Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156258 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gina Amani Isminanda
"Film Isi dan Ossi karya Oliver Kienle menceritakan perjalanan dua orang remaja yang sedang memperjuangkan mimpinya, dengan sumber kepemilikan kapital serta habitus yang berbeda. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan habitus serta kapital yang dimiliki oleh kedua tokoh dengan menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan semiotika film guna menganalisis bentuk habitus dan kapital yang tercermin melalui adegan-adegan yang ada di dalam film. Hasil menunjukkan habitus yang dimiliki oleh toko Isi yaitu pantang menyerah, ambisius dan suka memasak dengan kapital yang berbentuk kekayaan materil, jaringan sosial dan kemampuan berbahasa asing, sementara itu tokoh Ossi memiliki habitus yang penyayang, pantang menyerah, serta pemarah dengan kapital yang dimiliki Ossi hanya berupa koneksi pertemanan untuk membantunya meningkatkan kepemilikan kapital ekonominya.

The film Isi and Ossi by Oliver Kienle tells the journey of two teenagers who are fighting for their dreams, with different sources of capital and habitus. This article aims to describe the habitus and capital owned by the two characters by using descriptive analysis method with film semiotic approach in order to analyze the habitus and capital forms which are reflected through the scenes in the film. The results show that Isi’s character has a habitus that is persistent, ambitious and likes to cook with capital in the form of material wealth, social networks and foreign language skills, meanwhile Ossi's character has a loving, persistent, and hotheaded habitus. With only social networks as his only capital, but it helps him increase his economic capital."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dendi Andrian
"Penelitian ini menjadikan Desa Biting di Jawa Tengah, Indonesia, sebagai studi kasus untuk mengeksplorasi makna dan praktik kesuksesan dari perspektif pemuda. Desa Biting dikenal dengan praktik gotong royong, nilai guyub rukun, pertanian tembakau, tingkat urbanisasi tinggi, dan partisipasi rendah dalam pendidikan formal. Dengan latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya ini, pemuda Biting menjadi subjek yang menarik untuk memahami kesuksesan pemuda rural di Indonesia. Menggunakan kerangka teori praktik Bourdieu, saya menganalisis praktik kesuksesan pemuda yang berkaitan dengan kapital dan habitus dalam konteks Biting sebagai field. Penelitian ini mengungkap bagaimana habitus keluarga dan masyarakat (doxa) berperan dalam praktik kesuksesan pemuda Biting. Kesuksesan mereka meliputi praktik ekonomi (memiliki pekerjaan, mencapai kemandirian, serta stabilitas ekonomi), tanggung jawab keluarga (berbakti kepada keluarga, khususnya orang tua), dan tanggung jawab sosial serta keagamaan (menjaga hubungan baik, saling membantu, dan hubungan resiprositas di antara anggota masyarakat). Data dikumpulkan melalui penelitian lapangan etnografi selama satu bulan dengan melibatkan dua belas pemuda dan sembilan tokoh Desa, menggunakan metode auto-driven photo-elicitation, wawancara semi-terstruktur, dan observasi partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagi pemuda Biting, kesuksesan diukur tidak hanya dari pencapaian ekonomi atau status individu, tetapi juga dari kesuksesan kolektif yang mencakup tanggung jawab keluarga dan sosial. Praktik kesuksesan mereka didasarkan pada akumulasi kapital sosial yang diperoleh dari kontribusi dan keaktifan di masyarakat, yang tertanam dalam nilai guyub rukun dan praktik gotong royong. Kapital sosial memiliki nilai simbolik yang paling dominan bagi kesuksesan di masyarakat Biting. Studi ini mengungkap bahwa kesuksesan di Biting dipahami sebagai doxa, yaitu habitus kolektif berupa disposisi, nilai, atau kepercayaan yang mengaitkan kesuksesan individu pemuda dengan kesuksesan kolektif masyarakat Biting.

This research focuses on the village of Biting in Central Java, Indonesia, as a case study to explore the meaning of success from the perspective of rural youth, with a specific focus on how the local context of Biting shapes their understanding of success. Biting is known for its practices of mutual cooperation (gotong royong), the value of social harmony (guyub rukun), tobacco farming, a high level of urbanization, and low participation in formal education. Given its social, economic, and cultural background, the youth of Biting are an intriguing subject for understanding rural youth success in Indonesia. In this study, Bourdieu's theory of practice serves as the framework to analyze the practices of success among youth, involving capital and habitus, within the Biting context as a field. The research reveals how family and community habitus (doxa) play a role and integrate into the practices of success among Biting's youth. This is represented through their concepts of success, including economic success (having a job and achieving economic independence and stability), family responsibilities (filial piety, particularly towards parents), and social and religious responsibilities (maintaining good relationships, mutual assistance, and reciprocal relationships among community members). Data was collected through a month-long ethnographic field study involving twelve youth and fourteen village leaders, utilizing methods such as auto-driven photo-elicitation, semi-structured interviews, and participant observation. The study shows that for Biting's youth, success is measured not only by economic achievements or individual status but also by collective success involving social and familial responsibilities. Their success practices are based on accumulating social capital through community contributions and active participation, rooted in values of social harmony and cooperation. In Biting, strong social relationships, reciprocity, mutual assistance, and a sense of belonging hold the most symbolic value for success. This study concludes that success in Biting is understood as doxa, a collective habitus of dispositions, values, or beliefs that link individual youth success to the collective success of the Biting community."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusyanti
"Tesis ini mengkaji tentang konstruksi dinamika habitus sebagai praktik sosial yang teramati di Pecinan Lemah wungkuk, Plered dan Jamblang pada abad ke-19 mdash;21 M, dari sudut pandang Paradigma Arkeologi Postprosesual. Habitus merupakan teori yang dipopulerkan oleh Sosiolog sekaligus filsuf Pierre Bourdieu. Habitus adalah suatu sistem disposisi atau struktur mental kognitif sekaligus juga sebagai strategi yang digunakan secara sadar oleh manusia sebagai agen dalam menghadapi situasi yang dihadapi atau struktur. Habitus terlihat dalam bentuk tindakan dan representasi sosial dan terekam dalam jejak arkeologis. Penelitian terhadap artefak arkeologi di Pecinan Cirebon memperlihatkan habitus yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang dihadapi dan berkaitan dengan pengorganisasian kapital dalam suatu arena. Habitus di Pecinan Lemah Wungkuk memperlihatkan ketahanan dalam menghadapi situasi yang dialami sehingga membentuk Pecinan yang bercirikan reproduksi dari kebudayaan Cina. Habitus di Pecinan Plered memperlihatkan kelemahan sehingga berdampak pada penguasaan Pecinan yang memudar dan bertransformasi menjadi kawasan komersil perdagangan batik, dan habitus di Pecinan Jamblang memperlihatkan praktik inovasi sebagai strategi untuk tetap bisa mempertahankan arenanya. Dinamika habitus yang teramati melalui artefak arkeologi di ketiga Pecinan tersebut merupakan cerminan dari adanya praktik konstruktivisme, yaitu bahwa semua aktivitas manusia adalah praktik sosial kontingen yang maknanya dikonstruksi dalam pasang-surut interaksi sosial.

This thesis discusses the construction of habitus dynamics as social practice observed in Pecinan Lemah Wungkuk, Plered and Jamblang in the 19 mdash 21th Century, from the perspective of the paradigm of Archaeology Postprosesual. Habitus is a theory popularized by Sociologist and philosopher, Pierre Bourdieu. Habitus is cognitive a system of mental structures or disposition, as well as a strategy, used consciously by human beings as agents in dealing with the situation at hand as a structure. Habitus looks in the form of actions and social representation, and both could lies in the archaeological records. Research on archaeological artifacts in Pecinan Cirebon shows different habitus corresponding to the conditions encountered as well as related to its resilience in maintaining their capital resources and arenas. Habitus in Pecinan Lemah Wungkuk showed resilience facing the situation so encourage the development of Pecinan as well as represent the reproduction as the settlement of ethnic Chinese. Habitus in Pecinan Plered showed weakness so that the impact on the mastery of Chinatown fades and transformed it become commercial batik trading area, and habitus in Pecinan Jamblang keep strugggling by making innovations in order to maintain their arena. The dynamics of habitus observed through archaeological artifacts in the third Pecinan reflects the practice of constructivism, that all human activity is social practice contingent which its meaning construct by tidal social interaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T47024
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damara Hamonangan Akbar
"Pendidikan berfungsi sebagai tempat untuk mentransmisikan nilai, norma, dan ilmu pengetahuan dari sebuah masyarakat kepada generasi muda. Menurut Pierre Bordieu (2014), dalam pendidikan, Habitus sering ditemui dalam sebuah kelompok sosial tersendiri, juga dari sebuah institusi. Habitus juga membutuhkan sebuah alat dalam meregenerasi dirinya untuk melanggengkan nilai dan norma dari sebuah kelompok tertentu. Dalam proses pendidikannya, Jepang mempunyai pedoman yang disebut dengan 生徒指導提要 ((Seito Shidou Teiyou) (Pedoman Bimbingan Siswa)). Masalah penelitian yang diangkat dalam Tugas Akhir ini adalah Habitus dalam Seito Shidou Teiyou. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan penggunaan Seito Shidou Teiyou sebagai alat penyampai habitus pendidikan Jepang melalui teori habitus oleh Pierre Bordieu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis konten dengan pembahasan menggunakan metode deskriptif. Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek pedoman dari Seito Shidou Teiyou disimpulkan bahwa pedoman yang diberikan adalah habitus yang ditanamkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains dan Teknologi melalui Buku Pedoman Bimbingan Siswa tersebut.

Education works as a place to transmit values, norms, and knowledge from society to the younger generation. According to Pierre Bordieu (2014), in education, Habitus is often found in a special social group, or from an institution. Habitus also needs a tool to generate it values ​​and norms for the target group of people in society. In the process of education, Japan has a guideline called 生 徒 指導 提要 (Seito Shidou Teiyou) (Guide for Student Guidance). The research problem raised in this Final Project is Habitus in Seito Shidou Teiyou. The purpose of this study is to explain the use of Seito Shidou Teiyou as a means of conveying Japanese educational habitus through the theory of habitus by Pierre Bordieu. The method used in this research is content analysis with a discussion using descriptive methods. Based on the analysis results from guidance given by Seito Shidou Teiyou, Habitus was implanted on the by the Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology through the Student Guidebook."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Faranisa Ayu Ferdynanda
"Meskipun feminisme telah menjadi pemicu gerakan perjuangan kesetaraan antara perempuan dengan laki-laki sejak abad ke-20, tetapi persoalan yang berkaitan dengan ketidaksetaraan gender masih terus terjadi. Ketidaksetaraan gender dapat memicu diskriminasi terhadap pihak yang dianggap lebih rendah. Bentuk diskriminasi beragam, mulai dari perlakuan yang berbeda, tidak adanya pengakuan hak yang sama, hingga tindak kekerasan. Berbagai bentuk diskriminasi karena ketidaksetaraan gender adalah salah satu tema yang banyak diangkat dalam film, baik secara jelas dan menjadi fokus dalam film, maupun secara tersirat. Film Isi & Ossi (2020) yang menjadi korpus data dalam penelitian ini menceritakan kehidupan dua tokohnya, yaitu Isi dan Ossi yang berasal dari latar belakang keluarga sangat berbeda, dalam menggapai mimpi mereka. Penggambaran kehidupan Isi dalam film ini memperlihatkan adanya represi oleh orang tua yang dipengaruhi oleh pola pikir patriarkis. Dengan menganalisis film ini secara tekstual, penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan bagaimana tokoh perempuan dalam film memperjuangkan keinginannya. Dalam perjuangan ini terlihat adanya subjektivitas tokoh perempuan. Hasil penelitian menunjukkan proses terbentuknya subjektivitas tokoh perempuan dalam film yang muncul akibat represi dari kedua orang tuanya.

Although feminism has triggered the movement for equality between women and men since the 20th century, issues related to gender inequality continue to occur. Gender inequality can cause discrimination against those who are considered inferior. There are various forms of discrimination, ranging from treatment, and lack of recognition of equal rights, to acts of violence. Various forms of discrimination due to gender inequality are often portrayed in films, both explicitly and implicitly. The film Isi & Ossi (2020), the corpus of data in this study, tells the lives of two characters, namely Isi and Ossi, who come from very different family backgrounds, in achieving their dreams. The depiction of Isi's life in this film shows the repression by parents who are influenced by a patriarchal mindset. By conducting a textual analysis of this film, this research aims to show how the female main character in the film pursues her dreams and shows her subjectivity as a woman. The research finding shows that this subjectivity emerges as a result of the repression of her parents."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Budianto
"Skripsi ini menganalisis hubungan antara pelaksanaan latihan menghadapi bencana dengan pembentukan kesiapsiagaan masyarakat Jepang terhadap bencana gempa bumi. Teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori integrasi struktur dan agen yang dikemukakan Bourdieu mengenai konsep habitus dan praktik. Skripsi ini merupakan penelitian kualitatif. Hasil penelitian menemukan bahwa pelaksanaan latihan menghadapi bencana di Jepang dilihat sebagai struktur dalam pembentukan habitus dan praktik kesiapsiagaan masyarakat Jepang terhadap bencana gempa bumi. Dengan demikian, kesiapsiagaan masyarakat Jepang terhadap bencana gempa bumi merupakan habitus dan praktik yang mengintegrasikan struktur dan agen dalam pelaksanaan manajemen bencana di Jepang.

The focus of this work is to analize the relationship between implementation of disaster drills and exercises and the making of Japanese disaster preparedness. This work was compiled using Bourdieu‟s theory of habitus and practice. This work was a qualitative research. This work found that implementation of disaster drills and exercises is seen as structure in the making of Japanese disaster preparedness habitus and practice. Therefore, Japanese disaster preparedness is habitus and practice that integrate agent and structure in the implementation of disaster management in Japan.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S54566
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Rahmana Saputra
"Penelitian ini merupakan suatu kajian antropologi yang bertujuan untuk menunjukkan bahwa dalam relasi pertemanan yang selama ini dianggap bebas dari persoalan struktural, ternyata dapat menunjukkan hal sebaliknya pada komunitas di dalam institusi pendidikan. Terdapat persoalan relasi struktural yang mempengaruhi skema berpikir dan bertindak santri pondok pesantren dalam menjalin hubungan satu sama lain termasuk hubungan pertemanan. Persoalan itu muncul karena adanya konflik lintas angkatan yang memunculkan sentimen angkatan sehingga terbentuk jarak sosial antar angkatan. Akibatnya terdapat batasan-batasan bagi santri tentang tindakan yang mungkin dan tidak mungkin dilakukan berkaitan dengan cara mereka membentuk hubungan pertemanan. Selain itu terdapat dinamika pada proses produksi dan reproduki batasan-batasan tersebut yang menyebabkan munculnya skema berpikir dan bertindak alternatif. Hal tersebut menyebabkan terdapat ragam cara santri dalam menjalin hubungan pertemanan di antara mereka. Tulisan ini bertujuan memaparkan proses tersebut menggunakan kerangka teori habitus dan agensi agar dapat menjelaskan peran praktik keseharian santri dan juga para ustaz selaku pendidik di pesantren sebagai agen dalam proses produksi dan reproduksi skema berpikir dan bertindak yang mempengaruhi cara mereka menjalin hubungan satu sama lain. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan menggunakan pendekatan etnografi dengan cara observasi partisipatoris serta wawancara mendalam.

This research is an anthropological study which aims to show that in friendship relations that have been considered free from structural problems, it turns out that it can show the opposite to the community within educational institutions. There is a strucutal issue that influencing santris scheme of thought and actions in their way to making friendship. That issue is a result of conflict between santris which creates sentiment between santri batches and creates social gap among them. As a result, there are boundaries about what kind of action is possible and what is not when they are developing friendship. At the same time, there is dynamic in the production and reproduction of such boundaries that brings up alternative schemes of thought and actions. It caused varities in the way santris develop friendship. This paper presents that process using habitus and agency theoritical framework to explain the role of santris as agents in the production and reproduction of their schemes of thought and actions that influence their way of action in making relations between them. This research used qualitative method and ethnographic approach with participative observation and deep interviews.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Badzlina Amalia
"Penelitian Karakteristik Habitat dan Tingkat Simpanan Karbon Pada Hutan Dataran Rendah Dipterocarpaceae di Way Canguk, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan telah dilakukan pada bulan Juni 2013. Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakter habitat yang mempengaruhi pertumbuhan Dipterocarpaceae, mengetahui habitus pertumbuhan semai hingga pohon dan pengaruhnya terhadap tingkat simpanan karbon Dipterocarpaceae, serta peran Dipterocarpaceae dalam menentukan besaran nilai simpanan karbon seluruh vegetasi pada hutan dataran rendah Dipterocarpaceae di TNBBS. Pengamatan Karakter habitat dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap faktor lingkungan tumbuh Dipterocarpaceae pada hutan tidak terbakar dan pasca terbakar. Pengamatan Simpanan karbon dilakukan dengan mengukur diameter pohon setinggi dada. Hasil penelitian menunjukkan intensitas cahaya yang lebih banyak, serasah yang tebal, dan liana yang sedikit, merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan Dipterocarpaceae. Faktor-faktor tersebut mendukung lingkungan tumbuh bagi habitus semai, pancang, tiang, dan pohon Dipterocarpaceae. Habitus pohon Dipterocarpaceae yang pada umumnya memiliki DBH besar mampu meningkatkan nilai simpanan karbon hutan Dipterocarpaceae Di Way Canguk, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung

Habitat characteristics and the level of Carbon stocks in Lowland Dipterocarp forest in The Way Canguk, Bukit Barisan Selatan National Park was conducted in June 2013. The study aims to determine the habitat characteristics that affect growth Dipterocarpaceae, knowing habitus up a tree seedling growth and its effect on the level of carbon savings dipterocarp and dipterocarp role in determining the amount of the value of carbon storage in forest vegetation throughout lowland dipterocarp in TNBBS. Character habitat observations made by direct observation of environmental factors on the growth dipterocarp not burn and burned forests. Observations of carbon Deposits made by measuring the diameter at breast height of trees. The results showed that more of the light intensity, litter is thick, and a minimum of liana, are factors that influence the growth Dipterocarpaceae. These factors support the habitus growing environment for seedlings, saplings, poles, and Dipterocarpaceae trees. Habitus dipterocarp trees , which generally have a large DBH able to increase carbon storage in Dipterocarp forest Way Canguk, Bukit Barisan Selatan National Park, Lampung."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53915
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windi Susetyo Ningrum
"ABSTRAK
Kesenian kerap kali dipandang dan dikaitkan dengan permasalahan global dan perekonomian. Suatu seni akan berubah sesuai dengan pangsa pasar, bukanlah suatu fenomena baru. Sayangnya, keberadaan kesenian kurang dilihat secara mendalam terkait keberadaan dirinya. Thesis ini bertujuan untuk melihat kesenian dari sudut pandang habitus masyarakatnya. Beberapa kelompok seni di Desa Bandyngrejo, Kab. Ngablak, Kec. Magelang, Jawa Tengah ini memiliki strategi untuk melestarikan kesenian. Keberadaan mereka yang dari luar nampak bersaing, nyatanya memiliki cerita berbeda di dalamnya. Rumusan masalah akan dijawab melalui pendekatan kualitatif dan metode etnografi. Data-data yang didapatkan berasal dari wawancara, observasi, dan penelurusan dokumen. Pada metode observasi, saya ikut berpartisipasi akan kegiatan yang dilaksanakan masyarakat Bandungrejo dan juga kelompok seni. Temuan dilapangan menunjukan bahwa kesenian tidak dapat diukur dengan uang. Habitus merupakan alasan yang kuat suatu kelompok agar tetap mempertahankan dirinya. Kesenian tetap hadir bukan karena ada ancaman, namun habitus masyarakat desa sangat mendukung dan berpengaruh pada seni. Ditambah dengan paradigma labeling sebagai lsquo;desa seni rsquo;, perubahan karakter masyrakat dari negatif ke positif, dan juga seni dikatakan sebagai komunitas terbayangkan. Seni, jika dilihat secara holistik lagi akan memiliki makna yang berbeda.

ABSTRACT
Art is often viewed and linked to global issues and the economy. An art will change according to market share is not a new phenomenon. Unfortunately, the existence of art is not seen in depth related to its existence. This thesis aims to see art from the point of view of the community 39 s habitus. Some art groups in Bandungrejo Village, Kab. Ngablak, Kec. Magelang, Central Java have a strategy to preserve the arts. Their existences look like be competitive each other. it is however differ from the reality. Problem formulation will be answered through qualitative approach and ethnography method. The data obtained comes from interviews, observation, and documents research. In the observation method, I participated in the activities undertaken by the Bandungrejo community and the art group as well. Field findings show that art can not be measured by money. Habitus is a strong reason for a group to maintain itself. A threat is not a reason why art remains its existence, due to the habitus of the village community is very supportive and influential on art. Furthermore, the paradigm of labelling as 39 art village 39 , the changing of society 39 s character from negative to positive have an impact that art is said to be the unimaginable community. Again, art will have a different meaning if it is viewed in holistic way."
2018
T50678
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yayang
"Menurut Kantor Statistik Federal (Destatis), Produk Nasional Bruto (PDB) Jerman meningkat pada tahun 2019. Peningkatan tersebut menandakan bahwa perekonomian Jerman telah tumbuh selama sepuluh tahun berturut-turut. Meskipun meningkat secara substansial, pendapatan nasional tersebut justru didistribusikan lebih tidak merata daripada tahun-tahun sebelumnya. Akibatnya kesenjangan antara masyarakat kelas atas dan bawah di Jerman semakin melebar dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu film yang menampilkan isu kesenjangan sosial adalah Isi & Ossi (2020). Isu kesenjangan sosial digambarkan melalui perbedaan bentuk kehidupan tokoh keluarga Isi yang berasal dari kelas sosial atas dan keluarga Ossi yang berasal dari kalangan sosial bawah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan metode analisis semiotika film Christian Metz, serta pendekatan reflektif teori representasi Stuart Hall. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa representasi kesenjangan sosial dalam film Isi & Ossi (2020) digambarkan melalui perbedaan gaya hidup dan pendapatan. Sedangkan dampak yang ditimbulkan dari kesenjangan sosial digambarkan melalui tindakan kriminalitas, kemiskinan, dan konflik sosial.

According to the Federal Statistical Office (Destatis), Germany's gross domestic product increased in 2019. It signifies that the economy of German has grown for the tenth year in a row. Despite a substantial increase, the national income was distributed more unequally than in previous years. As a result, the gap between the upper and lower classes in Germany has widened in recent years. A film that depicts the issue of social inequality is Isi & Ossi (2020). The issue of social inequality is illustrated through the differences in the lives of the Isi family from the upper class and the Ossi family from the lower class. This research uses qualitative methods and semiotic theory by Christian Metz as analysis, as well as reflective approaches to Stuart Hall's representation theory. The results showed that the representation of social inequality in the film Isi & Ossi (2020) is described through differences in lifestyle and income. While, the impact of social inequality is seen in criminality, poverty, and social conflict."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>