Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1519 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bara Libra Sagita
"Peranan manusia dalam organisasi sangat besar, dan oleh sebab itulah diperlukan adanya koordinasi yang erat dan berkesinambungan antara orang yang terlibat didalamnya. Hal ini dimaksudkan supaya pencapaian tujuannya optimal juga terukur sesuai dengan apa yang direncanakan. Hanya saja ada banyak yang jarus diperhatikan dalam pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi ini, apa saja yang harus dimiliki sebagai acuan kemampuan dan keterampilan bekerja. Terkait dengan hal ini, tujuan utama dilakukannya penelitian ini adalah: 1) untuk menganalisa persepsi yang diberikan responden terhadap etos kerja, kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan kecerdasan emosional, dan 2) menganalisa pengaruh dan hubungan kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan kecerdasan emosional terhadap etos kerja anggota organisasi. Metode penelitian yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah pendekatan kuantitatif deskriptif dengan menggunakan metode survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap variable kecerdasan emosional, kepemimpinan transformasional, dan budaya organisasi termasuk dalam kategori baik. Kemudian, berdasarkan hasil uji beda yang dilakukan, diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan persepsi dari masing-masing variable pada setiap subdit. Selanjutnya, berdasarkan hasil uji regresi sederhana yang dilakukan untuk menguji pengaruh parsial menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara kecerdasan emosional, kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi terhadap etos kerja anggota polisi di Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

The roles of human in organizations are very crucial, and for that reason, close and continuous coordination is needed between the people involved in it. This means that the optimal achievement of goals can be done and can be measured according to the plan. Regarding this idea, there are many things that must be considered in the management of human resources in the organization and what must be possessed as a reference for the abilities and work skills. The main objectives of the research are (i) to analyse the perceptions given by respondents on work ethic, transformational leadership, organizational culture and emotional intelligence, and (ii) to analyse the influence and relationship of transformational leadership, organizational culture and emotional intelligence on the ethos work of organizational members. The author employs the descriptive quantitative approach using survey methods. The results of the research showed that the respondents' perceptions on each variable are categorized good categories. Then, based on the results of the different tests conducted, it is known that there is no significant difference in the perception of each variable in each subdirectorate. Furthermore, based on the results of a simple regression test conducted to test the partial effect, it shows that there is a positive and significant influence between emotional intelligence, transformational leadership and organizational culture on the work ethic of police officers at General Crimes Directorate of Jakarta Metropolitan Police Region."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Narulita
"Dalam menghadapi era globalisasi dan pasar babas tingkat AFTA (Asean Free Trade Area) 2003 dan APEC (Asia Pasifrc Economic Conference) 2010 dibutuhkan SDM (sumber daya manusia) siap bersaing dan memiliki kapabilitas, baik dalam kapasitas penguasaan IPTEK maupun sikap mental. SDM yang dibutuhkan tentunya adalah SDM yang beretos kerja tinggi. Etos kerja sangat dibutuhkan karena ia sangat berkaitan erat dengan kepuasan personal dalam bekerja dan juga produktivitas kerja.
Etas dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh budaya serta sistem nilai yang diyakini. Finder (1998: 73) mengungkapkan bahwa budaya organisasi yang kuat mampu menjadi sumber kepuasan kerja, komitmen dan efektivitas kerja. Budaya organisasi yang baik akan menjadi sumber positif bagi peningkatan etos kerja. Selain itu, Asifudin (2004) menyimpulkan bahwa etos kerja dipengaruhi oleh dimensi individual, sosial, lingkungan alam dan juga dimensi transedental. Yang dimaksud dimensi transendental adalah dimensi yang melampaui batas-batas nilai materi; yakni dengan menjadikan kerja sebagai satu bentuk ibadah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemaknaan shalat, budaya organisasi dan etas kerja pada karyawan PT. Saranagriya Lestari Keramik. Penelitian ini lebih mengutamakan pendekatan kuantitatif dan dilengkapi dengan metode kualitatif. Metode pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode non probability sampling dengan teknik pengambilan samplenya yaitu teknik purposive sampling atau sarnpel dengan karakteristik tertentu. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang disebar luaskan pada 40 (empat puluh) responden dan depth interview (wawancara mendalam) pada 3 (tiga) responden. Untuk metode kuantitatif, digunakan teknik analisis deskriptif, yaitu analisis frekuensi, mean, realibilitas, korelasi product moment dan juga analisis regresi linier. Untuk analisis dalam penelitian ini, peneliti menggunakan program SASS 10.0 for windows. Sedangkan untuk metode kualitatif, digunakan teknik analisis isi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesa yang ditengahkan dapat diterima yaitu:
1.Meningkatnya pemaknaan shalat yang dimiliki individu akan diiringi dengan meningkatnya etos kerja dalam dirinya.
2.Meningkatnya budaya organisasi yang diaplikasikan individu dalam aktivitas kerjanya akan diiringi dengan meningkatnya etos kerja dalam dirinya
3.Ada hubungan yang signifikan antara pemaknaan shalat dan budaya organisasi secara bersama-sama dengan etos kerja.
Berdasarkan hasil kesimpulan dan hasil analisa yang ada, peneliti memberikan saran kepada berbagai pihak terkait akan pentingnya digalakkan program yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman shalat bagi para karyawan. Dengan pemahaman shalat yang baik, maka diharapkan karyawan pun dengan sendirinya memiliki etos kerja yang lebih baik. Selain itu, perlu ditingkatkan sosialisasi budaya 5R hingga karyawan lebih mengenal budaya tesebut dengan baik. Hendaknya ada simulasi dalam pelaksanaannya hingga budaya tersebut mampu dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan bukan karena paksaan.

In face of globalization era and free market storey; level of AFTA (Asean Free Trade Area) 2003 and APEC (Asia Pacific Economic Conference) 2010, required SDM (human resource) ready to compete and have capabilities; good in capacities domination of Sciences & Technologies and also mental attitude. Required SDM it is of course SDM which is having high work-ethic. Work-ethic very required by because he very interconnected sliver with satisfaction of personal in working as well as work productivity. Work-ethic formed by various habits, cultural influence and also value system believed. Pinder (1998: 73) please lay open that strong organizational culture can become the source of satisfaction of work, work effectiveness and commitments. Cultural of good organization will become positive source to make-up of work-ethic.
Besides, Asifudin (2004) concluding that work-ethic influenced by individual dimension, social, environmental of nature as well as dimension of transcendental. Transcendental dimension is abysmal dimension of boundaries assess items; namely by making work as one religious service form. This research aim to know role prayer's meaning and Organizational Culture to Work-ethic at employees in one of the company in Cibitung. This research more in majoring of quantitative approach and provided with method qualitative. Method intake of sample which is used in this research is method of non-probability sampling with its intake technique of him that is technique of purposive sampling of sample with certain characteristic. This research use research instrument in the form of questioners spread abroad 40 (forty) respondents and of depth interview (circumstantial interview) at 3 (three) respondents. For quantitative method, used descriptive analysis technique that is frequency analysis, mean, reliabilities, correlation of product moment as well as analysis of regression linear. To analyze in this research, researcher use program of SPSS 10.0 windows for. While for qualitative method researcher used content analysis technique.
Result of research indicates that hypothesizing can be accepted.
1. The increasing of prayer's meaning had by individual will accompany at the height of work-ethic in his-self
2. The increasing of organizational culture which is individual application in its work or activity will accompany at the height of work-ethic in his-self
3. There is relation between Prayer's meaning and organizational culture by together with work-ethic.
Pursuant to result of existing analysis result and conclusion, researcher give suggestion to various related parties for the importance of emboldened program with aim to increase the understanding of prayer to all employees. With good understanding of prayer, hence expected employees even also by itself have better work-ethic. Besides, require to be improved socialization of 5R till employees more recognizing of that culture better. Shall there is simulation in its execution till the culture can be executed with eyes open and not because of constraint.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15088
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Yanuar Mukti Setyawan
"Kinerja penyidik dan penyidik pembantu dalam melaksanakan pekerjaan investigasi terhadap kejahatan sering menjadi perhatian penting dalam pelayanan publik di bidang keamanan dan ketertiban. Namun demikian, tugas ini sering dianggap sebagai pekerjaan yang potensial terhadap kemungkinan penyalahgunaan kewenangan oleh anggota polisi. Terkait dengan hal ini, yang menjadi tujuan utama pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh budaya organisasi, servant leadership dan motivasi terhadap kinerja penyidik dan penyidik pembantu di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Metode penelitian untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini merupakan Polisi Penyidik dan Penyidik Pembantu di lingkungan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya yang berjumlah 793 orang, terdiri dari 198 perwira dan 595 Bintara. Sampel penelitian diambil dengan mengunakan teknik cluster random sampling. Sementara itu, teknik pengumpulan datanya menggunakan kuesioner, dan analisis data dilakukan secara deskriptif dan inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa servant leadership dan motivasi kerja berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja melalui mediasi budaya organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang mengedepankan kesejahteraan anggota dan berorientasi pada kepentingan bersama akan menciptakan budaya organisasi yang baik, dimana ini kemudian akan berpengaruh terhadap kinerja anggota karena ketika lingkungan kerja nyaman dan menyenangkan bagi anggota serta mempunyai budaya organisasi yang baik, mereka akan bekerja dengan sungguhsungguh sesuai dengan tugasnya

The performance of police investigators and assistant investigators in carrying out their tasks on crimes has often become an important concern in the security and public order services. However, the tasks are often seen as things with a great potential for power abuse committed by the police officers. In this regard, the main objective of this research is to examine the influence of organizational culture, servant leadership and motivation on the performance of investigators and assistant investigators at General Crimes Directorate of Jakarta Metropolitan Police Region. The author employs the quantitative approach. The population of the research is police investigator and assistant investigators of the General Crimes Directorate of Jakarta Metropolitan Police Region, totaling 793 people that consist of 198 officers and 595 Non-Commissioned Officers. The research sample is taken using cluster random sampling technique. Meanwhile, the data collection technique used is a questionnaire and the data analysis is carried out descriptively and inferentially. The results of the research show that servant leadership and work motivation have an indirect effect on performance through the mediation of organizational culture. This shows that leadership that prioritizes the welfare of members and is oriented towards common interests will create a good organizational culture. Such condition, then, will affect the members’ performance because they will work really hard if the work environment is comfortable and pleasant for them and has a good organizational culture."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Pramesti
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26558
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simangunsong, Emerich
"Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan kepuasan kerja terhadap integritas polisi di lingkungan Polda Metro Jaya. Fenomena integritas polisi merupakan isu penting karena sebagai penegak hukum harus mengedepankan nilai-nilai integritas di dalam melaksanakan tugas utamanya. Penelitian ini melibatkan 203 anggota polisi dari 10 satuan fungsi yang berada di lingkungan Polda Metro Jaya. Analisis data penelitian ini menggunakan statistik deskriptif untuk melihat kecenderungan persepsi responden terhadap masing-masing variabel. Selanjutnya analisis path dengan metode SEM dilakukan untuk melihat pola pengaruh antar variabel yang diteliti. Hasil analisis deskriptif, menemukan bahwa skenario kelima pencurian dan skenario ketiga penyuapan merupakan perilaku yang dipersepsikan paling serius sebagai indikator integritas polisi. Sedangkan skenario kesatu tentang kegiatan bisnis oleh polisi dipersepsikan perilaku yang tidak serius sebagai indikator integritas. Secara demografis terdapat perbedaan persepsi nilai-nilai integritas dari perpektif gender, pendidikan, kepangkatan, usia dan lama berdinas. Pada kepemimpinan transformasional, motivasi inspirasional merupakan faktor dengan ratarata paling tinggi dan yang paling rendah adalah pertimbangan individu. Pada kepuasan kerja dimensi dengan rata-rata paling tinggi adalah satisfiers. Pada budaya organisasi dimensi dengan rata-rata paling tinggi adalah penghindaran ketidakpastian dan yang paling rendah adalah jarak kekuasaan. Analisis Uji Kruskall Wallis menemukan adanya perbedaan persepsi antar 10 satuan fungsi yang ada di Polda Metro Jaya terhadap variabel penelitian. Analisis SEM menemukan bahwa budaya organisasi merupakan variabel mediasi yang tepat untuk menjelaskan pengaruh kepemimpinan transformasional dan kepuasan kerja terhadap integritas polisi. Perngaruh kepuasan kerja terhadap budaya organisasi merupakan pengaruh yang paling kuat (r=0.4827; p<0.05) dibandingkan dengan pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap budaya organisasi (r=0.3651;p<0.05). Begitu pula pengaruh langsung kepemimpinan transformasional (r=0.384;p<0.05) dan kepuasan kerja (r=0.2387;p <005) terhadap integritas. Secara keseluruhan pengaruh antar variabel sangat signifikan dan budaya organisasi merupakan variabel penting dalam memediasi dan memperkuat pengaruh kepemimpinan transformasional dan kepuasan kerja terhadap integritas polisi.

This research was conducted to examine the effect of transformational leadership, organizational culture and job satisfaction on police integrity in Jakarta Metropolitan Regional Police. The phenomenon of police integrity is an important issue because as law enforcers must prioritize integrity values in carrying out their main tasks. This study involved 203 police officers from 10 departments within the Jakarta Metropolitan Regional Police. Data analysis of this study uses descriptive statistics to see the tendency of respondents' perceptions of each variable. Next, the path analysis using the SEM method is conducted to investigate the pattern of influence between the variables. The results of the descriptive analysis found that the fifth theft scenario and the third scenario of bribery were the most serious perceived behaviors as indicators of police integrity. While the first scenario about off-duty security system business is perceived as non-serious behavior. There are differences in perceptions of integrity values from the demographic factor like gender, education, rank, age and length of service. In transformational leadership, inspirational motivation is a factor with the highest average values and the lowest is individual consideration. The dimension of job satisfaction with the highest average is satisfiers. In organizational culture, dimension with the highest average value is uncertainty avoidance and the lowest is power distance. Kruskall Wallis Analysis found differences in perceptions between the 10 departments at Metro Jaya Regional Police towards the research variables. SEM analysis found that organizational culture is an appropriate mediating variable to explain the influence of transformational leadership and job satisfaction on police integrity. The effect of job satisfaction on organizational culture have the strongest influence (r = 0.4827; p <0.05) compared to the effect of transformational leadership on organizational culture (r = 0.3651; p <0.05); and the direct effect of transformational leadership (r = 0.384; p <0.05) and job satisfaction (r = 0.2387; p <005) on integrity. Overall the influence between variables are very significant and organizational culture is an important variable in mediating and strengthening the influence of transformational leadership and job satisfaction on police integrity."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Nurul Dwi Astuti
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S25520
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Made Gede Oka Utama
"Saat ini, anggota polisi membutuhkan pendidikan tinggi, mobilitas tinggi untuk memaksimalkan pekerjaan mereka, namun lingkungan eksternal yang dihadapi oleh anggota polisi juga telah berkembang lebih kompleks dan dinamis. Perubahan lingkungan dari organisasi kepolisian tentunya menuntut anggota kepolisian untuk memiliki cara dan pola pikir baru dalam bekerja sehingga komitmen semua anggota kepolisian untuk melakukan perubahan sesuai dengan nilai-nilai peradaban masyarakat. Setiap organisasi membutuhkan komitmen dari anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Semakin tinggi kepuasan kerja, semakin tinggi komitmen karier. Terkait masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh budaya organisasi, kepuasan kerja, dan kepemimpinan terhadap komitmen organisasi. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode survei dan studi literatur untuk mendukung hipotesisnya dan menggunakan teori Denison (2000) sebagai dimensi untuk menggambarkan temuan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja sebagai variabel kuat yang memberikan pengaruh terhadap komitmen anggota, di sisi lain, kepemimpinan memberikan pengaruh langsung terhadap komitmen, sedangkan budaya organisasi sebagai alat untuk komitmen memberikan pengaruh lebih dari keduanya, kepemimpinan dan kepuasan kerja.

Nowadays, police members need high education, high mobility to maximize their work, however, the external environment faced by members of the police has also developed more complex and dynamic. The environmental change of the police organization certainly requires members of the police to have new ways and mindset of working so that the commitment of all members of the police to make changes in accordance with the values of community civilization. Every organization needs a commitment from organizational members to achieve organizational goals. The higher job satisfaction the higher career's commitment. Regarding to the problem, the purpose of this research is to examines the influence of organizational culture, job satisfaction, and leadership on organizational commitment. This quantitative study uses survey methode and literature studies to support its hyphotesis and uses Denison (2000) theory as its dimention to describe the field finding. The results shows that job satisfaction as a powerful variabel that gives effect to member's commitment, on the other hand, leadership gives direct influence to the commitment, while, organizational culture as a tool to the commitment gives more influence than both, leadership and job satisfaction."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junaidi Poncomukti
"Mizan selama 35 tahun berdiri telah mengalami berbagai perubahan, berawal dari suatu penerbit Islam dan sekarang Mizan telah mendefinisikan ulang identitasnya sebagai suatu perusahaan yang bergerak dalam menerbitkan konten dengan melakukan prinsip konvergensi media. Skripsi ini bertujuan untuk memberikan sebuah gambaran mengenai dimensi budaya organisasi Mizan dan kepemimpinan Haidar Bagir, karena antara budaya organisasi dengan kepemimpinan saling berhubungan satu sama lain. Penelitian skripsi ini menggunakan metode etnografi dan menggunakan teknik pengumpulan data diantaranya observasi (observation), observasi partisipatif (participant observation) dan wawancara mendalam (indepth interview). Mizan tidak hanya dihadapkan pada persoalan adaptasi eksternal, tetapi integrasi internal juga menjadi komponen penting dalam melihat dimensi budaya organisasi. Haidar Bagir sebagai founder dan sekaligus pemimpin tertinggi Mizan memiliki peran yang vital dalam membentuk dan membangun dimensi budaya organisasi Mizan. Selain itu, sosoknya tidak hanya dilihat sebagai seorang pemimpin yang bertugas dalam mentransmisikan asumsi dasar dan nilai-nilai yang dimilikinya terhadap anggota organisasi Mizan. Namun, Haidar Bagir di sisi lain juga memiliki status dan peran lain di luar organisasi Mizan yaitu sebagai seorang akademisi dan terutama sebagai pendakwah. Status dan peran lain yang dimilikinya mengantarkan pada gaya kepemimpinan karismatik yang mampu menciptakan etika spiritualitas kerja di perusahaan Mizan.

For 35 years, Mizan has undergone various changes, starting from an Islamic publisher and now Mizan has redefined its identity as a company engaged in publishing content by carrying out the principle of media convergence. This thesis aims to provide an overview of the dimensions of Mizans organizational culture and Haidar Bagirs leadership, because between organizational culture and leadership are interconnected. The research of this paper uses ethnographic methods and uses data collection techniques including observation, participatory observation and in-depth interviews. Mizan is not only faced with the problem of external adaptation, but internal integration is also an important component in looking at the dimensions of organizational culture. Haidar Bagir as the founder and leader of Mizan has a vital role in shaping and building the cultural dimension of Mizans organization. In addition, his figure is not only seen as a leader whose duty is to transmit his basic assumptions and values to members of the Mizan organization. However, Haidar Bagir on the other hand also has other statuses and roles outside the Mizan organization, namely as an academic and especially as a preacher. His status and other roles have led to a charismatic leadership style that is able to create a spirituality ethic of work in the Mizan company.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>