Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117196 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Neng Intan
"Peningkatan gula darah pada pasien COVID-19 menyebabkan terganggunya fungsi metabolik, tingkat keparahan penyakit serta komplikasi pada pasien. Peningkatan gula darah pada pasien COVID-19 dapat dicegah melalui langkah yang tepat dalam mengontrol glikemik dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengenali faktor yang berhubungan dengan peningkatan gula darah pada pasien COVID-19 tanpa riwayat Diabetes Melitus (DM). Metode penelitan adalah deskriptif dengan desain analitik retrospektif, melibatkan 45 responden, analisa data menggunakan rank spearman, chi square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan, mayoritas responden berumur 46-65 tahun, berjenis kelamin perempuan, memiliki stres dan aktivitas ringan. Secara klinis memiliki keparahan COVID-19 derajat sedang serta tidak memiliki komorbid. Sebagian besar responden memiliki pola diet yang tidak tepat, tidak mempunyai riwayat keluarga dengan DM, dan tidak mempunyai riwayat pengobatan yang dapat meningkatkan gula darah. Terdapat hubungan yang signifikan antara stres (p 0,003), aktivitas (p 0,017), derajat keparahan (p 0,016), komorbid (p 0,037), dan riwayat keluarga (p 0,007) dengan peningkatan gula darah pada pasien COVID-19 tanpa riwayat DM, dimana aktivitas merupakan faktor yang paling dominan (p 0.020:OR 8,465). Perlunya dilakukan intervensi keperawatan mandiri dalam meningkatkan asuhan keperawatan pada pasien COVID-19. Deteksi dini dengan tepat, manajemen stres dan aktivitas yang rutin diharapkan dapat menurunkan risiko disregulasi glukosa dan menstabilkan kadar glikemik untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

ncreased blood sugar in COVID-19 patients causes disruption of metabolic function, disease severity and complications in patients. Elevated c in COVID-19 patients can be prevented through proper steps in controlling glycemic well. This study aims to identify factors associated with increased blood sugar in COVID-19 patients without a history of Diabetes Mellitus (DM). The research method is descriptive with retrospective analytic design, involving 45 respondents, data analysis using Spearman rank, chi square and logistic regression. The results showed that the majority of respondents were 46-65 years old, female, had stress and had light activities. Clinically, he has moderate severity of COVID-19 and has no comorbidities. Most of the respondents have inappropriate diet patterns, do not have a family history of DM, and do not have a history of medication that can increase blood sugar. There was a significant relationship between stress (p 0.003), activity (p 0.017), severity (p 0.016), comorbidities (p 0.037), and family history (p 0.007) with elevated blood sugar in COVID-19 patients without a history of DM, where activity is the most dominant factor (p 0.020:OR 8.465). The need for independent nursing interventions in improving nursing care for COVID-19 patients. Appropriate early detection, stress management and routine activities are expected to reduce the risk of glucose dysregulation and stabilize glycemic levels to prevent further complications.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shania Octaviani Salim
"Latar Belakang: Keterbatasan obat antidiabetes menjadi salah satu rintangan dalam upaya mengatasi masalah diabetes di Indonesia. Kekayaan tumbuhan medikasi Indonesia dapat menjadi solusi dalam mengatasi masalah tersebut, termasuk pengembangan Tithonia diversifoliasebagai antidiabetes.
Tujuan: Mengetahui efek ekstrak daun Paitan Tithonia diversifolia terhadap kadar glukosa darah dan perubahan histologis pankreas pada tikus Sprague dawleyyang diinduksi aloksan.
Metode: Sebanyak 24 tikus Sprague dawley, yang bergula darah normal, dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok normal tanpa perlakuan, kelompok kontrol positif yang diberikan Metformin, kelompok kontrol negatif yang diberikan aquades, serta tiga kelompok perlakuan lainnya yang diberikan ekstrak daun Paitan Tithonia diversifolia dengan dosis 200mg/kgBB, 400mg/kgBB, 600mg/kgBB. Aloksan dengan dosis 120mg/kgBB disuntikan secara intraperitoneal kepada semua tikus kecuali kelompok normal. Setelah 4 hari, kadar gula darah puasa GDP tikus diperiksa. Tikus dengan kadar GDP >200mg/dL akan diberikan perlakuan sesuai dengan kelompoknya selama 16 hari. Pemeriksaan kadar GDP dilaksanakan pada hari ke 4, 8, 12, dan 16. Selanjutnya, pankreas tikus akan diambil untuk pemeriksaan histologi secara kualitatif dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin. Data kadar GDP yang diperoleh dianalisis dengan one way ANOVA.
Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun paitan Tithonia diversifolia dapat menurunkan kadar GDP dari tikus yang diabetes. Dosis yang paling efektif dalam menurunkan kadar GDP tikus adalah 200mg/kgBB. Sedangkan, ekstrak daun paitan Tithonia diversifolia dengan dosis 600mg/kgBB mampu memperbaiki struktur histologi pankreas dari tikus.
Kesimpulan: Ekstrak daun paitan Tithonia diversifolia mampu menurunkan kadar GDP tikus dan memperbaiki struktur histologi pankreas pada tikus.

Background: The limitation of antidiabetic medication is one of the obstacles to overcome diabetes problem in Indonesia. The wealth of Indonesian medical plants can be a solution to solve that problem, including the development of Tithonia diversifolia as an antidiabetic agent.
Objective: Determining the effect of Paitan Tithonia diversifolia leaf extract on blood glucose levels and histological changes in alloxan induced Sprague dawley rats pancreas.
Methods: There were 24 Sprague dawley rats, with normal blood glucose levels, divided into 6 groups, namely normal group without any intervention, positive control group was treated with Metformin, negative control group was treated with aquades, and other three groups were treated with Paitan extract at dose of 200mg/kgBB, 400mg/kgBB, 600mg/kgBB. Alloxan with a dose 120mg/kgBB injected via intraperiotenal to all rats, except the normal group. After 4 days, the rats blood glucose level were checked. Rats with fasting blood glucose FBG level>200mg/dL treated according to their groups for 16 days. FBG checked on day 4, 8, 12, and 16. Then, pancreas of the rats will be taken for qualitative histological examination with Hematoxilin Eosin staining. The FBG level were analyzed with one way ANOVA test.
Results: This research showed Paitan Tithonia diversifolia leaf extract could decrease FBG level of diabetic rats. The most effective dose to reduce rats FBG level was 200mg/kgBB. Extract of paitan (ithonia diversifolia leaf at 600mg/kgBB was able to improve histological structure of rats pancreas.
Conclusion: Extract of paitan Tithonia diversifolia leaf was able to decrease diabetic rats FBG level and improve the histological structure of rats pancreas.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Widiyanto
"ABSTRAK
Upaya menekan kadar glukosa darah post prandial dapat dilakukan melalui penghambatan aktivitas enzim alfa-glukosidase. Lamun merupakan tanaman laut yang memiliki aktivitas sebagai penghambat enzim alfa-glukosidase. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas penghambatan alfa-glukosidase dari ekstrak etanol Enhalus acoroides, mengevaluasi mikrosfer ekstrak etanol Enhalus acoroides, dan menguji penurunan kadar glukosa darah pada tikus Sprague Dawley dari mikrosfer yang diperoleh. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 80 . Mikroenkapsulasi ekstrak etanol Enhalus acoroides dibuat dengan metode semprot kering menggunakan polimer Eudragit L100-55. Mikrosfer yang terbentuk kemudian dievaluasi. Uji in vivo menggunakan metode toleransi glukosa oral dilakukan terhadap tikus galur Sprague Dawley normal. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol Enhalus acoroides mampu menghambat aktivitas enzim alfa-glukosidase IC50 168,25 ug/mL paling baik diantara lamun Thalassia hemprichii IC50 423,33 ug/mL , Cymodocea rotundata 430,56 ug/mL , dan pembanding akarbose 197,27 ug/mL . Mikrosfer ekstrak etanol Enhalus acoroides memiliki diameter partikel rata-rata 2,103 um, kadar air 4,84 0,096 , kadar kuersetin 0,011 0,001 b/b, uji perolehan kembali 81,41 3,39 , dan jumlah kuersetin terdisolusi sebesar pada medium HCl pH 1,23,899 0,545 dan 94,14 3,89 pada medium fosfat pH 6,8. Nilai IC50 mikrosfer pada penghambatan enzim alfa-glukosidase sebesar 169,46 ug/mL. Mikrosfer ekstrak etanol Enhalus acoroides mampu menurunkan glukosa darah tikus. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa ekstrak etanol Enhalus acoroides memiliki aktivitas penghambatan terhadap enzim alfa-glukosidase dan mikrosfer yang diperoleh mampu melindungi ekstrak pada pH asam, memiliki aktivitas penghambatan terhadap enzim alfa-glukosidase, dan juga menurunkan kadar glukosa darah tikus pada menit ke 30.

ABSTRACT
Post prandial blood glucose levels can be suppressed by inhibiting the activity ofalpha glucosidase enzyme. Seagrasses are marine plants that act as an alpha glucosidase inhibitor. This study was aimed to evaluate the inhibitory activity of alpha glucosidase in Enhalus acoroides ethanol extract, evaluate the microspheres of Enhalus acoroides ethanol extract, and efficacy in vivo test in Sprague Dawley rats. The extraction was conducted by maceration method using 80 ethanol solvent. The microencapsulation of Enhalus acoroides ethanol extract was prepared by spray drying method using Eudragit L100 55. Efficacy in vivo test using oral glucose tolerance method was applied to the normal rats. The results showed that the best alpha glucosidase inhibitor was Enhalus acoroides ethanol extract IC50 168.25 ug mL compared to Thalassia hemprichii 423.33 ug mL , Cymodocea rotundata 430.56 ug mL , and acarbose 197.27 ug mL . Microspheres from Enhalus acoroides ethanol extract have average particle size 2.103 um, water content 4.84 0.096 , quercetin content 0.011 0.001 b b , recovery factor 81.41 3.39 , total dissolved quercetin 3.899 0.545 in HCl medium pH 1.2 and 94.14 3.89 in phosphate medium pH 6.8 and alpha glucosidase inhibitory activity IC50 169.46 ug mL. Efficacy in vivo test showed that microspheres were able to decrease blood glucose levels in rat. From this study, it can be conclude that the ethanol extract of Enhalus acoroides has inhibitory activity against the alpha glucosidase enzyme and the microspheres obtained are able to protect the extract at acidic pH, have inhibitory activity against alpha glucosidase enzyme and able to decrease rat rsquo s blood glucose in the 30th minute."
2018
T51476
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Trixie Hardigaloeh
"Latar Belakang: Diabetes melitus masih menyebabkan tingginya angka morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Capaian kontrol glikemik masih merupakan masalah di Indonesia. Perilaku kesehatan pada DM tipe 2 yang tercermin dalam rutinitas aktivitas perawatan diri memegang peranan penting dalam keberhasilan terapi.
Tujuan: 1) Mengetahui rerata aktivitas perawatan diri pasien DM tipe 2 yang menjalani edukasi dan 2) Mengetahui gambaran faktor ancaman, manfaat, hambatan dan efikasi diri pasien DM tipe 2 yang menjalani edukasi dalam melakukan aktivitas fisik dan olahraga serta pemantauan gula darah mandiri (PGDM)
Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang menggunakan pendekatan data mixed methods desain sekuensial eksplanatori. Penelitian kualitatif dilakukan dengan design fenomenologi, pengambilan data wawancara semi terstruktur dengan panduan health belief model. Analisis dilakukan dengan menggunakan thematic analysis.
Hasil: Olahraga dan PGDM (n=71) memiliki nilai median SDSCA paling rendah yaitu 1 dan 3.5 hari. Sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi (73.2%), tingkat distress emosi sedang-tinggi (61%) serta HbA1c > 7% (75%). Wawancara olahraga (n=21) memberikan tema keyakinan tidak melakukan aktivitas fisik dan olahraga dapat memengaruhi kesehatan, aktivitas fisik dan olahraga memberikan manfaat pada kemampuan fisik, psikologis dan penampilan, hambatan dan stimulus dalam melakukan aktivitas fisik dan olahraga serta efikasi diri yang dapat memengaruhi rutinitas olahraga. Sedangkan wawancara PGDM (n=4) memberikan tema tidak melakukan PGDM akan memengaruhi kesehatan, PGDM memberikan manfaat bagi kesehatan dan kemudahan pengobatan, hambatan dan stimulus pasien dalam melakukan PGDM serta efikasi diri memengaruhi rutinitas PGDM.
Kesimpulan: Diperoleh gambaran keyakinan ancaman, manfaat, hambatan, stimulus serta efikasi diri dalam melakukan aktifitas fisik dan olahraga serta PGDM yang merupakan komponen aktifitas perawatan diri dengan nilai median hari yang paling rendah.

Introduction: Diabetes mellitus still cause high morbidity and mortality in the world. Glycemic control is still a challenge in Indonesia. Health behaviour in type 2 DM reflected by self-care activites play an important role in successful therapy.
Aim: 1) Knowing the value of self-care activities in type 2 DM patient undergoing education. 2) Knowing about the perceived threat, benefits, barriers and self-efficacy in type 2 DM patients undergoing education in performing exercise and self monitoring blood glucose.
Method: This is a cross sectional study using mixed methods explanatory sequential design approach. The qualitative phase of this study was a phenomenological study design and used semi-structured interview based on health belief model. Analysis was done by thematic analysis.
Result: The first phase in this study involved 71 respondents. Self monitoring blood glucose (SMBG) and exercise had the lowest median SDSCA scores being 1 and 3.5 days, respectively. Most of them had a high level of knowledge (73.2%) with moderate to high levels of diabetes distress in 61% patients. There were 75% of patients with HbA1c levels > 7%. Qualitative research on exercise involved 21 respondents while SMBG involved 4 respondents. Five themes in exercise, namely not doing exercise can affect health, exercise provide benefits on physical, psychological and appearance, patient barriers and stimulus factors in performing exercise and self-efficacy can affect exercise. While five themes in SMBG include not doing SMBG can affect health, SMBG provides health benefits and ease of treatment, barriers, and stimulus factors for patients in doing SMBG and self-efficacy can affect SMBG.
Conclusion: We obtained a descriptive data on perceived threats, benefits, barriers, cues on action and self-efficacy in doing physical activity and exercise among diabetic patients, alongside SMBG activity which is a component of self-care with the lowest median number of days.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Mahavira
"Latar belakang: Hubungan antara kadar gula darah yang tinggi dan thrombolysisin myocardial infarction TIMI flow pra/pascaprosedur angioplasti primerterhadap mortalitas 1 tahun belum banyak dieksplorasi.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan kadar gula darahsaat admisi dan TIMI flow pra/pascaprosedur terhadap mortalitas 1 tahun pasieninfark miokard akut disertai elevasi segmen ST IMA-EST yang menjalaniintervensi koroner perkutan primer IKPP .Metode: 856 pasien IMA-EST yang dilakukan IKPP pada Januari 2014 hinggaJuli 2016 dianalisis secara retrospektif. Cut-off yang digunakan untuk kadar guladarah tinggi pada studi ini adalah ge;169 mg/dL. Kesintasan 1 tahun dinilai denganmetode Kaplan-Meier.Hasil: Pasien dengan kadar gula darah ge;169 mg/L N=307 mempunyai proporsiTIMI flow akhir 0 ndash; 1 yang lebih tinggi [3.3 vs. 0.5 ; adjusted odds ratio OR = 5.58, 95 confidence interval CI 1.30 ndash;23.9; p=0.02] dan mortalitas 1 tahun lebih tinggi [16.3 vs. 6 ; adjusted hazard ratio HR = 1.9, 95 CI1.12 ndash;3.23, p=0.017] dibanding pasien dengan kadar gula darah rendah N=549 .TIMI flow akhir 0 ndash; 1 merupakan prediktor independen mortalitas 1 tahun HR= 7.0, 95 CI 3.23 ndash;15.15;

Background The association of high blood glucose level and Thrombolysis InMyocardial Infarction TIMI flow before after primary angioplasty with 1 yearmortality has not much been explored.Objective This study sought to determine the association of blood glucose level BGL on admission and pre post procedural TIMI flow with 1 year mortality inpatients with ST segment elevation myocardial infarction STEMI undergoingprimary percutaneous coronary intervention PCI .Methods 856 patients with STEMI and treated with primary PCI betweenJanuary 2014 and July 2016 were retrospectively analyzed. The cut off used for ahigh BGL in this study was ge 169 mg dL. Survival at 1 year was assessed byKaplan Meier method.Results Patients with BGL ge 169 mg dL N 307 had higher proportion of finalTIMI flow 0 1 3.3 vs. 0.5 adjusted odds ratio OR 5.58, 95 confidenceinterval CI 1.30 to 23.9 p 0.02 and higher 1 year mortality 16.3 vs. 6 adjusted hazard ratio HR 1.9, 95 CI 1.12 to 3.23, p 0.017 compared withlower BGL patients N 549 . Final TIMI flow 0 1 was an independent predictorof 1 year mortality HR 7.0, 95 CI 3.23 to 15.15 p"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zaenal Arifin
"ABSTRAK
Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme akibat adanya defisiensi insulin atau resistensi insulin sehingga menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah dan glukosuria. Toleransi glukosa dan sensitivitas insulin dapat berkaitan dengan gangguan tidur. Hiperglikemia yang berlangsung lama dapat menyebabkan terjadinya gangguan fungsi ginjal, mata, saraf, kardiovaskuler dan kerusakan pembuluh darah perifer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Umum Propinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelatif dengan desain cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 96 orang. Hasil analisis dengan korelasi Pearson menunjukkan adanya hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pasien DM tipe 2 (r=0.277, p=0.006), hubungan berpola positif. Aktivitas fisik berkontribusi terhadap hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah. Berdasarkan hasil penelitian ini perawat sebaiknya memperhatikan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pasien DM.

ABSTRACT
Diabetes mellitus was a metabolic disorder related to insulin deficiency or insulin resistance, and it can raised blood glucose concentration and glycosuria. Glucose intolerance and insulin sensitivity related to sleep disturbance. Chronic hyperglycemia was associated with kidney, eyes, nerve, cardiovaskluer failure and peripheral vascular disease. The aim of this Study was to determine association between sleep quality and blood glucose. objectives to determine the associated of sleep quality and blood glucose in Type 2 Diabetes Patients in General Hospital Province of West Nusa Tenggara. It was cross-sectional study with 96 sample. Pearson Correlation showed that sleep quality was related to blood glucose of type 2 Diabetes patients (r=0277, p=0.006). Physical activity have contribution to the association of sleep quality and blood glucose level in type 2 Diabetes. Based on this result, nurse should give serious attention in rest and sleep for tipe 2 diabetic patient.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ziyad
"Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh manusia. Salah satu tipe DM adalah diabetes tipe 1 yang disebabkan oleh rusaknya sel beta pada pankreas sehingga tubuh tidak dapat menghasilkan insulin untuk meregulasi konsentrasi glukosa dalam darah. Penderita DM tipe 1 harus melakukan terapi insulin dengan memberikan suntik insulin eksternal untuk meregulasi konsentrasi glukosa di dalam darah. Selain itu, penderita DM tipe 1 harus melakukan kontrol secara kontinu terhadap konsentrasi glukosa di dalam darahnya. Pada sebuah penelitian, terdapat sebuah alat yang dapat memantau glukosa secara berkelanjutan yang disebut dengan Continuous Glucose Monitoring (CGM). Pada penelitian ini, dilakukan simulasi dengan sebuah model matematika yang menggambarkan regulasi glukosa-insulin dalam tubuh saat makanan dicerna di dalam tubuh, yaitu model hovorka, untuk diimplementasikan ke dalam CGM. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa model dari hovorka dapat menunjukkan regulasi glukosa insulin di dalam tubuh. Namun untuk evaluasi terhadap model ini dilakukan sebuah fitting terhadap parameter model hovorka dan didapatkan hasil yang kurang baik sehingga perlu dilakukan fitting ulang dengan data yang lebih baik.

Diabetes Mellitus (DM) is one of the most common diseases suffered by humans. One type of DM is Type 1 diabetes caused by the destruction of beta cells in the pancreas so that the body can not produce insulin to regulate the concentration of glucose in the blood. Patients with Type 1 diabetes have to do insulin therapy by giving external insulin injections to regulate the concentration of glucose in the blood. In addition, patients with Type 1 diabetes must continuously control the concentration of glucose in their blood. In one study, there was a tool that can monitor glucose continuously called Continuous Glucose Monitoring (CGM). In this study, a simulation with a mathematical model that describes the regulation of glucose-insulin in the body when food is digested in the body, the Hovorka model, to be implemented into CGM. The results of this study show that the model from hovorka can demonstrate the regulation of insulin glucose in the body. However, for the evaluation of this model, a fitting was made to the parameters of the hovorka model and poor results were obtained so that re-fitting with better data was necessary."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siskawati Suparmin
"Komplikasi kronik diabetes, seperti penyakit kardiovaskular, ulkus diabetikum, penyakit ginjal, dan kerusakan mata dapat disebabkan oleh merokok. Akhir-akhir ini dikatakan bahwa merokok dapat meningkatkan resiko terjadinya diabetes mellitus tipe 2. Meskipun mekanisme pastinya belum dipahami sepenuhnya, diduga bahwa resistensi insulin yang disebabkan oleh nikotin, pada orang yang merokok tembakau berhubungan dengan peningkatan jumlah orang yang menderita diabetes mellitus tipe 2. Penelitian ini dirancang untuk meneliti beda kadar glukosa darah pada pria perokok dan bukan perokok tembakau usia 20-60 tahun di Salemba tahun 2009-2010.
Data dari 32 orang pria perokok dan 32 orang pria bukan perokok yang diambil secara consecutive sampling diperoleh dari pengisian angket dan pemeriksaan kadar glukosa darah puasa dengan teknik tindik jari . Hasilnya adalah nilai rerata kadar glukosa darah puasa pada kelompok bukan perokok adalah 102,0 (86-150) mg/dL, sedangkan rerata kadar glukosa darah puasa pada kelompok perokok adalah 118,6 (SD 25,2) mg/dL. Dengan uji Mann-Whitney, didapatkan nilai p=0,002. Dengan demikian, terdapat perbedaan bermakna kadar glukosa darah kelompok perokok dan bukan perokok tembakau.

Chronic complications of diabetes such as cardiovascular disease, diabetic ulcers, kidney disease, and retinopathy can be caused by smoking. Recently, it has been said that smoking can increase the risk of diabetes type 2. Although the mechanism has been not clear, it has been suspected that insulin resistance caused by nicotine in tobacco smokers is related with increasing number of people who have type 2 diabetes mellitus. This research was designed to investigate the difference of blood glucose level in 20-60 years old male tobacco smokers and non-smokers in Salemba in 2009-2010.
The data from 32 male smokers and 32 male non-smokers taken by consecutive sampling was collected from questionnaire and measuring fasting blood glucose level by finger prick technique. The average value of fasting blood glucose in non-smokers group was 102,0 (86-150) mg/dL and in smokers group was 118,6 (SD 25,2) mg/dL. With Mann-Whitney test, it was known that p=0,002. So, there was a significant difference of blood glucose level in male tobacco smokers and non-smokers.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sri Wahyuningsih
"Diabetes melitus merupakan penyakit dengan tingkat komplikasi yang tinggi, sehingga membutuhkan penanganan yang dikenal dengan empat pilar penatalaksanaan DM. Data peserta Prolanis Puskesmas Pulo Gadung pada bulan November 2015-Januari 2016, berturut-turut sebanyak 87%, 84%, dan 88% diabetisi mempunyai Gula Darah Postprandial (GDPP) yang tidak terkendali tanpa adanya proses evaluasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor penghambat dalam pengendalian GDPP. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Tempat dan waktu penelitian di Puskesmas Pulo Gadung pada bulan April 2016. Data kuantitatif diperoleh dari pengisian kuesioner, penilaian indeks massa tubuh, serta pemeriksaan GDPP 84 diabetisi. Sebagai sampel adalah diabetisi di sembilan Puskesmas yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan sampel dilakukan secara non-probability sampling. Sedangkan data kualitatif dimaksudkan untuk mendapatkan informasi lebih dalam tentang empat pilar penatalaksaan DM. Data kuantitatif dianalisis secara deskriptif dan data kualitatif dianalis dengan analisis tematik.
Penelitian menunjukkan hanya 4,8% diabetisi yang memiliki GDPP terkendali. Faktor penyebab tidak terkendalinya GDPP adalah ketidakpatuhan diabetisi dalam melaksanakan pilar perencanaan makan dan latihan jasmani, serta kurangnya dukungan keluarga dan dukungan manajemen. Diperlukan peningkatan kegiatan edukasi, monitoring dan evaluasi, serta membangun kerja sama lintas sektor antara Puskesmas, Sudin Kesehatan, dan BPJS Kesehatan.

Diabetes melitus is a disease with high complication rates, thus requires treatment, which is known as the four pillars of DM management. Prolanis participant data at Puskesmas Pulo Gadung in November 2015-January 2016, respectively by 87%, 84%, and 88% of diabetic have uncontrolled Postprandial Glucose (PPG) without a process of evaluation.
This study aims to determine the inhibiting factors in controlling the PPG. This is a cross sectional study with quantitative and qualitative approaches. The place and time of the study is conducted at Puskesmas Pulo Gadung, in April 2016. The quantitative data were obtained from the questionnaires, assessment of body mass index, and the results of the examination PPG 84 of selected diabetic. The samples are diabetic in nine Puskesmas that fulfill the inclusion and exclusion criterias. Sampling was done by non-probability sampling. While the qualitative data is intended to get more information about the four pillars of diabetes management. Quantitative data were analyzed by descriptive and qualitative data were analyzed by thematic analysis.
Research shows that only 4.8% diabetic who have controlled PPG. Factors causing uncontrolled PPG are non-compliance of diabetic in implementing meal planning and physical exercise, lack of family and management support. Required increase in educational activities, monitoring and evaluation, and build cross sector cooperation between Puskesmas, Sudin Kesehatan, and BPJS.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46068
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nunung Nurjanah
"Kadar gula darah yang tidak normal menjadi masalah kesehatan yang penting, tak terkecuali pada penderita hipertensi yang mengarah pada komplikasi penyakit yang serius seperti diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar gula darah pada penderita hipertensi ysng dilakukan di Puskesmas Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat menggunakan desain studi cross sectional dan metode purposive sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 105 orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan berusia 30-65 tahun yag termasuk kelompok usia dewasa dan lansia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 30,2% responden memiliki kadar gula darah tinggi. Terdapat hubungan bermakna antara usia (OR = 3,5 95% CI 1,361-8,890), jenis kelamin (OR = 5,1 95% CI 1,655-15,570), indeks glikemik (OR = 2,587 95% CI 1,089-6,141), dan lingkar pinggang terhadap kejadian kadar gula darah. Modifikasi gaya hidup dianjurkan seperti rutin melakukan olahraga dan konsumsi makanan sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Selain itu, konsumsi makanan dan minuman dengan IG rendah dan sedang, monitoring berat badan dan lingkar pinggang, serta pemeriksaan gula darah secara rutin sangat dianjurkan untuk mencegah peningkatan kadar gula darah.

Blood sugar levels are not normal become important health problem, not least in patients with hypertension leading to serious complications of the disease such as diabetes. This study aims to determine the factors associated with blood sugar levels in patients with hypertension. This research was conducted at the health center Bojonggede, Bogor, West Java using cross sectional study design and purposive sampling method with a total sample of 105 people consisting of men and women aged 30-65 years including age group adults and elderly. The results showed that 30.2% of respondents have high blood sugar levels. There is a significant relationship between age (OR = 3.5 95% CI 1.361 to 8.890), gender (OR = 5.1 95% CI 1.655 to 15.570), the glycemic index (OR = 2.587 95% CI 1.089 to 6.141), and waist circumference on the incidence of blood sugar levels. Lifestyle modification is recommended such as exercise frequently and food consumption suitable with the guidelines of balanced nutrition. In addition, the consumption of foods and beverages with low and medium GI, monitoring body weight and waist circumference, and blood sugar tests are routinely highly recommended to prevent an increase in blood sugar levels."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>