Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 222598 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Frisca Aprillia Halim
"Latar Belakang. Stigma TB di lingkungan kerja dapat merugikan pekerja yang mengalami TB. Kuesioner yang sering digunakan untuk menilai stigma TB adalah kuesioner yang dipublikasikan oleh Van Rie. Namun kuesioner tersebut untuk menilai stigma TB pada masyarakat umum. Pada penelitian ini dilakukan modifikasi kuesioner, uji validasi dan reliabilitas agar kuesioner dapat digunakan sebagai instrumen penilaian stigma terhadap orang yang mengalami TB di lingkungan kerja.
Metode. Penelitian diawali dengan penerjemahan dan penyesuaian kultural dari kuesioner asli. Tim peneliti melakukan modifikasi kuesioner asli yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia agar kuesioner dapat digunakan di lingkungan kerja. Penelitian dilanjutkan dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner pre-final kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisis faktor dan uji reliabilitas.
Hasil. Kuesioner pre-final dihasilkan dari validasi konten dan modifikasi kuesioner. Hasil dari analisa faktor semua pernyataan >0.4 dan didapatkan dua faktor yaitu (1) takut akan penularan dan penyakit dan (2) sikap terhadap orang dengan TB dengan nilai Alpha Cronbach untuk masing-masing faktor 0.829 dan 0.806. Nilai Alpha Cronbach untuk semua pernyataan adalah 0.873. Nilai Corrected Item Total Correlation semua pernyataan antara 0.451-0.741.
Kesimpulan. Penelitian menghasil kuesioner stigma TB yang valid dan reliable untuk digunakan oleh pekerja di Indonesia

Background. The stigma of TB in the work environment can harm workers who have TB. The questionnaire that is used to assess TB’s stigma for general population is published by Van Rie. In this study, questionnaire modification, validation and reliability test were carried out so it can be used as an instrument to assess the Stigma of people who get TB infection in work environment.
Method. The research started with the original questionnaire being translated and culturally adjusted. The researcher modified the original questionnaire, so the questionnaire can be used in the workplace. The research continued by gathering some data using the pre-final questionnaire, which then continued by factor analysis and reliability test.
Results. Pre-final questionnaire generated by content validation. The results of factor analysis of all statements had a loading factor >0.4 and were divided into two factors: (1) Fear of transmission and disease and (2) Attitude toward people suffering from TB with Alpha Cronbach’s for each factor were 0.829 and 0.806. Alpha Cronbach's for all statements is 0.873. Inter-item correlation scores of all statements were between 0.451-0.741.
Conclusion. This study generate a valid and reliable questionnaire for Tuberculosis Stigma which can be used by Indonesian workers in the Work environment.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardy Atmajaya
"Kecelakaan kerja dapat menyebabkan cedera, sakit atau kematian bagi pekerja. Budaya kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang buruk dalam suatu organisasi adalah penyebab utama banyak terjadinya kecelakaan. Budaya K3 merupakan salah satu komponen budaya organisasi yang mengacu pada individu, pekerjaan, dan karakteristik organisasi yang dapat memengaruhi kesehatan dan keselamatan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh level budaya K3 di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Man Power Services. Subjek penelitiannya adalah pekerja yang terdiri dari manajer, staf dan operator. Populasi merupakan total sampel. Penelitian ini menggunakan kuesioner Safety Culture Maturity Model (SCMM) dengan skala 5 level. Aspek budaya K3 yang diukur adalah komitmen, penghargaan di bidang keselamatan kerja, prioritas keselamatan, status dan ruang lingkup departemen K3, manajemen bahaya dan risiko, pelatihan dan kompetensi, investigasi kecelakaan, feedback setelah terjadi kecelakaan, analisis penyebab kecelakaan, prosedur keselamatan, tujuan prosedur, audit and monitoring, perencanaan kerja, penetapan standar, inspeksi keselamatan, safety meeting, komunikasi, dan keterlibatan karyawan . Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tingkat budaya K3 adalah pada level kalkulatif dengan nilai akhir sebesar 3,1.

Accidents can cause injury, illness or death for workers. A negative culture of occupational health and safety (OHS) in an organization is the main cause that causes some accidents. Safety culture is a cultural component that represents individuals, work, and organizational characteristics that can affect their health and safety. This study aims to obtain the level of safety culture in companies engaged in Man Power Services. The research subjects were workers consisting of managers, staff and operators. The population is the total sample. This study used a Safety Culture Maturity Model (SCMM) questionnaire with a five (5) level scalesP. Safety culture aspects that determine commitment, respect in the field of work safety, priority of safety, status and distribution space of OHS department, hazard and risk management, training and competence, accident investigation, feedback after an accident, analysis of accident causes, safety procedures, procedures, audits and monitoring, work planning, standard setting, safety inspections, safety meetings, communications and employee combinations. The results showed the level of safety culture at the calculative level with the final value of 3.1."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53347
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwy Izati Ramadani
"Unit Vaksinasi Covid-19 pada Rumah Sakit X bertujuan untuk menurunkan risiko angka kesakitan dan kematian akibat Covid-19; mencapai herd immunity (kekebalan kelompok); melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh; menjaga produktifitas dan meminimalkan dampak sosial dan ekonomi. Pada unit tersebut, tenaga kesehatan terpajan oleh berbagai bahaya. Skripsi ini menilai risiko keselamatan dan kesehatan kerja di Unit Vaksinasi Covid-19 Rumah Sakit X Tahun 2021. Penelitian ini bersifat semi-kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif, menggunakan pendekatan observasional. Identifikasi bahaya menggunakan Job Safety Analysis (JSA) dan analisis risiko menggunakan standar semikuantitatif William.T Fine, pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan observasi langsung dan wawancara kepada tenaga kesehatan terkait. Penilaian risiko dilakukan dengan menghitung risiko residual dan risiko prediktif sehingga diketahui tingkat risiko pada setiap penilaian tersebut dengan mempertimbangkan pengendalian yang sudah ada selanjutnya diberikan rekomendasi pengendalian. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 59 tugas yang memiliki 146 risiko dari bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomi, psikososial, dan keselamatan. Didapatkan nilai existing risk dengan didapatkan,1 risiko dikategorikan very high, 25 risiko dikategorikan priority 1, 38 risiko dikategorikan substantial, 73 risiko dikategorikan priority 3, 9 risiko dikategorikan acceptable. Hasil juga menunjukkan perlu adanya pengendalian dengan segera yaitu bahaya biologi pada petugas skrining awal dan verifikasi data karena memiliki tingkat risiko very high.

Hospital X Covid-19 Vaccination Unit functions to reduce the risk of morbidity and mortality due to Covid-19; achieve herd immunity (herd immunity); protect and strengthen the health system as a whole; maintain productivity and minimize social and economic impacts. In these units, health workers are exposed to various hazards. This thesis assesses occupational safety and health risks in the Covid-19 Vaccination Unit of Hospital X in 2021. This study is semi-quantitative with a descriptive research design, using an observational approach. Hazard identification uses Job Safety Analysis (JSA) and risk analysis uses William.T Fine semi-quantitative standards, data collection is carried out by direct observation and interviews with related health workers. The risk assessment is carried out by calculating residual risk and predictive risk so that the level of risk in each assessment is known by considering existing controls and then given control recommendations. The results showed that there were 59 tasks that had 146 risks from physical, chemical, biological, ergonomic, psychosocial, and safety hazards. The value of existing risk is obtained, 1 risk is categorized as very high, 25 risks are categorized as priority 1, 38 risks are categorized as substantial, 73 risks are categorized as priority 3, 9 risks are categorized as acceptable. The results also indicate the need for immediate control, namely biological hazards in early screening officers and data verification because they have a very high risk level."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasudungan, Jainer
"Sistem Manajemen Kesehatan, Keselamata n Kerja dan Lingkungan, atau yang lebih dikenal dengan SMK3L, mutlak dimiliki oleh semua perusahaan dengan jumlah karyawan minimal seratus orang dan atau dengan tingkat resiko tinggi. Di Indonesia, hal ini diatur dalam Undang -Undang No 1 Tahun 1970 yang de tailnya ada di Peraturan Menteri Tenaga Kerja N0 5 Tahun 1996. Selain diatur oleh undang-undang, mayoritas perusahaan minyak dan gas bumi asing yang beroperasi di Indonesia juga mempunyai persyaratan SMK3L bagi perusahaan-perusahaan yang hendak menjadi rekanan, baik barang maupun jasa. Sebagai perusahaan yang mempunyai mayoritas pelanggan adalah perusahaan minyak dan gas bumi, PT. "X" dituntut untuk memiliki SMK3L yang memenuhi persyaratan undang-undang dan pelanggan. Pengembangan SMK3L di PT. "X" di lakukan dengan cara melakukan tinjauan resiko untuk mencari kontrol resiko apa saja yang dibutuhkan PT. "X", yang dapat berupa prosedur, alat pelindung diri (APD), pelatihan, tanda -tanda peringatan dan lainnya, lalu dianalisis dengan cara membandingkan ter hadap persyaratan undang-undang dan pelanggan. Dalam hal ini, persyaratan pelanggan yang akan digunakan sebagai acuan adalah persyaratan SMK3L PT. "Y" yang terdapat dalam CoRMaP (Contractor Risk Management Program) . SMK3L yang baik (dan memenuhi persya ratan), akan memberikan rasa aman pegawai dalam bekerja dan juga memberikan dampak positif dalam mutu perusahaan secara menyeluruh.

Health, Safety and Environmental Management System, knows as HSE MS, is a mandatory system to have for a company with medium to high risk act ivities and or employees more then one hundred person. In Indonesia, it is regulated under the Act No 1 of 1970 On Safety, and described in the Regulation of Ministry of Workmanship No 5 of 1996 of Health and Safety Management System. Along with the state regulation, most of the foreign oil and gas company that operates in Indonesia, has their own requirement of safety management system for their vendors, goods or services supplier. PT. "X" serves most of oil and gas companies in Indonesia, need to have a safety management system in order to fulfill the law regulation and also doing their bussiness, which comply to both regulations. The developent of safety management system for PT. "X" is done by doing a risk assessment in order to find all of the risk control required in form of procedures, Personal Protective Equipment (PPE), trainings, and so on, then analyzed by comparing the fact findings to the requirement by the law and customer requirement. Customer requirement to be used as refference, will ref er to PT. "Y" requirement stated in CoRMaP (Contractor Risk Management Program). A good safety management system will provide a safe and secure working environment, and would produce a positive impact to company quality overall."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S36226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Laurent Renato
"ABSTRACT
Penelitian ini membahas tentang penilaian risiko keselamatan kerja pada pembuatan produk berbahan dasar baja ringan di PT Bumi Lancang Kuning Pusaka (BLKP) Pekanbaru tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tingkat risiko pada kegiatan di area produksi. Identifikasi bahaya dilakukan menggunakan Job Safety Analysis. Penilaian risiko dilakukan berdasarkan kriteria Fine yaitu nilai risiko berasal dari perkalian probability, consequence, dan exposure. Hasil penelitian menemukan 4 jenis bahaya di tempat kerja yaitu bahaya mekanik, fisik, psikososial, dan perilaku. Terdapat 4 risiko dengan kategori very high, 5 risiko kategori priority 1, 8 risiko kategori substantial, 2 risiko kategori priority 1, dan 2 risiko kategori acceptable pada penilaian risiko dengan mempertimbangkan pengendalian yang sudah ada di perusahaan. Setelah diberikan rekomendasi pengendalian ada 15 risiko diestimasi masuk kategori acceptable, 5 kategori priority 3, dan 1 kategori substantial.

ABSTRACT
This research discusses the occupational safety risk assessment in the manufacturing of light gauge steel products at PT Bumi Lancang Kuning Pusaka (BLKP) Pekanbaru 2014. The aim of this research is to define the level of risk of the activities in the production area. Hazard was identified using Job Safety Analysis (JSA). Risk assessment was conducted using Fine criteria. Level of risk was the function of the multiplication of probability, consequence, and exposure (R=PxCxE). This results found that there are 4 hazards in the workplace, they are mechanical hazard, physical hazard, psychosocial hazard, and behaviroal hazard. The assessment of existing risks showed that there are 4 risks ranked as very high, 5 are priority 1 risks, 8 are substantial risks, 2 are priority 3 risks, and 2 are acceptable risks. The recommendations of control were given based on the existing risk and risk categories were estimated changed into 15 acceptable risks, 5 priority 3 risks, and 1 subtantial risk."
2014
S55948
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahmuda Soraya
"Penelitian ini membahas mengenai identifikasi dan analisis risiko keselamatan kerja pada pekerjaan pemasangan panel precast konstruksi di proyek pembangunan Apartemen A oleh PT. X tahun 2017. Penilaian risiko ini dititikberatkan kepada risiko yang akan dialami pekerja pada pekerjaan pemasangan panel precast yang terdiri atas 4 tahapan, yaitu: tahap pembongkaran panel precast, tahap lifting/erecting precast, tahap install/setting precast, tahap finishing pemasangan precast. Penilaian risiko dilakukan dengan menganalisis nilai kemungkinan probability , pajanan exposure , dan konsekuensi consequences dari setiap pekerjaan yang kemudian dibandingkan sengan standar tingkat risiko semi kuantitatif W.T. Fine J. Untuk mengetahui tingkat risiko yang ada pada setiap proses pekerjaan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan metode semi kuantitatif AS/NZS 4360: 2004 tentang Manajemen Risiko. Disain penelitian yang dilakukan ialah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan cara obervasi, wawancara tak terstruktur, dan melihat data milik perusahaan. Dari hasil penelitian ditemukan 62 risiko yang kemudian dikategorikan ke dalam level risiko. Dari 62 risiko yang ditemukan, 4 risiko masuk ke dalam kategori sangat tinggi, 23 risiko masuk ke dalam kategori prioritas 1, 9 risiko masuk ke dalam kategori substansial, 8 risiko masuk ke dalam kategori prioritas 3, dan 18 risiko masuk ke dalam kategori dapat diterima.

This study discusses about the safety risk identification and analysis in precast concrete installing process in project Apartemen A by PT. X in 2017. Risk assessment is focused to the risk that will be experienced by workers especially the panel concrete installing which consisted 4 stages and these are loading stage, lifting stage, installing stage, and finishing stage. the risk assessment in done by analizing the value of probability, exposure, and consequences of each phase of the work, then the values is compared to the standard of semi quantitative risk level W.T Fine J to determine the level of risk involved in each stage of the precast concrete installing job process. This study is using semi quantitative method AS NZS 4360 2004 which is about Risk Assessment. The design of this study is a descriptive analytic with cross sectional approach. The collection of data obtained from observation, unstructured interviews, and secondary data that company had. The result showed that there are 62 risks in the process. From the 62 risks founded, 4 risk are in very high level, 22 risks are in priority 1 level, 9 risks are in substantial level, 8 risks are in priority 3 level , and 18 risks are in acceptable level."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69826
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bogar Baskoro
"Penelitian mengenai analisis penilaian risiko kesehatan kerja di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tahun 2015 dilakukan karena ditemukan beberapa pekerja terkena penyakit DHF. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran risiko kesehatan kerja pada seluruh pekerja di FKM. Penelitian ini menggunakan metode analisis semi kuantitatif yang mengacu pada standar AS/NZS 4360:2004 dan tabel risiko Fine. Besaran risiko didapatkan dari perkalian tiga aspek yaitu consequence, exposure, dan probability.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada basic risk terdapat 7 aktivitas yang termasuk dalam level very high. Pada existing risk, masih terdapat 5 aktivitas dengan risiko very high. Dalam penelitian ini juga diberikan predictive risk dengan rekomendasi pengendalian, sehingga risiko-risiko yang ada dapat diturunkan sampai pada level acceptable.

The research about analysis occupational health risk assessment at Faculty of Public Health, Universitas Indonesia, in 2015 is conducted on account of DHF illnes which was caused by mosquitoes and found in several staffs. This research aims to understand and recognize the risk value of occupational health of the whole workers at the faculty. This research applies semi-quantitative analysis method which refers to AS/NZS 4360:2004 standard and Fine risk table. The risk value is generated by multiplying three elements which consists of consequence, exposure, and probability.
The result shows there are 7 activities in basic risk as well as 5 activities in existing risk categorised as very high level. The outcome also suggests predictive risk with recommendation for prevention to minimise the risks up to acceptable level.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S59222
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faridl Wicaksono
"Kecelakaan rumah tangga adalah kecelakaan yang terjadi di rumah tangga atau lingkungan rumah tangga pada radius sekitar 500 meter dari rumah korban. Penelitian yang dilakukan pada Perumahan Depok Mulya I Depok, Jawa Barat, tahun 2014, menunjukkan bahwa pada sektor rumah tangga masih terdapat berbagai risiko keselamatan dan kesehatan kerja. Melalui teori yang ada diperoleh bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh pengetahuannya. Dari penelitian didapatkan berbagai variasi pengetahuan masyarakat terkait keselamatan dan kesehatan kerja di rumah tangga. Variasi pengetahuan masyarakat ini dikarenakan paparan sumber informasi yang berbeda-beda. Hal ini pula lah yang menyebabkan timbulnya berbagai variasi terkait pemahaman Masyarakat Depok Mulya I, Depok, Jawa Barat, tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkatan pengetahuan Masyarakat Perumahan Depok Mulya I, Depok, Jawa Barat, terhadap aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah tangga. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional (potong lintang) dengan pendekatan deskriptif analitik. Tahapan penelitian ini dimulai dengan menentukan jumlah sampel yang akan diteliti, melakukan proses pengambilan data dengan instrumen berupa kuisioner, hingga proses analisa data dengan menggunakan piranti lunak SPSS 13.0 for Windows. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 48% responden memiliki pengetahuan yang baik, dan 52% masyarakat memiliki pengetahuan yang kurang mengenai aspek K3 di rumah tangga. Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan (p=0,035) dan pekerjaan seseorang (p=0,048) dengan tingkat pengetahuan masyarakat mengenai aspek K3 di rumah tangga.

Home accidents is accident which occur in home or its environment with 500 meters radius from victim’s home. This research, which is located in Depok Mulya I Residence, Depok, West Java, 2014, show that the risks of occupational health and safety at home are still high. Obtained through existing theory that a person’s behavior is influence by knowledge. Data from research show that there are still a lot of variations in society’s knowledge level about occupational health and safety at home. Those variations come from different sources of informations which occur around society in Depok Mulya I Residence. This research’s main objective is to find out how is the society’s knowledge level about occupational health and safety at home in Depok Mulya I Residence, Depok, West Java, 2014. The design of study that used in this research is cross sectional, with descriptive-analytic approach. The stages for this research starts from determine the samples, pick up the data by using questionnaire as an instrument, until analyze the data by using SPSS 13.0 for Windows software. The results of this research showed that 48% of respondents have good knowledge, and the others 52% of respondents have less knowledge about HSE aspects in households. There is a significant relationship between education level and citizens job with level of knowledge about HSE aspects in households.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54800
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwanda Desire Budiman
"Latar Belakang: Besarnya jumlah tenaga kerja industri pengolahan di Pulau Jawa dengan bahaya potensial yang sangat beragam telah teridentifikasi dapat meningkatkan adanya Penyakit Akibat Kerja (PAK) serta Kecelakaan Kerja (KK), sehingga diperlukan upaya preventif kesehatan kerja yang baik agar dapat mengendalikan faktor risiko yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku pekerja terhadap upaya preventif kesehatan kerja pada industri pengolahan di Pulau Jawa dan faktor-faktor yang memengaruhi.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian data sekunder dengan metode analisis data menggunakan metode campuran. Survei dilakukan pada 691 pekerja dari 64 perusahaan industri. Focus group discussions dilakukan pada 102 pekerja (manajemen puncak/ jajaran direktur, bagian K3, atau SDM)
Hasil: Subjek penelitian terdiri atas 658 responden. Setengah dari keseluruhan responden (57,3%) memiliki pengetahuan baik, sebanyak 89,4% memiliki sikap positif, dan 50,5% memiliki perilaku baik mengenai upaya preventif kesehatan kerja. Analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor yang memiliki hubungan adalah jenis kelamin (aOR 1,417, IK95% 1,02-1,95), jabatan (aOR 2,015, IK95% 1,14-3,56), skala industri [(dengan pengetahuan: aOR 1,531, IK95% 1,08-2,16), (dengan sikap: p=0,004), (dengan perilaku: aOR 2,945, IK95% 2,01-4,30)], program upaya preventif di tempat kerja, dan kebijakan pemberi kerja. Data kualitatif menunjukkan bahwa industri skala  mikro dan kecil belum menerapkan upaya preventif, sedangkan industri skala menengah dan besar telah menerapkan beberapa upaya preventif.
Kesimpulan: Pekerja industri pengolahan memiliki tingkat pengetahuan yang sedang, sikap yang positif dan perilaku yang baik dalam upaya preventif kesehatan kerja. Skala industri ditemukan sebagai faktor utama yang berkontribusi.

Background: There were increasing number of occupational accident and work-related disease cases among manufacturing workers in Indonesia, especially in Java Island. Therefore, strategies to implement the occupational health prevention are necessary to reduce the number of these cases. This study aims to determine the knowledge, attitude, and practice of manufacturing industry workers in Java Island on occupational health prevention and its influencing factors.
Methods: This was a mixed method study design using secondary data and focus group discussion. Surveys were conducted among 691 workers in 64 manufacturing companies. Focus group discussions were held among 102 employers (top management, Occupational Health and Safety, or Human Resources).
Results: About 658 respondents were participated in the survey. More than half of the respondents (57.3%) had good knowledge, about 89.4% had positive attitude, and half of them (50.5%) had good practice towards the occupational health prevention strategies. Multivariate analysis showed that the associated factors were gender (aOR 1.417, 95%CI 1.02-1.95), job level (aOR 2.015, 95%CI 1.14 – 3.56), industry scale [(with knowledge: aOR 1.531, 95%CI 1.08-2.16), (with attitude: p=0.004), (with behavior: aOR 2.945, 95%CI 2.01-4.30)], workplace preventive measures programs, and employer policies. The qualitative analysis also found that small scale industries had not implemented any prevention strategies, while moderate to large scale industries had executed some strategies. 
Conclusion: Findings of this study suggested that manufacturing workers had moderate level of knowledge, good attitude, and moderate level of good practice on the prevention of occupational health. Industry scale was found to be the main contributing factor.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Suma`mur
Jakarta: Sagung Seto, 2020
613.6 SUM k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>