Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54166 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alia Huwaida Raharja
"Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis nanokomposit nanoselulosa–SO3H/CaO–La2O3 yang diaplikasikan sebagai katalis bifungsional untuk reaksi transesterifikasi waste cooking oil (WCO) menjadi biodiesel. Sintesis katalis menunjukkan keberhasilan yang didukung dengan karakterisasi FTIR, XRD, BET, SEM, TEM dan TGA. Presentase produk  optimum sebesar 84,13% diperoleh menggunakan katalis nanokomposit nanoselulosa–SO3H/CaO–La2O3 dengan rasio molar CaO terhadap La2O3 5:1, rasio massa nanoselulosa–SO3H terhadap CaO–La2O3 2:1 dengan jumlah katalis yang digunakan 3%, waktu reaksi 120 menit, dan rasio molar iopolym : minyak sebesar 9:1. Kandungan asam lemak biodiesel hasil sintesis dianalisa menggunakan GC-MS, yang dan produk utamanya adalah senyawa iopo oleat dan iopo palmitat. Sifat fisik biodiesel hasil sintesis sesuai dengan standar SNI dan ASTM, dengan massa jenis (40 oC) 0,8706 g/mL, Asam lemak bebas (FFA) 0,381%, dan bilangan asam 0,757 mg KOH/g. Studi kinetika menunjukkan bahwa reaksi transesterifikasi WCO menjadi biodiesel menggunakan katalis nanoselulosa–SO3H/CaO–La2O<3 mengikuti pseudoorde-pertama, dengan konstanta laju reaksi 0.017 menit–1<

H/CaO–La2O3 nanocomposites were synthesized as bifunctional catalysts for the transesterification reaction of waste cooking oil (WCO) to biodiesel. The catalyst synthesis showed success which was supported by the characterization of FTIR, XRD, BET, SEM, TEM and TGA. The optimum biodiesel yield of 84.13% was obtained using a nanocellulose–SO3H/CaO–La2O3 nanocomposite catalyst with a molar ratio of CaO to La2O3, 5:1, a mass ratio of nanocellulose–SO3H to CaO–La2O3 (2:1) with a catalyst amount of 3% , a reaction time of 120 minutes, and a molar ratio of methanol: oil, 9:1. The fatty acid content of the synthesized biodiesel was analyzed using GC-MS, which showed that the main product are methyl oleate and methyl palmitate compounds. The physical properties of the synthesized biodiesel were in accordance with the SNI and ASTM standards, with a density (40oC) 0.8706 g/mL, free fatty acids (FFA) 0.381%, and acid number of 0.757 mg KOH/g. The kinetics study showed that the transesterification reaction of WCO into biodiesel using a nanocellulose– SO3H/CaO–La2O3 catalyst followed a pseudo-first order, with a reaction rate constant of 0.017 min1."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chika Putri Tsabitah
"Penelitian ini membahas mengenai pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan minyak jelantah yang dilakukan oleh Yayasan Tunasmuda Care (T.CARE) melalui program Jelantah Bawa Berkah. Urgensi dilakukannya penelitian ini adalah terungkapnya pengelolaan minyak jelantah yang dijalankan oleh lembaga sosial sebagai bentuk kontribusinya terhadap pelestarian lingkungan. Hasil penelitian ini diharapkan bersumbangsih bagi program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial berupa pengayaan mata kuliah inteversi komunitas dan sistem usaha kesejahteraan sosial. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memberikan gambaran mengenai tahapan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan dan manfaat yang masyarakat rasakan dengan mengikuti program ini. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif serta menggunakan teknik studi literatur, observasi, dan wawancara mendalam yang dilakukan secara luring dan daring pada bulan September 2021 sampai dengan Juni 2022. Penelitian ini melibatkan 5 orang petugas dari Yayasan Tunasmuda Care (T.CARE) dan 5 orang warga yang menjadi tim koordinator dalam pelaksanaan program Jelantah Bawa Berkah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam upaya mencapai pengelolaan minyak jelantah yang lebih baik, lembaga melakukan pemberdayaan masyarakat dengan melakukan beberapa tahapan seperti persiapan, pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Dalam program ini, tidak ada terminasi karena program akan dilaksanakan secara berkelanjutan tanpa adanya pemutusan kontak. Dengan adanya program ini, warga merasakan perubahan ke keadaan yang lebih baik, khususnya dalam pengelolaan minyak jelantah. Warga merasakan manfaat material seperti peningkatan pendapatan dan juga manfaat non material seperti peningkatan pengetahuan, peningkatan kebersihan lingkungan, dan juga keterlibatan dalam kegiatan sedekah. Jadi, dari penenlitian ini diketahui bahwa melalui pemberdayaan masyarakat dapat meningkatkan partisipasi dan kontribusi masyarakat terhadap pengelolaan minyak jelantah di lingkungan.

This study discusses community empowerment in the management of used cooking oil carried out by the Tunasmuda Care Foundation (T.CARE) through the Jelantah Bawa Berkah program. The urgency of this research is to reveal the management of used cooking oil which is run by social institutions as a form of its contribution to environmental conservation. The results of this study are expected to contribute to the Social Welfare Study program in the form of enrichment of community intervention courses and social welfare business systems. This study aims to provide an overview of the stages of community empowerment carried out and the benefits that people feel by participating in this program. This type of research is a qualitative research with a descriptive design and uses literature study techniques, observations, and in-depth interviews conducted offline and online from September 2021 to June 2022. This study involved 5 officers from the Tunasmuda Care Foundation (T.CARE). and 5 residents who became the coordinating team in the implementation of the Jelantah Bring Blessings program. The results of this study indicate that in an effort to achieve better management of used cooking oil, the institution empowers the community by carrying out several stages such as preparation, assessment, planning, implementation, monitoring and evaluation. In this program, there is no termination because the program will be carried out continuously without any termination of contact. With this program, residents feel a change to a better situation, especially in the management of used cooking oil. Residents feel material benefits such as increased income as well as non-material benefits such as increased knowledge, improved environmental hygiene, and also involvement in alms activities. So, from this research it is known that through community empowerment can increase community participation and contribution to the management of used cooking oil in the environment."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nada Silmi Arsyada
"Saat ini pengembangan katalis heterogen mengarah pada pembentukan katalis yang memiliki sisi aktif asam-basa (katalis bifungsional). Pada penelitian ini, nanokomposit nanoselulosa sulfonat/SrO-ZrO2 disintesis menggunakan metode solid dispersion yang didesain sebagai katalis bifungsional yang ramah lingkungan untuk reaksi pembentukan biodiesel dengan limbah minyak goreng sebagai bahan baku. Keberhasilan sintesis didukung oleh hasil karakterisasi FTIR, XRD, BET, SEM, TEM, dan TGA. Penggabungan nanoselulosa sulfonat dengan komposit SrO-ZrO2 meningkatkan luas permukaan nanokomposit menjadi 43,298 m2/g. Katalis nanoselulosa sulfonat/SrO-ZrO2 dengan rasio massa 2:1 menghasilkan yield biodiesel terbaik. Kondisi reaksi optimum untuk produksi biodiesel menggunakan katalis nanoselulosa sulfonat/SrO-ZrO2 diperoleh pada jumlah katalis 3%, rasio molar metanol:minyak sebesar 12:1, waktu reaksi selama 150 menit, dan suhu 60℃ yang menghasilkan yield biodiesel sebesar 86%. Analisis GC-MS biodiesel menunjukkan adanya kandungan hexadecanoic acid methyl ester dan cis-13-octadecenoic acid methyl ester. Kinetika reaksi biodiesel mengikuti hukum laju pseudo-first order dengan hukum laju reaksi v=k[TGA] dan konstanta laju reaksi k=0,0128cm-1.

The development of heterogeneous catalysts is currently leading to the formation of catalysts that have an acid-base active site (bifunctional catalysts). In this research, synthesized nanocellulose sulfonate/SrO-ZrO2 nanocomposite using solid dispersion method which is designed as an environmentally friendly bifunctional catalyst for the reaction of biodiesel formation with used cooking oil as raw material. The results of the characterization of FTIR, XRD, BET, SEM, TEM, and TGA supported the success of the synthesis. The incorporation of nanocellulose sulfonate with the SrO-ZrO2 composite increased the surface area of the nanocomposite to 43,298 m2/g. Nanocellulose sulfonate/SrO-ZrO2 catalyst with a mass ratio of 2:1 resulted in the best biodiesel yield. The optimum reaction conditions for biodiesel production using nanocellulose sulfonate/SrO-ZrO2 catalyst were obtained at the amount of 3% catalyst, methanol:oil molar ratio of 12:1, reaction time of 150 minutes, and temperature of 60℃ which resulted in biodiesel yield of 86%. GC-MS analysis of biodiesel shows the presence of hexadecanoic acid methyl esters and cis-13-octadecanoic acid methyl esters. The reaction kinetics of biodiesel follows a pseudo-first-order rate law with the rate law of the reaction v=k[TGA] and the reaction rate constant k=0.0128cm-1."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arlina Desianti
"Minyak goreng menjadi bahan yang umum digunakan daiam proses
pengoiahan berbagai jenis makanan, karena praktis sekaiigus makanan
menjadi mudah dlcerna dan memberikan rasa gurih bagi makanan yang
digoreng tersebut. Peneiitian ini bertujuan untuk memanfaatkan minyak
goreng bekas pakai dari restoran siap saji, yaitu sebagai bahan baku
pembuatan amida asam iemak. Awainya, diiakukan penentuan sifat fisikokimia
dari minyak goreng belum pakai dan bekas pakai, hasilnya
menunjukkan bahwa kualitas minyak goreng bekas pakai dari restoran siap
saji masih cukup baik. Pada penentuan komposisi asam lemak penyusun
trigiiserida dengan kromatografi gas, hasilnya menunjukkan bahwa minyak
goreng yang digunakan pada peneiitian ini adalah benar minyak sawit, serta
kandungan terbesarnya adalah asam cleat (50,74%) dan asam paimitat
(27,13%). Kemudian diiakukan sintesis amida asam lemak dari minyak
goreng sawit bekas pakai, dengan cara menghidrolisis dahulu trigiiserida dari
minyak sehingga menghasilkan asam lemak sebanyak 94,73% dengan titik
leieh 36,8-37,6X. Kemudian melalui amonolisis klorida asam, diperoleh
amida asam iemak sebanyak 81,12% dengan titik ieleh 97,2-99,4°C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melfinda Nurulita Alfino
"Biodiesel yang terdiri dari senyawa fatty acid methyl ester (FAME) menjadi salah satu solusi bahan bakar alternatif karena dapat terurai secara hayati sehingga lebih ramah lingkungan dan dapat digunakan secara berkelanjutan di masa mendatang. Senyawa FAME terbentuk dari reaksi transesterifikasi asam lemak yang terkandung dalam minyak nabati atau limbah yang kaya asam lemak seperti minyak goreng bekas menggunakan alkohol rantai pendek dengan bantuan katalis. Pada penelitian ini dilakukan sintesis katalis core-shell CaO@SiO2 menggunakan metode Stöber dan surfaktan CTAB dengan variasi parameter waktu, jenis katalis, dan jumlah katalis terhadap uji aktivitas katalisis dalam proses reaksi transesterifikasi minyak goreng bekas menjadi FAME. Kombinasi dari material CaO dan SiO2 dengan struktur core-shell memberikan kinerja aktivitas katalisis yang baik dalam proses reaksi transesterifikasi minyak goreng bekas menjadi FAME. Katalis yang berhasil disintesis dikarakterisasi menggunakan FTIR, XRD, dan SEM. Sedangkan, yield dan kemurnian FAME dianalisis menggunakan GC-MS. Reaksi transesterifikasi dari core-shell CaO@SiO2 menghasilkan yield FAME sebesar 60.29% dengan jumlah katalis 2 wt.% dan waktu reaksi selama 4 jam pada suhu 65 oC.

Biodiesel consists of fatty acid methyl ester (FAME) compounds, which is one of the alternative fuel solutions due to its biodegradable nature. Thus, making it more environmentally friendly and can be used sustainably in the future. FAME compounds are formed from the transesterification reaction of fatty acids contained in vegetable oil or waste which are rich in fatty acids, such as waste cooking oil using short chain alcohol with the help of a catalyst. In this research, the synthesis of core-shell CaO@SiO2 catalyst carried out using the Stöber method and CTAB surfactant with various parameters of time, type, and the amount of catalyst to test the catalytic activity in the transesterification reaction process of waste cooking oil into FAME. The combination of CaO and SiO2 materials with a core-shell structure provide good catalytic activity performance and stability in the transesterification reaction process of used cooking oil into FAME. The synthesized catalyst is characterized using FTIR, XRD, and SEM. Meanwhile, the yield and purity of FAME are analyzed using GC-MS. The transesterification reaction from core-shell CaO@SiO2 obtained the highest yield of FAME up to 60.29% with a catalyst amount of 2 wt.% and a reaction time of 4 hours at 65 oC."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hazim Mu'aafii
"Ketersediaan minyak bumi di dunia semakin menipis serta penggunaan bahan bakar fosil telah menyebabkan pencemaran lingkungan dan pemanasan global. Sehingga diperlukan pengembangan sumber energi terbarukan untuk menjadi subtitusi kebutuhan bahan bakar berbasis minyak bumi. Biodiesel dapat menjadi alternatif bahan bakar. Biodiesel adalah metil ester dapat disintesis melalui esterifikasi asam lemak misalnya adalah asam oleat yang banyak terkandung dalam minyak kelapa sawit. Proses esterifikasi memerlukan katalis asam. MIL-101(Cr) adalah metal organic framework yang tersusun dari logam kromium dan ligan asam tereftalat. MIL-101 (Cr) memiliki luas permukaan BET tinggi dan material ini memiliki potensi situs asam Lewis. Karenanya MIL-101 (Cr) dapat menjadi kandidat yang baik untuk katalis dalam esterifikasi asam lemak seperti asam oleat. Biodiesel juga bisa disintesis melalui transesterifikasi minyak nabati. Sehingga, dilakukan impregnasi logam Nikel pada MIL-101 (Cr) untuk meningkatkan kemampuan katalitiknya. Dalam penelitian ini hasil sintesis katalis MIL-101(Cr) dan Ni@MIL-101 (Cr) dilakukan karakterisasi dengan FTIR, XRD, SEM-EDS dan NH3-TPD. Hasil karakterisasi dapat diketahui struktur MIL-101 (Cr) sudah sesuai dan impregnasi Ni tidak merusak struktur MIL-101 (Cr). Hasil esterifikasi diperoleh untuk MIL-101 (Cr) memiliki persen konversi sebesar 96,06% sedangkan Ni@MIL-101 (Cr) memiliki persen konversi sebesar 12,95%. Untuk melihat metil ester yang terbentuk, hasil esterifikasi diuji GCMS. Dari hasilnya terbukti hampir semua asam lemak dapat terkonversi dengan katalis MIL-101 (Cr), dan masih banyak asam oleat yang belum terkonversi menjadi metil ester dengan katalis Ni@MIL-101 (Cr). Hasil transesterifikasi dengan minyak goreng kelapa sawit dapat dilihat terbentuknya 9-Octadecenoic acid, methyl ester dengan menggunakan katalis Ni@MIL-101 (Cr) dan tidak terbentuk metil ester dari asam oleat pada transesterifikasi menggunakan katalis MIL-101 (Cr).

The availability of fossil fuel in the world is decreasing and the use of fossil fuels has caused environmental pollution and global warming. It is necessary to develop renewable energy sources to replace the need for fossil fuels. Biodiesel can be an alternative fuel. Biodiesel is a methyl ester that can be synthesized through the esterification of fatty acids, for example, oleic acid, which is abundant in palm oil. The esterification process requires an acid catalyst. MIL-101(Cr) is a metal organic framework composed of chromium metal and terephthalic acid ligands. MIL-101(Cr) has a high BET surface area and this material has potential of Lewis acid sites. Therefore MIL-101 (Cr) can be a good candidate for catalyst in the esterification of fatty acids such as oleic acid. Biodiesel can also be synthesized through plant based oil transesterification. Because of that, Nickel metal impregnation was carried out on MIL-101 (Cr) to increase its catalytic ability. In this study the results of the synthesis of MIL-101(Cr) and Ni@MIL-101(Cr) catalysts were characterized by FTIR, XRD, SEM-EDS and NH3-TPD. Based on the characterization results, the MIL-101 (Cr) structure is suitable and the Ni impregnation does not damage the MIL-101 (Cr) structure. The esterification results obtained for MIL-101 (Cr) have a conversion percentage of 96.06% while Ni@MIL-101 (Cr) has a conversion percentage of 12.95%. To see the methyl ester formed, the esterification results were tested by GCMS. The results show that almost all fatty acids can be converted with the MIL-101 (Cr) catalyst, and there is still a lot of oleic acid that has not been converted into methyl esters with the Ni@MIL-101 (Cr) catalyst. The results of transesterification with palm cooking oil can be seen from the formation of 9-Octadecenoic acid, methyl ester using Ni@MIL-101 (Cr) catalyst and no methyl ester from oleic acid in transesterification using MIL-101 (Cr) catalyst."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danu Krisnadi Sampurna
"Tujuan dari penelitian ini adalah sintesis nanokomposit menggunakan biopolimer selulosa (CL) dan kitosan (CS) sebagai pendukung katalis bifungsional CaO–CeO2 yang dimanfaatkan sebagai katalis heterogen dalam proses transesterifikasi waste cooking oil (WCO) menjadi biodiesel. Katalis yang berhasil disintesis dikarakterisasi menggunakan FTIR, raman, XRD, SEM, TGA dan BET. Pada penelitian diamati pengaruh rasio massa CeO2 terhadap CaO dan pengaruh rasio massa CL–CS terhadap CaO–CeO2. Diperoleh katalis terbaik CL–CS/CaO–CeO2 dengan rasio CL–CS terhadap CaO-CeO2(2:1) dan rasio CeO2 terhadap CaO (1:1) dengan pertimbangan aktivitas dan stabilitas dari katalis. Hasil konversi biodiesel dengan katalis terbaik diperoleh 89,87% dengan beberapa parameter reaksi yang optimum, yaitu jumlah katalis 3 wt%, waktu reaksi 120 menit, dan rasio molar minyak dengan metanol (1:9). Hasil analisis sifat fisik dari biodiesel sesuai dengan standar SNI 7182:2015 dan EN 14214 diperoleh massa jenis 0,8607 g/ml, asam lemak bebas (FFA) 0,186%, dan bilangan asam 0,370 mg KOH/g. Hasil karakterisasi biodiesel dengan GC–MS diperoleh metil ester dengan kelimpahan terbesar berada pada waktu retensi 18,72 menit adalah 9-octadecenoic (E)-methyl ester. Studi kinetika mengikuti pseudo-first order dengan hukum laju reaksi v= k[WCO] dengan nilai konstanta laju reaksi (k)= 0,0194 menit–1. Selain itu katalis dapat digunakan hingga lima kali tanpa kehilangan yield yang signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa CL-CS/CaO-CeO2 adalah katalis yang menjanjikan untuk proses produksi biodiesel yang tahan lama dan ramah lingkungan.

The purpose of this study is the synthesis of nanocomposites using cellulose (CL) and chitosan (CS) biopolymers as a support for the bifunctional CaO–CeO2 catalyst which is used as a heterogeneous catalyst in the transesterification process of biodiesel from waste cooking oil (WCO). The catalyst that was successfully synthesized was supported by characterization using FTIR, raman, SEM, XRD, TGA, and BET. In this work, the effect of the mass ratio of CaO to CeO2 obtained the best results with the mass ratio of CaO to CeO2 (1:1), and the effect of the mass ratio of CL-CS to CaO–CeO2 obtained the best biodiesel yield with a ratio (2:1). Using the best results from nanocomposite as a catalyst for WCO into biodiesel by optimizing the amount of catalyst 3 wt%, a reaction time of 120 min, and the molar ratio of oil to methanol (1:9), the biodiesel yield was 89.41%. Analysis of the physical properties of biodiesel according to the standards of SNI 7182:2015 and EN 14214 obtained density 0.8607 g/ml, free fatty acids (FFA) 0.186%, and acid number 0.370 mg KOH/g. The results of the characterization of biodiesel with GC–MS obtained that the largest methyl ester at 18.72 min was 9-octadecenoic (E)-methyl ester. The kinetics study obeys the pseudo-first-order with the rate law of the reaction v= k[WCO] with the reaction rate constant (k)= 0.0194 min–1. In addition, the catalyst developed can be used up to five times without significant yield loss. These results suggest that CL-CS/CaO–CeO2 is a promising catalyst for a green and durable biodiesel production process."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gian Djohan Junior
"ABSTRAK
Pada penelitian ini detergen cair dalam bentuk nanofluida disintesis dari surfaktan metil ester sulfonat (MES) dengan bahan baku minyak jelantah dan nanopartikel ZnO. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh detergen ramah lingkungan dengan stabilitas dan kinerja yang optimum. Minyak jelantah difiltrasi untuk menghilangkan kotoran yang dapat disaring kemudian kandungan asam lemak bebas (ALB) pada minyak jelantah dikurangi dengan menambahkan NaOH pada proses netralisasi. Kemudian dilakukan bleaching dengan variasi konsentrasi massa karbon aktif 5%, 10%, 15%, 20% untuk mengurangi kandungan asam lemak bebas dan mendapatkan warna minyak jelantah yang lebih cerah mendekati warna minyak komersil. Minyak jelantah dan metil ester dikarakterisasi menggunakan GC-MS untuk mengetahui komposisi yang terkandung didalamnya. MES disintesis dengan melakukan sulfonasi pada metil ester menggunakan natrium bisulfit (NaHSO3). Hasil sulfonasi kemudian dipurifikasi dengan variasi konsentrasi methanol 10%, 20%, 30%, 40% dan dilanjutkan dengan netralisasi hingga pH 7. Karakterisasi MES menggunakan spektrofotometer FTIR untuk melihat ikatan kimia yang terdapat pada MES. Detergen cair dihasilkan dengan menambahkan 0,1% nanopartikel ZnO dan aquades kedalam MES dengan variasi konsentrasi massa 10,0%; 12,5%; 15,0%. Bleaching menggunakan 20% karbon aktif menghasilkan warna minyak jelantah paling cerah dan penurunan kadar ALB sekitar 31% dengan ALB akhir 0,6%. Purifikasi MES dengan 40% metanol menghasilkan surfaktan dengan tegangan permukaan terbaik sekitar 34 dyne/cm. Detergen cair dengan kualitas terbaik didapatkan pada konsentrasi MES 15% dengan stabilitas sekitar 88%, kemampuan pengangkatan kotoran sekitar 65%, dan kemampuan degradasi kotoran 82%.

ABSTRACT
The environmentally friendly anionic surfactant methyl ester sulfonate (MES) was synthesized from waste cooking oil (WCO). MES was combined with ZnO nanoparticles, producing nanofluidic detergent. Free fatty acid (FFA) in WCO was reduced by adding NaOH solution, while other impurites, such as food residues, were removed by means of filtration. Bleaching was also performed using activated carbon at various concentrations of 5%;10%;15%;20%wt. The purified cooking oil then underwent transesterification with oil-methanol molar ratio of 1:9. The as-produced methyl ester and WCO were analyzed using GC-MS to confirm their composition. Sulfonation was then performed by adding sodium bisulfite (NaHSO3) to produce MES surfactant.The product was then purified using methanol of various concentrations of 10%, 20%, 30%, 40%v/v. Finally, NaOH solution was added to neutralize the synthesized MES, and FTIR analysis was subsequently performed to scrutinize its chemical bonding properties. Combined with ZnO nanoparticles, nanofluidic detergent was producedat various MES concentrations of 10.0%, 12.5%, 15.0%wt. In this work, we establishedthe optimum condition for bleaching process beingin the use of 20% activated carbon,causing WCO color to alter from dark brown to light yellow while promotingsignificant reduction of FFA was about 31% with FFA final 0.6%. We also found that purification of MES using 40%v methanol results in surfactant with adequately low surface tension of 33.6 dyne/cm. Liquid detergent comprising of 15% MES concentration and 0.1% ZnO nanoparticles exhibit notable stability was about 88%, while retaining 65% stain removal as well as 82%.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nimas Ayu Rikmawati
"ABSTRAK
Penggunaan minyak goreng oleh masyarakat meningkatkan produksi minyak jelantah. Pembuangan minyak jelantah secara langsung ke saluran air menyebabkan pencemaran lingkungan. Biodegradasi minyak jelantah diperlukan untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Bacillus cereus dan Pseudomonas aeruginosa diketahui merupakan bakteri yang efektif mendegradasi minyak jelantah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan kultur tunggal dan campuran B. cereus InaCC B284 serta P. aeruginosa InaCC B290 dalam degradasi minyak jelantah. Biodegradasi dilakukan menggunakan medium BHB dengan minyak jelantah konsentrasi 25 v/v selama 23 hari pada suhu ruang 27--30 C . Parameter nilai optical density OD , pH, dissolved oxygen DO , dan kadar asam lemak diukur selama proses biodegradasi. Perlakuan perbedaan kultur bakteri menghasilkan peningkatan signifikan P < 0,05 nilai OD, penurunan signifikan P < 0,05 nilai pH, dan penurunan tidak signifikan nilai DO P > 0,05 selama biodegradasi. Analisis kualitatif dan kuantitatif asam lemak menggunakan Gas Chromatography GC menunjukkan bahwa kultur tunggal B. cereus InaCC B284 mampu mendegradasi tujuh 7 jenis asam lemak, kultur tunggal P. aeruginosa InaCC B290 mampu mendegradasi empat 4 jenis asam lemak, dan kultur campuran mampu mendegradasi sebelas 11 jenis asam lemak.

ABSTRACT<>br>
The use of cooking oil by various communities increased the production of used cooking oil. The disposal of used cooking oil directly into waterways causes environmental pollution. Bacillus cereus and Pseudomonas aeruginosa were known to be effective for degrading used cooking oil. Used cooking oil biodegradation is needed to reduce environmental pollution. The research was carried out to determine the capability of single and mixed cultures of B. cereus InaCC B284 and P. aeruginosa InaCC B290 in the degradation of used cooking oil. Biodegradation process was carried out using Bushnell Haas Broth BHB medium containing 25 v v used cooking oil for 23 days at room temperature 27 30 C . Optical density OD , pH, dissolved oxygen DO , and fatty acid content measured during the biodegradation process. Different bacterial cultures treatment resulted in the significant increase of OD P 0.05 , the significant decrease of pH P 0.05 , and the insignificant decrease of DO P 0.05 during the biodegradation. Qualitative and quantitative fatty acid analysis using Gas Chromatography GC revealed that single culture of B. cereus InaCC B284 was able to degrade seven 7 types of fatty acids, single culture of P. aeruginosa InaCC B290 was able to degrade four 4 types of fatty acids, and mixed cultures were able to degrade eleven 11 types of fatty acids. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Fitri Cahyani
"Minyak jelantah adalah minyak yang telah digunakan lebih dari 2 atau 3 kali penggorengan dan dapat dikategorikan sebagai limbah karena dapat menimbulkan kerusakan lingkungan dan sejumlah penyakit pada manusia. Saat ini pemakaian minyak jelantah dimasyarakat masih terbilang tinggi khususnya bagi pedagang kaki lima, para pedagang kaki lima masih belum banyak mengetahui bahaya dari pemakaian minyak jelantah bagi kesehatan maupun lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian minyak goreng berulang kali pada pedagang kaki lima di Kota Depok. Penelitian ini menggunaan studi kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sumber data penelitian ini merupakan data primer yang diambil langsung oleh peneliti menggunaan teknik simple random sampling. Populasi studi pada penelitian ini adalah seluruh pedagang kaki lima di Kota Depok yang menggunakan minyak goreng. Sampel yang didapatkan sebanyak 58 pedagang. Hasil penelitian didapatkan bahwa Faktor individu yang terdiri dari variabel usia (p-value 0,975) dan tingkat pendidikan (p-value 0,419) tidak memiliki hubungan bermakna dengan perilaku pemakaian minyak goreng berulang kali, sedangkan untuk variabel alasan (p-value 0,001), pengetahuan (p-value 0,027) dan sikap (p-value 0,00) memiliki hubungan bermakna terhadap perilaku pemakaian minyak goreng berulang kali. Faktor lingkungan terdiri dari variabel paparan informasi (p-value 0,259) dan ketersedian (p-value 0,340) tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan perilaku pemakaian minyak goreng berulang kali pada pedagang kaki lima di Kota Depok tahun 2022.

Used cooking oil is an oil that has been used more than 2 or 3 times in frying pans and can be categorized as waste because it can cause environmental damage and many diseases in humans. Currently, the use of used cooking oil in the community is still relatively high, especially for street vendors, street vendors still do not know much about the dangers of using used cooking oil for health and the environment. This study aims to determine the factors related to the use of cooking oil waste (used cooking oil) at street vendors in Depok City. This study uses quantitative studies with a cross-sectional approach. The source of this research data is primary data taken directly by researchers using simple random sampling techniques. This study's population in this study was all street vendors in Depok City who used cooking oil. The sample obtained was 58 traders. The results of the study found that individual factors consisting of age variables (p-value 0.975) and education (p-value 0.419) did not have a meaningful relationship with the behavior of using cooking oil waste (used cooking oil), while the variables of reason (p-value 0.001), knowledge (p-value 0.027) and attitude (p-value 0.00) have a meaningful relationship to the behavior of using cooking oil waste (used cooking oil). Environmental factors consisting of environmental variables (p-value 0.259) and availability (p-value 0.340) do not have a meaningful relationship with exposure to information the behavior of using cooking oil waste (used cooking oil) at street vendors in Depok City in 2022."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas ndonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>