Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55091 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dinar Meltiara
"Ionic liquid merupakan salah satu jenis pelarut hijau yang sudah banyak diuji keberhasilannya dalam mengekstraksi berbagai senyawa bahan herbal. IL merupakan designer solvent, dimana kation dan anion pada IL bersifat fleksibel menyesuaikan dengan sifat zat aktif target, membuat IL efisien dalam menarik senyawa polar maupun non-polar. Tujuan dari penelitian ini yaitu memperoleh kondisi optimum ekstraksi kurkuminoid dan xantorizol dari rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza roxb.) menggunakan 1-Heksadesil-3-metilimidazolium bromida secara UAE (Ultrasonic Assisted Extraction) serta mengetahui perbandingannya dengan maserasi menggunakan etanol 96%. Variabel-variabel bebas yang digunakan dalam optimasi yaitu konsentrasi IL (0.05; 0.1; 0.15M), waktu ekstraksi (10; 12.5; 15 menit) dan rasio sampel-pelarut (15; 20; 25 mL/g). Semua variabel di desain menggunakan metode Response Surface Methodology. Kuantifikasi senyawa kurkuminoid dan xantorizol dilakukan menggunakan KCKT UV-Vis menggunakan fase gerak asetonitril (A) dan asam format 0.007% dalam air (B) dengan program elusi gradien 45–85% (A): 0-60 menit dan dideteksi pada panjang gelombang 425 nm dan 275 nm. Hasil kadar senyawa kurkuminoid terbesar diperoleh pada konsentrasi IL 0.05M; waktu ekstraksi 12 menit dan rasio sampel-pelarut 25 mL/g dengan perolehan sebesar 8.709 mg/g. Sementara, kadar xantorizol optimum diperoleh sebesar 14.099 mg/g pada konsentrasi IL 0.05M; waktu ekstraksi 14 menit dan rasio sampel-pelarut 1:24.5 mL/g. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa kadar senyawa kurkuminoid dan xantorizol yang diekstraksi secara IL-UAE memberikan nilai lebih tinggi dibandingkan metode konvensional. Maserasi temulawak menggunakan etanol 96% hanya mampu menghasilkan kadar kurkuminoid dan xantorizol berturut-turut sebesar 4,92 mg/g dan 12,467 mg/g.

Ionic liquid is one of the green solvents studied in relation to its success in extracting natural compounds. Ionic liquids are considered to be designer solvents due to its ability to alter cation and anion combination adapting to the compounds target, making it efficient for extraction on polar and non-polar compounds. The purpose in this study is to find the optimum extraction of curcuminoid and xanthorrhizol from rhizome of javanese turmeric using ionic liquid 1-Hexadecyl-3-methylimidazolium bromide based UAE (Ultrasonic Assisted Extraction) and to compare the effectiveness of the extraction with 96% ethanol by maceration method. Independent variables used for optimization are IL concentration (0.05; 0.1; 0.15M), time extraction (10; 12.5; 15 minutes) and ratio of solvent to powder (15; 20; 25 mL/g). All variables were designed by using Response Surface Methodology (RSM). Curcuminoid and xanthorrhizol quantification was done using HPLC UV-Vis with mobile phase composition of acetonitrile (A) and 0.07% formic acid on water (B) with gradient elution program 45–85% (A): 0-60 min, 65 – 100% (A): 60-75 min, 100% (A): 75-80 min and was detected on a wavelength of 425 (curcuminoid) and 275 (xanthorrhizol). The results showed that the highest curcuminoid content obtained was 8.709 mg/g with IL concentration 0.05M; time extraction 12 minutes and a ratio of solvent to powder 1:25 g/mL. While the highest xanthorrhizol content obtained was 14.099 mg/g with IL concentration 0.05M; time extraction 14 minutes and a ratio of solvent to powder 1:24.5 g/mL. Based on the result, IL-UAE is more effective to attract curcuminoid and xanthorrhizol than the conventional method. Maceration using 96% ethanol of javanese turmeric rhizome only gave results of 4.92 mg/g for curcuminoid and 12.467 mg/g for xanthorrhizol."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Meltiara
"Ionic liquid merupakan salah satu jenis pelarut hijau yang sudah banyak diuji keberhasilannya dalam mengekstraksi berbagai senyawa bahan herbal. IL merupakan designer solvent, dimana kation dan anion pada IL bersifat fleksibel menyesuaikan dengan sifat zat aktif target, membuat IL efisien dalam menarik senyawa polar maupun non-polar. Tujuan dari penelitian ini yaitu memperoleh kondisi optimum ekstraksi kurkuminoid dan xantorizol dari rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza roxb.) menggunakan 1-Heksadesil-3-metilimidazolium bromida secara UAE (Ultrasonic Assisted Extraction) serta mengetahui perbandingannya dengan maserasi menggunakan etanol 96%. Variabel-variabel bebas yang digunakan dalam optimasi yaitu konsentrasi IL (0.05; 0.1; 0.15M), waktu ekstraksi (10; 12.5; 15 menit) dan rasio sampel-pelarut (15; 20; 25 mL/g). Semua variabel di desain menggunakan metode Response Surface Methodology. Kuantifikasi senyawa kurkuminoid dan xantorizol dilakukan menggunakan KCKT UV-Vis menggunakan fase gerak asetonitril (A) dan asam format 0.007% dalam air (B) dengan program elusi gradien 45–85% (A): 0-60 menit dan dideteksi pada panjang gelombang 425 nm dan 275 nm. Hasil kadar senyawa kurkuminoid terbesar diperoleh pada konsentrasi IL 0.05M; waktu ekstraksi 12 menit dan rasio sampel-pelarut 25 mL/g dengan perolehan sebesar 8.709 mg/g. Sementara, kadar xantorizol optimum diperoleh sebesar 14.099 mg/g pada konsentrasi IL 0.05M; waktu ekstraksi 14 menit dan rasio sampel-pelarut 1:24.5 mL/g. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa kadar senyawa kurkuminoid dan xantorizol yang diekstraksi secara IL-UAE memberikan nilai lebih tinggi dibandingkan metode konvensional. Maserasi temulawak menggunakan etanol 96% hanya mampu menghasilkan kadar kurkuminoid dan xantorizol berturut-turut sebesar 4,92 mg/g dan 12,467 mg/g.

Ionic liquid is one of the green solvents studied in relation to its success in extracting natural compounds. Ionic liquids are considered to be designer solvents due to its ability to alter cation and anion combination adapting to the compounds target, making it efficient for extraction on polar and non-polar compounds. The purpose in this study is to find the optimum extraction of curcuminoid and xanthorrhizol from rhizome of javanese turmeric using ionic liquid 1-Hexadecyl-3-methylimidazolium bromide based UAE (Ultrasonic Assisted Extraction) and to compare the effectiveness of the extraction with 96% ethanol by maceration method. Independent variables used for optimization are IL concentration (0.05; 0.1; 0.15M), time extraction (10; 12.5; 15 minutes) and ratio of solvent to powder (15; 20; 25 mL/g). All variables were designed by using Response Surface Methodology (RSM). Curcuminoid and xanthorrhizol quantification was done using HPLC UV-Vis with mobile phase composition of acetonitrile (A) and 0.07% formic acid on water (B) with gradient elution program 45–85% (A): 0-60 min, 65 – 100% (A): 60-75 min, 100% (A): 75-80 min and was detected on a wavelength of 425 (curcuminoid) and 275 (xanthorrhizol). The results showed that the highest curcuminoid content obtained was 8.709 mg/g with IL concentration 0.05M; time extraction 12 minutes and a ratio of solvent to powder 1:25 g/mL. While the highest xanthorrhizol content obtained was 14.099 mg/g with IL concentration 0.05M; time extraction 14 minutes and a ratio of solvent to powder 1:24.5 g/mL. Based on the result, IL-UAE is more effective to attract curcuminoid and xanthorrhizol than the conventional method. Maceration using 96% ethanol of javanese turmeric rhizome only gave results of 4.92 mg/g for curcuminoid and 12.467 mg/g for xanthorrhizol."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hary Anwar Laksono
"Senyawa curcuminoid dan xanthorrhizol merupakan kandungan senyawa terbesar dalam rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) yang bersifat non-polar. Ionic liquid (IL) merupakan salah satu pelarut alternatif yang dapat menarik senyawa yang bersifat polar maupun non-polar dan memiliki potensi yang tinggi dalam ekstraksi bahan alam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kondisi optimal dalam ekstraksi rimpang temulawak menggunakan pelarut IL 1-Tetradesil-3-metilimidazolium klorida ([C14mim][Cl]) dengan metode Ultrasound Assisted Extraction (UAE), yang kemudian dibandingkan dengan hasil ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Optimasi dilakukan menggunakan variabel bebas, yaitu konsentrasi pelarut (0,05; 0,1; dan 0,15M), waktu ekstraksi 10; 12,5; dan 15 menit), dan rasio sampel:pelarut (1:15; 1:20; dan 1:25) yang didapatkan dari uji pre-optimasi sebelumnya menggunakan IL [C16mim][Br] dengan garam salting-out NaCl. Optimasi dilakukan menggunakan Respon Surface Methodology (RSM) dengan metode Box- Behnken. Penetapan kadar senyawa Curcuminoid dan Xanthorrhizol dilakukan menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dengan detektor UV-Vis dan sistem gradien dengan fase gerak asetonitril:asam format 0,07% dalam air (45-85%) selama 0-60 menit pada panjang gelombang 425 dan 275 nm. Kondisi ekstraksi optimal yang didapatkan untuk metode UAE-IL [C14mim][Cl] menunjukan hasil terbaik pada garam salting-out Na2SO4, konsentrasi IL 0,15 M, waktu ekstraksi 15 menit, dan rasio sampel:pelarut 1:20 dengan hasil kadar per serbuk sebesar 9,14±0,02 mg/g curcuminoid dan 21,41±0,08 mg/g xanthorrhizol. Hasil tersebut lebih besar dari ekstraksi dengan metode maserasi-etanol 96% yaitu sebesar 4,92±0,03 mg/g curcuminoid dan 12,47±0,09 mg/g xanthorrhizol.

Curcuminoid and xanthorrhizol are the most significant and non-polar chemical compounds in Javanese turmeric (Curcuma xanthorrhiza Roxb.). Ionic liquid (IL) is an alternative solvent that can attract polar and non-polar compounds and has a high potential for extracting natural products. This study aimed to obtain optimal conditions for Javanese turmeric rhizome extraction using IL 1-Tetradecyl-3-methylimidazolium chloride ([C14mim][Cl]) as a solvent with Ultrasound Assisted Extraction (UAE) method, which was then compared with the results of maceration extraction using ethanol 96% as a solvent. Optimization was carried out using the independent variables of solvent concentration (0.05, 0.1, and 0.15 M), extraction time (10, 12.5, and 15 minutes), and the sample:solvent ratio (1:15, 1:20, and 1:25) obtained from the previous pre-optimization test using IL [C16mim][Br] with salting-out salt NaCl. Optimization was carried out using the Response Surface Methodology (RSM) with the Box-Behnken method. Curcuminoid and xanthorrhizol content determined using gradient system High-Performance Liquid Chromatography (HPLC) method with UV-Vis detector and a mobile phase of acetonitrile:formic acid 0.07% in water (45-85%) for 0-60 minutes at 425 and 275 nm wavelengths. The optimal extraction condition obtained for UAE-IL [C14mim][Cl] showed that salting-out salt Na2SO4, IL concentration 0.15 M, extraction time 15 minutes, sample:solvent ratio 1:20 with concentration per powder 9.14±0.02 mg/g curcuminoid and 21.41±0.08 mg/g xanthorrhizol. The results were greater than the extraction using maceration-ethanol 96% that showed 4.92±0.03 mg/g curcuminoids and 12.47±0.09 mg/g xanthorrhizol."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meika Putri Hidayati
"Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan konsep ekstraksi hijau terus dikembangkan untuk mengurangi pengonsumsian pelarut organik yang mudah menguap dan menimbulkan polusi. Salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan menggunakan pelarut hijau alternatif yang dikenal sebagai Ionic Liquid (IL), karena sifatnya tidak mudah menguap dan dapat digunakan berulang dengan dipurifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimasi ekstraksi rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) menggunakan IL, 1-Heksadesil-3-Metilimidazolium Klorida dengan Ultrasound Asissted Extraction (UAE), kemudian hasil kadar senyawa xantorizol dan kurkuminoid yang terekstraksi menggunakan metode IL-UAE akan dibandingkan dengan metode konvensional maserasi dengan pelarut Etanol 96%. Proses ekstraksi IL- UAE dilakukan hingga didapatkan kondisi optimum dengan bantuan Response Surface Methodology (RSM), dimana variabel bebas yang digunakan yakni konsentrasi pelarut (0,08 M, 0,1 M, dan 0,12 M), waktu ekstraksi (10 menit, 15 menit, dan 20 menit), dan rasio pelarut-sampel (1:20; 1:30; dan 1:40). Penetapan kadar xantorizol dan kurkuminoid dilakukan dengan menggunakan metode KLT Densitometri dengan fase gerak Diklorometana:Kloroform (4:6) dan dideteksi pada panjang gelombang 224 nm untuk xantorizol dan 425 nm untuk Kurkuminoid. Data analisis menunjukkan kondisi optimal dihasilkan oleh pada run 3 dengan perolehan kadar senyawa xantorizol dan kurkuminoid yang tertinggi yaitu berturut-turut sebesar 36,98 mg/g dan 6,64 mg/g serbuk, dimana kondisi ekstraksinya menggunakan konsentrasi IL 0,1 M, waktu ekstraksi 20 menit dan rasio sampel terhadap pelarut 1:40 g/mL. Berdasarkan hasil penelitian, pelarut IL lebih efektif digunakan untuk menarik senyawa xantorizol dan kurkuminoid apabila dibandingkan dengan metode konvensional maserasi dengan pelarut etanol 96% yang hanya memberikan kadar 9,25 mg/g serbuk untuk xantorizol dan 2,16 mg/g serbuk untuk kurkuminoid.

In recent years, the use of green extraction has been continuously developed to reduce the consumption of volatile and polluting organic solvents. One way to achieve this is to use an alternative green solvent known as Ionic Liquid (IL), which is recognized for its non-volatile and reusable properties by using the purification method. This study aims to optimize the extraction of Javanese Tumeric rhizomes (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) using IL, 1-Hexadecyl-3- Methylimidazolium Chloride by Ultrasound Assisted Extraction (UAE), then the results of xantorizol and curcuminoid compounds extracted using the IL-UAE method will be compared with the conventional method of maceration with 96% Ethanol solvent. The extraction process with IL-UAE was carried out until optimum conditions were achieved using Response Surface Methodology (RSM), where the independence variable for instance, solvent concentration (0.08 M, 0.1 M, and 0.12 M), extraction time (10 min, 15 min, and 20 min) and sample to solvent ratio (1:20; 1:30; and 1:40) variables. Determination of xanthorrhizol and curcuminoids content was analyzed by using TLC Densitometry method that was validated using mobile phase conditions of Dichloromethane: Chloroform (4:6) and was detected at a wavelength of 224 nm for xanthorrhizol dan 425 nm for curcuminoids. The results showed that the optimal conditions from IL 1-Hexadecidyl-3-Metylmidazolium Chloride, use the 0.1 M solvent, extraction time of 20 minutes and sample to solvent ratio of 1:40. These conditions produce xanthorrhizol content of 36.98 mg/g and Curcuminoids content of 6.64 mg/g of powder. Based on the results, it can be concluded that IL solvent is more effective to extract xanthorrhizol and curcuminoids than 96% Etanol maceration, which can only extract xanthorrhizol content of 9.25 mg/g and Curcuminoids content of 2.16 mg/g of powder."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chinthia Rahadi Putri
"Temulawak atau Curcuma xanthorrhiza Roxb. merupakan tanaman Indonesia yang memiliki beragam manfaat salah satunya sebagai peningkat nafsu makan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengoptimasi suatu ekstraksi hijau menggunakan NADES berbasis glukosa-asam organik (1:3) dengan metode Ultrasonic Assisted Extraction (UAE) terhadap senyawa kurkuminoid dan xantorizol yang terkandung pada tanaman temulawak. Berdasarkan hasil skrining kombinasi asam laktat dan glukosa mampu menarik senyawa kurkuminoid dan xantorizol lebih tinggi dibandingkan kombinasi lainnya. Proses optimasi ini menggunakan variabel-variabel berupa persentase penambahan air pada NADES (10%, 20%, dan 30%), waktu ekstraksi (10 menit, 20 menit, dan 30 menit), serta rasio serbuk-pelarut (5 mL/g, 10 mL/g, dan 15 mL/g). Kombinasi kondisi optimasi pada tiap levelnya menggunakan metode Response Surface Methodology dengan aplikasi Design Expert 13. Penetapan kadar dilakukan dengan menggunakan instrumen KLT Densitometri dengan eluen yang digunakan adalah kloroform dan diklorometan (6:4) dengan panjang gelombang yang digunakan adalah 224 nm serta 425 nm. Kondisi paling optimum dalam ekstraksi ini adalah pada saat persentase penambahan air 30%, lama waktu ekstraksi 20 menit, dan rasio serbuk dengan pelarut 1:15 mL. Pada ekstrak NADES-UAE diperoleh senyawa kurkuminoid 6,64 ± 0,054 mg/g serbuk dan senyawa xantorizol 17,62 ± 0,203 mg/g serbuk. Hasil dari optimasi ini diperbandingkan dengan metode konvensional berupa maserasi-etanol 96%. Kadar senyawa kurkuminoid pada ekstrak maserasi yang diperoleh adalah 2,37 ± 0,015 mg/g serbuk dan senyawa xantorizol yang diperoleh adalah 9,14 ± 0,011 mg/g serbuk. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode ekstraksi UAE-NADES ini lebih efektif untuk menarik senyawa kurkuminoid dan xantorizol dibandingkan metode maserasi-etanol 96%.

Javanese Turmeric or Curcuma xanthorrhiza Roxb. is an Indonesian plant and one of its benefit is for an appetite enhancer. The aim of this study was to optimize a green extraction using glucose-organic acid (1:3) based NADES-Ultrasonic Assisted Extraction (UAE) method of curcuminoids and xanthorizol compounds contained in javanese turmeric. This optimization process used variables such as water content of NADES (10%, 20%, and 30%), extraction time (10 minutes, 20 minutes, and 30 minutes), and solid-liquid ratio (5 mL/g, 10 mL/g, and 15 mL/g). The combination of optimization conditions at each level used Response Surface Methodology method with the Design Expert 13 application. The determination of the levels was carried out using a TLC Densitometry instrument with the eluents used were chloroform and dichloromethane (6:4) with the wavelengths used were 224 nm and 425 nm. The most optimal condition in this extraction was when the water content of NADES was 30%, with 20 minutes extraction time, and 1:15 mL of the solid-liquid ratio. The NADES-UAE extract obtained curcuminoid compounds of 6.64 ± 0.054 mg/g powder and xantorizol compounds 17.62 ± 0.203 mg/g powder. The results of this optimization were compared with the conventional method of maceration-ethanol 96%. The content of curcuminoid compounds in the maceration extract obtained was 2.37 ± 0.015 mg/g powder and the xanthorizol compound obtained was 9.14 ± 0.011 mg/g powder. Thus, it can be concluded that the UAE-NADES extraction method was more effective for extracting curcuminoids and xanthorizol compounds than the 96% ethanol-maceration method.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Mulzimatus Syarifah
"Curcuma xanthorrhiza Roxb. adalah tanaman asli Indonesia yang memiliki kandungan xantorizol dan kurkuminoid, terutama pada bagian rimpangnya. Ekstraksi rimpang temulawak menggunakan pelarut cairan ionik (IL) dengan metode ultrasound assisted extraction (UAE). IL merupakan salah satu pelarut alternatif yang polaritasnya dapat dirancang bergantung pada kation dan anionnya dan UAE merupakan salah satu metode ekstraksi modern dengan keuntungan berupa konsumsi jumlah pelarut yang lebih rendah. Tujuan dari penelitian ini ialah mengoptimasi ekstraksi, mendapatkan kondisi optimum ekstraksi, dan membandingkan hasil ekstraksi rimpang temulawak C12MIMCl-UAE dengan maserasi-etanol 96%. Variabel bebas yang digunakan dalam kondisi optimasi ialah konsentrasi IL, waktu ekstraksi, dan rasio serbuk-pelarut. Ketiga variabel tersebut dilakukan perancangan menggunakan metode Response Surface Methodology-Box Behnken Design (RSM-BBD) dan dihasilkan 17 runs kondisi optimasi. Hasil optimum dari ke-17 runs tersebut terdapat pada run ke-5 dengan kondisi ekstraksi berupa konsentrasi IL 0,12 M, waktu ekstraksi selama 20 menit, dan rasio serbuk-pelarut 1:30 g/mL. Perolehan kadar xantorizol dan kurkuminoid terhadap serbuk pada kondisi optimum IL-UAE dengan penambahan Na2SO4 dan diklorometana ialah 43,121 mg/g dan 10,576 mg/g dengan rendemen sebesar 29,99%. Hasil tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan kadar xantorizol dan kurkuminoid terhadap serbuk dengan metode ekstraksi maserasi-etanol 96%, yaitu 9,256 mg/g dan 2,163 mg/g dengan rendemen sebesar 8,92%.

Curcuma xanthorrhiza Roxb. (javanese turmeric), is an Indonesia native plant that contains xanthorrhizol and curcuminoid, especially in its rhizome. Extraction of javanese turmeric rhizomes has been done using ionic liquid (IL) as a solvent by ultrasound assisted extraction (UAE) method. IL is one of the alternative solvents whose polarity can be designed according to its cation and anion and UAE is one of the modern extraction methods with the advantage of consuming a lower amount of solvent. The aim of this study is to optimize extraction, obtain optimum extraction conditions, and to compare the extraction results of javanese turmeric rhizome using C12MIMCl-UAE and maceration-96% ethanol. The all variables used optimization conditions are IL concentration, extraction time, and powder-solvent ratio. The three variables were designed using the Response Surface Methodology-Box Behnken Design (RSM-BBD) method and produced 17 runs of optimization conditions. The optimum results of the 17 runs were found in the 5th run with extraction conditions: 0.12 M of IL concentrations, 20 minutes of extraction times, and 1:30 g/mL of powder-solvent ratios. The xanthorrhizol and curcuminoid levels in powder under optimum conditions of IL-UAE with the addition of Na2SO4 and dichloromethane were 43,12 mg/g and 10,58 mg/g with 29,99% of yield. The result were higher than those of maceration-96% ethanol extraction method, which could only extract 9,26 mg/g and 2,16 mg/g of xanthorrhizol and curcuminoid content with 8,92% of yield."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latifah Putri Anggraini
"Rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) mengandung senyawa kurkuminoid dan xantorizol yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Kedua senyawa tersebut dapat diekstraksi dengan pelarut Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) dengan metode UAE. Oksidasi yang terjadi secara alami ekstrak dapat mempengaruhi stabilitas ekstrak cair sehingga senyawa kurkuminoid dan xantorizol yang dapat mengalami degradasi. Penelitian ini menganalisis pengaruh penambahan BHA dan suhu penyimpanan terhadap stabilitas ekstrak cair NADES temulawak. Ekstrak NADES rimpang temulawak ditambahkan BHA hingga mengandung BHA sebanyak 30 ppm, 40 ppm, dan 50 ppm kemudian disimpan di tiga suhu penyimpanan berbeda, yaitu 30°C ± 2°C, 5°C ± 3°C, dan -20°C ± 5°C selama 54 hari. uji stabilitas yang dilakukan adalah uji stabilitas fisik (organoleptik dan homogenitas) dan uji stabilitas kimia (pH, penetapan kadar kurkuminoid dan xantorizol). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak yang ditambahkan BHA memiliki stabilitas yang lebih baik daripada ekstrak tanpa penambahan BHA. Ekstrak cair NADES rimpang temulawak yang mengandung 50 ppm dengan suhu penyimpanan -20°C ± 5°C menunjukkan kestabilan fisik dan kimia yang lebih baik daripada ekstrak cair NADES rimpang temulawak tanpa BHA. Berdasarkan hasil uji One-way ANOVA terdapat pengaruh yang signifikan dari BHA dan suhu terhadap kadar kurkuminoid dan xantorizol dengan nilai p < 0,05.

Javanese turmeric (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) contain curcuminoid and xanthorrhizol which have many benefit for health. Both compounds can be exctracted with Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) by UAE method. Oxidation which occur naturally in liquid extract can effect the stability of compounds so that curcuminoid and xanthorrhizol can undergo degradation.  This study analyzed the effect of adding BHA and storage temperature on stability of liquid extract of javanese turmeric. Liquid extracts are added with BHA with different concentration (30 ppm, 40 ppm, and 50 ppm) and stored at three different temperature (30°C ± 2°C, 5°C ± 3°C, dan -20°C ± 5°C) for 54 days. Stability test carried on this study include physical stability test (organoleptic and homogeneity) and chemical stability test (pH, determination of curcuminoid and xanthorrhizol). The result showed that the addition of BHA can improve the stability of liquid extract. Liquid extract with 50 ppm BHA with a storage temperature at -20°C ± 5°C showed better physical and chemical stability. Based on One-way ANOVA test, there is a significant influence of BHA and storage temperature on curcuminoids and xanthorrhizol with p value is p<0,05. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athaya Syaharani Putri Kusumowardhani
"Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) merupakantanaman obat Indonesia yang mengandung senyawa kurkuminoid dan xantorizol yang memiliki aktivitas biologis yang luas. Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) merupakan pelarut hijau alternatif yang memiliki dampak minimal untuk lingkungan karena sifatnya yang biodegradable.Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan menarik senyawa kurkuminoid dan xantorizol yang memiliki polaritas berbeda dengan pelarut NADES menggunakan metode ekstraksi berbasis utrasonik (UAE) yang dibandingkan dengan ekstraksi maserasi menggunakan pelarut etanol. Setelah dilakukan pengujian terhadap 3 kombinasi NADES, kombinasi NADES terpilih diekstraksi dengan 3 variabel bebas hingga dicapai kondisi optimum menggunakan rancangan Response Surface Methodology (RSM). Variabel bebas pada RSM yaitu penambahan air pada NADES (10, 20, 30%), waktu ekstraksi (10, 20, dan 30 menit), dan rasio pelarut terhadap serbuk (15, 20, 25 mL/g). Penetapan kadar kurkuminoid dan xantorizol dilakukan dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dengan fase gerak 0,07% asam format–asetonitril (45:55 v/v) lalu dideteksi pada panjang gelombang 425 nm untuk kurkuminoid dan 275 nm untuk xantorizol. Dari hasil analisis, kondisi ekstraksi optimal dihasilkan dari kombinasi NADES kolin klorida-gliserol (1:1) pada variasi 8 dengan kondisi penambahan air pada NADES sebanyak 10%, waktu ekstraksi 20 menit, dan rasio pelarut terhadap sampel 25 mL/g. Kondisi tersebut menghasilkan kadar kurkuminoid sebesar 7,32 mg/g dan kadar xantorizol sebesar 2,01 mg/g. Berdasarkan hasil penelitian, UAE-NADES lebih efektif dalam menarik senyawa kurkuminoid sebesar 7,32 mg/g dan maserasi-etanol lebih efektif dalam menarik senyawa xantorizol sebesar 12,61 mg/g. Kondisi optimum dipilih berdasar solusi RSM dengan kadar kurkuminoid sebesar 4,952 mg/g dan kadar xantorizol sebesar 0,694 mg/g.

Javanese turmeric contains curcuminoid and xanthorrhizol that have wide range of biological activities. Natural Deep Eutectic Solvents (NADES) is an alternative green solvent that has minimal impact on the environment due to its biodegradable nature. This study aimed to evaluate the ability to extract curcuminoids and xantorizol that have different polaritieswith NADES using Ultrasound-Asissted Extraction (UAE) compared to conventional maceration extraction using ethanol. After testing 3 NADES combinations, the selected NADES was extracted with 3 independent variables until the optimum conditions were achieved using the Response Surface Methodology (RSM) design.The independent variables used were the addition of water to NADES (10, 20, 30%), extraction time (10, 20, and 30 minutes), and the ratio of solvent to powder (15, 20, 25 mL/g). The levels of curcuminoids and xanthorrhizol were determined using High-Performance Liquid Chromatography (HPLC) with a mobile phase of 0.07% formic acid–acetonitrile (45:55v/v) then detected at a wavelength of 425 nm for curcuminoids and 275 nm for xanthorrhizol. From the analysis results, the optimal extraction conditions resulted from the combination of NADES choline chloride-glycerol (1:1) at run 8 with the conditions of adding 10% of water to NADES, 20 minutes extraction time, and solvent to sample ratio 25 mL/g. This condition resulted in curcuminoid levels of 7.32 mg/g and xantorizol levels of 2.01 mg/g. Based on the results of the study, UAE-NADES was more effective in attracting curcuminoid of 7.32 mg/g and maceration-ethanol was more effective in attracting xanthorizolof 12.61 mg/g. The optimum conditions were selected based on the RSM solution, with curcuminoid levels of 4.952 mg/g and xanthorizol levels of 0.694 mg/g."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Basmah Nadia
"Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) memiliki kandungan utama kurkuminoid dan xanthorrhizol yang dapat memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh. NADES merupakan green solvent yang banyak diuji coba untuk mengekstraksi senyawa pada temulawak. NADES diketahui dapat meningkatkan solubilitas dan bioavailabilitas senyawa tidak larut air seperti kurkumin. Penelitian ini bertujuan untuk mencari kombinasi pelarut terbaik, menetapkan kondisi optimum ekstraksi dengan NADES menggunakan Ultrasound-Assisted Extractionuntuk senyawa kurkuminoid total (CUR) dan xanthorrhizol (XNT) pada rimpang temulawak, dan membandingkan hasilnya dengan ekstraksi konvensionalmaserasi-etanol. Variabel yang digunakan untuk optimasiberupa persentase penambahan air pada NADES (%), waktu ekstraksi (menit), dan rasio serbuk dengan pelarut (S/L). Semua variabel dimodelkan dengan menggunakan Response Surface Methodology (RSM). Penetapan kadar dianalisis menggunakan KLT densitometri yang parameternya telah divalidasi, fase gerak diklorometana-kloroform (4:6), dan dideteksi pada panjang gelombang 425 nm (CUR) dan 224 nm (XNT). Dari hasil analisis ekstraksi, NADES terbaik yaitu kolin klorida dengan asam malat (ChCl-MA) dengan rasio 1:1. Ditemukan kondisi optimum dari hasil rekomendasi RSM, yaitu pada penambahan air 27,7%, waktu ekstraksi 17,5 menit, dan rasio serbuk pelarut 1:18,5 dengan hasil kadar 4,76 mg/g total CUR dan 12,98 mg/g XNT, sedangkan maserasi-etanol 96% menghasilkan kadar 1,88 mg/g total CUR dan 9,80 mg/g XNT. NADES-UAE lebih efektif menarik senyawa CUR dan XNT dibandingkan maserasi-etanol 96%. Data pada penelitian ini berguna untuk pengembangan metode ekstraksi hijau lebih lanjut untuk mengekstrak kurkuminoid dan xanthorrhizol menggunakan NADES.

The Javanese turmeric (Curcuma xanthorriza Roxb) contains curcuminoids (CUR) and xanthorrhizol (XNT) as a main compounds that can provide health benefits. NADES is one of the green solvent that has been tested for extracting temulawak. This study aims to obtain the optimum condition to extract total CUR and XNT from Curcuma xanthorriza Roxb. using organic acid-based NADES with Ultrasound-Assisted Extraction. The variables used were water addition (%), extraction time (min), and solid-to-liquid ratio (S/L). All variables were modelled by using Response Surface Methodology (RSM). Determination of marker content was analysed using TLC Densitometry that was validated, dichloromethane-chloroform (4:6) as mobile phase, was detected at a wavelength of 425 nm for total CUR and 224 nm for XNT. Three organic acid-based NADESs were screened to find one NADES combination that gives the highest content of CUR and XNT. It resulted in choline chloride and malic acid DES (ChCl-MA) at a 1:1 M ratio. The result showed the optimal extraction conditions with ChCl-MA (1:1) is 25% water addition, 15 minutes of extraction time, and a 1:20 S/L ratio. These conditions produce total CUR levels of 4.58 mg/g and XNT of 12.93 mg/g; the ethanol 96%-maceration produces 1.88 mg/g total CUR levels and 9.80 mg/g XNT. The most influential variable observed for the extraction was the solid-to-liquid ratio (S/L) and the addition of water (%) (p<0,05). Based on the result, NADES-UAE is more effective than ethanol maceration. The data reported herein are useful for further developments of green extraction methods to extract curcuminoids and xanthorrhizol.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Aryani
"Pelarut Natural Deep Eutectic Solvents (NADES) merupakan salah satu pelarut alternatif yang dapat menggantikan pelarut organik. NADES memiliki berbagai kelebihan baik untuk lingkungan maupun proses ekstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi optimum ekstraksi rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dengan berbagai kondisi ekstraksi menggunakan maserasi kinetik-NADES dan dibandingkan dengan ekstrak digesti-etanol 96%. Desain eksperimen menggunakan RSM Box-Behnken. Senyawa kurkuminoid dan xantorizol dianalisis menggunakan KLT Densitometri dengan fase gerak diklorometana-klorofom (4:6). NADES yang digunakan terdiri dari kolin klorida sebagai penerima ikatan hidrogen dan gula alkohol (gliserol, sorbitol, xylitol) sebagai donor ikatan hidrogen dengan rasio molar 1:1. NADES terbaik yang digunakan untuk optimasi adalah kolin klorida-gliserol dengan temperatur ekstraksi 50oC sebagai suhu ekstraksi terbaik. Kondisi optimum maserasi kinetik-NADES didapatkan pada konsentrasi penambahan air 10%, rasio serbuk pelarut 1:20 g/ml, dan kecepatan agitasi 600 rpm dengan kadar senyawa yang dihasilkan yaitu kurkuminoid 5,54  0,074 mg/g serbuk dan xantorizol 15,32  0,080 mg/g serbuk. Pada ekstraksi digesti-etanol didapatkan kurkuminoid 4,04  0,008 mg/g serbuk dan xantorizol 31,30  0,090 mg/g serbuk. Kadar kurkuminoid yang dihasilkan dari ekstraksi maserasi kinetik-NADES lebih baik dibandingkan dengan digesti-etanol, namun kadar xantorizol yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan dengan digesti-etanol.

Natural Deep Eutectic Solvents (NADES) is an alternative solvent that can replace organic solvents. NADES has various advantages for both environment and the extraction process. This study aimed to obtain the optimal extraction condition of Javanese turmeric (Curcuma xanthorrhiza) rhizomes with various extraction conditions using kinetic maceration-NADES and the result were compared with digestion-96%ethanol extraction. Experimental design was performed through RSM Box-Behnken. Curcuminoid and xanthorrhizol in Javanese turmeric extract were analyzed using TLC Densitometry with dichloromethane-chloroform (4:6) as mobile phase. The selected NADES compositions used choline chloride as hydrogen bond acceptors (HBA) and sugar alcohol (glycerol, sorbitol, and xylitol) as hydrogen bond donors (HBD) with 1:1 molar ratio. The optimal NADES used for optimization is choline chloride-glycerol with optimum extraction temperature of 50oC. The optimum extraction was achieved with 10% water content in NADES, solid to liquid ratio 1:20 g/ml, and agitation speed 600 rpm which obtain 5.54  0.074 mg/g powder curcuminoid and 15.32  0.080 mg/g powder xanthorrhizol. The digestion-ethanol method obtained 4.04  0.008 mg/g powder curcuminoid and 31.30  0.090 mg/g powder xanthorrhizol. Kinetic maceration-NADES extraction produced higher curcuminoid levels than digestion-ethanol method, but it produced lower xanthrorrhizol levels than digestion-ethanol."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>