Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105501 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ashila Diandra Putri
"Pada awal tahun 2021, PT. X dituntut untuk memasuki proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) oleh para krediturnya yang kemudia disetujui oleh Pengadilan Negeri. PT. X menyatakan bahwa akibat pandemi Covid-19, terjadi penurunan permintaan dan peningkatan persaingan sehingga menyebabkan pemberian diskon yang signifikan, dan bahwa gangguan rantai pasokan meningkatkan biaya logistik yang menyebabkan PT. X kesulitan dalam membayar utang. Laporan magang ini bertujuan untuk melakukan analisis penyebab ketidakmampuan perusahaan dalam pembayaran utang. Hasil analisis menunjukan bahwa adanya masalah pada manajemen modal kerja yaitu pada arus persediaan, piutang, dan utang yang menyebabkan hambatan pada kegiatan operasional dan penjualan PT. X. Laporan magang ini juga membahas refleksi diri penulis selama menjalani kegiatan magang di Deloitte.

Early in 2021, PT. X was sued by its creditors to enter the process of Suspension of Debt Payment Obligations (PKPU) which later was approved by the District Court. PT. X stated that due to the Covid-19 pandemic, there was a decrease in demand and increase in competition leading to significant discounts, and that supply disruptions increased logistics costs which caused PT. X to a difficulty of paying their paying debts. This internship report aims to analyze the causes of the company's inability to pay its debts. The results of the analysis show that there are problems in working capital management, namely in inventory days, receivables days, and payable days which cause obstacles to the operation and sales activities of PT. X. This internship report also discusses the author's self-reflection during his internship at Deloitte."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ashila Diandra Putri
"Pada awal tahun 2021, PT. X dituntut untuk memasuki proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) oleh para krediturnya yang kemudia disetujui oleh Pengadilan Negeri. PT. X menyatakan bahwa akibat pandemi Covid-19, terjadi penurunan permintaan dan peningkatan persaingan sehingga menyebabkan pemberian diskon yang signifikan, dan bahwa gangguan rantai pasokan meningkatkan biaya logistik yang menyebabkan PT. X kesulitan dalam membayar utang. Laporan magang ini bertujuan untuk melakukan analisis penyebab ketidakmampuan perusahaan dalam pembayaran utang. Hasil analisis menunjukan bahwa adanya masalah pada manajemen modal kerja yaitu pada arus persediaan, piutang, dan utang yang menyebabkan hambatan pada kegiatan operasional dan penjualan PT. X. Laporan magang ini juga membahas refleksi diri penulis selama menjalani kegiatan magang di Deloitte.

Early in 2021, PT. X was sued by its creditors to enter the process of Suspension of Debt Payment Obligations (PKPU) which later was approved by the District Court. PT. X stated that due to the Covid-19 pandemic, there was a decrease in demand and increase in competition leading to significant discounts, and that supply disruptions increased logistics costs which caused PT. X to a difficulty of paying their paying debts. This internship report aims to analyze the causes of the company's inability to pay its debts. The results of the analysis show that there are problems in working capital management, namely in inventory days, receivables days, and payable days which cause obstacles to the operation and sales activities of PT. X. This internship report also discusses the author's self-reflection during his internship at Deloitte.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Aprilianta Florensia Br
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis restrukturisasi utang pada PT AFS yang bergerak di bidang pelayaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan restrukturisasi utang yang telah dilakukan oleh PT AFS melalui penjualan aset dengan alternatif lain yaitu metode equity conversion. Perbandingan dilakukan terhadap arus kas pembayaran utang, metode restrukturisasi yang lebih menguntungkan jika diukur dari time value of money dan metode restrukturisasi yang lebih baik pengaruhnya ke kinerja keuangan perusahaan jika diukur dari rasio keuangan. Hasil dari penelitian memperlihatkan bahwa metode penjualan aset membayar lebih banyak utang pada awal masa pembayaran utang daripada metode equity conversion. Jika diukur dari time value of money, restrukturisasi dengan metode penjualan aset akan lebih menguntungkan daripada restrukturisasi dengan metode equity coversion karena menghasilkan present value yang lebih kecil. Total debt ratio memperlihatkan metode equity conversion lebih baik pengaruhnya ke kinerja keuangan perusahaan daripada metode penjualan aset. Current ratio, cash ratio, interest coverage ratio dan profit margin memperlihatkan metode penjualan aset lebih baik pengaruhnya terhadap kinerja keuangan perusahaan daripada metode equity conversion.

ABSTRACT
The aim of this research is to analyze debt restructuring at PT AFS which engaged in shipping industry. The method used in this research is to compare debt restructuring at PT AFS through asset sales method with other restructuring alternative which is through equity conversion method. The comparisons are made to debt cash flow, method that is more profitable if measured from time value of money and method that has better effect to company?s financial performance as measured with financial ratios. The result shows that asset sales method pays more debt at the beginning of debt payment than equity conversion method. If measured from time value of money, restructuring through asset sales is more profitable than restructuring through equity conversion because it produces lower present value. Total debt ratio shows that equity conversion method has better effect to the company?s financial performance than asset sales method. Current ratio, cash ratio, interest coverage ratio and profit margin show that asset sales method has better effect to the company?s financial performance than equity conversion method., The aim of this research is to analyze debt restructuring at PT AFS which engaged in shipping industry. The method used in this research is to compare debt restructuring at PT AFS through asset sales method with other restructuring alternative which is through equity conversion method. The comparisons are made to debt cash flow, method that is more profitable if measured from time value of money and method that has better effect to company’s financial performance as measured with financial ratios. The result shows that asset sales method pays more debt at the beginning of debt payment than equity conversion method. If measured from time value of money, restructuring through asset sales is more profitable than restructuring through equity conversion because it produces lower present value. Total debt ratio shows that equity conversion method has better effect to the company’s financial performance than asset sales method. Current ratio, cash ratio, interest coverage ratio and profit margin show that asset sales method has better effect to the company’s financial performance than equity conversion method.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Johana Indrianti
"Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia semenjak tahun 1997 berdampak langsung kepada kinerja industri semen. Turunnya nilai kurs rupiah dan melemahnya permintaan semen domestik memberi dampak negatif pada kondisi finansial PT X. Hingga pada akhir tahun 2000, komposisi hutang perusahaan dalam denominasi dollar Amerika sebesar 97,7% dari total hutang perusahaan. Hal ini membebani keuangan perusahaan mengingat sebagian besar pendapatan bisnis semennya berasal dari pasar domestik.
Semenjak tahun 1997 hingga 1999 volume penjualan perusahaan cenderung mengalami penurunan dan kapasitas terpasang melebihi volume produksinya. Kondisi ini menyebabkan terganggunya kelancaran arus kas guna pembayaran kewajiban ? kewajiban yang sudah jatuh tempo.
Terhitung sejak Bulan Agustus 1998, perusahaan mengajukan permohonan penundaan pembayaran pokok dan bunga pinjaman kepada seluruh kreditur. Pada akhir tahun 2000 disepakati restrukturisasi hutang perusahaan dengan perpanjangan jangka waktu pinjaman menjadi 8 tahun mulai Bulan April 2001. Selain itu terdapat investor asing yang bersedia mengambil alih sebagian hutang PT X dan menukarkannya dengan saham perusahaan.
Berdasarkan hasil proyeksi laporan keuangan diperoleh kondisi keuangan yang membaik ditandai dengan mulai terpenuhinya beberapa persyaratan rasio keuangan dan menurunnya level indebtedness perusahaan. Current ratio (CR) pada tahun 2000 naik dari 0,23 di tahun sebelumnya menjadi 3,25. Net working capital ( NWC ) pada tahun-tahun tersebut mengalami negatif yang dìsebabkan tingginya beban cicilan hutang. Walaupun CR sempat diproyeksikan menurun dari 1,82 pada 2001 hingga menjadi 0,97 di 2007, pada 2008 diperkirakan meningkat menjadi 1,56. Kondisi CR dan NWC yang diproyeksikan tersebut pertu dicermati perusahaan agar Iebih memperhatikan manajemen likuiditasnya. Persyaratan rasio lain yang terpenuhi adalah total debt to equity ratio yang diproyeksikan menurun dari 9,41 pada tahun 2000 menjadi 0,56 di akhir periode proyeksi dan time interest earned yang diperkirakan meningkat dari -0,97 tahun 2000 menjadi 40,46 di tahun 2008
Adapun hasil dari analisis sensitivitas menunjukkan bahwa perubahan sebesar 5% pada asumsi harga dan volume penjualan tidak mempengarubi kemampuan perusahaan dalam pemenuhan kewajibannya. Penurunan volume penjualan dan harga jual diproyeksikan menurunkan kas pada tahun 2004 hingga 2007. Namun defisit tersebut masih dapat tertutupi oleh saldo kas akhir tahun lalu.
Guna mencapai keberhasilan pelaksanaan restrukturisasi hutang., perusahaan disarankan untuk menjaga kelancaran arus kas masuknya dengan meningkatkan ekspornya. Walaupun dari hasil proyeksi menunjukkan adanya peningkatan volume penjualan domestik, perusahaan hendaknya tetap fokus untuk memperkuat penetrasi pasar ke negara-negara tujuan ekspornya selama ini yang meliputi kawasan Asia Tenggara, Asia Tengah dan Afrika. Masuknya investor asing yang memiliki pengalaman di bidang yang sama dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki teknologi informasi perusahaan bagi koordinasi jaringan operasionalnya sehingga mampu meningkatkan efisiensi.
Bagi para kreditur, diharapkan hasil dan analisis ini dapat dipergunakan sebagai informasi tambahan yang bermanfaat dalam penentuan negative covenant perusahaan dan sebagal bahan masukan dalarn Penyusunan business plan PT X."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daisy Mustika
"ABSTRAK
Adanya krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia telah mengakíbatkan banyak
perusahaan gulung tikar. Salah satu penyebab kebangkrutan perusahaan-perusahaan tersebut
adalah adanya hutang perusahaan yang nilainya tercantum dalam mata uang asing. Pada saat
krisis nilai rupiah terkena devaluasi sehingga mengakibatkan nilai mata uang asing naik
berkali-kali lipat terhadap rupiah. Karenanya, otomatis segala hutang atau biaya yang
dibebankan dalam mata uang asing nilainya akan melonjak tinggi. Perusahaan dengan
keadaan keuangan yang tidak sehat Iangsung terkena dampak dan krisis ini. Bank merupakan
salah satu jenis usaha yang juga merugi ditandai dengan banyaknya bank yang harus
dilikuidasi. Para nasabah bank tersebut tetap menuntut agar uang mereka kembali. Untuk
mengatasi hal tersebut pada mulanya pemerintah berusaha untuk mencetak uang sebanyak
mungkin sebagai salah satu langkah agar uang masyarakat dapat kembali. Namun tindakan
ini trnyata mernbawa dampak yang Iebih buruk lagi yaitu naiknya tingkat inflasi yang salah
satu akibatnya adalah melonjaknya tingkat suku bunga. Dengan adanya devaluasi nipiah dan
naiknya tingkat suku bunga, perusahaan yang melakukan pinjaman baik dalam bentuk mata
uang asing maupun rupíah terkena dampaknya dimana mereka harus mengembalikan
pinjaman yang nílainya naik beberapa kali lipat dan adanya beban bunga yang tinggi.
Akibatnya perusahaan akan menderita kerugian dan tidak tertutup kemungkinan perusahaan
tersebut akan bangkrut.
PT PLN Persero adalah salah satu perusahaan negara yang terkena dampak tersebut.
Dari laporan keuangan perusahaan, dapat dilihat semakin parahnya kondisi keuangan
perusahaan Nilai kewajiban perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang, naik
dengan jumlah yang cukup signifikan Selain itu karena adanya biaya-biaya yang tercanturn
dalam mata uang asing, perusahaan mengalami kerugian karena pendapatan yang
diperolehnya dalam rupiah tentu saja tidak mampu menutup biaya-biaya yang dipatok dalam
mata uang asing. Kerugian ini terus rnenggerogoti ekuitas perusahaan sehingga nilai ekuitas
perusahaan semakin kecil, Bila dibiarkan, perusahaan akan mengalami defisiensi modal yang
berujung pada kebangkrutan.
Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, perusahaan perlu membuat suatu
perencanaan keuangan agar dapat selamat dari kebangkrutan dan agar perusahaan dapat
melunasi seluruh kewajibannya dan memperbaiki kinerja keuangannya, terutama kinerja kas.
Perusahaan dalam bal ini dapat melakukan suatu restrukturisasi hutang yang tentu saja han?s
mendapat persetujuan dan kreditor dan pemerintah, terutama Departemen Keuangan dimana
perusahaan mendapat kan sebagian pinjamannya dan departemen tersebut
Dalam melakukan penelitian yang berkenaan dengan restrukturisasi hutang ini,
penulis mengumpulkan data dari berbagai sumber, baik wawancara Langsung dengan pihak
perusahaan, maupun riset pustaka.
Untuk menganalisa keadaan perusahaan yang sudah lalu, perangkat yang digunakan
adalah analisa rasio yaltu rasio leverage dan coverage. Untuk memperkirakan keadaan
perusahaan di masa datang, terutama dalam masa restrukturísasi, digunakan asumsi-asumsi
yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak perusahaan. Untuk melakukan suatu
simulasi berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, digunakan laporan prakiraan arus kas dengan
beberapa analisa sensitvitas.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T4733
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kukuh Pratama
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang aksi korporasi dalam bentuk restrukturisasi utang sebagai solusi dari penyelamatan prinsip keberlangsungan usaha perusahaan dan dampaknya terhadap struktur kepemilikan perusahaan. Restrukturisasi utang ini dilakukan karena perusahaan telah merugi selama 4 tahun berturut-turut (2011-2014) sehingga mengakibatkan rusaknya arus kas perusahaan secara keseluruhan dan berujung pada gagal bayar seluruh utang beserta bunganya. Untuk menjaga prinsip keberlangsungan usaha dan terhindar dari pailit, perusahaan memutuskan untuk merestrukturisasi semua utangnya yang gagal bayar dengan harapan tetap berlangsungnya operasi perusahaan untuk menghasilkan pendapatan dimasa depan dalam rangka pembayaran kembali utang yang mengalami gagal bayar.

ABSTRACT
This undergraduate thesis discusses about corporate action in the form of debt restructuring as solution for securing the principle of going concern of the company and its impact on shareholder structure of the company. This debt restructuring was conducted due to the losses suffered by the company for 4 years long (2011-2014) also resulting the damage to the overall cash flow and led to the failure to pay all the debts with its interest or known as default. In order to securing the going concern principle, the company decide to restructure all the default debt and hopefully there is a continuity of operation of the company to generate future revenue in order to repay all the default debts.
"
Universitas Indonesia Fakultas Ekonomi Bisnis, 2016
S62515
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wempy Halim
"ABSTRAK
Penelitian ini berfokus pada pengaruh siklus hidup dan keadaan kesulitan keuangan perusahaan terhadap pengambilan keputusan strategi perusahaan yang akan dilakukan. Strategi perusahaan yang dimaksud dalam penelitian adalah restrukturisasi pada bagian operasional, aset, atau finansial. Kemudian penelitian ini juga mengamati efektifitas dari strategi restrukturisasi yang dilakukan terhadap peningkatan performa perusahaan. Penelitian juga mempertimbangkan fase siklus hidup perusahaan dan melihat pengaruhnya terhadap keputusan pengambilan strategi restrukturisasi serta dampaknya bagi performa perusahaan.

ABSTRACT
This research focuses on finding effect of corporate lifecycle and financial distress to firm decision of restructuring strategy. The restructuring strategy in this research are operational, asset, or financial restructuring. This research also observes effectiveness of the restructuring strategy to increase corporate performance. Besides, corporate lifecycle is included as part of consideration, this research tries to define effect of corporate lifecycle stage to restructuring decision and its effect to corporate performance."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Hestina
"PT. X adalah perusahaan yang bergerak di bidang agro-industri dan manufaktur (detil proses dapat dilihat pada bab III) dan berdiri pada tahun 1994. PT. X adalah satu-satunya perusahaan agroindustri di Indonesia yang memproduksi frozen edamame (mempunyai trade mark komoditi Frozen Edamame PT. X yang diminati pembeli Jepang).
Pada saat krisis moneter terj adi di Indonesia, PT. X sedang dalam proses konstruksi dan start-up. Tingkat inflasi yang sangat tinggi yang menyebabkan kenaikan suku bunga kredit yang juga tinggi, penurunan tingkat nilai tukar rupiah yang sangat besar serta hutang dalam bentuk US dollar yang tidak di hedging, menyebabkan perusahaan dalam kondisi kesulitan likuiditas dan tidak dapat meneruskan operasinya. Sehingga perusahaan harus mendapatkan suntikan dana segar dari pemerintah (BPPN) agar dapat menjalankan roda perusahaan.
PT. X akhimya mengalami kesulitan cash flow yang disebabkan oleh bunga pinjaman yang sangat besar. Sehingga PT X harus menambah pinjaman hutang yang akhimya melebihi debt to equity ratio yang optimum, bahkan sampai minus 181.84 %. Hal ini membawa PT X ke dalam resiko kebangkrutan.
Per 31 Desember 1999 PT X memiliki kewajiban yang besar +/- Rp. 48.459.353.961,dan beban usaha yang besar, yaitu sebesar Rp. 7.277.706.228,- yang memberatkan aktivitas operasional perusahaan dan menyebabkan titik impas (break even point) yang tinggi.
Tujuan utama penulisan karya akhir ini adalah untuk mengevaluasi perencanaan restrukturisasi hutang PT. X melalui analisis rasio keuangan terhadap laporan keuangan PT. X, melakukan analisis struktur pendanaan serta evaluasi berbagai strategi yang diterapkan oleh pihak top manajemen PT. X. Butir-butir yang akan dibahas dalam karya akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Evaluasi terhadap prospek usaha dan recovery bisnis
2. Memberikan altematif pilihan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi masa depan PT. X mengenai keputusan restrukturisasi hutang yang didasarkan pada asumsi perhitungan yang diberikan
3. Melakukan evaluasi dan memberi komentar terhadap cash flow yang disusun PT. X, termasuk asumsi penyusunannya dan mengusulkan perbaikan-perbaikan yang dipandang perlu
4. Melakukan analisis struktur pendanaan
5. Pengukuran kinerja perusahaan berdasarkan laporan keuangan PT. X
Penulis membatasi masalah yang akan dibahas dengan batasan-batasan sebagai berikut:
1. Evaluasi yang dilakukan terutama ditekankan pada aspek finansial, sedangkan aspek teknikal dari pembahasan karya akhir tidak dilakukan secara rinci
2. Periode data keuangan yang digunakan adalah data keuangan tahun 1995 sampai dengan 1999
3. Evaluasi terhadap cashjlow dari PT. X
Metodologi yang dipakai adalah dengan melakukan analisis kualitatif dan kuantitatif terhadap data dan fakta-fakta yang dikumpulkan. Pengumpulan data dan fakta dilakukan melalui berbagai macam sumber sebagai berikut:
1. Data primer berupa dokumen-dokumen yang terkait dengan bidang usaha serta kinerja perusahaan PT. X
2. Wawancara dan korespondensi dengan direktur utama dan pegawai lain yang ditunjuk
3. Telaah kepustakaan untuk mendapatkan landasan teoritis sebagai alat analisis terhadap fenomena serta indikasi yang muncul ke permukaan
Penulis mencoba membuat proyeksi lima tahun kedepan untuk melihat dan menilai kelayakan investasi serta membuat alternatif restrukturisasi hutang yang terbaik buat perusithaan ini. Setelah membuat proyeksi dengan memperhitungkan bunga pinjaman (Jangka pendek dan panjang), dapat disimpulkan bahwa perusahaan sudah dalam kondisi bangkrut.
Setelah itu penulis membuat proyeksi dengan membekukan beban bunga jangka panjang, dan tetap membayar bunga hutang jangka pendek. Ternyata perusahaan dapat bergerak ke arah yang sangat positif, dan dapat malunasi semua hutang jangka pendek, serta memperkecil kerugian tahun berjalan dari minus Rp. 32.900.033.341,- menjadi minus Rp. 17.448.017.991,- (Lampiran 23).
Seusai dengan teori dari Aswath, maka jalan terbaik yang harus dilakukan adalah dengan melakukan debt to equity swap, dimana hutang kreditur di konversikan menjadi penyertaan modal. Berdasarkan cash flow projection tahun 2000 - 2004 (Lampiran 25), dapat dilihat bahwa perusahaan mempunyai laba bersih yang cukup besar ( dengan meniadakan beban bunga pinjaman).
Melihat struktur hutang yang ada dan nilai ekuitas yang masih tetap minus, penulis mengusulkan untuk merestruturisasi hutang dari BEll dengan metode debt to equity swap yaitu sebesar Rp. 32.401.900.736,- yang menempatkan BEll menjadi pemegang saham utama sebesar 83.83%.
Perhitungan NPV dan IRR dibuat untuk menghitung kelayakan investasi BEll di PT.X. Dengan mengambil nilai ROR sebesar 5%, diperoleh nilai NPV minus Rp. 1.982.014.117,54 dan IRR sebesar 3.43%. Nilai tersebut dibawah standar investasi untuk bidang industri tersebut. Akan tetapi, dengan pertimbangan prospek perusahaan yang masih baik, serta memperhitungkan kerugian yang timbul apabila perusahaan bangkrut, maka pilihan ini adalah yang terbaik buat BElL.
Selain itu untuk lebih merangsang investasi di PT. X, penulis mengusulkan pembagian dividen, yang sudah dapat dilakukan pada tahun keempat dan tahun kelima. Pembagian dividen yang diusulkan adalah sebesar 30% dari laba tahun berjalan, seperti pada tabel4-8."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiana Nugraha
"ABSTRAK
Kondisi ekonomi dan moneter yang memburuk melanda negara-negara regional Asia
Pasifik sejak awal tahun 1997 dan pada bulan Juli 1997 baru melanda Indonesia ini
sangat besar pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Kecenderungan
kenaikan biaya operasional perusahaan secara umum sangat mempengauhi kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban. Melemahnya mata uang Rupiah dan tingkat
suku bunga kredit yang tinggi serta inflasi yang sangat tinggi menurunkan permodalan
perusahaan dan sekaligus mengakibatkan perusahaan mengalami kesulitan likuiditas.
Dampak krisis ini mengakibatkan PT A mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban
kepada Bank dan ada kecenderungan kebun menjadi terbengkalai akibat kekurangan dana
pemeliharaan. Sehingga sangat diperlukan langkah-langkah penyelamatan baik terhadap
kredit maupun kebunnya mengingat kondisi kebun perusahaan masih tergolong Kebun
Kelas A dan masih memiliki prospek yang baik.
Restrukturisasi keuangan perusahaan akan sangat menguntungkan kedua belah pihak baik
bank maupun perusahaan. Adapun keuntungan yang diperoleh perusahaan adalah
perusahaan dapat bergerak kembali untuk melakukan kegiatan usahanya dan sekaligus
dapat memenuhi kewajiban pengembalian pokok kredit yang dananya berasal dari
kegiatan usaha perusahaan bukan dari pihak ketiga.
Adapun dampak positif yang akan diterirna pihak bank, yaitu bank menerima
pembayaran untuk bunga berjalan dan dengan meningkatnya kolektibilitas perusahaan
dan Macet menjadi kolektibilitas yang lebih baik akan membuat bank menyediakan
PPAP yang lebih kecil dan sekaligus membuat pembukuan bank menjadi lebih baik
apalagi pada saat ini Bank Mandiri sedang dalam proses IPO.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T5209
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marius Gumono
"ABSTRAK
To give Indonesian debtors and foreign creditors a way out of the crisis, in early July
1998 government launched INDRA (Indonesian Debt Restructuring Agency). This scheme is
not quite success as Ficorca, the similar Mexican scheme. INDRA is a contract that allows
Indonesian debtors to enter into a foreign-exchange rate insurance scheme with the government
Dollar-denominated rescheduled debts are paid by the government after a grace period, while
Indonesian debtors service their debts to INDRA, in domestic cuirency at an agreed-upon
exchange rate at the time of the contract.
If the real exchange rate appreciates during the period of servicing of the foreign debts,
these firms bave the option to leave INDRA and purchase dollars at more agreeable market rate.
Thus, firms are insured against losses due to rupiah depreciation, while they have an opportunity
or option to take advantage of &vorable developments.
In short, INDRA performs a service to Indonesia debtor firms, in the form of offering a
foreign exchange ?insurance scheme? with the option to leave that normally is not offered in
financial markets for such time horizons. Unlike such market-priced option packages, the
INDRA pm gram does not require the dollar up-front payment. Instead, 1NDRA participants pay
up-fmnt monthly rupiah installments on both interest and principle.
Survey reveals, Indonesia debtors don?t pay much attention to this alternative solution of
foreign debt The reasons are the scheme of INDRA doesn?t match company?s cash flow, fòreign
creditors don?t agree to such a long period of installment, it needs socialization, tack of
commitment from the company?s owner, INDRA?s exchange rate stilt high and finally
difficulties to enforce the right of ofl?hore creditor make debtors more reluctant to æstnjcture the
debt.
Lower INDRA?s exchange rate than market exchange rate, is obviously a veiled subsidy
by government but it ¡s not enough to attract indebted Indonesian companies. We could not
blame on economic crisis on and on. The bottom line of INDRA is about the government
establishing credibility. On the other hand, INDRA is about expectations. JNDRA is about giving
assurance to Indonesian debtors which are protected from any instability of foreign exchange
rate volatility.
Many said, even mpiäh-doijar exchange rate back to normal rate, still difficult to repay
the loan as being scheduled. Thus, the problem is not on the bad or good INDRA scheme but on
the company?s fùndamentai activitites. Instability os exchange rate means a back fire to the
government as more exchange rate subsidy to be performed in INDRA mechanism.
"
2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>