Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141703 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadya Hafiyya Sabara
"Aktivitas manusia tidak terlepas dari kebutuhan bahan bakar, terutama pada sektor transportasi yang terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Emisi karbon dioksida yang dihasilkan sektor transportasi, industri, dan rumah tangga dengan terbatasnya ruang terbuka pada wilayah perkotaan seperti DKI Jakarta akan menyebabkan regulasi karbon terganggu hingga berdampak pada efek rumah kaca. Tujuan penelitian berikut adalah untuk mengetahui valuasi ekonomi karbon dioksida pada vegetasi tingkat pohon yang berada di Hutan Kota Srengseng melalui estimasi serapan karbon dioksida dengan metode non-destruktif dan menganalisis kemampuan Famili Fabaceae sebagai famili yang unggul di Hutan Kota Srengseng dalam menyerap karbon dioksida beserta valuasi ekonominya. Diperoleh bahwa total valuasi ekonomi karbon pada tegakan pohon yang dimiliki hutan kota sebesar US$ 5.407,57 atau Rp77.760.804/ ton CO2-e dari serapan karbonnya yaitu 1.502,10 ton/ha. Terbukti juga Famili Fabaceae memiliki valuasi ekonomi karbon paling unggul dibandingkan famili lainnya di hutan kota dengan harga rerata US$138,72 atau Rp1.994.847/ ton CO2-e dari serapan karbon dioksida sebesar 38,53 ton/ha.

Urban activities are inseparable from the demand for fossil fuel use, particularly in the transportation sector that continues to increase along with the population growth. Carbon dioxide emissions are produced by the sector of transportation, industry, and households regardless of the limited open space in urban areas at the same time will cause carbon regulation in DKI Jakarta to be disrupted and impact the greenhouse effect. This study aims to determine the economic valuation of carbon dioxide on tree stands vegetation by its carbon dioxide uptake and to analyze the sequestration ability of Fabaceae tree stands compared with the other families in Srengseng City Forest, West Jakarta. Result shows that the total economic value of carbon owned by the urban forests’ tree stands was US$ 5.407,57 or Rp.77.760.804/tonne CO2-e from its 1.502,10 tonnes/ha carbon sequestration or 16.523,12 tonnes. It is also proven that the Fabaceae family has the most prominent carbon economic valuation in urban forests with average price of US$ 138.72 or Rp.1,994,847/tonne CO2-e from carbon dioxide absorption of 38.53 tonnes/ha."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriella Ria Kirana
"Peningkatan pertumbuhan penduduk di DKI Jakarta memicu tingginya pembentukan gas emisi karbon dioksida yang berdampak pada perubahan iklim global. Keberadaan Ruang Terbuka Hijau dalam bentuk hutan kota menjadi salah satu solusi pemerintah sebagai upaya menstabilkan iklim mikro di perkotaan. Tanaman perdu menjadi salah satu komponen vegetasi di hutan kota. Selain perannya sebagai tanaman hias, tanaman perdu memiliki fungsi ekologis yang kerap kali diabaikan. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui estimasi daya serap serta simpanan karbon pada tanaman perdu di Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat dengan menggunakan metode Nowak. Metode Nowak merupakan metode non destruktif yang diinisiasi oleh United States Department of Agriculture dengan melakukan pengukuran diameter batang tanaman perdu. Berdasarkan hasil penilitian didapatkan estimasi daya serap karbon pada vegetasi perdu di Hutan Kota Srengseng memiliki nilai serapan karbon sebesar 0,07 ton/thn atau setara dengan 6.350 kg/thn serta simpanan karbon sebesar 0,24 ton atau setara dengan 21.772 kg. Daya simpan serta daya serap karbon terbesar diperoleh tanaman Murbei. Perencanaan penanaman vegetasi perdu dari sisi fungsi ekologis di hutan kota memerlukan peninjauan berdasarkan daya serap karbon.

The increase in population growth in DKI Jakarta triggers the high formation of carbon dioxide emission gas which has an impact on global climate change. The existence of Green Open Spaces in the form of urban forests is one of the government's solutions as an effort to stabilize the microclimate in urban areas. Shrubs are one of the vegetation components in the urban forest. In addition to its role as an ornamental plant, shrubs have an ecological function that is often overlooked. This research was conducted to estimate the absorption capacity and carbon storage of shrubs in the Srengseng City Forest, West Jakarta, using the Nowak method. The Nowak method is a non-destructive method initiated by the United States Department of Agriculture by measuring the stem diameter of shrubs. Based on the research results, it was found that the carbon absorption capacity of shrub vegetation in Srengseng City Forest had a carbon storage value of 0.24 tons = 21.772 kg with a carbon absorption value of 0.07 tons/year 6.350 . The greatest capacity to store and absorb carbon is obtained by Mulberry plants. So, planning for planting shrubs from an ecological function point of view requires a review based on carbon absorption."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathia Nurul Izza
"Peningkatan populasi penduduk DKI Jakarta setiap tahunnya telah memberi pengaruh terhadap meningkatnya emisi karbon dioksida. Emisi karbon dioksida yang dihasilkan di wilayah DKI Jakarta telah melampaui ambang batas karbon dioksida yang mampu diserap oleh seluruh RTH (Ruang Terbuka Hijau) di DKI Jakarta. Pengelolaan RTH kemudian dinilai dapat menjadi salah satu jalan keluar bagi permasalahan emisi karbon di DKI Jakarta. Vegetasi tingkat pohon yang ditanam di arboretum memiliki kemampuan menyerap gas karbon dioksida dari atmosfer sehingga Arboretum Ir. Lukito Daryadi, M.Sc. dengan status hutan kota di Jakarta Pusat memiliki peluang untuk diteliti data potensi serapan karbon dioksida dan valuasi ekonomi karbon yang tersimpan di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi valuasi ekonomi serapan karbon dioksida pada vegetasi tingkat pohon di Arboretum Ir. Lukito Daryadi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh vegetasi tingkat pohon yang didata pada 9 plot berukuran 20 m x 20 m. Parameter lingkungan yang diukur meliputi suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya. Penghitungan biomassa, stok karbon, dan serapan karbon dioksida dilakukan menggunakan persamaan alometrik. Hasil penelitian menunjukkan total biomassa, stok karbon, dan serapan karbon dioksida berturut-turut adalah 599 ton/ha, 281,71 ton/ha, dan 1.033,88 ton/ha. Dengan demikian, estimasi valuasi ekonomi serapan karbon dioksida tegakan pohon di Arboretum Ir. Lukito Daryadi, M.Sc adalah sebesar US$1.860,98 atau Rp26.767.200,30. Melalui penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran baik para pengambil keputusan maupun masyarakat umum untuk pengelolaan hutan kota dalam rangka memenuhi komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi GRK dalam beberapa tahun ke depan.

The increase number in the population of DKI Jakarta every year has brought an impact on the increase of carbon dioxide emission. The carbon dioxide emission produced in DKI Jakarta area has exceed the carbon dioxide’s threshold that can be absorbed by all of the green open spaces in DKI Jakarta. The management of the green open spaces is expected to be the solution of the exceeding carbon emission in DKI Jakarta. Tree vegetation that is planted in the arboretum has the ability to absorb carbon dioxide gas from the atmosphere, thus Arboretum Ir. Lukito Daryadi, M.Sc., with the status of an urban forest in Jakarta Pusat has an opportunity to be studied on its potential for the economic value on the carbon sequestration. This study aims to estimate the economic value of carbon dioxide sequestration on tree vegetation in the Arboretum Ir. Lukito Daryadi, M.Sc.. The sample used in this study includes all of the tree vegetation that is planted and is sampled using 9 20 m x 20 m plots. The environmental parameters measured include temperature, humidity, dan light intentsity. The calculation of biomass, carbon stock, and carbon dioxide sequestration is carried out using allometric equations. The result of this study shows that the total of biomass, carbon stock, and the carbon dioxide sequestration are 599 ton.ha-1, 281,71 ton.ha-1, dan 1.033,88 ton.ha-1respectively. Thus, the carbon dioxide sequestration economic value estimation of the tree stands in Arboretum Ir. Lukito Daryadi, M.Sc. is US$1.860,98 or Rp26.767.200,30. This study is expected to increase the awareness of both decision makers and all of the public elements regarding urban forest management in order to fulfill Indonesia’s commitment to reduce greenhouse gases in the next few year."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Effa Millya Yulief
"Pembangunan kota Jakarta yang menitikberatkan pada pertumbuhan ekonomi telah menyebabkan kecenderungan terjadinya penurunan kuantitas dan kualitas ruang terbuka publik, terutama ruang terbuka hijau (RTH). Kini luasan RTH Jakarta diperkirakan 9,67% pada tahun 2006 dari total luas kota Jakarta yaitu 66.152 hektar. Namun keberadaan hutan kota sering dianggap bernilai ekonomi rendah sehingga cenderung diabaikan dan dialihfungsikan. Kondisi tersebut menyebabkan pembangunan dan pemeliharaan hutan kota tidak menjadi prioritas, akibatnya kondisi hutan kota yang ada tidak berkembang sebagaimana harapan. Penilaian ekonomi terhadap sumberdaya alam dan lingkungan perlu dilakukan. Nilai ekonomi hutan kota dilakukan melalui pengukuran jumlah maksimum seseorang ingin mengorbankan barang dan jasa untuk memperoleh manfaat dari barang dan jasa yang lain. Konsep ini yang disebut dengan keinginan membayar (willingness to pay) seseorang terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya alam dan lingkungan. Dengan menggunakan konsep ini, maka nilai ekologis hutan kota dapat dihitung secara ekonomi dengan mengukur nilai moneter barang dan jasa. Untuk mengetahui nilai ekonomi total dari hutan kota Srengseng didapatkan melalui nilai guna dan non guna dari hutan kota Srengseng yang terdiri dari nilai ekonomi kayu, nilai sewa lapak tanaman hias, nilai rekreasi, nilai serapan karbon, nilai kesejukan, nilai resapan air, nilai option dan nilai keberadaan hutan kota. Metode yang digunakan untuk menghitung nilai ekonomi hutan kota Srengseng antara lain melalui : 1) metode penilaian secara langsung (berdasarkan nilai pasar), 2) metode menggunakan nilai pasar barang pengganti, dan 3) metode survey. Contingent valuation method merupakan metode untuk penilaian barang publik melalui nilai kesediaan berkorban (willingness to pay). Nilai WTP yang diberikan masyarakat dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi. Kemudian untuk memperkuat nilai ekonomi hutan kota yang didapatkan, dilakukan konversi nilai lahan Hutan Kota Srengseng dengan menggunakan harga NJOP wilayah setempat. Dengan demikian akan diperoleh keberadaan hutan kota Srengseng secara ekonomi. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh nilai ekonomi total hutan kota Srengseng sebesar Rp 310.075.842.525,- per tahun atau Rp 20.671.722.835,- per hektar lebih tinggi dari nilai lahan Hutan Kota Srengseng adalah sebesar Rp 172.928.550.000,-. Nilai ekonomi total Hutan Kota Srengseng yang diperoleh merupakan nilai aset Pemda DKI Jakarta yang belum pernah diketahui. Perolehan nilai ekonomi Hutan Kota Srengseng merupakan masukan bagi Pemda DKI Jakarta untuk dapat meningkatkan keberadaan hutan kota sebagai sebuah aset xekologis yang mempunyai nilai tinggi. Masukan tentang nilai ekonomi hutan kota akan memperkuat Pemda DKI Jakarta dalam meningkatkan dan mengembangkan ruang terbuka hijau khususnya hutan kota.

The quantity and quality decreasing of public spaces, especially the Green Public Spaces, is the impact of Jakarta development that focuses on its economical improvement. To be more precise, the width of Green Public Spaces in 2006 is only about 9,67% of 66.152 hectar of Jakarta total areas. In this case, the urban forest socialization is one of the concrete ways to develop the Jakarta Green Public Spaces. The existence of urban forest, how ever, is often defined as the low economical value thing that leads to dysfunction and negligence. Such condition makes the development as well as the preservation of urban forest has not become a priority. Therefore, economic valuation of natural and environmental resources is considered to be a significant point. The concept of willingness to pay is one method in mensuring the economical value of urban forest. It is the concept of estimating the maximum cost that sameone is willing to pay for a natural or environmental product/service. Related to this, the ecological value of urban forest can be economically measured by evaluating its monetory value. In this study, the economical value of urban forest. This the existence of Srengseng Urban Forest will be economically obtained. Based on the study, it is defined that the total economical value of Srengseng Urban Forest is Rp 310.075.842.525/ year or Rp 20.671.722.835,- /hectar or higher than Srengseng Urban Forest land value as Rp 172.298.550.000. In this sense, the obtained Srengseng Urban Forest total economical value is the asset value of Pemda DKI Jakarta that has never been identified. It can be used to increase the existence of urban forest as a ecological valuable asset. Therefore, the proposal about economical value of urban forest will empower Pemda DKI Jakarta in increasing as well as improving the green public space, especially the urban forest."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggit Febiriyanti
"ABSTRAK
Hutan Kota dapat berfungsi menyerap emisi CO2 yang berasal dari aktivitas manusia disekitar kota. Salah satu hutan kota yang berpotensi dalam penyimpan karbon, yaitu Hutan Kota Universitas Indonesia UI. Telah dilakukan penelitian mengenai potensi cadangan karbon di Hutan Kota UI dengan tujuan untuk menganalisis potensi cadangan karbon terkini pada tegakan pohon dan spesies tegakan pohon yang memiliki cadangan karbon tertinggi di Hutan Kota UI. Tegakan pohon merupakan vegetasi berkayu dengan diameter ge; 20 cm. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober-November 2017 di Hutan Kota UI meliputi tiga lokasi yaitu Wallace Barat, Wallace Timur, dan Vegetasi Alami. Metode pengambilan data vegetasi dilakukan secara nondestructive sampling dengan mengukur Diameter Breast Height DBH batang pohon. Pengolahan data menggunakan pengembangan alometrik dengan nilai berat jenis pada masing-masing individu tumbuhan. Hasil diperoleh bahwa potensi cadangan karbon pada kawasan Hutan Kota UI yaitu sebesar 468,02 ton/ha dengan Wallace Barat, Wallace Timur, dan Vegetasi alami yang di peroleh secara berurut yaitu sebesar 138,62 ton/ha, 162,75 ton/ha, dan 182,64 ton/ha. Potensi cadangan karbon secara keseluruhan di Hutan Kota UI yaitu sebesar 11.752,48 ton/ha. Spesies pohon yang memiliki potensi cadangan karbon tertinggi yaitu Delonix regia.

ABSTRACT
Urban forest has a function as absorbers CO2 emissions derived from human activities around the city. University Indonesia UI Urban rsquo s Forest the one of the Urban Forest which has potential carbon stocks. Research has been conducted to analyze the potential of carbon stocks and tree stands that have the highest carbon stock in UI Urbans Forest. Tree stands are woody vegetation with a diameter ge 20 cm. Research was conducted in October November 2017 in UI Urbans Forest area covering three locations namely Wallace Barat, Wallace Timur, and Vegetai Alami. Method of collecting data of vegetation was done by nondestructive sampling by measuring Breast Height Diameter DBH. Data processing uses allometric equations with the specific wood dencity of each individual tree. Results showed that the potential of carbon stocks in UI Urbans Forest is 468,02 ton ha with Wallace Barat, Wallace Timur, and Vegetasi Alami is 138,62 ton ha, 162,75 ton ha, and 182,64 ton ha. Overall, potential carbon stocks in UI Urbans Forest is 11,752.48 ton ha. Species of trees that have the highest potential of carbon stocks is Delonix regia."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rully Puji Agung
"ABSTRAK
Indonesia merupakan negara dengan luas 98.072,7 juta ha berpotensi memberikan jasa lingkungan sebagai penyimpan karbon. Untuk mendukung program pemerintah RAN-GRK dan RAD-GRK perlu adanya kajian di daerah yang sejalan dengan program pemerintah, salah satu kajian untuk sektor kehutanan adalah kajian perhitungan stok karbon di Kecamatan Keliling Danau. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung biomassa, stok karbon dan valuasi ekonomi pohon diatas permukaan di Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode survey. Jumlah biomassa tertinggi di Kecamatan Keliling Danau nilainya mencapai 13.062.182 ton. Jumlah stok karbon tertinggi Kecamatan Keliling Danau 6.269.847 ton. Nilai ekonomi dari stok karbon tertinggi diperkirakan mencapai Rp. 7.720.584.827.404 Tingginya jumlah biomassa dan stok karbon tidak berbanding lurus dengan kerapatan vegetasi, tetapi dipengaruhi juga oleh ukuran vegetasi.

ABSTRACT
Indonesia is a country with 98.072,7 million hectare forest, this condition potential to give environmental services as carbon storage. the academic study in district in line with government program to support RAN-GRK and RAD-GRK, one of study in forest sector is study about stock carbon measurement at Keliling Danau district. The research purpose to measurement biomass, stock carbon, and economic valuation of the tree at Keliling Danau District. This research and quantitative approach and survey method. Higher total biomass at Keliling Danau District the value is 13.062.182 ton. The Higher total value of carbon stock is 6.269.847 ton. Economic value of stok carbon estimated achieve Rp. 7.720.584.827.404. The value of biomass and carbon stock is not directly proportional with vegetation density, but also depend on dimension of the vegetation (diameter)."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamara Puspadianti
"ABSTRAK
Penghitungan estimasi potensi cadangan karbon pada vegetasi tegakan pancang telah dilakukan pada tahun 2017 di tiga zona Hutan Kota Universitas Indonesia UI, zona Wallace Timur, zona Wallace Barat, dan zona Vegetasi Alami. Penelitian bertujuan untuk mengestimasi jumlah cadangan karbon terkini pada tahun 2017 yang terkandung pada tegakan pancang di Hutan Kota UI dan mengestimasi jenis tumbuhan pada tegakan pancang yang memiliki potensi cadangan karbon tertinggi di Hutan Kota UI. Penelitian dilakukan dengan metode non-destructive sampling menggunakan persamaan alometrik, yaitu berdasarkan pengukuran diameter at breast height DBH pada tegakan pancang. Penelitian dilakukan dengan menggunakan plot berukuran 5 m x 5 m sebanyak 75 plot yang tersebar di tiga zona penelitian dengan masing-masing sejumlah 25 plot. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa potensi cadangan karbon pada tegakan pancang di Hutan Kota UI sebesar 23,02 ton/ha. Potensi cadangan karbon pada tegakan pancang yang tertinggi berada pada Zona Vegetasi Alami sebesar 8,67 ton/ha. Potensi cadangan karbon pada tegakan pancang di zona Wallace Timur sebesar 8,05 ton/ha dan zona Wallace Barat sebesar 6,30 ton/ha. Jenis tumbuhan dengan rata-rata nilai cadangan karbon tertinggi, yaitu Merbau Intsia bijuga sebesar 0,296 ton/ha.

ABSTRACT
Estimation of carbon stocks at stake stands vegetation has been conducted in 2017 in three Universitas Indonesia UI Urban Forest zones, East Wallace zone, West Wallace zone, and Natural Vegetation zone. The study aims to estimate the current amount of carbon reserves in 2017 contained in stake stands vegetation in UI Urban Forest and estimate plant species on stake stands that have the highest carbon stock potential in UI Urban Forest. The study was conducted by non destructive methods using allometric equations based on calculating stake stands diameter at breast height. The study used plot sized 5 m x 5 m as much as 75 and spread over the three zones, each zones have 25 plot. The results shows that the potential of carbon stocks in UI Urban Forest is 23.02 ton ha. Zones with the highest potential for above ground carbon stocks at stake stands is in the Natural Vegetation zone with a carbon stocks of 8,67 ton ha. The potential for above ground carbon stocks at stake stands in East Wallace zone is 8,02 ton ha and Western Wallace zone is 6,30 ton ha. The species with the highest average carbon stock potential, namely Merbau Intsia bijuga of 0,296 ton ha. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivi Khafilatul Jannah
"Penelitian potensi serapan karbon dilakukan di lima taman yang berlokasi di Jakarta Pusat. Taman tersebut yaitu Taman Monas, Taman Lapangan Banteng, Taman Menteng, Taman Suropati, dan Taman Situlembang. Penelitian dilakukan pada bulan Februari ? Maret 2015. Penghitungan karbon dilakukan dengan menghitung biomassa dari data diameter setinggi dada pada tegakan yang didapatkan melalui pengukuran di lapangan, kemudian dikonversi ke dalam bentuk cadangan dan serapan karbon. Penghitungan biomassa menggunakan persamaan alometrik 0,1728 (dbh) 2,2234 (Dharmawan & Siregar, 2009). Estimasi serapan karbon setiap taman didapatkan dari hasil kali serapan karbon dengan luas vegetasi masing-masing taman. Total potensi serapan karbon dari tegakan di kelima taman yaitu 1630,25 ton dari luas vegetasi 24,07 ha.

Research of potential carbon sequestration have been done in five parks in Central Jakarta. Those parks are Taman Monas, Taman Lapangan Banteng, Taman Menteng, Taman Suropati, and Taman Situlembang. Research do at February - March, 2015. The calculation of carbon sequestration is by calculating the biomass from diameter at breast height measurement on the tree stands in the parks. The biomass then convert to carbon stocks and carbon sequestration. The calculation of biomass using allometric equation 0,1728 (dbh) 2.2234 (Dharmawan & Siregar, 2009). Estimates of carbon sequestration each park obtained from the multiplication result of carbon sequestration with area of vegetation in each park. The amount of carbon sequestration potential from the stands in five parks is 1630,25 ton from 24,07 ha vegetation area."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59321
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salimah Nur Khoiriyah
"Penelitian keanekaragaman lumut telah dilakukan di Hutan Kota Srengseng Sawah (di dalam hutan kota) dan area Jln. Moh. Kahfi II (di luar hutan kota). Hutan Kota Srengseng Sawah merupakan area dengan tutupan vegetasi yang rapat dengan tingkat aktivitas manusia yang sangat terbatas. Sementara, Jln. Moh. Kahfi II merupakan area jalan raya dengan tingkat gangguan manusia tinggi dan lalu lintas yang padat. Perbedaan kondisi lingkungan tersebut dapat mempengaruhi keberadaan dan keanekaragaman lumut epifit yang sensitif terhadap perubahan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membandingkan keanekaragaman lumut epifit di dalam dan di luar hutan, serta untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor lingkungan terhadap keanekaragaman lumut epifit di kedua lokasi tersebut. Di gunakan 3 petak berukuran 20 x 20 m yang tersebar di dalam hutan, sementara di luar hutan digunakan petak berukuran 4 x 50 m. Pada masing-masing petak akan dipilih 5 individu pohon sebagai pohon inang. Pengkuran tutupan lumut epifit pada setiap pangkal sampel pohon inang menggunakan subplot berukuran 10 x 10 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, terdapat 15 spesies lumut epifit yang ditemukan di lokasi penelitian dengan perolehan lumut epifit di dalam hutan sebanyak 11 spesies dan di luar hutan sebanyak 8 spesies. Nilai indeks kesamaan sorensen sebesar 0,42 menunjukkan kesamaan spesies pada kedua lokasi cenderung rendah. Keanekaragaman spesies lumut epifit pada kedua lokasi berada pada kisaran rendah sampai sedang. Calymperes tenerum merupakan spesies dominan yang dibuktikan dengan indeks kepentingan yang tinggi. Berdasarkan frekuensi kehadiran, Calymperes tenerum cenderung memilih pohon saga dan tanjung sebagai preferensi inang. 

Research on moss diversity has been carried out in the Srengseng Sawah Urban Forest (inside the urban forest) and the Jln. Moh. Kahfi II (outside the urban forest). Srengseng Sawah Urban Forest is an area with dense vegetation cover with very limited levels of human activity. Meanwhile, Jln. Moh. Kahfi II is a highway area with high level of human disturbance and heavy traffic. These differences in environmental condition can influence the excistance and diversity of epiphytic bryophyte, which are sensitive to environmental changes. This research aims to determine the influence of environmental factors on the diversity of epiphytiv bryophyte in these two location, Three plots measuring 20 x 20 m were used wich were spread inside the forest, while outside the forest, plot measuring 4 x50 m were used. In each plot, five individuals trees will be selected as host trees. Measurement of epiphytic bryophyte cover at base of each host tree sample using a subplot measuring 10 x10 cm. The results of the research showed that there were 15 epiphytic bryophyte found in the forest and 8 species outside the forest. The Sorenseng Similarity Index value of 0,42 indicates that the similarity of species at the two locations tends to be low. The diversity of epiphytic bryophyte species at both locations was in the low to moderate range. Calymperes tenerum is dominant species, as proven by a high important index. Based on the frequency of presence, Calymperes tenerum tends to choose saga and tanjung trees as host preference. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>