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T1260
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kunkel, Paul
New York: Laurence King, 1999
R 658.5 Kun d
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"Article 157 section 4 of the Limited Corporation Act stated that Company which does not reform its statuta within a periode of time arranged by article 157 section 3, the company can be dissolved by Court's decision based upon attorney's petition or authorized party. It does not mean automatically dissolve but should be liquidated. It could appen that a limited corporation may not reform its statuta after August 16th, 2008 but the company still exists because it does not automatically cause the last of its legal entity status. A limited corporation is still recognised as a legal entity eventhough the corporation does not reform its statuta according to Limited Corporation Act No. 40/2007 because there is no single article which arranges legal sanction for contravention of the article 157 section 4."
JUHUBIS
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Abdul Rahmat Firdaus
"Terdapat kekurangan penilitian yang berkesinambungan di bidang rantai pasokan green, lean, dan global. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan struktur manajemen yang cocok untuk mengelola rantai pasokan global dengan strategi Green dan Lean. Untuk menganalisis dan menghubungkan studi yang ada dan mengembangkan teori yang berhubungan dengan penelitian ini, tinjauan literatur yang sistematis di aplikasikan. Selanjutnya, untuk meninjau struktur tata kelola rantai pasokan Green dan Lean dalam konteks global, kami menggunakan Transaction Cost Theory TCT sebagai landasan teori. Kami bisa menyimpulkan bahwa - berdasarkan sudut pandang TCT - struktur tata kelola yang menjunjung tinggi relasi dan komunikasi antar perusahaan yang terlibat di dalam rantai pasokan Internalize Governance Structure akan cocok untuk mengelola rantai pasokal global dengan strategi rantai pasokan Green dan Lean. Di akhir penelitian ini, kami memberikan proposisi untuk penelitian empiris untuk penelitian yang lebih lanjut.

There is a lack of integrated study in the field of green, lean, and global supply chains. The purpose of this study is to find the most suitable governance structure to manage the global supply chain with green and lean supply chains strategies. To analyze and connect the existing study and subsequently develop the theory related to this study, a systematic literature review is adapted. Furthermore, to appraise the suitable governance structure of green and lean supply chain in the global context, we utilize the Transaction Cost Theory. We can conclude that based on the TCT point of view the internalize or relational governance structure will be suitable to govern the green and lean supply chains in the global context. Finally, we provided several propositions for the future empirical testing.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S67199
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurman Sumantri
"ABSTRAK
Dewasa ini handphone sebagai salah satu piranti telekomunikasi telah berubah
fungsi bukan saja sebagai alat untuk berkomunikasi, handphone juga bisa berfungsi
sebagai ternan pendamping para penggunanya dalam melakukan kegiatan sehari-hari
Semakin ketatnya diferensiasi produk dalam industri handphone dewasa ini telah
mengarah kepada trend penggabungan aspek multimedia ke dalam fungsi handphone
yang telah ada pada saat ini. Selain itu perlu adanya suatu brand/merek yang berisikan
image dan asosiasi positif yang dapat membantu kinerja dari tiap kualitas dan performa
produk yang ditawarkan ke dalam pasar, sehingga produk yang akan dan atau sudah
ditawarkan kepada pasar dapat memiliki faktor pembeda dengan produk yang ditawarkan
oleh pemain lain, meskipun secara fisik jenis, kualitas dan kemampuan produk yang
ditawarkan sama.
Untuk menjawab keadaan pasar di atas, Sony dan Ericsson sebagai dua
perusahaan besar dunia yang telah cukup lama berada di dalam industri handphone, sejak
tanggal 1 Oktober 2001 bergabung untuk menyatukan dua kekuatannya kedalam satu
buah perusahan di bawah satu merek yang sama yaitu Sony Ericsson. Alasan lain yang
melatarbelakangi penggabungan di atas, dikarenakan semakin merosotnya image dan
asosiasi positif serta dimensi kemampuan produk dari kedua merek Sony dan Ericsson
dalam persaingan di industri handphone.
Dalam kurun waktu kurang lebih 1 tahun setelah proses penggabungan, temyata
bukan terjadi penambahan baik dalam image dan asosiasi positif dalam merek meskipun
secara kualitas produk dan kemampuan sudah terlihat mengalami peningkatan secara
signifikan, melainkan merosotnya peringkat merek Sony Ericsson yang berasal dari
posisi ke 3 menjadi berada pada posisi ke 4 berurutan dibawah Nokia, Siemen dan
Motorola.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, kemudian dilakukan penelitian untuk
melihat keadaan bagaimana sebenamya brand awareness dan brand image, brand
associations yang terdapat pada merek Sony Ericsson serta faktor-faktor yang menjadi
bahan pertimbangan konsumen dalam memilih jenis handphone.
Desain penelitian berbentuk penelitian kuantitatif, dengan objek penelitian dan
unit analisis adalah tentang persepsi konsumen tentang brand awareness, brand image,
brand associations terhadap co-branding Sony Ericsson saat ini jika dibandingkan
dengan kedua merek Sony dan Ericsson sebelum bergabung, serta faktor-faktor yang
dijadikan pertimbangan konsumen dalam memilih jenis handphone. Dalam pemilihan
responden digunakan metode non probability sampling dan convinience sampling.
Penelitian dilakukan dengan melibatkan 120 responden pengguna handphone baik
user/non user merek Sony Ericsson yang masing-masing diberikan pertanyaan dalam
bentuk brand awareness, brand association apa yang melekat pada Sony Ericsson, dan
tingkat pengetahuan konsumen terhadap co-branding Sony Ericsson.
Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan;
Pertama bahwa walaupun tingkat awareness terhadap Sony Ericsson tidaklah buruk,
namun Sony Ericsson hanya menduduki urutan kedua (unaided awareness) setelah Nokia
yang menempati top of mind pada konsumen pengguna handphone. Hal ini disebabkan
karena sudah semakin dekat dan kuatnya hubungan yang dijalin oleh Nokia dengan
konsumen pengguna handphone melalui produk-produk yang menarik dan memiliki user
friendly terhadap pemakainya.
Kedua, dari 11 (sebelas) asosiasi yang dikaitkan dengan Sony Ericsson, terdapat 3 (tiga)
asosiasi kuat yang menempel pada merek Sony Ericsson, yaitu: Gabungan Dua
Perusahaan Besar Dunia, Nama Besar dan Teknologi Ericsson dan
Multimediaphone.
Ketiga, asosiasi-asosiasi di atas telah menjadi salah satu faktor penentu dalam
pertimbangan konsumen untuk memilih jenis dan handphone yang akan digunakan
(dimiliki), selain karakteristik kualitas dan kemampuan dari tiap jenis handphone yang
dikeluarkan oleh Sony Ericsson. Konsumen sudah cukup terpuaskan atas kinerja dan
performa Sony Ericsson sampai dengan saat ini, terbukti dengan adanya nilai
pembobotan yang berada di interval "agak puas" cenderung mengarah ke statement
"puas".
Keempat, image yang melekat pada merek Sony Ericsson saat ini adalah: merek Sony
Ericsson lebih menjanjikan, merek Sony Ericsson memiliki faktor pembeda dengan
merek lain, dan merek Sony Ericsson memiliki personalitas tertentu.
Kelima, meskipun sempat mengalami penurunan dari kesuluruhan aspek merek, saat ini
image dan asosiasi positif Sony Ericsson telah bertambah baik dibandingkan dengan saat
kedua perusahaan tersebut sebelum waktu penggabungan pada tanggal 1 Oktober 2001.
Dari keseluruhan analisa dapat disimpulkan bahwa Sony Ericsson telah
melakukan peningkatan baik dari aspek brand management dan aspek inovasi produknya,
hal ini bisa dijadikan sebagai salah satu indikator dalam penerapan strategi perusahaan
pada saat yang akan datang guna mencapai goals perusahan sebagai pemain nomor satu
pada industri "multimedia bergerak" dalam kurun waktu 5 tahun mendatang.
"
Lengkap +
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meitreya Taris
"Sejak Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi global oleh World Health Organization (WHO) pada 12 Maret 2020, berbagai kebijakan dibuat oleh pemerintah di seluruh dunia, salah satunya adalah lockdown. Kebijakan ini membuat perusahaan tidak dapat memproduksi dan mendistribusikan produknya sehingga menyebabkan gangguan rantai pasokan. Industri alat kesehatan merupakan salah satu rantai pasokan yang terkena dampak signifikan dari pandemi ini. Terdapat kekurangan alat pelindung diri (APD) dan alat kesehatan lainnya untuk perawatan Covid-19 pada rumah sakit di seluruh dunia. Salah satu negara yang mengalami gangguan dalam rantai pasokan alat kesehatan adalah Indonesia, karena ketergantungannya pada alat kesehatan dari negara lain, dan adanya larangan ekspor selama lockdown. Penting untuk mengadopsi ketangguhan rantai pasok karena ketergantungan dalam rantai pasokan. Ketika strategi ini diadopsi, diperlukan Key Performance Indicator (KPI) sebagai alat untuk memantau dan mengukur kinerja ketangguhan rantai pasokan pada industri alat kesehatan di Indonesia. Dalam penelitian ini, indikator yang dikumpulkan dari tinjauan literatur, terdapat 9 indikator dan 42 sub indikator untuk ketangguhan rantai pasokan. Setelah itu, indikator dan sub-indikator tersebut divalidasi oleh beberapa ahli dengan mengisi kuesioner. Dengan menggunakan modified kappa (k*) untuk validasi, didapatkan 35 sub indikator dinyatakan valid untuk industri alat kesehatan di Indonesia dengan nilai k* ≥ 0.74. Dengan menganalisa menggunakan Dematel-based ANP (DANP), indikator knowledge management merupakan indikator yang sangat mempengaruhi indikator lainnya sedangkan indikator agility merupakan indikator yang paling mudah dipengaruhi oleh indikator lainnya.

Since Covid-19 was declared a global pandemic by the World Health Organization (WHO) on 12 March 2020, various policies have been made by governments around the world, one of which is a lockdown. This policy makes companies unable to produce and distribute their products, causing supply chain disruptions. The medical device industry is one of the supply chains significantly affected by this pandemic. There is a shortage of personal protective equipment (PPE) and other medical devices for Covid-19 treatment in hospitals around the world. One of the countries experiencing disruptions in the medical device supply chain is Indonesia, due to its dependence on medical device supplies from other countries, and the export ban during the lockdown. It is important to adopt Supply Chain Resilience (SCR) due to the dependency on the supply chain. When SCR is adopted, Key Performance Indicators (KPIs) are required as a tool to monitor and measure the performance of supply chain resilience in the medical device industry in Indonesia. In this study, indicators collected from the literature review, there are 9 indicators and 42 sub-indicators for supply chain resilience. After that, the indicators and sub-indicators were validated by several experts by filling out a questionnaire. Using modified kappa (k*) for validation, 35 sub-indicators were found to be valid for the medical device industry in Indonesia with a k* value ≥ 0.74. By analyzing using Dematel-based ANP (DANP), the knowledge management indicator is the indicator that strongly influences other indicators while the agility indicator is the indicator that is most easily affected by other indicators."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arwin
"ABSTRAK
Penelitian terhadap sistem pembangkitan listrik pada FPU dilakukan untuk
mencari penghematan biaya produksi listrik / Cost of Electricity (COE) dan biaya
siklus hidup / Life Cycle Cost (LCC), dengan menjaga peluang kehilangan beban /
Lost of Load Probability (LOLP) tetap dalam kriteria kehandalan. Setelah FPU
beroperasi selama sembilan bulan, ditemukan fakta bahwa pembangkit listrik
utama yang terdiri dari tiga tandem Pembangkit Turbin Gas (GTG), tidak pernah
mengalami kegagalan pembangkitan dan memiliki cadangan berputar jauh
melebihi kebutuhan beban serta Pembangkit Diesel Esensial (EsDG) dan
Pembangkit Diesel Darurat (EDG) sebagai pembangkit pendukung, nyaris tidak
pernah dioperasikan. Dengan faktor kapasitas pembangkit GTG yang rendah,
terdapat potensi penghematan biaya kapasitas dan biaya energi yang dibangkitkan.
Beberapa alternatif dikembangkan dengan variasi jumlah unit dan kapasitas
pembangkit. Kelayakan dari alternatif diukur oleh nilai kehandalan dan
keekonomian, yaitu LOLP, COE dan LCC. Didapatkan dari hasil analisis bahwa
penggunaan dua buah GTG 6.1 kW merupakan alternatif paling optimum untuk
pembangkitan listrik.

ABSTRACT
Study of electricity generation system on FPU has been conducted to find out
optimization of Cost of Electricity (COE) and Life Cycle Cost (LCC), by keep
maintains Loss of Load Probability (LOLP) within reliability requirement. After
normal operation of FPU for nine months, it has founded that main generation
system which consist of three tandem Gas Turbine Generators (GTGs) has never
experienced a power outage and has spinning reserve far higher than overall load
necessity, and the back-up generator of Essential Diesel Generator (EsDG) and
Emergency Diesel Generator (EDG), almost never been utilized. As low capacity
factor of GTG, there is oportunity to optimize capacity and energy cost during
electicity generation. Several alteratives are developed with variation of unit
number and capacity of generator. Feasibility of alternative is measure from value
of reliability and economic paramaters, ie. LOLP, COE and LCC. The result of
the analysis shows that utilization of two GTGs 6.1 kW is the most optimum
alternative for electricity generation."
Lengkap +
2018
T50818
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Kemal Rahadi
"Laporan ini menganalisis rantai pasokan Toyota Motor Company, dengan fokus pada jaringan rantai pasokan, pengadaan, outsourcing, inisiatif CSR, serta permasalahan internal. Di balik kinerja Toyota terdapat sistem rantai pasokan brilian yang digunakan yang memungkinkan semuanya menjadi mungkin. Namun, meskipun manajemen rantai pasokannya kuat, Toyota menghadapi beberapa tantangan yang berasal dari ketegangan geopolitik dan bencana alam yang dapat mengganggu rantai pasokan, menyebabkan kekurangan komponen dan penundaan produksi. Meskipun Toyota sangat terpukul oleh kekurangan semikonduktor, Toyota telah menunjukkan ketahanan dan respons TPS terhadap tantangan yang tidak terduga.
This report analyzes the supply chain intricacies of Toyota Motor Company, with a focus on their supply chain network, procurement, outsourcing, CSR initiatives as well as the problems they are facing. Behind Toyota’s performance lies a brilliant supply chain system that has been used that makes it all possible. However, despite its strong supply chain management, Toyota faces several challenges stemming from Geopolitical tensions and natural disasters that can disrupt supply chains, causing component shortages and manufacturing delays. Although Toyota has been hit hard by the worldwide semiconductor shortage, the company has shown its TPS resilience and responsiveness to unforeseen challenges."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Salim Kartono
Jakarta: MarkPlus & Co., 2006
650 SAL f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>