Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151845 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mentari Zikri Anty
"Asam lemak telah diketahui menghasilkan senyawa yang bermanfaat melalui transformasi secara sederhana, karena mengandung rantai hidrokarbon dan gugus karboksilat yang reaktif. Berbagai penelitian telah dilakukan tentang aktivitas antimikroba, antidiabetik, antiinflamasi, dan antikanker dari turunan asam lemak. Pada penelitian ini dilakukan sintesis senyawa ester asam lemak dengan kurkumin menggunakan esterifikasi Steglich, melalui reaksi kopling dengan DCC dan katalis DMAP. Senyawa ester diindentifikasi menggunakan KLT dengan eluen n-heksana:etil asetat (1:1, v/v) dan didapatkan nilai Rf untuk produk ester lebih tinggi daripada prekursor. Nilai Rf produk ester di asam lemak dengan kurkumin lebih tinggi daripada mono asam lemak dengan kurkumin. Purifikasi produk dilakukan dengan kromatografi kolom gel silika menggunakan eluen n-heksana:etil asetat (12:1, v/v). Hasil pemurnian produk dikarakterisasi dengan spektrofotometri FT-IR dan UV-Vis. Karakterisasi menggunakan FT-IR menunjukkan adanya serapan baru gugus fungsi ester C=O pada bilangan gelombang 1760 cm-1 – 1735 cm-1. Terdapat pula puncak serapan gugus fungsi C=O karboksil keton pada 1640 cm-1 -1620 cm-1, gugus fungsi C=C aromatik pada 1650 cm-1 – 1566 cm-1, gugus fungsi C-O aromatik pada 1310 cm-1 – 1250 cm-1, dan C-O-C pada 1075 cm-1 – 1020 cm-1. Perbedaan produk ester di dan mono yaitu, pada mono masih adanya serapan O-H fenolik yang tidak mengalami reaksi esterifikasi. Hasil karakterisasi produk ester dengan UV-Vis menunjukkan adanya pergeseran batokromik pada produk ester mono asam lemak. Hasil uji toksisitas terhadap Daphnia magna menunjukkan nilai LC50 produk senyawa ester dioleat-kurkumin sebesar 189,91 mg/L dan monooleat-kurkumin sebesar 98,68 mg/L. Berdasarkan nilai LC50, ester monooleat-kurkumin dikategorikan sangat toksik dan berpotensi sebagai senyawa bioaktif. Hasil uji antimikroba produk ester terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli menunjukkan aktivitas antimikroba yang lemah.

Fatty acids have been known to produce useful compounds through simple transformations, because they contain a reactive hydrocarbon chain and carboxylic group. Various studies have been conducted on the antimicrobial, antidiabetic, anti-inflammatory, and anticancer activities of fatty acid derivatives. In this study, the synthesis of fatty acid ester compounds with curcumin was carried out using Steglich esterification. Esterification was carried out by coupling reaction with DCC and DMAP catalyst. The ester compounds were identified using TLC with n-hexane: ethyl acetate (1:1, v/v) as the eluent and the Rf value for the ester product was higher than that of the precursor. The Rf value of di ester products fatty acids with curcumin was higher than mono fatty acids with curcumin. The product was then purified using silica gel column chromatography with n-hexane:ethyl acetate (12:1, v/v) as the eluent. Product purification was carried out using silica gel column chromatography with n-hexane:ethyl acetate (12:1, v/v) as the eluent. The purified product was characterized by FT-IR and UV spectrophotometry. Characterization using FT-IR showed new absorption of ester functional group C=O at wave number 1760 cm-1 – 1735 cm-1. There were also absorption peaks of the C=O carboxyl ketone functional group at 1640 cm-1 -1620 cm-1, the aromatic C=C functional group at 1650 cm-1 – 1566 cm-1, the aromatic C-O functional group at 1310 cm-1 – 1250 cm-1, and C-O-C at 1075 cm-1 – 1020 cm-1. The difference between di and mono ester products is that only mono exhibited the O-H absorption of free phenolic group of curcumin. The monofatty acid ester product showed bathochromic shift by UV analysis. The toxicity test results on Daphnia magna showed that the LC50 value of the dioleic-curcumin ester compound was 189.91 mg/L and monooleate-curcumin was 98.68 mg/L. Based on the LC50 value, the monooleic-curcumin ester is categorized as very toxic and had potential as a bioactive compound. The antimicrobial test results of the ester products against Staphylococcus aureus and Escherichia coli showed that these compounds were categorized as weak antimicrobial agents."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Nicodemus Yanuar
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model matematis yang valid untuk ekstraktor unggun diam untuk proses ekstraksi asam lemak dari ampas kopi, serta mendapatkan parameter kinetika ekstraksi asam lemak dari ampas kopi, dan mendapatkan pengaruh variabel proses terhadap kinerja ekstraktor. Metode ekstraksi senyawa asam lemak menggunakan metode ekstraksi fluida superkritis (EFS) dengan fluida superkritis CO2. Dalam penelitian ini, proses EFS akan dipelajari dengan menggunakan model inti menyusut, dan perhitungan model terkait neraca massa proses ekstraksi dilakukan secara numeris metode implisit Crank-Nicolson dengan program MATLAB R2020b. Estimasi parameter-parameter proses ekstraksi asam lemak dari ampas kopi dengan fluida CO2 superkritis telah berhasil dilakukan. Nilai konsentrasi awal solut dalam padatan adalah 130 mol/m3. Parameter-parameter nilai koefisien difusivitas efektif solute dalam pelarut, koefisien perpindahan massa solute dalam fluida-padat, dan nilai konsentrasi jenuh masing-masing dapat diperoleh pada masing-masing kondisi yaitu 20 MPa, 313 K, 20 MPa, 313 K, 20 MPa, 333 K, 30 MPa, 313 K, 30 MPa, 333 K, 40 MPa, 313 K, 40 MPa, 333 K, dan 50 MPa, 313 K. Nilai rata-rata deviasi relatif mutlak (AARD) yang didapat setelah membandingkan hasil simulasi dengan data eksperimen rata-rata adalah 6.951% dari seluruh kondisi operasi, sehingga menandakan model ini dapat mensimulasikan proses ekstraksi asam lemak dari ampas kopi menggunakan fluida superkritis dengan baik.

The purpose of this experiment is to obtain a valid mathematical model for fixed bed extractor extraction process of fatty acid from spent coffee grounds, obtaining fatty acid extraction kinetic parameters from spent coffee grounds, and obtaining the effect of process variables on extractor performance. Supercritical fluid extraction (SFE) method with CO2 supercritical fluid is used as the extraction method to extract the fatty acid compounds from spent coffee grounds. In this research, study of SFE process will use the shrinking core model and calculations related to mass balances of the extraction process will be carried out numerically by Crank-Nicolson implicit method using MATLAB R2020b program. Process parameters estimation of fatty acid supercritical fluid extraction from spent coffee grounds had been carried out successfully. Initial in solid solute concentration is 130 mol/m3. Extraction parameters, which are effective diffusivity coefficient, solute in solid-fluid mass transfer coefficient, and saturated concentration are obtained for each operating condition, 20 MPa, 313 K, 20 MPa, 333 K, 30 MPa, 313 K, 30 MPa, 333 K, 40 MPa, 313 K, 40 MPa, 333 K, and 50 MPa, 313 K. Comparison of reference experimental data with simulation from this experiment resulted on an average of 6.951 % of the absolute average relative deviation (AARD) value from all operational conditions, which shows that the model can be used to simulate fatty acid supercritical fluid extraction from spent coffee grounds well with a small amount of error."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Fawzia
"Pendahuluan: Depresi mempengaruhi 45,19% pasien tuberkulosis paru (TB) dalam kepatuhan terhadap pengobatan, yang menyebabkan peningkatan morbiditas dan kematian, resistensi obat yang meningkat, serta penularan penyakit yang terus berlanjut. Usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, status gizi, komorbiditas, fase terapi, dan status HIV adalah faktor-faktor yang dapat berkontribusi terhadap depresi pada pasien TB. Infeksi Mycobacterium tuberculosis menyebabkan peradangan sistemik, mengubah respons pusat sistem kekebalan tubuh di sistem saraf pusat, mengaktifkan sumsum tulang belakang-hipotalamus-kelenjar adrenal (HPA) dan saraf simpatis, serta berkontribusi terhadap masalah psikiatri. Komposisi asam lemak, termasuk jumlah tinggi EPA dan DHA, mempengaruhi fungsi sel dengan memodifikasi pola produksi eikosanoid, resolvin, dan protektin. Selain itu, fluiditas membran sel yang meningkat dengan peningkatan asam lemak omega-3 dibandingkan dengan asam lemak omega-6 mempengaruhi kejadian depresi.
Metode: Studi ini merupakan studi potong lintang terhadap 99 orang dengan TB paru. Data dikumpulkan menggunakan Semi-Kuantitatif Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ), pengukuran antropometri, dan Beck Depression Inventory-II (BDI-II).
Hasil: Analisis korelasi menggunakan uji Spearman menunjukkan rasio asupan omega-6/omega-3 PUFA sebesar 7,78 ± 1,13, dengan nilai median skor depresi sebesar 9 (10-36). Tidak ada korelasi antara asupan omega-6/omega-3 PUFA dan skor depresi (r=0,063; p = 0,534).
Kesimpulan: Tidak ada korelasi antara rasio asupan omega-6/omega-3 PUFA dan skor depresi pada pasien TB paru. 

Introduction: Depression affects 45.19% of pulmonary tuberculosis (TB) patients in their adherence to treatment, leading to increased morbidity, mortality, drug resistance, and disease transmission. Factors like age, gender, education, income, nutrition, comorbidities, therapy phase, and HIV status contribute to TB-related depression. Mycobacterium tuberculosis infection induces systemic inflammation, alters the immune response in the central nervous system, activates the hypothalamic-pituitary-adrenal (HPA) axis and sympathetic nerves, and influences psychiatric issues. Fatty acid composition, particularly high levels of EPA and DHA, modifies cellular function by affecting eicosanoid, resolvin, and protectin production. The greater cell membrane fluidity with omega-3 fatty acids compared to omega-6 fatty acids affects depression occurrence.
Methods: A cross-sectional study of 99 individuals with pulmonary TB was conducted. Data was collected using the Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ), anthropometric measurements, and Beck Depression Inventory-II (BDI-II).
Results: Spearman correlation analysis revealed an omega-6/omega-3 PUFA intake ratio of 7.78 ± 1.13, with a median depression score of 9 (10-36). No correlation was found between omega-6/omega-3 PUFA intake and depression score (r=0.063; p = 0.534).
Conclusion: No correlation exists between the omega-6/omega-3 PUFA intake ratio and depression scores in pulmonary TB patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aviciena Akbar Enggartyasto
"Senyawa asam linoleat dan asam kaprat merupakan asam lemak yang telah dimanfaatkan secara luas sebagai produk industri dan memiliki berbagai aktivitas biologis diantaranya ialah antimikroba dan antioksidan. Modifikasi struktur senyawa asam lemak merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan aktivitas biologisnya. Pada penelitian ini dilakukan sintesis ester dari asam linoleat dan asam kaprat dengan mereaksikan keduanya dengan BHA (butylated hydroxyanisole) dan BHT (butylated hydroxytoluene) berdasarkan reaksi esterifikasi Steglich. Produk ester dimurnikan dengan kromatografi kolom dan dikarakterisasi dengan FTIR dan UV-Vis. Produk ester yang diperoleh dilakukan pengujian toksisitas dengan metode BSLT, uji antioksidan dengan metode DPPH, dan uji antimikroba dengan metode difusi cakram. Dari hasil pengujian BSLT, nilai LC50 masing masing produk yaitu, asam kaprat-BHT (404,162 ppm), asam kaprat-BHA (1.204,1 ppm), asam linoleat-BHT (171,316 ppm), dan asam linoleat-BHA (1.204,1 ppm). Berdasarkan hasil pengujian antioksidan keempat senyawa ester dikategorikan sebagai senyawa yang tidak aktif. Pengujian antimikroba terhadap produk ester menunjukkan hasil yang beragam. Pada konsentrasi 1000 ppm senyawa asam kaprat-BHA dan asam linoleat-BHA memiliki aktivitas antibakteri yang lemah terhadap bakteri E. coli dan S. aureus, sedangkan produk asam kaprat-BHT dan asam linoleat-BHT tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap kedua bakteri tersebut.

Linoleic acid and capric acid are the common industrial products with various biological properties including antimicrobial and antioxidant. Structure modification of fatty acids could improve their biological activity. In this study, esters synthesis carried out by reacting fatty acid with BHA (butylated hydroxyanisole) and BHT (butylated hydroxytoluene) via Steglich esterification reaction. As a result, the ester products were purified by chromatography column and characterized by FTIR also UV-Vis. In addition, the products were tested for toxicity with BSLT method, for antioxidant assay with DPPH method and for antimicrobal assay with disc diffusion method. Based on the BSLT test, LC50 values of capric acid-BHT (404.162 ppm), capric acid-BHA (1,204.1 ppm), linoleic acid-BHT (171,316 ppm), and linoleic acid-BHA (1,204.1 ppm), respectively. Capric acid-BHT and linoleic acid-BHT compounds showed its LC50 values result under 1000 ppm which can be classified as a low toxicity level compound while capric acid-BHA and linoleic acid-BHA compounds showed LC50 values above 1000 ppm which can be classified as a non-toxic compound. Four ester products were categorized as inactive antioxidant compounds. Antimicrobial assay of ester products showed different results. At the concentration of 1000 ppm capric acid-BHA and linoleic acid-BHA have weak antibacterial activity against E. coli and S. aureus bacteria, while capric acid-BHT and linoleic acid-BHT products have no antibacterial activity against E. coli and S. aureus bacteria."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Buana Wangi
"Kerusakan hati pada pasien dengan kanker kolorektal memberikan kontribusi terhadap morbiditas dan mortalitas pada kelompok pasien ini. Minyak ikan kaya omega 3 memiliki efek imunomodulator dan antiinflamasi yang mungkin dapat menekan kerusakan hati pasien kanker kolorektal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pemberian minyak ikan kaya omega-3 terhadap kerusakan hati pasien kanker kolorektal dengan menggunakan model mencit yang diinduksi dengan azoksimetan AOM dan dekstran sodium sulfat DSS.
Metode: Dua puluh empat ekor mencit balb/c dinduksi dengan AOM dosis 10 mg/kgBB dan larutan DSS 2 intraperitoneal. Mencit kemudian dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan: kelompok kontrol; kelompok yang diberi minyak ikan kaya omega-3 dosis rendah 1,5mg/hari ; Kelompok yang diberi minyak ikan kaya omega-3 dosis sedang 3mg/hari ; Kelompok yang diberi minyak ikan kaya omega-3 dosis tinggi 6mg/hari. Mencit dikorbankan setelah 10 minggu. Hati mencit kemudian diwarnai dengan hematoxylin eosin dan dilihat histopatologinya nekrosis, steatosis, inflamasi, displasia, dan obstruksi vena sentral menggunakan mikroskop cahaya.
Hasil: Terdapat perbedaan histopatologi yang bermakana kelompok kontrol dengan kelompok yang diberi suplementasi minyak ikan kaya omega-3 pada jumlah fokus nekrosis p=0,029 untuk dosis rendah, p=0,001 untuk dosis sedang

Background Liver injury in colorectal cancer contributes to not only morbidity but also mortality in these patients. Omega 3 rich fish oil may reduce the liver injury by immune and inflammation modulation, the basis of liver injury in these patients.
The objective of this study is to find the effect of omega 3 rich fish oil supplementation to liver injury in colorectal cancer patient using mice model induced by azoxymethane AOM and dextran sodium sulfate DSS.
Method Twenty four balb c mice induced with AOM dose 10 mg kgBW and DSS 2 solution intraperitoneally. Mice were then divided into 4 group control group mice received low dose of omega 3 rich fish oil 1,5mg day group Mice received medium dose of omega 3 rich fish oil 3mg day group mice received high dose of omega 3 rich fish oil 6mg day group. The mice were sacrificed after 10 weeks. The livers smeared and observed under light microscope with histopathology indicator necrosis, steatosis, inflammation, displasia, and central vein obstruction.
Results There were significant histopathologic difference between control and mice that received omega 3 rich fish oil supplementation on the number of necrosis foci p 0.029 for low dose, p 0.001 for medium dose
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paulus Anthony Halim
"Latar belakang: Azoxymethane AOM dan dextran sodium sulfate DSS adalah senyawa kimia yang sering digunakan untuk menginduksi kanker kolorektal pada tikus. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa azoxymethane dan DSS juga menyebabkan nefrotoksisitas. Omega 3 yang ditemukan pada minyak ikan diketahui memiliki efek protektif pada ginjal. Namun, omega 3 minyak ikan kaya masih sangat kurang dimanfaatkan di Indonesia. Untuk mempelajari fitur histopatologi ginjal pada tikus yang diinduksi AOM DSS setelah pemberian omega 3 minyak ikan kaya.
Metode: Mencit eksperimental yang telah diinduksi menggunakan AOM 10 mg kg dan DSS 2 selama 2 minggu dialokasikan secara acak ke dalam 4 kelompok sebagai berikut. Kelompok Kontrol tikus tidak menerima minyak ikan, tikus Kelompok Dosis Rendah menerima 1,5 mg minyak ikan, tikus kelompok Dosis Menengah menerima 3 mg minyak ikan, tikus Kelompok Dosis Tinggi menerima 6 minyak ikan mg hari. Minyak ikan kaya omega 3 diberikan selama 12 minggu. Pemeriksaan patologi dilakukan untuk menilai degenerasi tubular dan kongesti vaskular.
Hasil: Gambaran histopatologis yang ditemukan di ginjal adalah peradangan, degenerasi tubular, nekrosis, dan kongesti vaskular. Persentase 3 tubular degenerasi berat pada kelompok yang diberi minyak zaitun kaya omega 3 rendah, menengah, dan tinggi lebih rendah sebesar 17,5, 25, dan 37,5 masing-masing dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pemberian omega 3 minyak ikan kaya menunjukkan persentase yang lebih sedikit dari tingkat kongesti 2 pembuluh darah moderat dibandingkan dengan kelompok kontrol namun, peningkatan dosis omega 3 minyak ikan kaya tidak menunjukkan persentase yang berbeda dari kemacetan pembuluh darah moderat di antara kelompok-kelompok.
Kesimpulan: Hasil menunjukkan efek omega 3 minyak ikan kaya untuk mencegah nefrotoksisitas pada tikus yang diinduksi oleh azoxymethane dan DSS.

Background: Azoxymethane AOM and dextran sodium sulfate DSS are chemical compounds frequently used to induce colorectal cancer in mice. Previous studies have shown that azoxymethane and DSS also cause nephrotoxicity. Omega 3 found on fish oil is known to have protective effect on kidney. However, omega 3 rich fish oil is still very underutilized in Indonesia.Aim To study the histopathologic features of kidney on mice induced AOM DSS after the administration of omega 3 rich fish oil.
Method: The experimental mice that had been induced using AOM 10 mg kg and DSS 2 for 2 weeks were allocated randomly into 4 groups as follows Control Group mice recieved no fish oil, Low Dose Group mice recieved 1.5 mg day fish oil, Medium Dose Group mice recieved 3 mg day fish oil, High Dose Group mice recieved 6 mg day fish oil. The omega 3 rich fish oil were given for 12 weeks. Pathology examination was done to grade tubular degeneration and vascular congestion.
Result: The histopathologic features found in the kidney were inflammation, tubular degeneration, necrosis, and vascular congestion. The percentage of severe 3 tubular degeneration on groups given low, medium, and high dose omega 3 rich olive oil were lower by 17.5 , 25 , and 37,5 respectively compared to control group. The administration of omega 3 rich fish oil showed less percentage of moderate 2 vascular congestion degree compared to control group however, increasing dose of omega 3 rich fish oil did not show different percentages of moderate vascular congestion among groups.
Conclusion: The result indicates the effect of omega 3 rich fish oil on preventing nephrotoxicity in mice induced by azoxymethane and DSS.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Buana Garbawati
"ABSTRAK
Asam lemak rantai menengah (medium Chain Fatty Acid, MCFA) merupakan fraksi asam lemak terbesar yang ada didalam minyak kelapa, terutama dalam bentuk asam laurat 44-52%. Minyak kelapa dapat diekstraksi dari santan dengan beberapa metode, salah satunya adalah ekstraksi enzimatik (aqueous extraction). Tujuan penelitian untuk mencari kondisi optimum ekstraksi minyak kelapa secara enzimatik menggunakan ekstrak kasar enzim papain. Rendemen minyak yang dihasilkan diuji beberapa sifat fisiko-kimianya dan komposisi asam lemak dengan GC. Data analisis dibandingkan dengan minyak kelapa tradisional (cara pemanasan) dan minyak kelapa komersial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum yang didapat untuk mengekstrak minyak kelapa dari 100 mL santan adalah jumlah enzim 1,20 gram, pH santan (pH 5.9), suhu inkubasi 55oC dan waktu inkubasi 20 jam. Rendemen minyak yang terekstrak sebanyak 74 % dan memiliki kualitas yang baik karena masih dalam kisaran nilai SNI 1992. Kandungan asam laurat tertinggi terdapat dalam minyak kelapa hasil ekstraksi enzimatik, 51.82%. Kata kunci: MCFA, ekstraksi enzimatik, minyak kelapa, papain.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Sadiya
"Asam risinoleat merupakan asam lemak yang banyak terkandung di dalam minyak jarak. Asam risinoleat terdiri atas 18 karbon, memiliki ikatan rangkap di C9, gugus hidroksil di C12, dan gugus karboksil di terminal. Struktur yang unik dari asam risinoleat dapat dimodifikasi sehingga dapat dihasilkan berbagai macam senyawa derivat yang memiliki aktivitas antimikroba dan sifat toksik. Pada penelitian ini, dilakukan modifikasi asam risinoleat menggunakan etanolamina membentuk lipoamida melalui reaksi esterifikasi, hidrasi, dan amidasi. Reaksi esterifikasi asam risinoleat menjadi metil risinoleat menggunakan metanol dengan katalis HCl 1% (w/w). Reaksi hidrasi pada ikatan C=C metil risinoleat dilakukan dalam kondisi asam. Sementara reaksi amidasinya dengan etanolamina. Produk dari setiap tahapan reaksi diidentifikasi dengan KLT dan dikarakterisasi dengan FTIR. Hasil FTIR senyawa lipoamida risinoleat terhidrasi – etanolamina menunjukkan adanya pita serapan ulur N-H dan O-H yang overlapping pada bilangan gelombang 3633 – 3043 cm-1. Selain itu, terdapat puncak serapan C=O amida di 1651 cm-1 serta puncak serapan medium C-N dan N-H tekuk masing-masing pada bilangan gelombang 1551 cm-1 dan 1467 cm-1. Produk lipoamida yang diperoleh kemudian diuji aktivitas antimikrobanya menggunakan metode difusi cakram pada konsentrasi 500 ppm. Berdasarkan hasil pengujian, senyawa lipoamida risinoleat terhidrasi – etanolamina tidak menunjukkan aktivitas penghambatan pada bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri Escherichia coli. Pada uji toksisitas dengan Daphnia magna selama 24 jam, senyawa lipoamida risinoleat terhidrasi – etanolamina memiliki nilai LC50 sebesar 32.23 ppm dan tergolong senyawa dengan toksisitas rendah.

Ricinoleic acid is a fatty acid found in castor oil. Ricinoleic acid consists of 18 carbons, has a double bond at C9, a hydroxyl group at C12, and a carboxyl group at the terminal. The unique structure of ricinoleic acid can be modified to produce various derivative compounds with antimicrobial activity and toxic properties. This study modified ricinoleic acid using ethanolamine to form lipoamides through esterification, hydration, and amidation reactions. Esterification reaction of ricinoleic acid into methyl ricinoleate using methanol with 1% (w/w) HCl catalyst. The hydration reaction on the C=C bond of methyl ricinoleate was affected under acidic conditions. While the amidation reaction with ethanolamine. The products of each reaction step were identified by TLC and characterized by FTIR. The FTIR results of hydrated ricinoleic lipoamide - ethanolamine showed the presence of overlapping N-H and O-H stretching absorption bands at a wave number of 3633 – 3043 cm-1. In addition, there is an absorption peak of C=O amide at 1651 cm-1 and an absorption peak of C-N and N-H bending medium at wave numbers of 1551 cm-1 and 1467 cm-1, respectively. The lipoamide product obtained was then tested for its antimicrobial activity using the disc diffusion method at a concentration of 500 ppm. Based on the test results, the hydrated ricinoleic lipoamide – ethanolamine did not show any inhibitory activity on Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria. In the toxicity test with Daphnia magna for 24 hours, the hydrated lipoamide ricinoleate – ethanolamine has an LC50 value of 32.23 ppm and is classified as a compound with low toxicity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raphael Kosasih
"Kanker payudara merupakan penyebab kematian tersering pada wanita. Salah satu faktor risiko kanker payudara adalah obesitas. Obesitas merupakan masalah kesehatan global yang diderita 13% populasi dunia. Sekitar 56 % pasien kanker payudara mengalami obesitas. Sebagian besar pasien kanker payudara dengan obesitas mengalami peningkatan berat badan setelah diagnosis dan semakin memberat saat mejalani terapi anti-kanker. Peningkatan massa lemak berperan dalam progresivitas sel kanker dan resistensi kanker terhadap kemoradiasi. Asam lemak omega-3, yaitu eicosapentaenoic acid (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA) merupakan nutrien spesifik dalam terapi medik gizi pasien kanker. Penelitian menunjukkan EPA dan DHA dapat memiliki efek anti-kanker, antiinflamasi, dan anti-obesitas yang dapat menurunkan massa lemak, berat badan, dan meningkatkan sensitivitas terapi anti-kanker. Terapi medik gizi dilakukan pada empat pasien kanker payudara dengan obesitas dengan rentang usia 44–58 tahun. Satu pasien tidak mencapai target asupan energi dan satu pasien melebihi target asupan energi, dengan rentang rerata asupan 23–31 kkal/kgBB. Satu pasien tidak mencapai target asupan protein dengan rentang rerata asupan 1–1,4 g/kgBB. Asupan nutrien spesifik asam amino rantai cabang keempat pasien belum mencapai 10 g/hari dengan rentang rerata asupan 8,3–9,3 g/hari. Asupan EPA dan DHA keempat pasien memiliki rentang rerata 1,8–1,9 g/hari. Tiga dari empat pasien mengalami penurunan berat badan dan free fat mass index (FFMI), satu pasien mengalami peningkatan BB dan FFMI, dan dua dari empat pasien mengalami peningkatan kekuatan genggam. Satu pasien mengalami peningkatan C-reactive protein (CRP) dan satu pasien mengalami penurunan CRP. Keempat pasien memiliki rasio neutrofil limfosit diatas 3,49 yang mengindikasikan peningkatan risiko rekurensi. Keempat pasien mengalami toksisitas akur ringan selama radioterapi. Kendala utama dalam aplikasi terapi medik gizi pada keempat pasien adalah tingkat kepatuhan terhadap preskripsi yang semakin menurun menjelang minggu akhir pemantauan Dibutuhkan tatalaksana gizi lebih lanjut pasca radiasi untuk mencapai target nutrisi disertai peningkatan aktivitas fisik untuk mempertahankan atau meningkatkan massa otot.

Breast cancer is a leading cause of death in women. One risk factor for breast cancer is obesity, a global health problem affecting 13% of the world's population. About 56% of breast cancer patients are obese. Most breast cancer patients with obesity gain weight after diagnosis and get worse while undergoing anti-cancer therapy. Increased fat mass plays a role in the progression of cancer cells and cancer resistance to chemoradiation. Omega-3 fatty acids, namely eicosapentaenoic acid (EPA) and docosahexaenoic acid (DHA), are specific nutrients in medical nutrition therapy for cancer patients. Research shows that EPA and DHA have anti-cancer, anti-inflammatory, and anti-obesity effects that can reduce fat mass and body weight and increase the sensitivity of anti-cancer therapy. Medical nutrition therapy was done on four obese breast cancer patients aged 44–58. One patient did not reach the energy intake target, and one exceeded the energy intake target, with a mean intake range of 23–31 kcal/kg BW. One patient did not achieve the target protein intake with an average intake of 1–1.4 g/kg BW. The intake of specific nutrients for branched-chain amino acids in the four patients had not yet reached ten g/day with a mean intake range of 8.3–9.3 g/day. The EPA and DHA intakes of the four patients had a mean range of 1.8–1.9 g/day. Three of four patients experienced weight loss and free fat mass index (FFMI), one patient experienced an increase in weight and FFMI, and two of four patients experienced an increase in grip strength. One patient had an increase in C-reactive protein (CRP), and one had a decrease in CRP. All four patients had a neutrophil-lymphocyte ratio above 3.49, indicating an increased risk of recurrence. All four patients experienced mild acute toxicity during radiotherapy. The main obstacle in applying medical nutrition therapy to the four patients was the level of adherence to prescriptions which decreased towards the end of the monitoring week. Further nutritional management after radiation was needed to achieve nutritional targets with increased physical activity to maintain or increase muscle mass."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Pangestu
"Di Indonesia,kanker serviks merupakan keganasan ginekologi terbanyak yang terjadi pada wanita.Hal ini disebabkan kurangnya program skrining.Di Indonesia program deteksi dini dengan inspeksi visual asam asetat (IVA) telah dimulai,Kementerian Kesehatan memiliki program VIA untuk deteksi dini, dengan target 50% perempuan usia 30-50 tahun pada tahun 2019.Untuk mencapai target tersebut,Kementerian Kesehatan Indonesia telah melakukan pelatihan IVA untuk dokter dan bidan.Penelitian ini akan mengkaji evaluasi pelatihan IVA yang telah dilaksanakan pada bidan dan membandingkan antara bidan di Jakarta Pusat dan bidan di Tangerang Selatan.Dari 39 bidan di Jakarta Pusat dan 24 di Tangerang Selatan yang sudah dilatih IVA hingga tahun 2019,kami mengambil data jumlah pemeriksaan IVA,jumlah kasus positif dan jumlah kasus yang dirujuk bidan selama tahun 2017-2019.Dari penelitian ini didapatkan,bidan di Jakarta Pusat pada tahun 2019 melakukan pemeriksaan IVA 6.622 dari target 83.500 (7,9%) dan ditemukan 105 kasus positif dan seluruh kasus dirujuk untuk dilakukan krioterapi, sedangkan bidan di Tangerang Selatan melakukan 1805 pemeriksaan IVA dari target 113415 (1,59%) dan ditemukan 12 kasus positif dengan 4 kasus dilakukan krioterapi dan 8 kasus dirujuk ke RS.Dari keduanya ditemukan peningkatan kinerja pemeriksaan IVA dari tahun 2017 hingga 2019.Pelaksanaan IVA oleh bidan di Jakarta Pusat dan Tangerang Selatan masih rendah,meskipun meningkat dari tahun 2017 hingga 2019.

In Indonesia,cervical cancer is the most gynecology malignancy that occurs in women.This is due to lack of a screening program.In Indonesia,an early detection program with visual inspection of acetic acid (VIA) has begun.The Ministry of Health has VIA for early detection program with target 50% women aged 30-50 years on 2019.To achieve this,The ministry of Health Indonesia has conducted VIA training for doctors and midwives.This study would examine the evaluation of the VIA training that has been conducted for midwives.This evaluation would also assess and compare the VIA training evaluation on midwives in Central Jakarta and midwives in South Tangerang.39 midwives in Central Jakarta and 24 in South Tangerang already trained for VIA until 2019.We took data on the number of VIA examinations,the number of positive cases and the number of cases referred by midwives during 2017-2019.From this study,we found that midwives at Central Jakarta on 2019 performed 6.622 VIA examination from 83.500 target (7.9%) and found 105 positive cases and all the cases were referred to performed cryotherapy.Meanwhile midwives at South Tangerang performed 1805 VIA examination from 113415 target population (1.59%) and found 12 positive cases:4 cases was already performed cryotherapy and 8 cases were referred to hospital.From both of them, we found increased of performance of VIA examination from 2017 until 2019. VIA implementation by midwives in Central Jakarta and South Tangerang still low, although increase from 2017 until 2019."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>