Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113451 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Asher Utama
"Setelah melakukan internasionalisasi, perusahaan domestik dihadapkan oleh kompetisi yang lebih luas dan ketat. Keputusan perusahaan untuk melanjutkan kegiatan perdagangan internasional di masa depan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk beradaptasi di pasar internasional, yang diperoleh lewat pengalaman atau keputusan di masa lalu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perilaku adaptasi tersebut lewat analisis hubungan dinamis status perdagangan, yakni analisis tentang bagaimana perdagangan internasional perusahaan di masa lalu dapat mempengaruhi keputusan perdagangan internasional perusahaan di masa kini. Menggunakan model multinomial probit dengan data Survei Industri Besar dan Sedang Manufaktur di Indonesia pada tahun 2012 s.d. 2015, penelitian ini menemukan bahwa perusahaan yang telah melakukan perdagangan internasional memiliki probabilitas untuk mempertahankan status perdagangannya di masa depan lewat transmisi produktivitas. Penelitian ini juga menemukan bahwa keberlanjutan dari kegiatan ekspor dapat berasal dari aktivitas impor di masa lalu. Terakhir, penelitian ini menemukan efek yang sama pada perusahaan klasifikasi UKM namun dengan intensitas yang lebih kecil.

After being engaged with international market, domestic companies are faced with a wider market and tougher competition. Theoretically, the company's decision to continue the international trade activities is influenced by the company's ability to adapt in the international market through the increased of productivity, which is gained through experience or past international trading activities. This study aims to see how the trading status of the company in the past can influence the company's decisions in the present. Using data from the Survey of Large and Medium Manufacturing Industries in Indonesia in 2012 s.d. In 2015, this study found that the company's international trading activities stem from (1) increased resilience stemming from past international trading experiences and (2) company import activities that increase the company's ability to export. Furthermore, this study found the same effect on firms classified as SME but with a smaller coefficient."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kanty Raviandra Permana
"The existing literature on international trade has largely discussed trade performances in value basis, but relatively put little notice on how firms decide to import and export simultaneously – the so-called two-way trader –  in a different time dimension. This paper examines the likelihood of firm trade status and characteristics to its trade status in the subsequent period with random-effects logit framework employing firm-level data of Indonesia Industrial Statistics in 2011 and 2015. Results show that previous importer is more likely to become a two-way trader, while previous exporter and two-way trader have more likelihood to maintain the same status. This research also found that the most productive and largest firm is more likely to be a two-way trader and firm owned by foreigners is more likely to be a two-way trader. Finally, a firm involved in electronics and textile & garments industry is more likely to become a two-way trader in the subsequent period.

Literatur yang tersedia mengenai perdangangan internasional sebagian besar telah membahas performa perdagangan perusahaan, namun relatif kurang memperhatikan keputusan perusahaan untuk mengimpor dan mengekspor secara bersamaan – yang disebut pedagang dua arah – dalam dimensi waktu berbeda. Penelitian ini mengeksplorasi pengaruh status perdagangan dan karakteristik perusahaan terhadap kemungkinan status perdagangan perusahaan pada periode berikutnya dengan melakukan estimasi regresi metode random-effects logit menggunakan data tingkat perusahaan dari Statistik Industri Indonesia tahun 2011 dan 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan berstatus importir memiliki kemungkinan lebih besar untuk menjadi pedagang dua arah, sedangkan eksportir dan pedagang dua arah memiliki kemungkinan lebih besar untuk mempertahankan status yang sama di periode selanjutnya. Penelitian ini juga menemukan bahwa perusahaan yang paling produktif dan terbesar adalah pedagang dua arah dan perusahaan milik asing cenderung berstatus pedagang dua arah. Terakhir, perusahaan yang terlibat dalam industri elektronik dan tekstil & pakaian mempunyai kecenderungan lebih besar untuk menjadi pedagang dua arah pada periode berikutnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Abraham Ivan Partomuan
"Makalah ini bertujuan membahas dampak implementasi kawasan perdagangan bebas Asia Tenggara (AFTA) terhadap perkembangan sektor manufaktur di Indonesia. Pembahasan dilakukan menggunakan konsep dasar perdagangan internasional, Ricardian General Equilibrium dan Heckscher-Ohlin. Pembahasan dilanjutkan dengan membandingkan prediksi dari dua teorema tersebut degan performa ekspor Indonesia serta negara ASEAN 6 (Malaysia, Filipina, Singapur, Thailand, dan Vietnam) sebelum implementasi AFTA. Analisa tersebut menyimpulkan bahwa perdagangan antar kawasan Asia Tenggara memperkuat ekspor komoditas nasional tapi tidak berdampak signifikan terhadap perkembangan sektor manufaktur di Indonesia. Makalah ini menyertakan studi kasus ekspansi sektor manufaktur Vietnam dan memberikan rekomendasi untuk memperkuat hubungan perdagangan dengan kawasan di luar Asia Tenggara dalam rangka meningkatkan performa sektor manufaktur Indonesia.

This essay will discuss the impact of the ASEAN free trade area (AFTA) on the growth of Indonesia’s manufacturing sector. The analysis employs the Ricardian General Equilibrium dan Heckscher-Ohlin theorem as the general framework. The essay will then compare the trade pattern implication of both models with the historical export performance of Indonesian and ASEAN 6 (Malaysia, Philippines, Singapore, Thailand, and Vietnam) before AFTA. This study concludes that intra-South East Asia trade will strengthen the national commodity sector but have a negligible impact on the development of Indonesia’s manufacturing sector. Furthermore, the study includes a case study of Vietnam’s manufacturing growth and therefore, recommends enhancing trade relations with regions beyond South East Asia to expand Indonesia’s manufacturing sector."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Samuel Roberto
"ABSTRAK
Liberalisasi perdagangan telah menyebabkan penurunan tarif secara umum. Penurunan tarif tersebut dapat membawa keuntungan, yaitu pemakaian bahan baku impor menjadi relatif lebih murah. Namun juga di satu sisi, penurunan tarif mengakibatkan produsen manufakur Indonesia menghadapi peningkatan persaingan produk impor. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh dari liberalisasi perdagangan terhadap produktivitas sektor manufaktur. Produktivitas diukur dengan Total Faktor Produksi (TFP), dan sektor yang dijadikan objek studi adalah 10 sub-sektor manufaktur yang memiliki kontribusi terbesar terhadap GDP. Tarif barang secara signifikan berkorelasi positif dan tarif bahan baku berkorelasi negatif dalam mempengaruhi produktivitas sektor manufaktur. Penurunan tarif secara umum berdampak meningkatkan produktivitas, dengan pengaruh penurunan tarif input terhadap produktivitas lebih besar daripada pengaruh tarif output.

ABSTRACT
Trade liberalization has led to tariff reductions in general. The tariff reduction may be beneficial to producer through the relatively cheaper access of imported raw materials. On the other hand, the disadvantage effect of tariff reduction is it induces higher import competition for domestic producers. The purpose of this study is to analyze the effect of trade liberalization on the productivity of the manufacturing sector. Total Factor Productivity (TFP) is used as the proxy for productivity measures. The object of this study is the 10 manufacturing sub-sectors that has the largest contribution to GDP in the manufacturing sector. The study result that tariff reduction positively correlated meanwhile input tariff is negatively correlated in affecting productivity of the manufacturing sector. Tariff reductions in general will improve productivity, where the influence of input tariff reduction on productivity is greater than the effect of output tariff rates."
2016
S65118
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Ruth Elisabeth
"Ketika tariff menurun, kebijakan perdagangan non-tariff (NTMs) meningkat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Penerapan NTMs pada input intermediate impor di sektor manufaktur Indonesia menjadi perhatian dikarenakan proporsi dari input intermediate impor di Indonesia masih tinggi. Studi ini mengeksplorasi bagaimana peningkatan NTMs pada input intermediate impor berdampak pada produktivitas dan profitabilitas sektor manufaktur Indonesia pada periode 2010-2015. Pada penelitian ini, data firm level dari NTMs pada input intermediate impor dikonstruksi. Hasil estimasi menunjukkan bukti bahwa NTMs pada input intermediate impor menurunkan baik produktifitas maupun profit. Hal ini berimplikasi pada perlunya perbaikan kebijakan NTMs yang diterapkan pada input intermediate impor untuk mengurangi biaya perdagangan.

The non-tariff measures (NTMs) increased all over the world, including Indonesia, as tariff decreased. The imposition of the NTMs on imported intermediate input in the Indonesian manufacturing sector became a concern since the proportion of imported intermediate input is still high. This study explores how an increase in NTMs imposed on imported intermediate input affects both labor productivity and profitability within the Indonesian manufacturing sector in 2010-2015. Thus, firmlevel data of the NTMs on intermediate input were constructed. The estimated results provided evidence that increasing NTMs on imported intermediate input decreased both labor productivity and profit, suggesting policy improvements on NTMs imposed on imported intermediate input to reduce trade cost."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Faradila
"Kawasan industri diyakini dapat mendukung perkembangan sektor industri dengan memberikan tingkat produktivitas yang lebih tinggi (Barbieri et al., 2012; Hashino and Otsuka, 2013; Santipolvut and Mali, 2015; Nazarczuk, 2017). Selain tingkat produktivitas, kawasan industri juga dapat mendorong aktivitas perdagangan internasional, terutama ekspor (Sabri et al., 2018). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kawasan industri dengan tingkat produktivitas dan kegiatan ekspor pada studi kasus perusahaan manufaktur di Indonesia.
Penelitian ini memperkenalkan penggunaan dari entropy balancing, salah satu teknik matching methods. Unit analis dari penelitian ini adalah level data perusahaan. Treatment (perlakuan) dari penelitian ini adalah ketika perusahaan berada di kawasan industri. Terdapat dua outcome variables yakni tingkat produktivitas dan aktivitas ekspor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berada di Kawasan Industri mendorong tingkat produktivitas, namun gagal untuk mempromosikan kegiatan ekspor. Karenanya, untuk mempromosikan ekspor, pemerintah dapat menginisiasi alternatif kebijakan orientasi ekspor lainnya.

Many believe the industrial estate could encourage industry sector by giving higher productivity level (Barbieri et al., 2012; Hashino and Otsuka, 2013; Santipolvut and Mali, 2015; Nazarczuk, 2017). Besides the productivity level, being the industrial estate could help the country to boost international trade activity, particularly export (Sabri et al., 2018). The paper contributes to the related study by examining the relationship between an industrial estate and both productivity level and export activity in the case of Indonesian Manufacturing Firms.
The paper introduces the practice of entropy balancing, one of matching methods. Unit of analysis of the paper is firm-level data. The treatment is when the firms being in the industrial estate. There are two outcome variables which are productivity level and export activity. The result found that being industrial estate improves firms productivity, yet it fails to promote export activity. Hence, to promote exports, the central authority should take some alternative export-oriented policies.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T55258
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanette Nafira Ridwan
"Setiap perusahaan memiliki preferensi strategi permodalannya masing ? masing, ada yang cenderung lebih suka menggunakan ekuitas dan ada juga yang lebih meyukai pendanaan menggunakan utang. Tingkat leverage atau tingkat utang perusahaan merupakan salah satu aspek penting yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Dengan menggunakan sampel perusahaan di sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesi periode 2009 hingga 2013, penelitian ini melihat pengaruh beberapa variabel, yaitu leverage, Return on Equity, Capital Expenditure, dan Sales Growth terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini membahas lebih dalam mengenai pengaruh tingkat leverage terhadap nilai perusahaan karena hubungan antara tingkat leverage dan nilai perusahaan yang tidak linear.

Every company has their preference in terms of capital structure, some may like equity more than debt, but others may prefer debt in their financing. Firm's leverage or debt level is one of the most important aspects that have impact on their firm's market value. Using the sample of companies in manufacturing sector of listed firms in BEI from 2009 until 2013, this paper examine the relationship between share price and capital structure, return on equity, capital expenditure and also sales growth. The result shows that there is a significant impact from those variables towards firm's share price. Also this papper has more in depth analyses on capital structure, since it was proven that capital structure have both positive and negative effect towards firm's value."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evanti Andriani Syahputri
"Perjanjian kerjasama ekonomi atau Economic Partnership Agreement (EPA) merupakan suatu perjanjian dagang dimana tidak hanya bertujuan untuk membuka akses pasar perdagangan namun juga mempertimbangkan aspek kerja sama ekonomi dan inisiatif pembangunan antara kedua negara. Perjanjian perdagangan antara Indonesia dan Jepang menjadi perjanjian dagang bilateral pertama bagi Indonesia yang mencakup perdagangan barang, perdagangan jasa, dan investasi, mulai berlaku pada tahun 2008. Perkembangan sektor jasa menjadi salah satu faktor penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Penelitian mengenai analisis perkembangan sektor jasa menjadi menarik untuk diulas lebih lanjut terutama jika dikaitkan dengan berlakunya perjanjian bilateral antara Indonesia dan Jepang EPA.
Penelitian ini menggunakan regresi data panel dengan metode estimasi yang digunakan adalah model Gravity dengan Difference in Difference (DiD) untuk melihat pengaruh adanya dampak dari perjanjian IJEPA. Hasil penelitian yang menunjukan bahwa variabel interest tidak signifikan terhadap variabel dependen memberikan gambaran bahwa adanya perjanjian IJEPA secara statistik kurang dapat menjelaskan hubungan yang terjadi dengan nilai ekspor maupun nilai impor sektor jasa Indonesia. Adanya implementasi IJEPA di Indonesia masih belum berpengaruh dan belum memperoleh manfaat yang optimal khususnya untuk perdagangan sektor jasa.

The Economic Partnership Agreement (EPA) is a trade agreement that aims to open trade market access and considers aspects of economic cooperation and development initiatives between the two countries. The trade agreement between Indonesia and Japan is Indonesia's first bilateral trade agreement covering trade in goods, services, and investment, and entry into force in 2008. The development of the service sector is an important factor in supporting economic growth. Research on the analysis of the development of the service sector is interesting for further review, especially if it is associated with the enactment of the bilateral agreement between Indonesia and Japan EPA.
This study uses panel data regression with the estimation method used by the Gravity model with Difference in Difference (DiD) to see the impact of the IJEPA. The study results show that the interest variable is not significant to the dependent variable illustrating that the existence of the IJEPA agreement is statistically unable to explain the relationship that occurs with the value of exports and imports of the Indonesian service sector. Implementing IJEPA in Indonesia still does not have an impact and has not given benefits, especially for service trade.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darmawansyah
"Yang melatar belakangi penelitian ini adalah berlangsungnya transisi demografi di Indonesia, dimana pertmnbuhan penduduk usia kenja begitu pesat dcngan tingkat pendidian angkatan kerja yang semakin membaik dari tahun ke tahun. Selain itu texjadi uansformasi stmktur ketenagakesjaan di Indonesia, angkatan kerja muda cendenmg untuk bekerja di sektor non pertanian, salah satunya adalah sektor industri manufaktur.
Tesis ini bertujuan melakukan analisis terhadap upah tcnaga kexja muda sektor industri manufaktur di Indonesia selama kunm waktu tahun 2000 - 2007. Dengan menggunakan metode deskriptif dan inferensial.
Hasil penelitian menemukan bahwa upah rata-rata uenaga kexja muda sektor industri manufaktur laki-laki dan perernpuan selama tahun 2000 - 2007 berada di atas rata-rata upah minimum provinsi. Namun demikian terdapat juga tenaga kerja muda selctor industri manuthktur yang bekenja dengan upah dibawah rata-rata upah minimum provinsi. Jikn upah rata-rata tenaga kerja muda industri manufaktur selama tahlm 2000 - 2007 dikonlrol dengan indeks harga konsumen tahun 2000 - 2007, terlihat bahwa sebenarnya trend upah tenaga kezja muda industri manufaktur selama tahun 2000 - 2007 seperti parabola tcrbalik, artinya upah rata-rata antara tahun 2000 - 2003 mengalami trend kenaikan dan antara tahun 2003 - 2007 upah rata-rata mengalami trend penurunan dengan puncak tertinggi upah rata-rata tcnaga kelja muda sektor industri manufaktur pada tahun 2003.
Temuan lainnya adalah tingkat pendidikan tenaga kerja muda sektor industri manufaktnr benpengaruh paling signifakan terhadap upah, semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi pula upah yang diterima. Penelitian juga menemukan bahwa pelatihan dapat meningkatkan upah tenaga kenja muda sektor industri manufaktur.
Penelitian ini menyarankan untuk meningkatkan upah tcnaga kerja muda sektor industri manufaktur dapat dilakukan meningkalkan kualitas angkatan kexja muda melalui pelatihan dan mengkondisikan agar penduduk usia muda lebih memilih melanjutkan bcrsekolah daripada masuk ke pasar kexja dengan pendidikan rendah.

Demographic transition at Indonesia is one of the backgrounds of this research, where the number of productive age people is growth quickly and education level of labor forces progressively be better from year to year. Besides those phenomena, ttis' happen structure transformation of labor forces at Indonesia; the young laborjbrces prefer for works' in non-agricultural sector than agricultural sector, one of them ls industrial manufacturing secton.
This thesis is intent to analyze the wage of young labor of industrial manufacturing sector in Indonesia in time jrame between 2000 - 2007, using descrnntive and inferential method.
Result of this research is finding that average of wage qt' young labor of industrial tnamdacturing sector both male and female in time frame between 2000 - 2007 be on averagely province minimum wages. But there were some young labor of inchastrial manufacturing sector who work with wage under averagely province minimum wage. U average of wage of young labor Q' industrial manufacturing sector in time jrame year 2000 - 2007 controlled by year consumer price index year 2000 - 2007, visually that trend of wage mf young labor of industrial manzwlcturing sector in time frame year 2000 - 2007 is like an upending parabola, its mean that the trend of wages between year 2000 - 2003 is increase and otherwise between years 2003 - 2007 the trend of wages is decreases with the highest wage on year 2003.
Other finding is education level of young labor of industrial manufacturing sector positive influential slgnylcantly to wage. Research also finds that training can Increase the wage of young labor of industrial manufacturing sector.
This research suggests to increase young the wage of young labor of industrial manufacturing sector can be done by increasing the quality of young labor forces' through conducting training and creating the condition in order that the young people prefer to school than enter to labor market with low education level.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T34251
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riskho Ceisar Wardiat
"Penelitian ini meneliti pengaruh persediaan perusahaan terhadap trade credit perusahaan dengan proksi account receivable dan account payable. Observasi dilakukan terhadap 100 perusahaan manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama kurun waktu 2002-2012. Data yang digunakan merupakan data panel yang bersumber dari Datastream, Eikon dan laporan keuangan perusahaan. Dengan menggunakan model estimasi First Difference Generalized Method of Moment (GMM), didapatkan hasil bahwa persediaan perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap trade credit. Ditemukan pula bahwa pada kasus di Indonesia trade credit berperan sebagai komplemen dari sumber pendanaan bank.

This research examines the impact of inventory on trade credit. 100 manufacturing firms listed in Indonesia Stock Exchange are observed within period of 2002-2012. By using panel data of firm gathered from Datastream, Eikon and financial report and using First Difference Generalized Method of Moment (GMM) estimation model, research finds that inventory has a negative impact on trade credit. It also discovers that empirical evidence in Indonesia shows that trade credit is complement to financing from bank.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S55723
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>