Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181213 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fabian Trihantoro
"Papua barat merupakan daerah yang memiliki tingkat seismisitas tinggi, sehingga diperlukan perhatian khusus terkait dengan bahaya gempa bumi khususnya likuifaksi. Salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk analisis potensi likuifaksi adalah metode geolistrik. Penelitian ini memanfaatkan metode geolistrik dengan konfigurasi Wenner-Schlumberger berjumlah 4 lintasan yaitu L16-L19, dan dilakukan pendekatan parameter nilai resistivitas ke dalam konsep geoteknik untuk mendapat nilai N-SPT berdasarkan persamaan empiris, serta menggunakan riwayat kegempaaan daerah penelitian 50 tahun terakhir dari 1971-2021. Analisis zona potensi likufaksi dilakukan dengan menggunakan dua variabel diantaranya Cyclic Stress Ratio (CSR) dan Cylic Resistance Ratio (CRR), yang menganalisa hasil faktor keamanan (FS) terhadap potensi likuifaksi. Hasil penelitian pada penampang resistivitas memiliki empat jenis litologi diantaranya soil, pasir, batu gamping terbreksiasi dan batu gamping, dimana nilai resistivitas yang berpotensi likuifaksi bervariatif dari 23.3-662 Ω.m dengan jenis litologi pasir, batu gamping terbreksiasi, dan batu gamping. Selain itu, memperoleh nilai Peak Ground Acceleration (PGA) yaitu percepatan batuan dasar yang mewakili seluruh kejadian gempa yang digunakan sebesar 0,449 g. Hasil perbandingan kedua variabel yaitu CSR dan CRR dilihat pada tabel 4.9-4.13, secara keseluruhan daerah penelitian memiliki potensi likuifaksi disajikan dalam bentuk peta zonasi potensi likuifaksi.

West Papua is an area that has a high level of seismicity, so special attention is needed regarding the danger of earthquakes, especially liquefaction. One of the geophysical methods that can be used for liquefaction potential analysis is the geoelectric method. This study utilizes the geoelectric method with the Wenner-Schlumberger configuration of 4 paths, such as L16-L19, and an approach to the resistivity value is made into the geotechnical concept to obtain the N-SPT value based on empirical equations, and uses the seismic history of the study area 50 last year from 1971-2021. Analysis of the potential liquefaction zone was carried out using two variables including Cyclic Stress Ratio (CSR) and Cylic Resistance Ratio (CRR), which analyzed the results of the safety factor (FS). ) to liquefaction potential. The results of the research on the resistivity cross section have four types of lithology such as soil, sand, breccia limestone and limestone, where the resistivity value with the potential for liquefaction varies from 23.3-662 Ω.m with the types of lithology sand, brecciated limestone, and limestone. In addition, obtaining the Peak Ground Acceleration (PGA) value, namely the acceleration of the bedrock representing all earthquake events used, is 0.449 g. The results of the comparison of the two variables, namely CSR and CRR, are seen in table 4.9-4.13, overall the research area has a high liquefaction potential, which is presented in the form of a liquefaction potential zoning map."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Nurdinaningsih
"Pemberitaan media online pariwisata memiliki peran dalam meningkatkan popularitas pariwisata. Pemberitaan pariwisata seringkali dipersepsikan dengan informasi hiburan. Terbiasa dengan pola pemberitaan itu, seringkali jurnalis perjalanan mengabaikan penulisan berita yang berkaitan dengan resiko wisata bencana alam. Padahal peran jurnalisme perjalanan tidak hanya menyampaikan informasi hiburan, tetapi juga menawarkan perspektif kritis dalam menjelaskan keadaan bencana kepada khalayak. Skripsi ini membahas tentang bagaimana media online melakukan pembingkaian pariwisata selama fase tanggap darurat
gempa Lombok 2018 dalam portal berita TravelKompas.com dan DetikTravel.com.
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruksionis dengan pendekatan kualitatif. Analisis dilakukan dengan model analisis pembingkaian Pan dan Kosicki. Kemudian, hasil analisis dikaitkan dengan pedoman penulisan ramah pariwisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembingkaian berita yang dilakukan TravelKompas.com dan DetikTravel.com memiliki kesamaan dalam menonjolkan kinerja responsif pemerintah dan stakeholder dalam penanganan keselamatan dan keamanan wisatawan. Sementara, perbedaan pembingkaian
berita kedua media terlihat pada penyampaian informasi tentang destinasi wisata yang masih aman untuk dikunjungi. Pada keseluruhan artikel berita, Travelkompas.com cenderung menyampaikan sudut pandang pemerintah. Sedangkan, DetikTravel.com menyampaikan sudut pandang yang lebih beragam, dari pemerintah dan non-pemerintah (wisatawan dan masyarakat). Selain itu, kedua media juga sudah mengikuti pedoman penulisan berita yang ramah terhadap pariwisata Lombok.

Tourism online media news has a role in increasing the popularity of tourism. Tourism news is often perceived as entertainment information. Accustomed to this reporting pattern, travel journalists often ignore writing news related to the risk of natural disaster tourism. Whereas the role of travel journalism is not only to convey entertainment information, but also to offer a critical perspective in explaining disaster situations to the
public. This thesis discusses how online media framing tourism during the 2018 Lombok earthquake emergency response phase in the news portals TravelKompas.com and DetikTravel.com. This research uses a constructionist paradigm with a qualitative approach.
The analysis was performed using the Pan and Kosicki framing analysis model. Then, the results of the analysis are linked to tourism-friendly writing guidelines. The results showed that the framing of the news carried out by TravelKompas.com and DetikTravel.com had similarities in highlighting the responsive performance of the government and stakeholders in
handling tourist safety and security. Meanwhile, the difference in the news framing of both media can be seen in the delivery information about tourist destinations that are still safe to visit. In all news articles, Travel Kompas.com tends to convey the government's point of view.
Meanwhile, DetikTravel.com conveyed more diverse perspectives, from government and nongovernment (tourists and society). In addition, both media have almost implemented all news writing guidelines that are friendly to Lombok tourism.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Anshori
"Pendahuluan: Cedera yang disebabkan oleh gempa bumi seringkali memiliki pola kompleks dan bervariasi, dan maka dari itu menyebabkan krisis situasional dan serius untuk pusat layanan kesehatan. Dalam konteks terjadinya gempa, seringkali terjadi ketidakkeseimbangan antara kepadatan yang berlebihan dalam rumah sakit dan sumber daya inadekuat; hal ini menyebabkan penurunan standar pelayanan kesehatan. Sampai saat ini, di Indonesia, masih belum terdapat pedoman terkait tatalaksana cedera musculoskeletal setelah terjadinya gempa. Studi ini bertujuan untuk mengetahui analisa faktor-faktor resiko yang mempengaruhi profil luaran klinis, dan luaran radiologis pada pasien gempa Lombok 2018 dengan fraktur ekstremitas atas, ekstremitas bawah dan tulang belakang pasca tindakan orthopaedi.
Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2019 di 2 Rumah Sakit dan 9 puskesmas di Lombok dan beberapa kecamatan paling terdampak di Lombok Utara. Korban bencana gempa Lombok Agustus 2018 dengan fraktur esktremitas bawah, esktremitas atas dan tulang belakang yang mendapat tindakan Orthopaedi dilibatkan dalam penelitian ini. Data diperoleh secara langsung dari pasien dan dari data kasus dan tindakan Orthoapedi tim bencana PABOI dan tim bantuan medis Orthopaedi lainnya.
Hasil: Data hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas pasien berjenis kelamin perempuan 62,2% dan mayoritas berusia dewasa 75,7%. Distribusi diagnosis terbanyak adalah fraktur tertutup ekstremitas bawah 52,7%. Diagnosis jenis cedera dan tindakan ORIF memiliki hubungan yang signifikan dengan union rate (p=0,038 dan p=0,021). Faktor resiko diagnosis dan tindakan ORIF memiliki hubungan yang bermakna terhadap Infeksi (p=0,001 dan p=0,011). Faktor resiko diagnosis dan lokasi cedera memiliki hubungan yang signifikan dengan nilai SF 36 physical function (P=0,001 dan P=0,002)
Diskusi: Tata laksana definitif ORID tidak realistis dilakukan sesaat setelah gempa. Damage control orthopaedic adalah tindakan pilihan penanganan kasus orthopaedi untuk patah tulang terbuka. Usia, diagnosis dan lokasi cedera dan tindakan ORIF memiliki pengaruh terhadap union rate, infeksi, dan skor fungsional SF-36 korban bencana gempa bumi.
Kesimpulan: Usia, diagnosis dan lokasi cedera dan tindakan ORIF memiliki pengaruh terhadap union rate, infeksi, dan skor fungsional SF-36 korban bencana gempa bumi.

Introduction: Injuries caused by earthquakes often have a complex and varied pattern, and therefore cause serious situational crises for health care centres. In the context of an earthquake, there is often an imbalance between overcrowding in hospitals and inadequate resources; this causes a decrease in the standard of health services. Until now, in Indonesia, there are still no guidelines regarding the management of musculoskeletal injuries after an earthquake. This study aims to determine the analysis of risk factors that affect the clinical outcome profile, and radiological outcomes in Lombok earthquake patients 2018 with fractures of the upper extremities, lower extremities and spine after orthopedic procedures.
Method: This research is a cross-sectional study. This research was conducted in September 2019 in 2 hospitals and 9 health centers in Lombok and some of the most affected sub-districts in North Lombok. Victims of the Lombok earthquake in August 2018 with fractures of the lower extremities, upper extremities and spine who received orthopedic procedures were included in this study. Data were obtained directly from patients and from data on cases and actions of the Orthopedic PABOI disaster team and other Orthopedic medical assistance teams.
Results: The data from this study showed that the majority of patients were female 62.2% and the majority were adults 75.7%. The most distribution of diagnoses were closed fractures of the lower extremities 52.7%. The diagnosis of the type of injury and the ORIF procedure had a significant relationship with the union rate (p=0.038 and p=0.021). Risk factors for diagnosis and ORIF treatment had a significant relationship to infection (p=0.001 and p=0.011). Risk factors for diagnosis and location of injury had a significant relationship with the SF 36 physical function value (P=0.001 and P=0.002)
Discussion: Definitive management of ORID is not realistic to be carried out immediately after the earthquake. Orthopedic damage control is the treatment of choice for orthopedic cases for open fractures. Age, diagnosis and location of injury and ORIF action have an influence on union rate, infection, and functional score of SF-36 earthquake victims.
Conclusion: Age, diagnosis and location of injury and ORIF action have an influence on union rate, infection, and functional score of SF-36 earthquake victims
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanisa Karima
"ABSTRAK
Analisis mekanisme fokus dilakukan terhadap 5 gempa bumi besar yang terjadi di Lombok selama bulan Juli-Agustus 2018 dengan menggunakan program KIWI dengan tujuan untuk membandingkan parameter sumber 5 gempa bumi tersebut. Prinsip program KIWI adalah mengolah tiga komponen gelombang gempa bumi pada berbagai stasiun untuk dilakukan proses inversi agar mendapatkan moment tensor dengan bantuan Fungsi Green, yang kemudian digunakan untuk membuat gelombang sintetis. Parameter-parameter sumber diambil dari gelombang sintetis tersebut, dan gelombang sintetis dianggap baik apabila kecocokan dengan gelombang observasinya memiliki nilai misfit dibawah 1. Seletah dilakukan pengolahan data untuk kelima event gempa bumi tersebut, didapatkan bahwa gempa bumi pada 29 Juli 2018 (Mw = 6,5) memiliki nilai strike sebesar 64o, nilai dip 21o, dan nilai rake 75o untuk bidang pertama, dan nilai strike sebesar 260o, nilai dip 70o, dan nilai rake 96o untuk bidang kedua.Gempa bumi tanggal 5 Agustus 2018 (Mw = 6,9) memiliki nilai strike 61o, nilai dip 28o, dan nilai rake 93o untuk bidang pertama, dan nilai strike sebesar 238o, nilai dip 62o, dan nilai rake 88o untuk bidang kedua. Lalu, gempa bumi tanggal 9 Agustus 2018 (Mw = 5,9) memiliki nilai strike 62o, nilai dip 36o, dan nilai rake 81o untuk bidang pertama, dan nilai strike sebesar 253o, nilai dip 55o, dan nilai rake 96o untuk bidang kedua. Kemudian, pada gempa bumi pertama di tanggal 19 Agustus 2018(Mw = 6,3), didapatkan nilai strike 74o, nilai dip 18o, dan nilai rake 93ountuk bidang pertama, dan nilai strike sebesar 251o, nilai dip 73o, dan nilai rake 89ountuk bidang kedua. Terakhir, pada gempa bumi kedua di tanggal 19 Agustus 2018(Mw = 6,9), didapatkan nilai strike 67o, nilai dip 29o, dan nilai rake 87o untuk bidang pertama, dan nilai strike sebesar 250o, nilai dip 61o, dan nilai rake 92o untuk bidang kedua. Kelima gempa bumi ini memiliki parameter sumber yang serupa, dan memiliki bola-bola fokal yang menyatakan bahwa jenis sesar pada gempa bumi-gempa bumi ini adalah reverse fault atau patahan naikdengan bentuk bola fokal yang serupa, serta waktu kejadian dan jarak yang berdekatan sehingga kemungkinan besar disebabkan oleh sistem patahan yang sama.

ABSTRACT
Focal mechanism study was carried out on 5 major earthquakes that occurred in Lombok onJuly-August 2018 using the KIWI program with the aim of comparing the parameters of the 5 earthquake sources. The principle of the KIWI program is to process three earthquake wave components at various stations to do an inversion process to obtain the moment tensor with the help of the Greens Function, which is then used to make synthetic waves representing the observation waves. Source parameters are taken from these synthetic waves, and synthetic waves are considered good if the match with the observation waves have a misfit value below 1. After data are processedfor all the five earthquake events, it was found that the earthquake on July 29th, 2018 (Mw = 6,5) had a strike value of 64o, the value dip 21o, and rake value 75o for the first plane, and strike value of 260o, dip value 70o, and rake value 96o for the second plane. The earthquake on August 5th, 2018 (Mw = 6,9) has a strike value of 61o, a dip value of 28o, and a rake value of 93o for the first plane, and a strike value of 238o, a dip value of 62o, and a rake value of 88o for the second plane. Then, the August 9th, 2018(Mw = 5,9) earthquake had a strike value of 62o, a dip value of 36o, and arake value of 81ofor the first plane, and a strike value of 253o, a dip value of 55o, and a rake value of 96o for the second plane. For the first earthquake on August 19th, 2018 (Mw = 6,3), the strike value was 74o, the dip value was 18o, and the rake value was 93ofor the first plane, and the strike value was 251o, the dip value was 73o, and the rake value was 89o for the second plane. Finally, for the second earthquake on August 19th, 2018(Mw =6,9), the strike value was 67o, the dip value was 29o, and the rake value was 87o for the first plane, and the strike value was 250o, the dip value was 61o, and the rake value was 92o for the second plane. These five earthquakes have similar source parameters, and have focal balls which state that the type of fault in these earthquakes are reverse faults. The similar source parameters, close range of time of occurrence & hypocenter distances indicate that the earthquake events were most likely caused by the same fault."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurizkatilah
"Likuifaksi merupakan fenomena alam dimana material granular tanah dari bentuk solid berubah menjadi bentuk cair. Likuifaksi merupakan salah satu dampak dari terjadinya gempa bumi yang terjadi pada saat gempa Palu, tahun 2018 yang lalu. Desa Lolu merupakan wilayah yang terdampak dari likuifaksi ini dengan ditemukannya zona yang mengalami pergerakan lateral mencapai 70 m. Kali ini penulis akan melakukan analisis terhadap zona tersebut berdasarkan data uji lapangan, Standard Penetration Test (SPT) dan data uji laboratorium, Gradasi Butiran (Sieve Analysis dan Hydrometer). Data SPT akan diolah menggunakan sebuah metode yang dikembangkan oleh Idriss dan Boulanger yang mengacu pada nilai faktor keamanan tanah sebagai bahan untuk mengevaluasi potensi likuifaksi. Sedangkan pada uji gradasi butiran, evaluasi potensi likuifaksi dilakukan dengan acuan potensi likuifaksi berdasarkan gradasi butiran yang dikemukakan oleh Tsuchida, koefisien keseragaman, serta koefisien kelengkungan dari tanah yang mengalami likuifaksi. Penelitian ini dilakukan karena adanya dugaan bahwa ada beberapa faktor yang yang menyebabkan perubahan perilaku tanah menjadi benda cair ketika diberikan beban siklik yang berasal dari gempa bumi. Hasil penelitian pada akhirnya akan menjelaskan pada kedalaman berapa saja likuifaksi dapat ditemukan pada zona dengan pergerakan lateral besar.

Liquefaction is a natural phenomenon in which soil granular material from a solid form turns into a liquid form. Liquefaction is one of the impacts of the earthquake that occurred during the Palu earthquake in 2018. Lolu Village is an area affected by this liquefaction that experiences lateral movement reaching 70 m. This time, the author will conduct an analysis of the zone which has large lateral movemnets based on field test data, Standard Penetration Test (SPT) and laboratory test data, Grain Size Distribution Test (Sieve Analysis and Hydrometer). SPT data will be processed using a method developed by Idriss and Boulanger which refers to the value of the soil safety factor as a material to evaluate the potential liquefaction. Whereas in grain grading test, evaluation of liquefaction potential is carried out with reference to liquefaction potential based on grain grading proposed by Tsuchida, the coefficient of uniformity, and the coefficient of curvature of the liquefied soil. This research was conducted because there was a suspicion that there were several factors that caused changes in soil behavior into liquid objects when given cyclic loads originating from earthquakes. The results of the research will finally explain at what depth liquefaction can be found in zones with large lateral movements.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robiatul Adawiyah
"Gempabumi yang terjadi di Yogyakarta 27 Mei 2006 merupakan gempabumi besar dengan kekuatan Mw : 6, 2. Selain menyebabkan kematian sekitar 5000-an jiwa, juga mneyebabkan kerusakan infrastruktur serta mengakibatkan kerusakan geologi berupa hilangnya kekuatan tanah atau likuifaksi. Penelitian ini ingin mengungkapkan kaitan kejadian likuifaksi dengan geologi dan indeks keburukan likuifaksi serta pola wilayah bahaya likuifaksi di Daerah Istimewa Yogyakarta menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan spasial (keruangan). Hasil penelitian menunjukkan sebaran titik kejadian likuifaksi cenderung mengelompok di tengah wilayah penelitian, sebarannya mengikuti : sebaran jenis batuan endapan Gunungapi Merapi muda, sebaran umur batuan kuarter. Seluruh titik kejadian likuifaksi dijumpai pada jarak kurang dari enam kilometer dari sesar utama dan sesar minor. Sebaran kejadian likuifaksi tidak selalu dijumpai pada wilayah dengan nilai LSI yang besar. Wilayah bahaya likuifaksi terbagi menjadi : wilayah bahaya likuifaksi sangat tidak aman, tidak aman, dan wilayah aman.

The Yogyakarta earthquake of May 27, 2006 has magnitude Mw : 6,2. This earthquake caused about 5000 died people and destroyed infrastructures also liquefaction. Focus of this study is interrelation between liquefaction occurance and geological condition and liquefaction severity index (LSI). This research is descriptive and spatial approach. The research shows that distribution of liquefaction occurrence is clustered in the centre part of Yogyakarta Special Province, it is related to young volcanic deposits of Merapi Volcano distribution and Quarternary deposits distribution. Liquefaction occurance is situated within 6 km distance from the major and minor fault zone.The distribution of liquefaction occurance it isn?t related to liquefaction severity index (LSI).
"
2008
S34215
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khairul Amri
"Sumber gempabumi di sumatera barat berasal dari laut dan darat. Gempabumi yang terjadi di darat dipengaruhi oleh pergerakan sesar aktif patahan semangko. Kabupaten Tanah Datar berada di dua segmen patahan aktif semangko sehingga memiliki intensites gempabumi yang tinggi. Pada penelitian ini, mengemukakan wilayah risiko pada Kabupaten Tanah Datar dengan variabel percepatan gerakan tanah, distribusi kepadatan penduduk, kekerasan batuan, jarak dari patahan dan lereng. Tingkat risiko diperoleh dari pembobotan yang dilakukan variabel - variabel yang digunakan dengan metode Proses Hierarki Analysis (PHA).Wilayah risiko terbagi menjadi lima klasifikasi yaitu sangat tinggi berada di Kecamatan Limo Kaum, tinggi di Kecamatan Tanjung Emas, sedang di Kecamatan Sungai Tarab, rendah di Kecamatan X Koto, dan sangat rendah di Kecamatan Lintau Buo Utara.

Earthquake source in western Sumatra originated from the sea and the land. The earthquake that occurred on land affected by the movement of active fault semangko. Tanah Datar in the two active semangko fault segments. so have a high earthquake intensity. In this study, suggests the risk areas in Tanah Datar with variable peak ground acceleration, population density, hardness of rock, the distance from fault and slope. Risk level is obtained from the weighted variables - variables used with the methods of Analysis Hierarchy Process (AHP). Risk region is divided into five classifications, that is very high in Limo Kaum Ditricts, high in Tanjung Emas Districts, medium in Sungai Tarab Districts, low in the X Koto Districts, and very low in the Lintau Buo Utara districts."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S204
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Ramadhanti P
"Kejadian gempa yang terjadi dalam periode tertentu serta kondisi fisik wilayah yang mudah terkena dampak getaran seismik menjadikan wilayah Tasikmalaya menjadi wilayah rawan. Kerawanan wilayah Tasikmalaya dapat ditentukan dengan menggunakan metode skoring berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2007 dengan variabel berupa kondisi geologi berupa jenis batuan, kemiringan lereng, dan PGA. Selain kerawanan wilayah, penelitian ini menghasilkan kerentanan wilayah terhadap gempa bumi berdasarkan aspek fisik berupa kerawanan wilayah dan juga aspek sosial ekonomi berupa kepadatan bangunan, keluarga miskin, kepadatan penduduk, laju pertumbuhan penduduk dan persentase penduduk wanita dengan menggunakan metode pembobotan yang menghasilkan tiga tingkat kerentanan dimana kerentanan wilayah tertinggi berada di Kecamatan Culamega. Berdasarkan metode pembobotan dengan mengurangi variabel struktur geologi, maka pengaruh kondisi fisik lebih mendominasi dibandingkan kondisi sosialnya.

Earthquake events that happened in certain period, as well as the physical condition of the area that susceptible to seismic tremor cause the Tasikmalaya area become a fluid area. The fluidity of Tasikmalaya area can be determined by using scoring method in accordance with The Provision of Minister of Public Works No. 21 of 2007 with variables in geological conditions, such as rock types, slope and PGA. Other than/besides the fluidity of the area, this research results in a vulnerability of the area over the earthquake based on physical aspects, such as the fluidity of the area and also social economy aspects, such as plants density, poor families, population density, population growth rate and women population percentage by using weighting method resulting in three vulnerability levels where the greatest area vulnerability is in Culamega district. According to the weighting method by decreasing geology structure variables, the physical condition more dominates than the social condition."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1008
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aristo
"Tinjauan karakteristik zona seismogenik terkait dengan proses rupture gempabumi di zona Subduksi Sumatera telah dilakukan dengan berbagai metode. Zona ini tercatat pernah mengalami beberapa gempa besar yaitu gempabumi Aceh 2004 Mw=9,1, Nias-Simeulue 2005 Mw=8,6, Bengkulu 2007 Mw=8,5, dan Enggano 2000 Mw=7,9. Penelitian ini memfokuskan hubungan antara analisis kontras densitas berdasarkan data gravitasi satelit GOCE dengan distribusi slip di zona rupture empat gempabumi besar yang pernah terjadi. Pemrosesan data gravitasi satelit dilakukan untuk mendapatkan data Gravity disturbance (Gd) dan turunan vertikal gravitasi (Tzz) yang dikoreksi oleh efek topografi dan sedimen dengan dekomposisi spektrum yang berbeda-beda untuk mendapatkan peta gravitasi dengan kedalaman yang berbeda-beda. Berdasarkan analisis Tzz, slip maksimal rupture gempabumi berkorelasi dengan pola Tzz minimal dan kontras densitas rendah, sementara itu rupture berakhir pada pola Tzz maksimal dan kontras densitas tinggi. Pola Tzz dan Gravity disturbance dapat menggambarkan posisi barrier dan asperitas dari zona subduksi Sumatra. Peta skematik berhasil menggambarkan segmentasi seismik Subduksi Sumatra yang memiliki zona asperitas sepanjang strike subduksi yang berhubungan dengan Tzz minimal dan berhubungan dengan zona forearc, serta adanya barrier yang berhubungan dengan Tzz maksimal yang merupakan manifestasi dari struktur (fracture zone dan seamount) yang tersubduksi ke lempeng samudra.

The review of the characteristics of the seismogenic zone associated with the earthquake rupture process in the Sumatra Subduction Zone has been carried out by various methods. This zone has experienced several major earthquakes, namely the Aceh 2004 Mw=9,1, Nias-Simeulue 2005 Mw=8,6, Bengkulu 2007 Mw=8,5, and Enggano 2000 Mw=7,9. This study focuses on the relationship between density contrast analysis based on gravity data from the GOCE satellite and the slip distribution in the rupture zones of four major earthquakes that have occurred. Satellite gravity data processing was carried out to obtain data for Gravity disturbance (Gd) and vertical gravity derivatives (Tzz), which are corrected by topography and sediment effects with different spectrum decomposition to get gravity maps with different depths. Based on the Tzz analysis, the maximal slip of the earthquake rupture is correlated with the minimal Tzz pattern and low-density contrast. In contrast, the rupture ends at the maximum Tzz pattern and high-density contrast. Tzz pattern and Gravity disturbance can describe the barrier position and asperity of Sumatra subduction zone. The schematic map succeeds in portraying the seismic segmentation of Sumatra Subduction which have asperities zone along the subduction strike associated with the minimal Tzz and associated with the forearc zone, as well as the barrier related to the maximum Tzz which is a manifestation of structures (fracture zone and seamount) that are subducted to the oceanic plate."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>