Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75949 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Taufik Eryadi Abdillah
"Penelitian ini termasuk dalam wilayah kajian penerjemahan dengan menggunakan pendekatan analisis wacana kritis. Analisis wacana kritis diterapkan untuk mengetahui ideologi penerjemah pada terjemahan karya sastra. Penelitian ini menggunakan dua sumber data, yaitu novel Bumi Manusia sebagai TSu dan The Earth of Mankind sebagai TSa. Ideologi penerjemah yang ditemukan akan dibandingkan dengan ideologi penulis untuk mencari tahu persamaan dan perbedaannya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan model komparatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penulis dan penerjemah memiliki ideologi yang sama, yakni ideologi sosialis. Sementara itu, terdapat perbedaan intensitas dari ideologi penulis dan penerjemah. Penerjemah memiliki pandangan yang lebih kuat terhadap kaum pribumi dan kaum Eropa yang dapat dilihat dari penekanan kata-kata mengenai kaum pribumi dan Eropa yang dilakukan penerjemah dalam menerjemahkan TSu. Tidak ada makna yang bergeser antara TSu dan TSa, sehingga baik pembaca TSu maupun TSa dapat memahami maksud yang ingin disampaikan oleh penulis. Namun, penekanan yang dilakukan oleh Max Lane dapat memberikan efek yang berbeda pada pembaca TSa dalam hal memandang kaum pribumi dan kaum Eropa.

The field of this study is translation studies by using a critical discourse analysis approach. Critical discourse analysis is applied to determine the ideology of the translator in the translation of literary works. This study uses two data sources, namely the novel Bumi Manusia as ST and The Earth of Mankind as TT. The translator's ideology that has been found will be compared with the author's ideology to find out their similarities and differences. This research is a descriptive qualitative research using a comparative model. The results of this study indicate that the author and translator have the same ideology, namely socialism. Meanwhile, there are differences in the intensity of the ideologies of author and translator. The translator has a stronger view towards the natives and the Europeans, which can be seen from the emphasis on the words about the natives and Europeans by the translator in translating the ST. There is no shift in meaning between ST and TT, hence both ST and TT readers can understand the intention of the author. However, the emphasis on words made by Max Lane can result in different impact on TT readers in viewing the natives and the Europeans."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karnedi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aplikasi metafora konseptual dalam buku teks bidang ekonomi dan bagaimana penerjemah mengatasi masalah penerjemahan berbagai kategori dan/atau jenis metafora konseptual dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Kajian dilakukan dengan menggunakan: (1) pendekatan kognitif, (2) pendekatan berbasis korpus, (3) model komparatif, dan (4) teori strategi penerjemahan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berupa analisis teks sebagai sebuah studi kasus. Analisis terjemahan sebagai sebuah produk didasarkan pada sebuah korpus paralel (data) yang berasal dari tiga buku teks ekonomi berbahasa Inggris (subkorpus teks sumber) dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia (subkorpus teks sasaran) oleh tiga penerjemah dan diterbitkan masing-masing oleh tiga penerbit lokal yang berbeda. Identifikasi penggunaan ungkapan metaforis dalam kedua subkorpus itu dilakukan dengan menggunakan program WordSmith Tools versi 5.0.
Dua temuan utama dalam penelitian ini adalah: (1) 19 jenis metafora yang meliputi ketiga kategori metafora konseptual, yakni 11 jenis metafora struktural, 7 jenis metafora ontologis, dan 1 jenis metafora orientasional; frekuensi kemunculan itu menunjukkan kecenderungan penulis teks sumber menggunakan metafora struktural untuk menjelaskan berbagai konsep, teori, argumen dalam ilmu ekonomi, serta realitas perekonomian dalam buku teks bidang ekonomi, (2) untuk mengatasi masalah penerjemahan metafora konseptual, penerjemah menerapkan tiga metode penerjemahan yang lebih berorientasi pada bahasa sumber (berdasarkan sejumlah prosedur penerjemahan metafora konseptual dan teknik penerjemahan yang digunakan), yaitu metode penerjemahan harfiah, metode penerjemahan setia, dan metode penerjemahan semantis. Dapat disimpulkan bahwa penerjemah mengadopsi ideologi foreignisation ketika menerjemahkan metafora konseptual dalam buku teks bidang ekonomi dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.
Relevansi temuan penelitian ini dengan temuan penelitian sejenis adalah penerjemahan buku teks bidang ekonomi sebagai salah satu bentuk teks khusus (genre) yang memiliki fungsi informatif juga cenderung lebih mengutamakan ciri, bentuk, dan makna teks sumber dalam teks sasaran sebagai cerminan dari ketiga metode penerjemahan serta ideologi foreignisation yang dianut. Di sisi lain, metode penerjemahan komunikatif dan ideologi domestication yang berorientasi pada bahasa sasaran juga diadopsi oleh penerjemah. Dengan kata lain, penerjemah cukup terbuka terhadap kedua kutub ideologi penerjemahan itu. Sebagai kesimpulan, penelitian ini turut memperkuat temuan penelitian terdahulu tentang teori metafora konseptual (pendekatan kognitif) dan teori strategi penerjemahan yang terdiri dari ideologi penerjemahan, metode penerjemahan, prosedur penerjemahan metafora, dan teknik penerjemahan.

ABSTRACT
This research aims to investigate the application of conceptual metaphors in economics textbooks and what translation strategies that the translators employ in order to cope with the problems of translating those categories of conceptual metaphors and/or types of metaphors from English into Indonesian. Investigation is based on: (1) a cognitive approach, (2) a corpus-based approach, (3) a comparative model and (4) a theory of translation strategies. The research is conducted on the basis of a qualitative method, particularly a textual analysis in the form of a case study. An analysis of translation as a product is done on the basis of a parallel corpus (data) taken from three English textbooks on economics (the source text subcorpus) and their translations in Indonesian (the target text subcorpus) translated by three translators and published respectively by three local publishers. The use of metaphorical/linguistic expressions in the study corpus is identified by using WordSmith Tools version 5.0.
Two research findings are as follows: (1) nineteen types of metaphors are found in the source text subcorpus representing the three categories of conceptual metaphors: eleven types of structural metaphors, seven types of ontological metaphors and one type of orientational metaphor; the frequencies reflect the source text writers? preference to explain those concepts, theories and arguments in economics, as well as realities of economy in economics textbooks; (2) in order to deal with the problems of translating conceptual metaphors, translators use three major translation methods (i.e. literal translation, faithful translation and semantic translation) based on a number of metaphor translation procedures and translation techniques identified. This translation phenomenon indicates that they adopt the ideology of foreignizing strategy when translating conceptual metaphors in economics textbook from English into Indonesian.
These findings to some extent are closely linked to other research findings in translation studies in the sense that the translation of economics textbooks as one type of specific text (genre) with informative function also tends to maintain the characteristics, forms and meanings of the source language in the target text, rather than the target language. This phenomenon again reveals the three translation methods and the translation ideology being adopted (i.e. foreignisation). However, the communicative method and the ideology of domesticating strategy (domestication) which gives more emphasis on the target language are also adopted by the translators. In other words, the translators seem to be quite open to the two binary ideologies of translation. To sum up, this research strongly supports other relevan research in association with the theory of conceptual metaphor (cognitive approach) and the theory of translation strategies which consists of ideology of translation, translation methods, translation procedures and translation techniques."
Depok: 2011
D1288
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kotambunan, F.E.
"ABSTRAK
Untuk menunjukkan betapa signifikan kesepadanan makna TSu dan TSa dalam teks hukum bisnis merupakan tujuan penelitian ini. Adapun manfaat penelitian adalah memotivasi penerjemah agar lebih kritis dan cermat sehingga menghasilkan terjemahan yang berkualitas. Hasil penelitian juga bermanfaat sebagai acuan untuk penelitian lanjutan dalam ranah dan kajian yang sejenis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian perpustakaan dan lapangan untuk mengumpulkan data serta teknik analisis data dengan model komparatif dan kausal. Faktor ekstratekstual dan intratekstual TSu dan TSa Nord adalah variabel yang ditetapkan dalam menganalisis data. Penelitian ini dibatasi pada strategi penambahan dan penghilangan makna dalam kata, frasa atau ungkapan, klausa, dan kalimat. Sebagai dampak penerapan strategi ini, kesesuaian TSu dan TSa dengan bidal Grice dianalisis. Hasil penelitian adalah pertama, faktor ekstratekstual, intratekstual TSu dan TSa cenderung sama untuk mencapai kesepadanan makna TSu dan TSa. Kedua, kesalahan penyimpangan, penambahan, dan penghilangan makna ditemukan sebagai dampak penerapan strategi penambahan dan penghilangan makna. Ketiga, gaya penulisan teks hukum bisnis dalam bahasa Indonesia belum seragam dibandingkan penulisan dalam bahasa Inggris. Sebagai kesimpulan, penerjemahan teks hukum bisnis mengikuti kriteria setia dan konvensional. Kemudian, penguasaan pengetahuan di berbagai bidang dan kerja sama yang baik antarpihak menentukan keberhasilan praktik penerjemahan. Saran peneliti adalah penelitian yang lebih komprehensif dalam teks hukum lain perlu dilakukan. Disamping itu, sebaiknya penyuntingan teks dan penyelarasan kata dilakukan lebih dari dua kali untuk mengurangi kesalahan penafsiran.Kata kunci:Faktor ekstratekstual dan intratekstual; kesalahan penafsiran; kesepadanan makna; strategi penambahan dan penghilangan makna; teks hukum bisnis.

ABSTRACT
To show how crucial the equivalence of ST and TT in business law text is the main goal of this research. Besides that, the benefit of this research is to motivate a translator to become more critical and accurate in producing more quality translations. The results of research can be utilized as benchmark to conduct further research in similar study. The library research and field method are commonly administered in translation research. And the technique of analyzing data exerts comparative and causal model between the Source Text ST and the Target Text TT . It is determined that the approach is pursuant to ST and TT both Nord Extra textual and Intra textual factors. In addition, the research scope is limited to addition and omission, strategy of translating in word, phrase or term, clause, and sentence. The conformity of ST and TT to Grice rsquo s maxim is also analyzed as the effect of employing strategy of translating, the addition and omission. This research findings, firstly verifies that extra textual and intra textual factors are mostly integrated in achieving equivalence of ST and TT. Secondly, it is also discovered that translation error of deviation, addition, and omission of meaning as the impact of translating strategy application, addition and omission. Thirdly, it is acquired that writing business law text in English is more conventional comparing to Indonesian. In conclusion, the translation of business law text complies with faithful and conventional main criteria. Moreover, not only the mastery of other knowledge related, but also good collaboration are required between concerned parties and determined the success of translation practice. Therefore, it is wished for these results and implications could be referred to proceed with comprehensive research in other legal texts. Hereafter, it is also advised that proofreading is performed more than twice to minimalize misinterpretation. "
2016
T47203
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Chitra Hasan
"Menurut teori pembandingan, metafora adalah pembandingan yang implisit tanpa kata as atau like dalam bahasa Inggris, atau kata seperti, sebagai, ibarat, umpama, dan serupa dalam bahasa Indonesia, di antara dua hal yang dibanclingkan. Metafora muncul dalam bentuk ketidakcocokan kolokasi, baik ketidakcocokan kolokasi yang jelas maupun yang tersembunyi. Sebuah metafora disusun oleh nga bagian, yaitu topik, citra, dan titik kemiripan Berdasarkan bagian yang dinyatakan secara eksplisit, sebuah metafora dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu metafora dengan pembandingan penuh dan metafora dengan pembandingan takpenuh. Sebagai unsur figuratif, metafora sering tidak dapat ditenjemahkan secara harfiah. Meskipun demikian, dalam penerjemahan sebuah metafora tetap diharapkan tercapainya kesepadanan dinamis , yaitu keserupaan pesan yang diterima oleh pembaca bahasa sumber (Bsu) dan pembaca bahasa sasaran (Bsa).
Penelitian ini bertuan untuk mengetahui jenis ketidakcocokan kolokasi dan tipe pembandingan yang membentuk metafora teks sumber (T su), mengetahui bentuk terjemahan metafora Tsu ke dalam Tsa, mengungkapkan kesepadanan metafora Tsu dan terjemahannya dalam teks sasaran (Tsa), mengetahui prosedur penerjemahan yang digunakan dalan penerjemahan metafora Tsu ke dalam Tsa, mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan tercapainya dan tidak tercapainya kesepadanan metafora Tsu dan terjemahannya dalam Tsa, serta kesesuaian metode penerjemahan yang digunakan dengan jenis teks yang diterjemahkan.
Dari sumber dam berupa tiga buah novel dalam bahasa Inggris dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia, diperoleh 130 buah metafora. Berdasarkan penelitian terhadap data itu ditemukan bahwa sebagian besar metafora dalam Tsu muncul dalam bentuk ketidakcocokan kolokasi tersembunyi dan tipe pernbandingan takpenuh. Dengan demikian, untuk memahami metafora dalam Tsu sangat diperlukan konteks. Berdasarkan bentuknya, unsur tetjemahan dapal dikategorikan ke dalam tiga kelompok, yaitu metafora, simile, dan ungkapan nonfiguratif.
Dengan berpedoman kepada keserupaan atau ketidakserupaan pemahaman informan Bsu dan Bsa, bentuk-bentuk terjemahan tersebut dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu terjemahan yang sepadau dan terjemahan yang tidak sepadan. Terjemahan yang sepadan berasal dari terjemahan berbentuk metafora, simile, dan ungkapan nonfiguratif, sedangkan terjemahan yang tidak sepadan berasal dari terjemahan berbentuk metafora dan simile. Terjemahan berbentuk metafora yang sepadan dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu (a) terjemahan dengan citra yang sama dengan citra metafora Tsu, dan (b) terjemahan dengan citra yang berbeda dengan citra metafora Tsu. Faktor faktor yang menyebabkan tercapainya kesepadanan pada metafora kelompok (a) adalah (i) metafora Tsu menggunakan citra yang sudah lazim digunakan, baik dalam Tsu maupun dalam Tsa; (ii) ketertafsiran titik kemiripan metafora tersebut melalui citranya, (iii) titik kemiripan yang eksplisit, dan (iv) tersedianya konteks yang memadai Metafora yang tergolong ke dalam kelompok (b) dapat mencapai kesepadanan karena citra metafora Tsu diganti dengan citra yang lain dalam Tsa. Penggantian citra tersebut dilakukan atas dasar (i) perbandingan yang lazim dalam Bsa dan (ii) kurang dikenalnya citra tersebut dalam Bsa atau kekurangjelasan titik kemiripan citra tersebut dengan topiknya.

Abstract
According to comparison theory, the detinition of metaphor is an implicit comparison without as or like between the two compared item. Metaphor appears in the form of collocational clash, which can be deviled into two types, namely overt collocational clash and covert collocational clash A metaphor consists of three parts, namely topic, image, and point of similarity. Based on its explicit parts, a metaphor can be classiiied into two types of comparison, i.e. full comparison and abbreviated comparison. As a figurative item, a metaphor is hard to be translated literally, meanwhile the translation of SL a metaphor should be the dynamic equivalent translation The dynamic equivalence is a quality of translation in which the message of source language text (SLT) has been so transported into the target language text (TLT) that the response of the target language (TL) readers is essentially like that of the source language (SL) reader.
This research aimed at investigating the following things: (1) the type of collocational clash and the type of comparison that form the SL metaphor; (2) the dynamic equivalence of TL metaphor and its translation in Indonesian (3) the forms of the translation and translation procedures used in translating the SLT metaphor into the TLT; (4) the factors that cause the equivalence and unequivalence between SL metaphors and their translation in Indonesian; and (5) the compatibility between the methods of the translation and the type of the text.
One hundred and thirty metaphors and their translation were gathered from the source ofthe data, namely three novels written in English and their translation in Indonesian. The findings are as follows: most of SLT metaphors appear in the form of covert collocational clash with abbreviated comparison. lt means, in order to understand the SLT metaphors the context was highly needed.
The translation of SLT metaphors could be divided into three forms, namely metaphor, simile, and nonligurative items. Based on the similarity of the SLT and TLT readers? response, those fomrs could be categorized into two groups, equivalent translation (ET) and nonequivalent translation (NET). The ETS were in the form of metaphors, similes and noniigurative items, while the NETS were in the form of metaphors and similes. The ETS in the form of metaphors could be divided into two groups i.e. (a) translations with the same images as found in SLT metaphors; (b) translations with different images from the ones found in SLT metaphors, The translations which belong to (a) could be equivalent to SLT metaphors because (i) the images of SLT metaphors have been frequently used both in SL or TL; (b) the interpretability of the points of similarity through the images; (iii) the explicitness of the points of similarity; (iv) the availability of adequate contexts. The translations which belong to (b) could be equivalent to SLT metaphors because the images of SLT metaphors were replaced by different images in TLT. The reasons for replacing the images were (i) common comparison in the TL; (ii) the images were not well known in the TL or the points of similarity were not easily recognized.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
T2658
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Muhadjir
"ABSTRAK
Tesis ini bertujuan memberikan gambaran tentang pemarkah prominensi--salah satu segi bahasa, yaitu seorang penulis berupaya menarik kesadaran pembaca terhadap beberapa ciri yang saling berlawanan--tematis tindakan baik dalam teks naratif bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia. Penelitian ini menunjukkan bahwa prorninensi tematis tindakan adalah istilah lain dari pelatardepanan--prominensi relatif dalam wacana yang menyimpang dari norma kebahasaan dan berlawanan dengan pelatarbelakangan, peristiwa yang termasuk dalam garis utama cerita adalah latar depan--dalam hal keduanya memfokuskan verba atau peristiwa utama yang berfungsi sebagai tulang punggung cerita.
Tesis ini juga bertujuan menganalisis realisasi kesepadanan terjemahan antara pemarkahan prorninensi tematis tindakan dalam teks naratif bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, karena kedua bahasa tersebut memiliki struktur dan sistem yang berbeda. Peneliti tesis ini ingin sekali mengetahui jenis kerespondensi formal dan pergeseran dalam terjemahan menurut kriteria gramatikal dan semantis. Dengan kata lain, apakah pergeseran terjadi secara gramatikal, semantis atau kedua-duanya.
Tesis ini, akhirnya, menyimpulkan bahwa kesepadanan terjemahan terjadi baik secara gramatikal maupun semantis; dan ternyata, pergeseran gramatikal lebih dominan daripada pergeseran semantis. Pada korespondensi formal terdapat korespondensi antara kata dengan kata, frasa dengan frasa, sementara itu, dalam pergeseran struktural atau gramatikal terdapat pergeseran unit, struktur, kelas, dan intra sistem. Disimpulkan juga, bahwa pergeseran terjemahan pominensi tematis tindakan disebabkan oleh kenyataan bahwa bahasa Indonesia tidak memiliki sistem kala; tetapi sebaliknya, bahasa Indonesia memiliki baik sistem dan pemarkah keergartifan maupun ketransitifan.

This thesis aims at giving the description about the marker of the thematic prominence-aspects of language by which the writer chooses to draw the consciousness of the reader to some features in contrast to others-of events both in English and Indonesian narrative texts. This study will show that the thematic prominence of events is another terms of foregrounding-relative prominence in a discourse which deviates from a linguistics norm apposite of backgrounding, events belonging to the story line are foregrounded-, in that both focus on the verbs or main events which function as the backbone of the story.
This study also aims at analyzing the realization of the translation equivalent of the thematic prominence of events marking in English and Indonesian narrative text, since both languages have different structure and system. It is desirable to know the kinds of formal correspondences and tsranslation shifts in terms of grammatical and semantic criteria. In another word, whether the shift occurs grammatically or semantically or both of them.
This thesis, finally, concludes that translation equivalent occurs grammatically as well as semantically; however, the grammatical shifts are more dominant than the semantic ones. In the formal correspondence, there are equivalences between words and words as well as phrases and phrases, while in the structural or grammatical shifts there are shifts in unit, structure, class, and intra-system. To sum up, translation shifts are caused by the fact that Indonesian does not have the tense system; however, it has the ergative and the transitive markers.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wieka Barathayomi
"Tesis ini adalah kritik atas strategi penerjemahan istilah budaya dalam novel Olive Kitteridge. Kritik disusun dengan menggunakan model analisis teks yang berorientasi pada penerjemahan dengan menggunakan pencapaian tujuan penerjemahan sebagai kriteria utama keberhasilan penerapan strategi penerjemahan. Pertama, analisis faktor ekstratekstual dan intratekstual teks sumber (TSu) dan teks sasaran (TSa) dilakukan untuk menentukan tujuan penerjemahan. Kedua, menganalisis data untuk menemukan strategi penerjemahan yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan istilah budaya. Ketiga, penilaian keberhasilan dan kegagalan penerapan strategi penerjemahan istilah budaya dipandang dari pencapaian tujuan penerjemahan.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa tujuan penerjemahan adalah untuk menyampaikan kisah Olive Kitteridge secara sesetia mungkin dengan maksud penulis TSu dengan tujuan memperkenalkan budaya sumber kepada pembaca sasaran. Terjemahan yang dihasilkan harus memenuhi kriteria tepat, wajar, dan mudah dipahami. Keberhasilan penerjemah yaitu menerjemahkan TSu sesetia mungkin dengan maksud penulis TSu, dengan harapan memperkenalkan budaya sumber kepada pembaca sasaran. Penerjemah juga menyadari adanya perbedaan latar belakang pengetahuan dan budaya yang dimiliki pembaca TSu dan TSa, yakni terlihat dari upaya menerapkan beberapa strategi penerjemahan untuk mengisi informasi yang dimiliki pembaca TSu tetapi tidak dimiliki pembaca TSa. Strategi yang terlihat jelas adalah pemberian catatan kaki dan penjelasan tambahan.
Kegagalan penerjemah yaitu demi menunjukkan kesetiaan pada maksud penulis TSu, penerjemah banyak menggunakan strategi transferensi dan penerjemahan harfiah untuk menerjemahkan istilah budaya yang akhirnya membuat terjemahan tidak tepat dan tidak wajar. Secara umum dapat dikatakan bahwa jika dikaitkan dengan tujuan penerjemahan, yakni terjemahan yang sesetia mungkin pada maksud penulis TSu dengan tujuan memperkenalkan budaya sumber kepada pembaca sasaran dan memenuhi kriteria tepat, wajar, serta mudah dipahami, strategi penerjemahan istilah budaya dalam novel Olive Kitteridge tidak cukup berhasil mencapai tujuan itu.

This thesis is a criticism to the application of translation strategies in translating cultural terms in Olive Kitteridge. The criticism is based on a model for translation-oriented text analysis by using translation purpose as the main criteria for successful application of translation strategies. First, analysis of extratextual and intratextual factors of source text (ST) and target text (TT) is conducted to determine translation purpose. Second, data analysis is conducted to find translation strategies applied by the translator in translating cultural terms. Third, assessing the application of translation strategies in translating cultural terms based on translation purpose.
This research shows that the purpose of translation is to deliver Olive Kitteridge story as faithful as possible to ST author intention, in order to introduce source language culture to target language readers. The translation must meet the appropriate criteria: accurate, natural, and readable. The translator is success in translating ST as faithful as possible to ST author intention, in order to introduce source language culture to the target language readers. The translator is also aware that ST and TT readers have different cultural background and knowledge. It is shown by her attempt in applying translation strategies, such as footnotes and additional explanation, to overcome translation problem.
Unfortunately, in order to show faithfulness to ST author intention, the translator use a lot of transference and literal translation strategies to translate culture terms that make the translation inaccurate and unnatural. In general, related to the translation purpose that is to be faithful to ST author intention in order to introduce source language culture to target language readers and meet the appropriate criteria of accurate and natural, the translation strategies of cultural terms in Olive Kitteridge failed in achieving translation purpose.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T31791
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Angelina Arfiany
"Onomatope adalah kata yang terbentuk dari imitasi bunyi hasil tangkapan indra pendengaran. Onomatope sering ditemukan dalam cerpen, komik, maupun novel Korea. Objek penelitian ini adalah teknik penerjemahan onomatope dari bahasa Korea ke bahasa Indonesia dengan menggunakan novel Almond sebagai korpus data. Latar belakang dilakukannya penelitian, yaitu kebaruan penelitian pada onomatope bahasa Korea dalam novel yang belum ditemukan dalam penelitian lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan jumlah onomatope diklasifikasikan berdasarkan jenisnya dan teknik penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan onomatope bahasa Korea ke bahasa Indonesia dari novel Almond berdasarkan jenis klasifikasinya. Penelitian ini berupa penelitian deskriptif-kualitatif dengan analisis penelitian menggunakan teori teknik penerjemahan yang dikemukakan oleh Molina dan Albir (2002). Hasil penelitian menunjukkan 1 kata termasuk jenis onomatope suara binatang, 101 kata suara manusia, tidak ada kata suara instrumen, dan 9 kata lainnya termasuk dalam aneka ragam tiruan bunyi lain. Sementara, ada 5 teknik penerjemahan yang digunakan: peminjaman, deskripsi, kreasi diskursif, padanan lazim, dan kompresi linguistik.

Onomatopoeia is a word formed from the imitation of sounds captured by the sense of hearing. Onomatopoeia is often found in Korean short stories, comics, and novels. The object of this research is translation techniques of onomatopoeia from Korean to Indonesian using Almond novel as a data corpus. The novelty of Korean onomatopoeia analysis in novel that has not been found in other research became the background to the research. The aim of this research is to show the number of onomatopoeia classified based on the sound classifications and the translation techniques that used in translating Korean onomatopoeia into Indonesian from the Almond novel also based on the sound classifications. This qualitative-descriptive research used the translation techniques by Molina and Albir (2002) for analysing. Research result shows that 1 word is classified as animal sounds, 101 words are human sounds, no word is instrument sounds, and 9 there words are miscellaneous sounds. There are 5 translation techniques used: borrowing, description, discursive creation, established equivalent, and linguistic compression."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mike Nurjana
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
907 PJKB 7:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aisiyah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan keakuratan terjemahan istilah Inggris di bidang mekanika teknik ke Bahasa Indonesia serta memaparkan pembentukan istilah padanan di bidang itu ke bahasa Indonesia. Diteliti sebanyak 104 istilah yang berupa kata tunggal dan frasa. Semua istilah itu dianalisis tanpa mengaitkan konteksnya dalam kalimat. Penelitian ini menggunakan model penelitian komparatif yang membandingkan buku teks dalam Bahasa Inggris dengan buku teks terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Sementara itu, ancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ancangan kualitatif deskriptif. Dari hasil analisis keakuratan terjemahan, diperoleh istilah bahasa Indonesia yang dinilai akurat, kurang akurat, dan tidak akurat. Selain itu, diperoleh pembentukan istilah padanan dalam Bahasa Indonesia. Temuan penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pengetahuan untuk pengembangan teori penerjemahan teks teknis, khususnya teori penerjemahan istilah di bidang teknik sipil, serta berkontribusi dalam penyusunan glosarium dan kamus istilah teknik sipil.

ABSTRACT
This study is aimed at describing the accuracy of translation English terms in Mechanical Engineering into Bahasa Indonesia and describing the formation of the equivalent terms in Bahasa Indonesia. The number of terms analyzed is 104 terms in the form of single words and phrases. All of the terms are analyzed without their context in sentences. In this research a comparative research model is used in which the source textbook in English is compared with its translation textbook in Bahasa Indonesia. Meanwhile, the approach used in this research is descriptive qualitative. From the analysis, the accuracy of the translation between English and Indonesian terms in Mechanical Engineering and the formation of the equivalent terms in Bahasa Indonesia can be obtained. The terms are classified into accurate, less accurate, and inaccurate. The findings of this research are expected to become the basis of knowledge for the development of the translation theory of engineering texts, in particular the theory of civil engineering term translation, as well as to contribute to the preparation of a glossary and a dictionary of civil engineering terms."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T33306
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Miranda
"Penerjemahan merupakan kegiatan mengubah sebuah pesan dari satu bahasa ke bahasa lain. Penerjemahan harus dilakukan dengan cara mencari kata yang setara dalam kedua bahasa secara tepat. Namun, setiap bahasa mempunyai struktur yang berbeda. Terlebih lagi, setiap negara mempunyai budaya tersendiri yang mempengaruhi pembentukan makna kosakata. Pengaruh budaya dapat mempengaruhi kesepadanan sebuah kata dalam dua bahasa. Oleh karena itu, kesalahan dalam penerjemahan dapat terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan penerjemahan teks bahasa Korea ke dalam bahasa Indonesia. Sumber data penelitian ini adalah teks sumber dan teks sasaran yang terdapat pada buku Bahasa Korea Terpadu untuk Orang Indonesia 3. Rumusan masalah penelitian adalah bagaimana kesalahan penerjemahan pada sumber data diklasifikasikan berdasarkan jenis kesalahannya. Penelitian ini menggunakan pendekatankuantitatif dan kualitatif, dengan metode analisis deskriptif. Penelitian ini menemukan 62 kesalahan pada sumber data yang diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) jenis kesalahan. Kesalahan pemilihan padanan kata 10 data (16%), kesalahan struktur bahasa sasaran 18 data (29%) dan kesalahan penyampaian pesan teks sumber 34 data (55%). Dari hasil temuan dapat disimpulkan bahwa kesalahan penyampaian pesan teks sumber adalah kesalahan yang paling dominan.

Translation is the process of converting text from language to language. It searches for corresponding words from one language to another, as accurately as possible in order to reduce language barrier. However, each language has a different structure. Each country has its own culture that influences the formation of vocabulary meaning. Cultural influences can also affect the agreement of a word in two different languages. Therefore, in performing translations, errors are likely to happen. This study aims to analyze the mistranslation of cultural texts from Korean into Indonesian. The data sources studied are cultural texts and translations in Bahasa Korea Terpadu 3 textbook. The main focus of this research are the kind of Korean to Indonesian translation errors found in the textbook. This study uses two approaches: the quantitative and the qualitative approach. After further investgation, there were a total of 62 errors found in the textbook. Based on the error type, it was found that there were 3 types of errors, i.e., word selection error 10 data (16%), target language (TL) structure error 18 data (29%), and source text’s (TL) message transfer error 34 data (55%).  From the findings, it can be concluded that the source text’s message transfer error is the dominant error."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>