Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189527 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Lusiana
"Kitin dan kitosan memiliki gugus amina yang bermuatan positif pada rantai sampingnya. Kesamaan struktur kitin dan kitosan dengan DEAE selulosa membuat kedua polimer tersebut berpotensi digunakan sebagai matriks penukar ion untuk fraksinasi protein. Hasil fraksinasi serum dengan matriks kitin dan kitosan dibandingkan dengan hasil fraksinasi dengan matriks  DEAE selulosa. Serum darah sapi diifraksinasi dengan kromatografi kolom dnegan matriks kitin kitosan dan DEAE selulosa dengan fase gerak PBS Ph 7,4, bufer fosfat Ph 6,5 Dan dapar Tris Ph 8,5. Fraksi IgG diuji dengan elektroforesis selulosa asetat, elektroforesis gel poliakrilamida dan imunodifusi radial. fraksinasi degan matriks kitin dan kitosan menunjukkan pola yang sama dengan matriks DEAE selulosa. Hasil elektroforesis gel poliakrilamid menunjukkan adanya pita IgG pada fraksi kitin, kitosan dan DEAE selulosa dengan fase gerak PBS pH 7,4 dan dapar fosfat pH 6,5. Namun hasil fraksinasi dengan dapar tris pH 8,5 tidak menunjukkan adanya pita IgG. Hasil uji dengan imunodifusi radial menunjukkan adanya IgG dengan konsentrasi terbanyak pada fraksi kitosan dengan fase gerak PBS pH 7,4. Kitin dan kitosan berpotensi digunakan sebagai Matriks penukar ion untuk fraksinasi protein serum darah sapi. Fraksi terbaik adalah fraksi kitosan degan fase gerak PBS pH 7,4.

Chitin and chitosan are polymers that naturally have N group on the side chain. The similarity structure between chitin, chitosan and DEAE-cellulose make the two polymer potentially used as ion-exchange matrix to fractionation of blood serum. Bovine serum was fractionated by column chromatography with chitin chitosan matrix and DEAE-cellulose with PBS pH 7.4, Phosphate buffer with pH 6.5 and tris buffer pH 8.5. The IgG fraction was tested by cellulose acetate electrophoresis, polyacrylamide gel electrophoresis and radial immunodiffusion.the results of fractionation using chitin and chitosan matrix showed the same pattern as DEAE-cellulose matrix. The results of polyacrylamide gel electrophoresis showed the presence of IgG bands in the chitin, chitosan and DEAE-cellulose fractions with PBS mobile phase pH 7.4 and phosphate buffer pH 6.5. However, the results of fractionation with tris buffer pH 8.5 did not show any IgG bands. The test results with radial immunodiffusion showed the presence of IgG with the highest concentration in the chitosan fraction with PBS mobile phase pH 7.4. Chitin and chitosan have potential as ion exchange matrix for protein fractionation of bovine serum. chitosan matrix with PBS pH 7.4 mobile phase show the best fraction."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mar'atul Azizah
"Penerapan antibodi monoklonal (mAb) anti-spike untuk digunakan dalam diagnosis SARS-CoV-2 memerlukan suatu proses purifikasi untuk mendapatkan suatu antibodi yang murni dan homogen sehingga dapat mendeteksi suatu patogen spesifik secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk memurnikan mAb terhadap protein spike SARS-CoV-2 dan membandingkan hasil purifikasi terbaik dari metode kromatografi afinitas dengan protein G dan kromatografi penukar ion sehingga diperoleh metode yang paling optimal dalam purifikasi mAb terhadap protein spike SARS-CoV-2. Purifikasi mAb anti-spike SARS-CoV-2 dilakukan menggunakan kromatografi afinitas dengan protein G dan kromatografi penukar ion. Hasil purifikasi dari kedua metode kromatografi dikarakterisasi dan diuji fungsionalitasnya menggunakan SDS-PAGE, pengukuran konsentrasi protein, ELISA indirect, dan western blot (WB). Hasil profil SDS-PAGE menunjukkan mAb hasil purifikasi menggunakan protein G pada fraksi 19GD dan 20GD memiliki profil pita protein dengan dua pita, yaitu heavy chain ~50 kDa dan light chain ~25 kDa dengan tingkat kemurnian mencapai 96%. Uji fungsionalitas dengan ELISA indirect menunjukkan fraksi 19GD dan 20GD memiliki nilai absorbansi sebesar 1,015 dan 1,021. Uji fungsionalitas dengan WB menunjukkan adanya pengikatan mAb fraksi 19GD terhadap protein RBD pada ukuran ~38 kDa. Hasil karakterisasi dan uji fungsionalitas mAb fraksi hasil purifikasi dengan resin penukar ion menunjukkan profil pita protein kontaminan, nilai absorbansi dari 0,49—0,82 , dan tidak terbentuk pita protein pada uji WB. Berdasarkan hasil tersebut, mAb anti-spike SARS-CoV-2 berhasil dimurnikan menggunakan kromatografi afinitas dengan protein G secara optimal.

The application of anti-spike monoclonal antibody (mAb) for use in the diagnosis of SARS-CoV-2 requires a purification process to obtain a pure and homogeneous antibody so that it can detect a specific pathogen optimally. This research aims to purify anti-spike SARS-CoV-2 mAb and compare the best purification results from affinity chromatography with protein G and ion-exchange chromatography methods in order to obtain the most optimal method of purification of anti-spike SARS-CoV-2 mAb. Purification of anti-spike SARS-CoV-2 mAb was carried out using affinity chromatography with protein G and ion exchange chromatography. The purification results from both chromatographic methods were characterized and tested for functionality using SDS-PAGE, measurement of protein concentration, indirect ELISA, and western blot (WB). The results of SDS-PAGE profile showed that mAb purified using protein G in the 19GD and 20GD fractions had a protein band profile with two bands, namely heavy chain ~50 kDa and light chain ~25 kDa with a purity level of 96%. The functionality test with indirect ELISA showed that 19GD and 20GD fractions had OD values ​​of 1.015 and 1.021. Functionality test with WB showed the binding of mAb fraction 19GD to RBD protein at ~38 kDa. The results of characterization and functionality test of purified mAb fraction with ion exchange resin showed a contaminant protein band profile, absorbance values ​​from 0.49—0.82, and no protein band was formed in the WB test. Based on these results, anti-spike SARS-CoV-2 mAb was successfully purified using affinity chromatography with protein G optimally."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Zahra Hanifah
"Bromelain adalah nama umum untuk enzim proteolitik yang terdapat dalam berbagai jaringan tanaman nanas dari suku Bromeliaceae. Pada penelitian ini bromelain diisolasi dari bonggol nanas Ananas comosus [L.] Merr lalu dimurnikan dan diuji aktivitas agen antiplateletnya. Tahap pemurnian enzim pertama kali dilakukan dengan pengendapan bertingkat menggunakan variasi konsentrasi aseton diikuti dengan kromatografi kolom penukar ion menggunakan resin DEAE-Selulosa. Fraksi bromelain yang diperoleh dari tiap tahap pemurnian menunjukkan peningkatan aktivitas spesifik. Aktivitas spesifik fraksi bromelain tertinggi hasil fraksinasi dengan aseton terdapat pada fraksi aseton 50-80 sebesar 7,367 Unit/mg dengan tingkat kemurnian 48 kali dari enzim kasarnya, sedangkan hasil fraksinasi dengan kromatografi kolom penukar ion DEAE-Selulosa diperoleh sebesar 8,913 Unit/mg dengan tingkat kemurnian 58 kali lebih murni daripada enzim kasarnya. Pengujian aktivitas agen antiplatelet dilakukan secara in vitro dengan menggunakan PRP Platelet Rich Plasma dengan asetosal sebagai kontrol positif dan ADP sebagai senyawa agregator. Semua fraksi bromelain menunjukkan adanya aktivitas sebagai antiplatelet. Fraksi bromelain hasil pemurnian dengan aktivitas spesifik tertinggi mempunyai nilai persentase agregasi platelet sebesar 52,52 dan presentase inhibisi agregasi platelet sebesar 43,88 . Nilai IC50 dari enzim bromelain sebagai agen antiplatelet adalah 28,84 L/mL.

Bromelain is the proteolytic enzyme from pineapple plants within Bromeliaceae family. In this study, bromelain enzyme was isolated and purified from pineapple core Ananas comosus L. Merr so it can be tested as an antiplatelet agent. The first step of enzyme purification was precipitated by varying concentrations of acetone followed by column chromatography using ion exchange DEAE Cellulose resin. Each purification steps show increasing specific activity of the bromelain. The highest specific activity of the crude enzyme from fractionation with acetone 50 80 is 7,367 units mg with a purity level of the enzyme is 48 times higher compared to the crude extract. The highest specific activity of the enzyme from fractionation with ion exchange column chromatography with DEAE Cellulose is 8.913 units mg and a purity level of the enzyme is 58 times higher compared to the crude extract. The in vitro test of antiplatelet agent activity used PRP Platelet Rich Plasma with asetosal as a positive control, and ADP as an aggregator. All bromelain fractions show the activity as an antiplatelet agent. The percentage of platelet aggregation from bromelain enzyme with the highest specific activity is 52,52 and its percentage of platelet aggregation inhibition is 43,88 . The value of IC50 from the bromelain enzyme as an antiplatelet agent is 28,84 L mL.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S66629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Magfirah Ilyas
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan memurnikan bromelain yang diekstrak dari bagian bonggol nanas Ananas comosus . Proses pemurnian bromelain diawali dengan pengendapan bertingkat menggunakan amonium sulfat, diikuti dengan proses dialisis dan dilanjutkan dengan tahap pemurnian lanjutan menggunakan metode kromatografi kolom penukar ion DEAE-Sepharosa dan CM-Sephadex C-50. Fraksi bromelain yang diperoleh dari tiap tahapan pemurnian menunjukkan peningkatan aktivitas spesifik dibandingkan dengan ekstrak enzim kasar. Aktivitas spesifik tertinggi ekstrak bromelain kasar hasil fraksinasi dengan amonium sulfat terdapat pada tingkat kejenuhan 20-50 fraksi 2 sebesar 260,042 U/mg dengan tingkat kemurnian 2,548 kali ekstrak enzim kasarnya. Proses dialisis meningkatkan aktivitas spesifik menjadi 381,287 U/mg dengan tingkat kemurnian 3,737 kali ekstrak enzim kasarnya. Pemurnian lanjutan dengan kromatografi kolom penukar ion Dietilaminoetil-Sepharosa DEAE-Sepharosa dan CM-Sephadex C-50 menunjukkan adanya peningkatan aktivitas spesifik dan tingkat kemurnian, secara berurutan menjadi 500 U/mg dengan tingkat kemurnian 4,901 kali ekstrak enzim kasarnya dan dan 729,167 U/mg dengan tingkat kemurnian 7,150 kali ekstrak enzim kasarnya. Nilai Km dan Vmax bromelain pada substrat kasein dan azocasein berturut-turut sebesar 0,94 w/v ; 0,07 U/min dan 0,87 w/v ; 0,05 U/menit. Jenis inhibisi yang terjadi antara kompleks enzim bromelain-kasein terhadap EDTA adalah inhibisi kompetitif Km meningkat dan Vmax tetap . Jenis inhibisi yang terjadi antara kompleks enzim bromelain-kasein terhadap PCMB adalah mix-inhibisi Km meningkat dan Vmax menurun . Fraksi bromelain dengan aktivitas antiplatelet tertinggi adalah fraksi termurni hasil pemurnian menggunakan kromatografi kolom penukar ion CM-Sephadex C-50 dengan persen agregasi platelet sebesar 20,892 dan persen inhibisi sebesar 77,994 . Nilai IC50 untuk fraksi bromelain paling murni dengan aktivitas spesifik 729,167 U/mg diperoleh sebesar 6,461 ? L/mL.

ABSTRACT
The aim of this research was to isolate and purify bromelain from core extract of pineapple Ananas comosus through fractionation using ammonium sulfate followed by dialysis and then purification using ion exchange column chromatography DEAE Sepharose and CM Sephadex C 50. The fraction of bromelain obtained from each purification step showed an increase in specific activity compared to crude extract. Fractionation of crude enzyme bromelain with ammonium sulfate produces highest specific activity on ammonium sulfate 20 50 fraction fraction 2 260.042 U mg with purify level 2.548 fold compared to crude extract. After dialysis, the bromelain fraction showed an increase in specific activity 381.287 U mg with purify level 3.737 fold compared to crude extract. The bromelain fraction after purification by using ion exchange column chromatography DEAE sepharose and CM Sephadex C 50 showed an increase in specific activity, sequentially 500 U mg with purify level 4.901 fold compared to crude extract and 729.167 U mg with purify level 7.150 fold compared to crude extract. Km and Vmax bromelain for casein and azocasein substrate 0,94 w v 0,07 U min and 0,87 w v 0,05 U menit respectively. In addition, bromelain fraction was inhibited competitively with EDTA and mix inhibition was observed in the presence of PCMB. In vitro study of antiplatelet agent activity using human Platelet Rich Plasma PRP revealed that all bromelain fractions show activity as an antiplatelet agent. The highest inhibition was shown by CM Sephadex C 50 fraction of 77,994 . with IC50 of 6,461 L mL."
2018
T50944
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliyah Shoobihah
"Bromelain merupakan enzim proteolitik protease yang terdapat pada tanaman nanas Ananas comosus [L.] Merr. Bromelain banyak digunakan dalam aplikasi terapeutik, antara lain untuk pengobatan antitrombotik dan antiplatelet agregasi. Dalam penelitian ini, bromelain diisolasi dari bonggol nanas kemudian dimurnikan dengan fraksinasi amonium sulfat dan dilanjutkan dengan metode kromatografi kolom penukar ion. Aktivitas spesifik tertinggi fraksi bromelain hasil fraksinasi ammonium sulfat diperoleh pada tingkat kejenuhan 0-50 yaitu sebesar 261,79 U/mg dengan tingkat kemurnian 5,22 kali dari ekstrak enzim kasarnya. Pemurnian bromelain menggunakan kromatografi kolom penukar ion mampu meningkatkan aktivitas spesifik menjadi 274,7 U/mg dengan tingkat kemurnian 5,48 kali dari ekstrak enzim kasarnya. Uji parameter kinetika reaksi fraksi bromelain hasil pemurnian pada konsentrasi optimum diperoleh nilai Konstanta Michaelis-Menten Km dan kecepatan maksimum Vmaks masing-masing sebesar 1,03 w/v dan 0,6685 U/menit. Ion logam kalsium Ca2 dan ion magnesium Mg2 terbukti merupakan aktivator yang dapat meningkatkan aktivitas proteolitik enzim bromelain. Hal ini mengindikasikan bahwa bromelain bonggol merupakan golongan protease sistein.

Bromelain is proteolytic enzymes proteases present in pineapple plants Ananas comosus L. Merr. This enzyme has been widely used in therapeutic applications, among others for the treatment of antithrombotic and antiplatelet aggregation. In this study, bromelain was isolated from the pineapple core and then purified by fractionation using ammonium sulfate and followed by ion exchange column chromatography. The highest specific activity of bromelain obtained at 0 50 saturation level with the value of 261,79 U mg and purity level 5,22 times compared to crude enzyme extract. Purification of bromelain using ion exchange column chromatography increases the specific activity to 274,7 U mg with a purity level of 5,48 times compared to crude enzyme extract. The assay of kinetic parameters of the reaction of the purified bromelain fraction at the optimum concentration was obtained by Michaelis Menten Km and maximum velocity Vmax of 1,03 w v and 0,6685 U min, respectively. Calcium metal ions Ca2 and magnesium ions Mg2 are shown to be activators that can increase proteolytic activity of bromelain enzymes. This indicates that bromelain bonggol is a class of cysteine proteases.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nofa Rahayu Desi Putri
"Bromelain adalah ekstrak cair nanas yang mengandung campuran kompleks dari protease dan komponen non-protease. Enzim-enzim ini melakukan peran penting dalam modulasi proteolitik dari matriks seluler dalam berbagai proses fisiologis, termasuk fungsi anti-inflamasi, anti-trombotik dan fibrinolitik. Tujuan pemurnian untuk mengumpulkan enzim bromelai. Pemurnian enzim dari ananas comosus dilakukan oleh pengendapan dengan berbagai konsentrasi aseton dan diikuti oleh kromatografi kolom penukar ion menggunakan hidroksiapatit dan CM sephadex C-50. Aktivitas spesifik tertinggi bromelain diperoleh dari fraksi CM sephadex C-50 yaitu menghasilkan peningkatan aktivitas 200 U / mg dengan tingkat kemurnian enzim sebanyak 45 kali lebih tinggi dari ekstrak kasarnya. Hidrolisis berbagai konsentrasi kasein dengan bromelain dimurnikan dilakukan pada kondisi reaksi optimum pH 7,0 dan 370C. Hasil yang diperoleh mengungkapkan nilai Km dan Vmax adalah 0,94 w / v dan 0,023 U / menit. Hasil aktivasi enzim oleh sistein meningkatkan aktivitas enzimatik bromelain meningkat menjadi 77,13 , 50,35 dengan penambahan kalsium dan 34,64 dalam ion magnesium. Dalam studi vitro aktivitas agen antiplatelet menggunakan platelet Rich Plasma PRP mengungkapkan bahwa semua fraksi bromelain menunjukkan aktivitas sebagai agen antiplatelet. Dengan inhibisi tertinggi ditunjukkan oleh fraksi CM sephadex C-50 yaitu sebesar 68,98.

Bromelain is the pineapple aqueous extract that contains complex mixtures of proteases and non protease components. Here we purposed a new purification step to collect enzyme from pineaplle. The purification of the enzyme from Ananas comosus was carried out by precipitation with varying concentration of acetone and followed by column chromatography using hydroxyapatite ion exchage and CM sephadex C 50 resin. The highest specific activity of bromelain was gained from CM sephadex C 50 fraction resulted in increasing the specific activity to 200 U mg with purity level of enzyme as 45 times higher from its crude extract.. The results obtained revealed the Km and Vmax value were 0,94 w v and 0,023 U min respectively. Results of activation of the enzyme by cystein and these cations and cystein the enzymatic activity of bromelain increases to 77,13 mM in cystein, 50,35 in presence of calcium and 34,64 in magnesium ions at 0,9 mM concentration respectively. In vitro study of antiplatelet agent activity using human Platelet Rich Plasma PRP revealed that all bromelain fractions show activity as an antiplatelet agent. The highest inhibition was shown by CM sephadex C 50 fraction of 68,98.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T51485
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Tafroji
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui konsentrasi antibodi imunoglobulin G (IgG) terhadap polisakarida dari bakteri Streptococcus pneumoniae serotipe 14 dan 19F dalam serum anak yang terinfeksi HIV. Perlakuan yang diberikan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu sebelum divaksin dan setelah divaksin dengan vaksin PCV7. Kedua perlakuan terdiri atas 20 sampel serum sebelum divaksin (hari ke-0) dan 20 sampel serum setelah divaksin (bulan ke-6 setelah vaksinasi). Vaksinasi diberikan kepada anak-anak berusia 2--5 tahun. Hasil uji t (P < 0,05), menunjukkan bahwa ada perbedaan konsentrasi antibodi IgG yang signifikan setelah divaksinasi dengan vaksin PCV7 untuk serotipe 19F dan serotipe 14. Serum yang memiliki konsentrasi antibodi IgG > 0,2 µg/ml setelah divaksinasi sebanyak 100% untuk kedua serotipe. Penggunaan glikonanopertikel tidak memberikan hasil yang berbeda signifikan dibandingkan dengan penggunaan polisakarida dan sel sebagai antigen target pada metode indirect ELISA dalam deteksi antibodi anti-pneumokokus setelah divaksinasi dengan PCV7.

The research to observe concentration of immunoglobulinG (IgG) to capsular polysaccharide of Streptococcus pneumoniae serotype 14 and 19F in human serum has been done. Fourty samples were divided into 20 samples of pre-vaccination sample and 20 samples of post-vaccination with PCV7 vaccine. Vaccination was given to children 2--5 of age old. We investigated that there was significant (P < 0,05) difference of IgG concentration of serum sampel against capsular polysaccharide serotype 19F and serotype 14 between before and after PCV7 vaccination. Serum with IgG concentration above 0,2 µg/ml after vaccination are 100% for both serotype. We also investigated there was no significant difference between glyconanoparticle, polysaccharide, and bacterial cell as a coating material in indirect ELISA method to detect anti-pneumococcal antibody after PCV7 vaccination."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57640
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johny Wahyuadi Soedarsono
"ABSTRAK
Dijesti bahan mineral (pembuatan konsentrat itria), pembuatan umpan kolom dari konsentrat LJTJ hasil dijesti, pembuatan eluiter (alat otomatisasi), optimasi kolom penukar ion dengan bahan simulasi dan analisis hasil.
Proses dijesti bahan mineral (pasir senotim) terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
Proses dijesti pasir senotim dengan asam sulfat pekat 95% proses pemisahan kelompok itria dari kelompok seria dengan membentuk garam rangkap sulfat memakai Na2SO4 pengendapan kelompok itria dengan NaOH pembentukan konsentrat itria dengan pengendapan bertingkat memakai NH4OH untuk memisahkan Th dari konsentrat itria
Bahan-bahan yang diperlukan untuk proses dijesti ini adalah 2,5 Kg pasir senotim asal P. Bangka yang telah digerus menjadi butiran dengan ukuran 100-200 mesh, 5 Lt H2SO4 pekat 95%, 1,5 Kg NaOH pelet, 1,25 Kg Na2SO4, 15 Lt NH4OH pekat 25%, I Lt HCI pekat, 5 Kg H2C204, dan 125 Lt aquades.
Sedang pembuatan umpan kolom terdiri dari 2 tahap proses, yaitu proses ekstraksi caircair dan kalsinasi. Proses ekstraksi dilakukan menggunakan pelarut TDA (tridodesilamine) 20% dalam n-dodekan dengan penggaram AI(NO3)3 1000 gr/lt. Rafinat diendapkan dengan asam oksalat dan dikalsinasi selama 5 jam pada suhu 1000 °C. Hasa kalsinasi dijadikan umpan kolom dengan dilarutkan dalam HNO3 dengan keasaman lanian tertentu. Pada tahap ini dibutuhkan bahan : 2,5 Lt HNO3 pekat 65%, 1 Lt TDA, 5 Lt n-Dodekan, 5 Kg Al(NO3)3, 1 Kg H2C204, dan Aquades."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Sadikin
"Pendahuluan
Masalah terpenting sekarang ialah, bagaimana mengembangkan suatu teknik kuantitatif untuk mengukur konsentrasi asam folat dalam darah, dengan menggunakan sarana yang ada di kebanyakan laboratorium diagnostik di Indonesia. Secara lebih spesifik, hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : bagaimana caranya mengukur kadar asam folat dalam derah secara spektrofotometris ?
Tujuan dari penelitian yang dikerjakan ini ialah mengembangkan suatu cara untuk mengukur kadar asam folat dalam darah secara spektrofotometris, dengan menggunakan teknik Competitive Enzyme Ligand Binding Assay, yang analog dengan teknik Competitive Radio Ligand Binding Assay. Hanya saja, dalam teknik yang akan dikembangkan ini, alih-alih senyawa radioaktif, digunakan enzim tertentu yang dapat diukur secara spektrofotometer biasa sebagai senyawa penanda, yang diikatkan ke suatu kompetitor yang berupa asam folat. Dengan demikian, secara teoritis pengukuran kadar asam folat dalam darah tidak lagi memerlukan peralatan dan keterampilan khusus dan karena itu mestinya dapat dilakukan oleh laboratorium diagnostik biasa.
Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan adanya suatu protein khusus yang secara spesifik mampu mengikat asam folat. Dalam banyak hal, keperluan akan adanya protein seperti ini biasanya diselesaikan dengan cara membentuk antibodi spesifik terhadap senyawa yang akan diukur. Teknik ini sekarang secara luas dikenal dengan nama RIA (Radio Immuno Assay) bila menggunakan senyawa radioaktif sebagai penanda, dan EIA (Enzyme Immuno Assay) bila menggunakan enzim sebagai penanda. Dalam mengembangkan teknik pengukuran asam folat ini, keperluan akan adanya protein pengikat yang khan untuk asam folat ini dapat diselesaikan dengan cam yang lebih mudah. Antibodi untuk asam folat tidak perlu lagi dibua terlebih dahulu, oleh karena suatu protein pengikat folat ( PIF : Protein Butt Folat ) tersedia dalam susu sapi. Oleh karena itu, langkah pertama dalam penelitian yang dilaksanakan ini ialah memisahkan (isolasi) dan memurnikan (purilikasi) PIF dari susu sapi?.
"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>