Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138032 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febriyanti Alya Rahman
"Tulisan ini membahas tentang karya Ding Ling yang berjudul Ketika Aku di Desa Xia (1941). Cerpen ini mengangkat kisah tentang tokoh “Aku” yang ditugaskan oleh partai untuk istirahat memulihkan kesehatan di sebuah desa, bernama Desa Xia. Di sanalah ia mendapati bahwa desa yang didatanginya ternyata menyimpan persoalan tentang seorang gadis muda bernama Zhenzhen. Niat semula untuk beristirahat kemudian menjadi diisi dengan keinginan mencari tahu tentang Zhenzhen. Zhenzhen ditugaskan oleh partai untuk memata-matai tentara Jepang. Seperti apa tugasnya, tanggapan penduduk desa kepada Zhenzhen dan bagaimana penyelesaian atas persoalan yang dihadapi, dihadirkan semua oleh tokoh “Aku” yang menjadikan tokoh Zhenzhen dan persoalannya sebagai pokok narasi. Kajian-kajian terdahulu pada umumnya membahas tokoh Zhenzhen sebagai kajian, sementara penelitian ini akan mengungkap peran tokoh “Aku” yang bertindak sebagai narator, dalam mengangkat permasalahan Zhenzhen. Hasil penelitian menyatakan bahwa tokoh “Aku” adalah tokoh yang berperan penting dalam mengungkap permasalahan Zhenzhen, menghadirkan pendapat orang desa terhadap tokoh Zhenzhen, dan menghadirkan penyelesaian masalah dalam cerpen.

This paper examines Ding Ling’s works entitled “When I Was in Xia Village” (1941). This short story tells the story of “I” character who is assigned by the party to rest and recovering health in a village called Xia Village. There she found out that the village she visited had a problem about a young girl named Zhenzhen. Her first intention to rest later became filled with the desire to find out about Zhenzhen. Zhenzhen was assigned by the party to spy on the Japanese army. What her duties are, the response of the villagers to Zhenzhen and how the ending of the story’s problem, all of those are presented by the "I" character who makes Zhenzhen's character and the problem as the main narrative. Previous studies generally discussed the character of Zhenzhen as a study, while this study will reveal the role of the "I" character who acts as the narrator in raising the issue of Zhenzhen. The study shows that "I" is a character who plays an important role in revealing Zhenzhen's problems, projecting the villagers comments about Zhenzhen's character, and presenting the solution to the story’s problem to the readers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anchika Ladeza Aulia
"Li Hitam dan Li Putih (黑白李: Hēibái Lǐ) merupakan salah satu cerita pendek karya Lao She yang ditulis pada tahun 1933. Cerita pendek ini diceritakan melalui sudut pandang tokoh ?aku? yang tidak diketahui namanya. Sudut pandang dalam cerpen karya Lao She ini menjadi menarik untuk dibahas karena meskipun keseluruhan cerita ini menceritakan tentang Li Hitam dan Li Putih sebagai tokoh utamanya, akan tetapi tokoh "aku" lah yang memegang peranan penting dalam cerita. Makalah ini membahas sudut pandang tokoh "aku" dalam cerpen Li Hitam dan Li Putih. Selain itu makalah ini juga mengkaji peran dan fungsi tokoh "aku" dalam pengembangan cerita tersebut.

Black Li and White Li (黑白李: Hēibái Lǐ) is a short story written by Lao She, a Chinese author, in 1933. This story is narrated from a first-person point of view which is anonymous and always referred to as "I". Lao She's use of point of view in this story becomes significant to discuss because even though the plot mainly revolves around the two main characters, Black Li and White Li, the first-person narrator is actually the most crucial character since everything is narrated from his perspective. This paper examines the point of view of the "I" character in "Black Li and White Li". This paper also discusses the significance of the first-person narrator in the development of the story."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Amalia Rachmawati
"Cerpen Ciuman Pertama (初吻) karya Zhang Xianliang adalah cerpen yang mengisahkan berpindahnya tokoh “aku” ke kota baru, yang membuatnya berkenalan dengan seorang gadis, dan menjadi teman hanya dalam waktu yang singkat. Beberapa penelitian terdahulu mengkaji Ciuman Pertama melalui gambaran kecantikan tokoh “gadis”, kekuatan narasi dalam cerpen maupun aspek “Oedipus kompleks” tokoh “Aku”. Penelitian ini mengungkap bahwa sudut pandang tokoh “Aku” serta latar tempat, waktu dan peristiwa sebagai aspek penting dalam mengungkap persoalan yang diangkat dalam cerpen. Dengan demikian, penelitian dilakukan dengan pendekatan intrinsik melaluiunsur yang ada dalam karya sastra. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu walaupun judul cerpen adalah Ciuman Pertama, namun narasi yang muncul dari sudut pandang tokoh “Aku” membuat pembaca menemukan sisi lain bahwa kondisi politik dan Perang Saudara di Cina pada 1945-1949 yang secara tak langsung telah membuat pertemanan tokoh “Aku” dan tokoh “Gadis” nantinya tidak dapat berlangsung lama karena mere harus berpisah tempat tinggal.

Short Story First Kiss (初吻) by Zhang Xianliang is a story of the character "I" that move to a new city, where he meets a young girl and becomes friends with her for a brief period. Some previous studies have analyzed the "First Kiss" through the depiction of the girl's beauty, the narrative power in the story, and the "Oedipus complex" aspect of the protagonist. These studies reveal that the perspective of the protagonist and the background of the setting, time, and events are crucial aspects in unraveling the issues raised in the story. Thus, this research is conducted with an intrinsic approach by examining the elements present in the literary work. The conclusion of this study is that despite the title being "First Kiss," the narrative from the protagonist's perspective allows readers to discover another aspect: the political situation and the Chinese Civil War during 1945-1949, which indirectly led to the short-lived friendship between the protagonist and the girl, as they had to be separated."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmine Pramitha Ramadhanty
"Banyaknya kasus penganiayaan anak yang terkuak dewasa ini di Korea Selatan membuat permasalahan seputar anak pun menangkap perhatian masyarakat. Karya sastra sebagai hasil budaya manusia dapat membantu dalam memandang problematika sosial yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati penggambaran penelantaran anak dalam cerita pendek Balance Game (2021). Penelitian ini mengkaji penelantaran anak yang digambarkan melalui tokoh Yun dan Geonhee dengan metode kualitatif deskriptif melalui studi pustaka dalam pelaksanaan penelitian. Dalam Balance Game, penelantaran emosional menjadi bentuk penelantaran yang paling dominan. Perilaku penelantaran oleh tokoh Yun dapat disimpulkan merupakan akibat dari beberapa faktor, yakni kondisi sosioekonomi dan kondisi personal individu dalam keluarga. Ketiadaan perhatian dari lingkungan sekitar juga memperkecil kesempatan untuk memperbaiki keadaan. Namun, melihat dari perkembangan kebijakan terhadap anak yang terjadi dewasa ini, kesadaran masyarakat telah membuka peluang untuk mengkaji berbagai permasalahan terhadap anak secara serius. Dengan demikian, kesadaran merupakan pemicu kemajuan dalam penanganan masalah dan representasi dapat menjadi penting untuk membangun kesadaran atas permasalahan-permasalahan yang ada dalam masyarakat.

Child maltreatment cases that has been brought to light recently in South Korea caught public's attention by storm. Literature as a result of human cultural process could help in understanding current existing problems in society. This research intends to observe how child neglect is depicted in the short story Balance Game (2021). This research studies child neglect represented through the character Yun with qualitative descriptive analysis methode and literature study approach in the process. In Balance Game, emotional neglect became the most prevalent type of neglect. Yun's neglect could be perceived as a result of several factors that is socioeconomic status and condition of each individuals in the family. The lack of care shown by the family's surroundings also reduced the chance to improve the situation at hand. However, if observed through the current child policy developments, public awareness has opened the opportunity to study social issues affecting children in a more serious manner. Thus, awareness is a key trigger in solving problems and representation could have an important role to build awareness on current existing social issues."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Carlo Alfred Karuwal
"Cerpen Anak Besi merupakan salah satu cerpen yang terdapat di dalam kumpulan cerpen berjudul The Sin (2002) karya Mo Yan. Cerpen Anak Besi menceritakan tentang tokoh Gou Sheng yang mengalami kehidupan masa kecil di Komune Rakyat dan kemudian bertemu dengan tokoh “Anak Besi”. Penelitian ini menekankan pentingnya unsur intrinsik cerita, terutama pada tokoh dan latar untuk mengungkap kondisi sosial ketika masa Lompatan Jauh ke Depan pada tahun 1958-1962. Tokoh Gou Sheng merupakan tokoh kunci untuk mengungkap berbagai hal yang digambarkan melalui cerpen. Ia tidak hanya menjadi representasi kehidupan anak-anak, namun sekaligus mengungkap kondisi sosial yang terekam dalam cerpen berkaitan dengan kehidupan pada masa Lompatan Jauh ke Depan. Cerpen Anak Besi menggambarkan dampak psikologis dan fisik dari kebijakan pemerintah terhadap keluarga dan masyarakat. Cerpen ini juga membuktikan ketajaman Mo Yan sebagai pengarang dalam melihat kondisi sosial di Cina ketika masa Lompatan Jauh ke Depan khususnya lewat sudut pandang kehidupan yang dijalani anak kecil bernama Gou Sheng. Penelitian ini tidak hanya memperkaya pemahaman tentang sejarah Cina, tetapi juga memperluas potensi studi sastra sebagai sumber alternatif dalam penelitian sejarah.

The short story Iron Child is one of the short stories in Mo Yan's The Sin (2002). The short story Iron Child tells about the character Gou Sheng who experiences childhood life in the People's Commune and then meets the character "Iron Child". This study emphasizes the importance of the intrinsic elements of the story, especially the characters and setting, to reveal the social conditions during the Great Leap Forward period of 1958-1962. The character of Gou Sheng is a key character to reveal various things depicted through the short story. He not only represents the life of children, but also reveals the social conditions recorded in the short story related to life during the Great Leap Forward. Anak Besi depicts the psychological and physical impact of government policies on families and communities. This short story also proves Mo Yan's sharpness as an author in seeing the social conditions in China during the Great Leap Forward, especially through the perspective of the life lived by a child named Gou Sheng. This research not only enriches the understanding of Chinese history, but also expands the potential of literary studies as an alternative source in historical research."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian bertujuan untuk mengungkap nialai-nilai budaya dalam kehidupan masyarakat Minagkabau dalam cerpen Si Padang karya Harris Effendi Thahar dan cerpen robohnya Surau kami karya A.A. Navis dengan pendekatan kebahasaan. Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif. data penelitian ini adalaha fenomena kehidupan imajinaf dalam kedua cerpen tersebut...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Kristina Wulandari
"Sejarah kesusastraan Cina telah rnencatat kumpulan cerita pendek pertama Lu Xun yang berjudul Teriakan (sebagai satu momentum penting bagi munculnya kesusastraan Cina modern. Lu Xun memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi kesusastraan Cina modern karena Teriakan telah menggunakan bahasa sehari-hari yang menggantikan bahasa klasik. Selain itu pula, Lu Xun melakukan pembaharuan dengan mengangkat tema-tema tentang realitas sosial masyarakat yang sangat berbeda dati tematema kesusastraan Cina tradisional. Tiga karya yang menjadi obyek penelitian adalah Catatan Harlan Orang Gila, Kong Yiji, dan Obat, sedangkan pendekatan yang digunakan untuk menganalisis ketiga karya tersebut adalah pendekatan strukturalis Todorov.
Masalah pokok yang diangkat adalah bagaimana ketiga cerita yang menjadi obyek penelitian menampilkan perbedaan dunia sebagai makna dari masing-masing cerita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing cerita menampilkan dunia yang berbeda dengan berbagai cara penyajian yang bervariatif. Dunia yang ditampilkan dalam Catalan Harlan Oran Gila dunia seorang manusia yang divonis rnenderita gangguan kejiwaan yang tidak berdaya menyesualsan dininya dengan lingkungan sosial di mina is betada. Sedangkan dunia yang ditampilkan dalam Kong Yrji adalah dunia seorang manusia yang terasing karena sosok dan pemikirannya yang tidak sejalan dengan zamannya. Pada cerita Obat dunia yang ingin ditampilkan adalah dunia di mana para tokoh utamanya tidak berdaya untuk keluar dari belenggu kanibalisme.
Perbedaan dunia yang disajikan oleh ketiga cerita mengandung makna yang sangat universal Karakteristik tokoh cerita tidak hanya rnenggambarkan karakteristik masyarakat Cina namun juga tidak dapat diabaikan bahwa karakteristik semacam itu adalah karakteristik sebagian besar manusia di seluruh dunia. Begitu pula halnya dengan rangkaian peristiwa yang ditampilkan Peristiwa saling memangsa antar manusia, hllangnya kepedulian dan sating mencintai antar manusia tidak hanya terjadi dalam lingkup masyarakat Cina, melainkan juga terjadi dalam lingkup universal kehidupan manusia.

The history of Chinese literature noted that Lu Xun's first short story compilation, Call To Arms or could also be translated Cry Out indicate a significant momentum for the birth of Chinese modern literature because it used Chinese vernacular rather than literary Chinese and also reformed the themes of Chinese literature by using the non mainstream of social reality. This research used structuralism approach of Todorov based on his three short stories, The Diary ofA Madman, Kong Yi Ji and Medicine.
The topic explain how his works revealed the difference of world's meaning from each story and how each story figure the difference of world with various style of writing. The Diary ofA Madman, describe a man who judge by people surround him as a man who suffering schizophrenia and he can not himself in social environment. Kong Yi Ji, describe a man who was alienated by people surround him because his ideas and figures did not in line with the era. Medicine, describe a man who can not escape from the repression of cannibalism because his power lack mess.
The worlds in those stories have universal meaning. The characters of main actor not only describe the Chinese's unique character but also represent general human character in world. More over, the narrations of events such as cannibalism, lack of love and careness among people in context of human life also describe the general human character.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T17619
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007
808.83 AKU
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Kristianto
"Artikel hasil penelitian ini berisi pembahasan tentang eksistensialisme tokoh utama dalam cerita pendek Di Joyoboyo Penyair Berteman Sunyi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural terutama tentang tokoh utama dalam fiksi. Sementara perilaku tokoh utama di baca dengan sudut pandang filsafat eksistensialisme Jean Paul Sarte. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kajian pustaka. Hasil penelitian adalah eksistensialisme tokoh utama dapat dirasakan pada kecemasan tokoh utama. Kecemasan yang dirasakan oleh tokoh utama meliputi kecemasan karena kondisi ekonomi, kecemasan hasrat, hingga kecemasan pada dirinya sendiri. Kecemasan bermula karena pilihan tokoh penyair untuk memilih profesi penyair. Eksistensialisme juga terlihat saat tokoh utama mengalami bunuh diri filosofis dan kematian fisik."
Serang: Kantor Bahasa Banten, 2018
400 BEBASAN 5:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Balqis Salsabila Damanta
"Meskipun sebuah negara kecil, Belanda memiliki daerah pedesaan yang hingga abad 20 masih tetap bercirikan sebagai kawasan yang kaya akan berbagai macam jenis pertanian dan adat istiadat lokal. Daerah pedesaan di Belanda tergolong unik. Setiap desa memiliki beraneka ragam keindahan alam serta falsafah hidup penduduknya yang berbeda-beda. Ada sebuah karya sastra berupa cerita pendek yang mengangkat kisah tentang sosok orang desa di Belanda. Cerpen tersebut berjudul Oogst karya Jacqueline Servais yang terbit pada tahun 2013. Permasalahan dalam penelitian ini adalah representasi sosok orang desa di Belanda dalam cerpen Oogst. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan representasi sosok orang desa di Belanda dalam cerpen Oogst. Penelitian ini menggunakan teori sosiologi sastra yang digagas oleh Sapardi Djoko Damono. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosok orang desa di Belanda dalam cerpen Oogst digambarkan naif dan menganggap alam sebagai bagian dari kehidupan, hidup dalam lingkungan yang sunyi dan asri, mendukung pendidikan, bekerja dengan giat, serta menjunjung tinggi nilai kejujuran dan ketulusan. Dari kelima representasi tersebut, terdapat representasi yang sesuai dan tidak sesuai dengan kenyataannya. Berdasarkan analisis makna simbol, simbol gandum dan bunga poppy menandakan bahwa alam mengajarkan kebaikan dan keburukan yang selalu hidup berdampingan. Simbol rambut pirang yang dimiliki gadis desa dan bayi perempuannya menandakan kebodohan. Simbol kejahatan tercermin dari representasi sosok pemuda asal Mediterania.

Despite being a small country, the Netherlands has a rural area which until the 20th century was still characterized as an area that has rich in various types of agriculture and local customs. The village in the Netherlands is unique. Each village has a variety of nature beauties and different philosophies of life for its inhabitants. There is a literary work in the form of a short story that tells the story of the figures of villagers in the Netherlands. The short story is entitled Oogst by Jacqueline Servais which was published in 2013. The problem of this research is representation of the figures of villagers in the Netherlands in Oogst's short story. The purpose of this research is to explain the representation of the figures of villagers in the Netherlands in Oogst's short story. This study using the sociology of literature theory proposed by Sapardi Djoko Damono. The results showed that the figures of villagers in the Netherlands in Oogst's short story is depicted as naïve and considers nature as part of life, lives in a quiet and beautiful environment, supporting education, working hard, and upholding the values of honesty and sincerity. From the five representations, there are representations that are appropriate and not appropriate with the reality. Based on the analysis of the meaning of symbols, the symbols of wheat and poppies indicate that nature teaches good and bad always coexist. The symbol of blonde hair indicates that the village girl and her baby girl have a sign of ignorance. The symbol of crime is reflected in the representation of a young man from the Mediterranean."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>