Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165769 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maharisa Audria
"Penelitian ini menjelaskan mengenai kata sapaan jeng dalam bahasa Jawa. Pada kamus bahasa Jawa, Poerwadarminta (1939) hanya menjelaskan sedikit mengenai kata sapaan jeng dan terdapat perbedaan jika dibandingkan dengan kamus bahasa Jawa oleh Robson (2002). Hal tersebut menjadi pemicu dalam topik penelitian ini untuk menjawab pertanyaan penelitian bagaimana perkembangan kata sapaan jeng dari segi bentuk dan penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan bentuk dan penggunaan kata sapaan jeng di tahun yang berbeda-beda (1960-an—2020-an). Sumber data berupa novel dan cerita pendek dari tahun yang berbeda-beda merupakan kebaruan dari penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan cara penyajian informal yaitu menjelaskan dengan kata-kata tanpa adanya lambang-lambang khusus. Hasil analisis menunjukkan bahwa kata sapaan jeng memiliki bentuk lain yang lebih utuh dengan arti dan makna yang sama. Pada penggunaannya terdapat konteks di luar bahasa yang dapat menambah penjelasan untuk kata sapaan jeng. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kata sapaan jeng dengan makna yang merujuk pada perempuan muda sudah digunakan pada tahun 1930-an, tetapi hanya untuk perempuan dari golongan bangsawan Jawa. Kemudian, penggunaan kata sapaan jeng memasuki tahun 1970-an mengalami perluasan pada latar sosial mitra tutur yaitu dapat berasal dari kalangan orang biasa.

This paper explains the addressing word of jeng in Javanese. In the Javanese dictionary, Poerwadarminta (1939) only explains a little about the addressing word of jeng and there are differences when compared to the Javanese dictionary by Robson (2002). This is the trigger in the topic of this research to answer the research question of how the development of the addressing jeng in terms of its form and usage. This paper aims to determine the development of the form and usage of addressing jeng in Javanese literature such as novels and short stories. The selection of novels and short stories from different years (1960s—2020s) as sources of research data is a novelty in this paper. This research uses qualitative methods and informal presentation methods, namely explaining in words without any special symbols. The results of the analysis show that the addressing word of jeng has another, more complete form with the same meaning. In the usage section, there is a non-linguistic context that can add an explanation for the addressing jeng. The conclusion of this study is that the addressing jeng with a meaning referring to young women was used in the 1930s, but only for women from the Javanese nobility. Then, the use of the jeng addressing entering the 1970s experienced an expansion in the social background of the interlocutor who did not have to be of noble descent."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990
499.221 SIS (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Haryana Harjawiyana
Yogyakarta: Kanisius, 2009
R 499.222 HAR k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990
499.221 SIS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Martina
Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, 2004
499.28 MAR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Neisya Kirana
"Kata sapaan ibu, simak, simbok, dan biyung dipakai untuk menyapa perempuan kelas bawah oleh masyarakat kelas bawah (Atmawati, 2020). Penggunaanya dapat dilihat untuk dipakai oleh pelosok pedesaan dengan taraf ekonomi yang rendah. Akan tetapi, ditemukan data yang menunjukkan adanya perbedaan dari pernyataan Atmawati (2020) karena ada penggunaan biyung oleh mitra tutur dengan taraf ekonomi atas dan peggunaan ibu oleh suami kepada istri. Faktor tersebut menjadi alasan utama dalam penelitian ini yaitu untuk menjelaskan bentuk kata sapaan ibu, simak, simbok, dan biyung dalam masyarakat Jawa serta menjelaskan penggunaan kata sapaan tersebut di rentang waktu yang berbeda. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari novel dan cerita pendek yang diterbitkan pada tahun 1960-an hingga 2020-an. Penelitian ini menerapkan metode kualitatif, dan pengumpulan datanya memakai teknik simak catat. Penggunaan teori Ervin-Tripp (1986) terkait faktor penentu alternasi dan teori Sulistyowati (2008) untuk menjelaskan penggunaan kata sapaan ibu dalam bahasa Jawa. Hasil analisis menunjukkan pada penggunaannya ada faktor penentu non-kebahasaan dalam menambah penjelasan. Penggunaan kata sapaan ibu dan biyung terdapat perluasan konteks pada status sosial dan usia antara penutur dan mitra tutur.

The terms ibu, simak, simbok, and biyung are commonly employed as forms of address for women within the lower socio-economic classes in Javanese society (Atmawati, 2020). These terms are predominantly observed in rural areas characterized by lower economic levels. However, contrary to Atmawati's (2020) findings, data indicate that biyung is occasionally used by individuals of higher socio-economic status and the use of that ibu by the husband to the wife, suggesting variability in its use. This factor serves as the main reason for this study, which aims to explain the forms of the terms of address ibu, simak, simbok, and biyung in Javanese society, as well as their usage across different periods (1960s–2020s). The data for this research is sourced from novels and short stories published in different years. This study employs a qualitative method, with data collection carried out using the observation and note-taking technique. The use of Ervin-Tripp's theory (1986) related to the determinants of alternation and Sulistyowati's theory (2008) to explain the use of mother address in Javanese. The analysis results indicate that in its use there are non-language determinants in adding explanations. . The use of the greeting words mother and biyung there is an expansion of the context on social status and age between speakers and speech partners."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Viena Ulya
"Tulisan ini membahas pemakna jujur dalam korpus bahasa Jawa berdasarkan penggunaannya dalam korpus
bahasa Jawa. Data yang digunakan adalah kata jujur dalam web korpus www.korpus.ui.ac.id. Sumber data
korpus tersebut dikumpulkan dari beberapa karya tulis, sastra, majalah, maupun buku ajar sekolah yang terbit
mulai tahun 1950 sampai 2016. Selanjutnya data dikelompokkan berdasarkan kata di sebelah kanan yaitu mulai
dari R3 sampai R1 dan kata di sebelah kiri yaitu mulai L1 sampai L3 berdasarkan frekuensi MI Score.
Pengelompokkan tersebut berdasarkan pada UCREL Semantic Analysis System (USAS) untuk mengetahui
kategori tiap-tiap kata yang berkolokasi dengan kata jujur. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah
metode gabungan, yaitu menggabungkan antara metode kuantitatif dan kualitatif. Teori yang digunakan dalam
penulisan ini adalah teori semantic preference, yaitu merupakan item leksikal yang sering muncul bersamaan
dengan kata inti dan membangun suatu makna tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kata jujur
berkolokasi dengan kata-kata yang cukup banyak dan tidak hanya terdapat dalam kategori tindakan, tetapi juga
menunjukan penggunaan kata jujur dalam beberapa bidang seperti pekerjaan dan pendidikan serta muncul
kategori waktu yang menunjukkan bahwa keadaan atau kondisi tertentu dapat mempengaruhi seseorang dalam
berlaku jujur.


This paper discusses meanings of honesty in the Javanese language based on their use in the corpus of the
Javanese language. The data used is an jujur honest word in the corpus web www.korpus.ui.ac.id. The source
of the corpus data was collected from several papers, literature, magazines, and school textbooks that were
published from 1950 to 2016. Furthermore, the data are grouped according to the words on the right side,
starting from R3 to R1 and the words on the left side, from L1 to L3 based on the frequency of MI Score. The
grouping is based on the UCREL Semantic Analysis System (USAS) to find out the categories of each word that
is confused with jujur words. The method used in this writing is a combined method of quantitative and
qualitative methods. The theory used in this paper is the semantic preference theory, which is a lexical item that
often appears together with the core words and constructs a certain meaning. The results of this study show that
jujur words collocate with quite a lot of words and not only in the category of action, but also to show the use of
the word jujur in several fields such as work and education and the time category shows that certain conditions
can affect someone in being honest.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Kusumaning Rahayu
"Penelitian ini membahas mengenai kata bermakna takut dalam korpus bahasa Jawa dan penggunaannya. Data yang digunakan adalah kata bermakna takut dalam bahasa Jawa yang bersumber dari kumpulan korpus bahasa Jawa Prodi Sastra Jawa UI. Korpus ini dikumpulkan dari beberapa literatur dan tulisan fiksi berbahasa Jawa. Selain itu, digunakan pula tiga buku antologi cerita cekak dengan cerkak terbitan tahun 1959-2020. Data yang ditemukan selanjutnya dikelompokkan berdasarkan kata di sebelah kiri, mulai dari L1 hingga L3 dan kemudian kata di sebelah kanan juga dikelompokkan mulai dari R1 hingga R3 berdasarkan frekuensi MI Score menggunakan piranti lunak Antconc. Berikutnya, kolokasi yang ditemukan dikelompokkan berdasarkan kategori pada Indonesian USAS (UCREL Semantic System) Semantic Tagset untuk mengetahui kategori setiap kata yang berkolokasi dengan kata bermakna TAKUT. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah semantic preference, yaitu unit leksikal yang sering muncul bersamaan dengan kata inti dalam membangun makna kalimat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kata takut berkolokasi dengan kata-kata yang beragam, seperti kategori tindakan emosional, tindakan sosial, tata bahasa, dan lainnya. Selain itu, kata takut jika berdampingan dengan kata tertentu akan memberikan makna lain, yakni derajat ketakutan. Derajat ketakutan ini muncul karena kata lain yang berkolokasi dengan takut.

This study discusses the word meaning takut ‘fear’ in the Javanese corpus and its use. The data used is a word that means takut ‘fear’ in Javanese, which comes from the collection of the Javanese language corpus of the UI Javanese Literature Study Program. This corpus is collected from several literatures and fiction writings in the Javanese language. In addition, three anthologies of short stories with short stories were used, published from 1959-2020. The data that were found were grouped based on the words on the left, starting from L1 to L3, and then the words on the right are also grouped from R1 to R3 based on the MI Score using Antconc software. Next, the collocations found are grouped by category in the Indonesian USAS (UCREL Semantic System) Semantic Tag Set to find the category of each word that collocates with the word meaning TAKUT. The theory used in this study is a semantic preference, a lexical unit that often appears together with the main word in constructing the meaning of a sentence. The results of this study indicate that the word fear collocates with various words, such as categories of emotional action, social action, grammar, and others. In addition, the word takut ‘fear’, when side by side with certain words, will give another meaning, namely the degree of takut. This degree of takut arises because of another word that collocates with takut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elia Nurpradina Fitri
"Penelitian ini membahas penggunaan kata sapaan dalam karya sastra berupa novel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kategori dan konteks penggunaan kata sapaan di kalangan di kalangan remaja Jerman. Dalam penelitian ini, digunakan sumber data berupa novel remaja Und Wenn Schon! karya Susan Fessel. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan bentuk studi pustaka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa di dalam novel ini terdapat sepuluh kategori sapaan yang diperoleh dengan melihat konteks penggunaan kata sapaan di dalam percakapan. Hal ini menunjukkan bahwa konteks percakapan memiliki peranan dalam penggunaan kata sapaan.

This research attempts to show the use of addressform in literay work such as novel. This research is aimed to describe the categories and context in the use of address form. The German novel by Karen-Susan Fessel entitled "Und Wenn Schon!" is employed as data source in this research. This research is conducted through qualitative method with library studies. It is shown that there are ten categories of address form which is obtained by looking the context of the use of address form. It is shown that the speaking context has a role in the use of address form.

Diese Forschung beschäftig sich mit der Verwendung der Anredeformen in literarischen Werk wie Roman. In dieser Forschung wurde die Kategorien und die Kontexte in der Verwendung der Anredeformen untersucht. Der deutsche Roman von Karen-Susan Fessel mit dem Titel Und Wenn Schon! wird als Datenquelle benutzt. Diese Untersuchung wird durch qualitative Methode mit Datenquellen von Literatur durchgeführt. Es wurde in der Forschung gefunden, daβ es zehn Kategoriën die von der Kontexte in der Verwendung der Anredeformen erhalten gibt. Es wurde gezeigt, dass der Kontext eine Rolle in der Verwendung des Anredeformes spielt."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1271
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Yulianto
"Dalam Kamus Bahasa Jawa Bausastra Jawa Edisi ke 2 (KBJ (BJ) 2) yang terbit tahun 2011, ditemukan 19 kata bermakna ‘minum’. Kesembilan belas kata bermakna ‘minum’ ini memiliki definisi kata yang sederhana dan bersifat kurang mendetail. Komponen-komponen makna yang digunakan sebagai unsur dalam pendefinisian kata juga belum dijelaskan secara lengkap. Hal demikian dapat memicu terjadinya ketidaktepatan penggunaan kata minum. Oleh sebab itu, penelitian ini membahas mengenai analisis komponen makna kata minum dalam bahasa Jawa dengan menggunakan kamus KBJ (BJ) 2 sebagai sumber data. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan komponen makna kata minum dalam bahasa Jawa yang ada di dalam KBJ (BJ) 2. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan semantik leksikal. Dengan menggunakan teori Nida (1975), hasil penelitian menunjukkan adanya 1 komponen makna utama, 4 komponen makna pembeda, dan 28 komponen makna pelengkap. Komponen-komponen makna tersebut dapat ditambahkan dan disusun untuk melengkapi pendefinisian kata minum di dalam kamus monolingual bahasa Jawa berikutnya setelah KBJ (BJ) 2. Pendefinisian kata minum dalam KBJ (BJ) 2 belum menjelaskan mengenai komponen makna terkait pelaku tindakan minum, objek yang diminum, posisi mulut maupun bibir saat minum, peranti yang digunakan, dan cara melakukannya.

In Javanese Dictionary Bausastra Javanese 2nd Edition (KBJ (BJ) 2) published in 2011, found 19 words meaning 'drink'. The nineteen words meaning 'drink' have simple word definitions and are less detailed. The meaning components used as elements in defining words have not been fully explained. This can lead to the occurrence of inaccuracies in the use of words drink. Therefore, this study discusses the analysis of word meaning components drink in Javanese using a dictionary KBJ (BJ) 2 as a data source. The purpose of this research is to describe the components of word meaning drink in the Java language that is inside KBJ (BJ) 2. This research method is a qualitative descriptive method with a lexical semantic approach. By using Nida's theory (1975), the results of the research show that there is 1 main meaning component, 4 differentiating meaning components, and 28 complementary meaning components. These meaning components can be added and arranged to complete the word definition drink in the next Javanese monolingual dictionary after KBJ (BJ) 2. Word definitions drink in KBJ (BJ) 2 has not yet explained about the related meaning components the perpetrator of the act of drinking, the object that is drunk, the position of the mouth and lips when drinking, the device used, and how to do it."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>