Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130624 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elmas Ghita Ladia
"Pengelompokkan sosial dan kondisi lingkungan yang tercipta di kebun binatang dapat memengaruhi perilaku reproduksi gajah sumatra. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menganalisis perilaku reproduksi tahap pre-copulatory sebagai perilaku diurnal pada gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus, Temminck 1847) jantan adolescence di Taman Margasatwa Ragunan. Penelitian dilakukan selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 di DKI Jakarta. Waktu pengamatan dimulai pukul 08.00—14.00 WIB dengan interval waktu 15 menit selama 60 hari. Metode pengamatan yang digunakan adalah continuous focal sampling dan ad libitum untuk mengamati perilaku pre-copulatory meliputi flehmen, agonistic, reaching over, drive, erection, dan attempt mount. Penelitian pula dilakukan untuk mengamati perilaku harian dan perilaku interaksi sosial. Hasil penelitian menunjukkan perilaku harian dan interaksi sosial tertinggi gajah sumatra jantan adolescence di TMR yaitu makan (55,26%) dan conspecific play (0,96%). Gajah sumatra jantan adolescence hanya menunjukkan perilaku flehmen kepada gajah betina yang dikandangkan bersama dengan persentase sebesar 0,114% (0,107%: alpha female; 0,007%: betina subordinat). Perilaku flehmen ditunjukkan oleh gajah jantan adolescence saat betina urinasi di hari ke-11 hingga 14. Peneliti menyimpulkan bahwa gajah sumatra jantan adolescence yang terdapat di TMR sudah melewati inisiasi pubertas dengan menunjukkan perilaku reproduksi pre-copulatory yaitu flehmen kepada gajah betina dewasa.

Social groupings and environmental conditions in zoos can affect the reproductive behaviour of elephant. This study evaluated the pre-copulatory behaviour as diurnal pattern of adolescent male sumatran elephant (Elephas maximus sumatranus, Temminck 1847) at Taman Margasatwa Ragunan. Observations have been carried out sixty days during the implementation of the third level of community activity restrictions during the COVID-19 pandemic in the DKI Jakarta province, starting from 8 a.m. to 2 p.m. with an interval of 15 minutes. Continuous focal sampling and ad libitum were employed as study methods to observe the pre-copulatory behaviour, including flehmen, agonistic, reaching over, drive, erection, and attempt mount. Furthermore, the researcher observed daily and social interaction behaviour. Daily behaviour and social interaction behaviour of adolescent male sumatran elephant in TMR dominated by feeding (55.26%) and conspecific play (0.96%). The results showed that adolescent male sumatran elephant only performed flehmen behaviour to female elephant, caged together with 0.114% (0.017%: alpha female; 0.007%: subordinate female). Flehmen’s behaviour was shown by an adolescent male sumatran elephant when a female elephant urinated on days 11—14. Thus, this study reports that adolescent male sumatran elephant passed the initial of puberty by showing flehmen as precopulatory behaviour to female elephant."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabilla Utami Wikan Ndari Supono
"Pengunjung dapat memberikan pengaruh pada perilaku satwa di kebun binatang. Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh pengunjung yang difokuskan pada kepadatan pengunjung terhadap perilaku gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) di Kebun Binatang Gembira Loka. Penelitian bertujuan untuk menganalisis perilaku individu dan sosial gajah sumatra dikaitkan dengan keberadaan pengunjung. Fokus penelitian yaitu pada dua ekor gajah betina Gilang (25 tahun) dan Cempaka (33 tahun) dan tidak berkerabat. Penelitian dilakukan selama tujuh pekan dari April sampai Mei 2023 mulai pukul 09.00––14.00 WIB. Metode focal sampling digunakan untuk mencatat perilaku gajah dalam interval 15 menit secara kontinu tanpa jeda. Perilaku yang diamati terbagi menjadi dua kategori, yaitu individu dan sosial. Kondisi pengunjung dibagi menjadi dua kategori, yaitu kepadatan pengunjung rendah dan kepadatan pengunjung tinggi. Hasil penelitian menggunakan uji t independen dengan α = 0,05 yaitu pada perilaku individu 0,457 (P > 0,05) dan pada perilaku sosial 0,005 (P < 0,05) menunjukkan kepadatan pengunjung memberi pengaruh terhadap perilaku sosial gajah sumatra. Berdasarkan penelitian pada 9 perilaku (makan, minum, bergerak, istirahat, grooming, kontak belalai, kontak fisik, trunk slap dan mendorong), perilaku dengan rerata durasi tertinggi yaitu perilaku makan pada gajah Gilang dan gajah Cempaka saat kondisi kepadatan pengunjung rendah masing-masing 130,23 ± 20,17 menit dan 115,31 ± 24,02 menit saat kondisi kepadatan pengunjung tinggi masing-masing 145,96 ± 18,98 menit dan 136,40 ± 17,24 menit. Rerata durasi perilaku terendah yaitu perilaku sosial kontak fisik pada gajah Gilang dan gajah Cempaka saat kondisi kepadatan pengunjung rendah masing-masing 0,67 ± 0,63 menit dan 0,86 ± 0,80 menit saat kondisi kepadatan pengunjung tinggi masing-masing 0,91 ± 0,42 menit dan 0,94 ± 0,40 menit. Kesimpulan penelitian yaitu pengunjung tidak memberikan pengaruh terhadap perilaku individu namun, memberikan pengaruh terhadap perilaku sosial.

Visitor’s can have an impact on animal’s behavior in the zoo. Research has been carried out on the influence of visitors focused on visitor density on the behavior of the Sumatran elephant (Elephas maximus sumatranus) at the Gembira Loka Zoo. The research aims to analyze the individual and social behavior of Sumatran elephants associated with the presence of visitors. The research focuses on two female elephants, Gilang (25 years) and Cempaka (33 years), and they are unrelated. The research was conducted for seven weeks from April to May 2023 starting at 09.00––14.00 WIB. The focal sampling method continuously recorded the elephant's behavior in 15 minutes intervals without interlude. The observed behavior is divided into two categories, namely individual and social. Visitor conditions are divided into two categories, namely low visitor density and high visitor density. The results of the study used an independent t-test with α = 0.05 on individual behavior 0.457 (P > 0.05) and on social behavior 0.005 (P < 0.05) showing that visitor density influences the social behavior of sumatran elephants. Based on research on 9 behaviors (eating, drinking, moving, resting, grooming, trunk contact, physical contact, trunk slap and pushing), the highest average duration of behavior was feeding behavior in Gilang elephants and Cempaka elephants when the visitor density was low, respectively 130,23 ± 20,17 minute and 115,31 ± 24,02 minute when the visitor density was high, respectively 145,96 ± 18,98 minute and 136,40 ± 17,24 minute. The lowest average duration of behavior is social physical contact behavior on Gilang elephants and Cempaka elephants when the visitor density is low, respectively 0,67 ± 0,63 minute and 0,86 ± 0,80 minute when the visitor density is high, respectively 0,91 ± 0,42 minute and 0,94 ± 0,40 minute. The study concludes that visitors do not influence individual behavior but do influence social behavior."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irfan Afifudin
"Anoa dataran rendah kini berstatus terancam punah sehingga perlu dikonservasi secara ex-situ seperti di Taman Margasatwa Ragunan (TMR). Ditemukannya kasus perkawinan sedarah anoa di TMR mendorong mereka untuk terlibat dalam program collaborative captive breeding antarhabitat ex-situ di bawah pedoman Global Species Management Plan (GSMP) untuk meningkatkan keragaman genetik anoa. Penelitian ini bertujuan menganalisis perilaku sosial dan reproduksi anoa jantan di TMR untuk mengevaluasi kesiapannya sebelum dipasangkan dengan anoa betina hasil pertukaran. Pengamatan terhadap satu ekor anoa jantan dewasa dilakukan selama 2 bulan (Januari—Maret 2024) dengan metode scan sampling dan ad libitum, mencakup 60 sampling point dari 38 hari pengamatan. Hasil menunjukkan variasi aktivitas harian dan kecenderungan berinteraksi secara sosial dan reproduktif oleh anoa jantan, ditandai dengan perilaku approaching, vocalization, dan sniffing (termasuk flehmen) meski terhalang pagar pemisah dengan anoa betina di kandang sebelahnya. Anoa jantan secara keseluruhan menunjukkan ketertarikan dan pendekatan aktif untuk berinteraksi sosial dan reproduksi, sehingga dapat mendukung potensi keberhasilan program breeding.

The lowland anoa is an endangered species which requires ex-situ conservation efforts like those at Taman Margasatwa Ragunan (TMR). Inbreeding cases discovered at TMR prompted their participation in a collaborative captive breeding program guided by the Global Species Management Plan (GSMP) aimed at increasing the genetic diversity of anoa. This study focused on observing the social and reproductive behavior of a male anoa at TMR as part of evaluating his readiness to be paired with an exchange-bred female anoa. The observation of one adult male anoa was conducted for two months (January—March 2024) using scan sampling and ad libitum method, covering 60 sampling points from 38 observation days. The results revealed that male anoa engaged in various daily activities and exhibited a propensity for social and reproductive behaviors, such as approaching, vocalization, and sniffing (including flehmen), despite being separated by fences from a female anoa in the adjacent enclosure. The overall observations suggest that male anoa displayed interest and actively sought social and reproductive interactions, supporting the potential success of the breeding program."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Narawidya Ammani
"Harimau sumatra menurut IUCN merupakan hewan dengan status terancam punah (Critically endangered), sehingga untuk mencegah dari kepunahan, dibutuhkan peningkatan populasi. Penelitian dilakukan untuk mengamati dan menganalisis perilaku sosial dari harimau sumatra jantan dan betina yang mengarah pada perilaku reproduksi. Pengambilan data diambil menggunakan metode focal sampling dan ad libitum. Dilakukan selama tiga jam per hari dan interval lima menit dengan ulangan 18 hari, mulai dari April hingga Mei 2023. Subjek penelitan adalah harimau sumatra jantan dan betina di Taman Margasatwa Ragunan. Pengambilan data dilakukan dengan melihat perilaku sosial yang mengarah ke perilaku reproduksi pada harimau sumatra. Pengamatan dilakukan pada kandang tidur dengan adanya pemisah antara harimau sumatra jantan dan betina. Hasil yang di dapat dari penelitian ini adalah adanya perbedaan perilaku sosial pada kedua harimau sumatra. Perbedaan perilaku meliputi interaksi jantan mendekati betina (11,61±7,32), betina mendekati jantan (1±0), vokalisasi (102,6±35,59), menggeram (136,72±84,16), dan sifat agresif (27,08±20,78). Terdapat korelasi suhu dan kelembaban terhadap salah satu perilaku sosial harimau sumatra betina (Sig. (2-tailed) < 0,05) yaitu perilaku interaksi betina terhadap jantan (Sig. (2-tailed) = 0,044). Harimau sumatra jantan dan betina menunjukkan perilaku sosial seperti, adanya interaksi, vokalisasi, dan agresivitas, namun tidak di dapat perilaku sosial yang mengarah kepada perilaku reproduksi.

IUCN has declared that Sumatran tiger has a status of critically endanger species and so to prevent it from extinction the raise of population is needed. This study aims to observed and analyze the social behavior of male and female sumatran tiger. This study also aims to observe if the social behavior will lead to reproductive behavior. The observation method use in this study is focal sampling, with addition of adlibitum. Data was collected by observing the social behavior that lead to reproductive behavior of sumatran tiger for 3 hours and five minute interval per day with 18 repetitions, starting from April to May 2023. The research subject were male sumatran tiger and female sumatran tiger in Taman Margasatwa Ragunan. Observation were carried out in sleeping cages with a separation between male and female tiger. The result of this study were that there are differences of social behavior between male and female tiger including, male approach it’s conspecies (11,61±7,32), female approach it’s conspecies (1±0), vocalization (102,6±35,59, growling (136,72±84,16), and aggressive behavior (27,08±20,78). There is a correlation between temperature and humidity on one of the female sumatran tiger’s social behavior (Sig. (2-tailed) < 0,05) on female approach it’s conspecies (Sig. (2- tailed) = 0,044). Both male and female sumatran tiger shown social behavior including, interaction between each other, vocalization, and aggressive behavior but no social behavior that lead to reproductive behavior."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rindri Putri Handianti
"Telah dilakukan penelitian terhadap enam ekor gajah sumatera di Taman Margasatwa Ragunan yang terdiri dari dua jantan Harli dan Pangeran dan empat betina Mulyani, Putri, Agustin, dan Lestari, yang bertujuan untuk mengamati perilaku harian individu dan perilaku sosial gajah sumatera. Pengamatan ke-6 ekor gajah sumatera dilakukan selama 40 hari yang dimulai pada 05 Februari mdash;07 April 2018 pukul 08.00 mdash;15.00 WIB. Metode yang digunakan yaitu scan sampling dan ad libitum sampling dengan interval waktu 30 menit tanpa jeda. Perilaku harian yang diamati meliputi perilaku makan, minum, berkubang, bergerak, dan istirahat, sedangkan perilaku sosial yang diamati meliputi perilaku parental care, feeding behaviour, bermain dan interaksi terhadap perawat satwa. Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa perilaku harian individu gajah sumatera didominasi oleh perilaku bergerak dengan rerata persentase sebesar 86,85 , sedangkan perilaku sosial gajah sumatera di dominasi oleh perilaku parental care dengan rerata persentase sebesar 26,62.

A study of six sumatran elephants in Taman Margasatwa Ragunan consisting of two males Harli and Pangeran and four females Mulyani, Putri, Agustin, and Lestari, were aimed at observing the individual daily behavior and social behavior of sumatran elephants. The observation of the six sumatran elephants was conducted for 40 days starting on 05 February mdash 07 April 2018 at 08.00 15.00 WIB. The method used is scan sampling and ad libitum sampling with time interval 30 minutes without pause. Daily behaviors observed included eating, drinking, wallowing, moving, and resting behaviors, while observed social behaviors included parental care behavior, feeding behavior, play and interaction with animal keepers. From the observation result, it is found that the daily behavior of sumatran elephant is dominated by moving behavior with the average percentage of 86.85, while the social behavior of sumatran elephant is dominated by parental care behavior with the average percentage of 26.62.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahira Farid
"Telah dilakukan penelitian interaksi reproduksi orangutan sumatra jantan terhadap betina pasangannya dalam exhibit di Taman Safari Bogor, Jawa Barat. Metode yang digunakan yaitu focal animal sampling dan ad libitum sampling. Pengamatan dilakukan selama 24 hari dengan total waktu 7.920 menit, dilakukan selama enam hari dalam sepekan. Pengamatan perilaku dimulai pada pukul 09.30--16.00 WIB. Aktivitas interaksi yang diamati berupa perilaku sosial yang bersifat afiliatif dan agonistik, serta perilaku reproduksi meliputi atraktivitas, proseptivitas, dan reseptivitas. Subjek pengamatan yaitu dua individu orangutan sumatra yang berada di dua kawasan berbeda. Kawasan pertama terdapat individu jantan (J1) bersama betina pasangannya dan orangutan anak di Baby Zoo, kawasan kedua terdapat individu jantan (J2) bersama dua betina bunting di Primata Center. Hasil menunjukan proporsi yang berbeda pada perilaku sosial dan perilaku reproduksi pada kedua subjek yang diamati. Pola perilaku sosial pada J1 menunjukan social afiliatif (grooming) menjadi aktivitas tertinggi (40%) sedangkan J2 social afiliatif (approaching) menjadi aktivitas tertinggi (33%). Selama periode pengamatan, perilaku agonistik tidak ditemukan. Individu J1 dan J2 memiliki perilaku reproduksi terbesar adalah atraktivitas, dengan J1 atraktivitas (3%) lebih rendah dibandingkan J2 (14%). Perilaku sosial afiliatif pada individu J1 lebih besar dibanding J2 karena aktivitas grooming yang juga dilakukan kepada anak. Interaksi reproduksi pada J2 lebih besar dibanding J1, karena individu J2 ditempatkan dalam exhibit bersama dua betina pasangannya. Oleh karena itu, interaksi sosial yang dilakukan lebih intensif."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zhafira Nisrina
"Kondisi di penangkaran berbeda dengan kondisi di habitat alami. Hal tersebut dapat memengaruhi perilaku, salah satunya ialah perilaku pengasuhan. Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perilaku pengasuhan monyet hitam sulawesi Macaca nigra di Taman Margasatwa Ragunan. Subjek penelitian terdiri dari tiga individu yaitu induk betina, induk jantan dan anak. Pengambilan data perilaku pengasuhan M. nigra menggunakan metode focal animal sampling dan ad libitum sampling dengan interval waktu 10 menit tanpa jeda selama 25 hari dengan total waktu pengamatan 7500 menit. Pengamatan dilakukan selama lima hari dalam satu minggu. Waktu pengamatan dalam satu hari dimulai dari pukul 09.00--15.00 WIB. Perilaku pengasuhan yang teramati meliputi perilaku menggendong, menelisik, mendekat, istirahat, bergerak, kontak tubuh, menyusui dan penolakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa induk betina mendominasi perilaku pengasuhan, sementara induk jantan hanya melakukan perilaku penolakan. Rerata persentase perilaku pengasuhan tertinggi yang dilakukan induk yaitu menggendong 29,45 10,97 dan terendah yaitu perilaku penolakan 0,12 0,21.

Conditions in captivity are different from those in natural habitats. It can affect animal behavior, one of them is parenting behavior. Research has been conducted to know the parenting behavior of celebes black macaques Macaca nigra in Taman Margasatwa Ragunan. Subject of the study consists of three individuals, female parent, male parent and infant. Data of parenting behavior of M. nigra is collected using focal animal sampling and ad libitum sampling methods with 10 minutes interval without interlude for 25 days with a total time of 7500 minutes. Observations were made five days a week. Observation time in one day starting from 09 00 to 15 00 pm. Parenting activities observed include cradling, allogrooming, approaching, resting, moving, body contact, nipple contact and rejection. The results show that the female parent dominates parenting behavior, while the male parent only show rejecting behavior. The highest percentage of parenting behaviors performed by the parent was cradling 29,45 10,97 and the lowest was rejection behavior 0,12 0,21.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafika Wahyuni
"Telah dilakukan penelitian mengenai respons orangutan (Pongo abelii) betina bunting dan betina dengan anak terhadap jantan berdasarkan perilaku reproduksinya di Taman Safari Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi respons orangutan betina bunting dan betina yang memiliki anak terhadap jantan, serta mengetahui perilaku harian pada orangutan betina bunting dan betina dengan anak di kawasan konservasi ex-situ Taman Safari Bogor. Penelitian dilakukan pada dua orangutan sumatra (Pongo abelii) betina matang kelamin, yaitu B1 memiliki anak berumur 4 tahun dan B2 sedang bunting 6 bulan. Pengamatan perilaku harian menggunakan focal instantaneous sampling dengan time point 5 menit dan pengamatan perilaku reproduksi menggunakan metode adlibitum. Hasil menunjukkan perbedaan proporsi perilaku harian. Perilaku harian menunjukkan perbedaan proporsi (P=0,000). Perilaku makan merupakan proporsi tertinggi pada kedua betina. B1 memiliki proporsi makan, bergerak dan sosial yang lebih tinggi, sedangkan B2 memiliki proporsi istirahat yang lebih tinggi. Respons kedua betina terhadap jantan terlihat melalui perilaku atraktivitas, proseptivitas dan resptivitas dengan proporsi yang berbeda (P=0,000). Kedua betina menunjukkan proporsi reseptivitas tertinggi pada perilaku reproduksi, tetapi berdasarkan durasi, reseptivitas B1 lebih rendah dibandingkan B2. Respon B1 terhadap jantan memiliki proporsi yang rendah karena adanya intervensi oleh anaknya. Orangutan B2 teramati menunjukkan perilaku sangat proaktif terhadap jantan dan tidak ada gangguan dari keberadaan betina lain di dalam kandang yang sama.
A study of responses of pregnant and female with the child to males in Sumatran orangutan (Pongo abelii) based on reproductive behavior has been conducted in Taman Safari Bogor, West Java. The aim is evaluating responses of pregnant and the female with a child to males, as well as find out their daily activities under the ex-situ area in Taman Safari Bogor. The subjects are female with a child (4-years old) (B1) and pregnant female (6-months) (B2). The daily activities were observed every 5 minutes by focal instantaneous sampling, whereas reproductive behavior by ad libitum for 5.5 hours a day from October to November 2019. The observation got 8.580 minutes of daily activities and 4.290 minutes of reproductive behavior. The result presented different proportions of the daily activities of both females. Feeding is the highest proportion of their daily activities. The pregnant female (B2) had a higher resting proportion, whereas females with child (B1) had higher proportions of feeding; moving; also socializing. Reproductive behavior presented a different proportion too (P=0,000). Female B1 and B2 have the highest receptivity in reproduction activities, yet based on the duration, B1 receptivity lower than B2. Respons B1 to males was interference by the child. Female B2 has the most proceptivity and not disruption by another female in the same cage."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia
"Telah dilakukan penelitian terhadap perilaku pengasuhan anak pada keluarga Macaca hecki Matschie, 1901 di Pusat Primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan Jakarta. Penelitian bertujuan untuk mengamati pengasuhan terhadap infant yang ditempatkan dalam satu kelompok dan ada atau tidaknya keterlibatan anggota keluarga lain dalam peran pengasuhan. Metode yang digunakan yaitu focal animal sampling dan ad libitum sampling dengan interval waktu 10 menit tanpa jeda selama 25 hari dengan total waktu 7500 menit. Pengamatan dilakukan selama lima hari dalam sepekan. Pengamatan perilaku pengasuhan dimulai pada pukul 09.00--15.00 WIB. Waktu pengamatan disesuaikan dengan Macaca hecki yang bersifat diurnal aktif pada pagi hingga sore hari dan disesuaikan dengan perizinan yang diberikan oleh pihak Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta. Aktivitas pengasuhan yang diamati berupa perilaku menggendong, menelisik, mendekat, istirahat, bergerak, kontak tubuh, menyusui dan penolakan. Subjek pengamatan yaitu satu kelompok Macaca hecki yang terdiri dari induk jantan, induk betina, empat ekor anak dan satu infant. Pola pengasuhan yang terjadi menunjukan induk betina mendominasi dari seluruh perilaku harian aktivitas pengasuhan sebesar 92,99, diikuti oleh kakak ketiga 11, kakak keempat 4,5, kakak pertama 4,195, kakak kedua 3,56 serta induk jantan 0,09. Aktivitas perilaku pengasuhan yang mendominasi adalah aktivitas istirahat.

Research has been toward parenting behavior of Macaca hecki Matcshie, 1901 family in Pusat Primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan Jakarta. Research conducted to observe parenting toward infant that placed in one group family and the presence or absence of other family members 39 involvement in parenting roles. The focal animal sampling and ad libitum sampling methods is used to record parenting behavior within 10 minute intervals without interlude of 25 days with a total time of 7500 minutes. Observations were made five days a week. Observation of parenting behavior begins at 09.00 15.00 WIB. The observation time is adjusted to diurnal Macaca hecki active in the morning to late afternoon and adjusted to the permission given by the Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta. Parenting activities observed include carrying, allogrooming, approaching, resting, moving, body contact, breastfeeding and rejection. The subject of observation is one group family of Macaca hecki include male parent, female parent, four childerns and one infant. The pattern of parenting that occurs shows the female parent dominates from all the daily behavior of parenting activities by 92.99, followed by third sister 11, fourth brother 4.5, first brother 4.195, second sister 3.56 and male parent 0.09. Resting is the activities of parenting behavior that dominate."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonia Lisa Meilanda
"Aktivitas pengunjung dapat memberikan dampak pada perilaku satwa di kebun binatang. Telah dilakukan penelitian pengaruh aktivitas pengunjung terhadap perilaku diurnal harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae, Pocock 1929) hasil pertukaran di Taman Margasatwa Ragunan. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku adaptasi harimau hasil pertukaran dikaitkan dengan aktivitas pengunjung. Fokus penelitian yaitu pada dua ekor harimau hasil pertukaran yang dibandingkan dengan dua ekor harimau TMR sebagai kontrol. Keempat harimau berjenis kelamin jantan dengan rentang usia yang tidak jauh berbeda. Penelitian dilakukan pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi DKI Jakarta, yaitu selama delapan pekan dari Juli sampai September 2020 mulai pukul 08.00—13.00 WIB. Metode yang digunakan ialah continuous focal sampling dan ad libitum dengan interval waktu 15 menit tanpa jeda. Perilaku yang diamati terbagi menjadi lima kategori, yaitu aktif, marking, lokomosi, istirahat, dan Abnormal Repetitive Behaviour (ARB). Kondisi pengunjung dibagi menjadi tiga kategori, yaitu aktivitas, kepadatan, dan kebisingan. Terdapat perbedaan kondisi pengunjung yang terjadi pada tiga kategori kondisi hari berbeda, yaitu hari libur kebun binatang, hari kerja, dan akhir pekan. Hasil pengamatan menggunakan uji t independen dengan α = 0,050 menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara harimau baru dan harimau lama pada perilaku aktif dan istirahat di ketiga kategori kondisi hari. Hal tersebut diasumsikan bahwa perilaku aktif dan istirahat harimau baru telah teradaptasi dengan lingkungan kandang TMR. Perbedaan yang signifikan muncul pada perilaku ARB saat hari libur kebun binatang, perilaku marking dan lokomosi saat hari kerja, dan perilaku marking, lokomosi, dan ARB saat akhir pekan. Perbedaan tersebut muncul karena adanya perbedaan kondisi kandang dan kemunculan kondisi pengunjung yang berbeda pada setiap kandang.

Visitor’s activities can have an impact on animal’s behaviour in the zoo. Research about the effects of zoo visitors on the diurnal behaviour of exchanged Sumatran tiger (Panthera tigris sumatrae, Pocock 1929) program at Taman Margasatwa Ragunan (TMR) has been studied. The aim of this research is to identify the behavioral adaptation of two exchanged Sumatran tigers related to the zoo visitors’ activity. The main subjects of this research are the two (2) exchanged Sumatran tigers compared with two (2) TMR’s tigers as the control. All of them are male tigers which short-age differences. The Research has been studied while the transition of Mass Social Distancing or Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) in DKI Jakarta enforced and lasted for eight (8) weeks from July until September 2020 start from 08.00—13.00 WIB (Western Indonesian Time). Continous focal sampling and ad libitum methods with fifteen (15) minutes interval without pause was used for this research. The focused behaviours were divided into five (5) categories: active, marking, locomotion, resting, and Abnormal Repetitive Behaviour (ARB). The visitor’s conditions were divided into three (3) categories: activity, density, and intensity. There were three conditions that represented zoo visitors: the closed day zoo, the weekdays, and the weekend. Based on the independent samples t-test with α = 0,050, it was shown, there were no significant difference between the exchanged and the control tigers in their active and resting behaviour on all conditions. Because of these, it could be assumed that the active and resting behaviour of new tigers have been adapted with TMR’s captive environment. The significant difference occurred on ARB when the closed day zoo, marking and locomotion behaviour on the weekdays, and marking, locomotion, and ARB on the weekend. It was because the difference of captive condition and the presence of zoo visitors on each captive."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>