Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175155 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saskia Azizah
"Kehamilan merupakan proses alami yang terjadi pada seorang wanita. Pengalaman ini akan dihadapi oleh seorang ibu, perlu persiapan yang maksimal baik secara mental maupun fisik sehingga dapat meminimalkan kondisi yang abnormal. Kehamilan yang terjadi pada seorang ibu akan mempengaruhi kondisi fisiologis maupun psikososial, sehingga ibu hamil akan menlalui proses adaptasi, salah satu yang perlu diperhatikan yakni nutrisi yang baik untuk ibu dan janin. Selain itu, perubahan fisiologis pada ibu hamil terjadi peningkatan volume darah yang lebih cepat dari pembentukan sel darah merah. Apabila tidak diimbangi dengan konsumsi nutrisi yang cukup dapat menimbulkan anemia. Anemia merupakan suatu keadaan kadar Hemoglobin (Hb) darah yang lebih rendah dari kadar normal sesuai umur dan jenis kelamin. Sebagai akibat dari ketidakmampuan jaringan membentuk sel darah merah guna mempertahankan kadar hemoglobin pada tingkat normal. Seseorang wanita hamil yang memiliki Hb kurang dari 10g/dl barulah disebut anemia dalam kehamilan. Intervensi yang dilakukan adalah dengan pemberian jus bayam dan tomat yang mengandung kaya zat besi dan vitamin C. Intervensi ini dilakukan selama 7 hari. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa klien mengalami peningkatan kadar hemoglobin sebesar 9,4 g/dl.

Pregnancy is a natural process that occurs in a woman. This experience will be faced by a mother, it needs maximum preparation both mentally and physically so as to minimize abnormal conditions. Pregnancy that occurs in a mother will affect physiological and psychosocial conditions, so that pregnant women will go through a process of adaptation, one of which needs to be considered is good nutrition for the mother and fetus. In addition, physiological changes in pregnant women include an increase in blood volume that is faster than the formation of red blood cells. If it is not balanced with adequate nutritional consumption, it can cause anemia. Anemia is a condition of blood hemoglobin (Hb) levels that are lower than normal levels according to age and gender. As a result of the inability of tissues to form red blood cells to maintain hemoglobin levels at normal levels. A pregnant woman who has an Hb of less than 10g/dl is then called anemia in pregnancy. The intervention was carried out by giving spinach and tomato juice containing rich iron and vitamin C. This intervention was carried out for 7 days. The results showed that the client had an increase in hemoglobin levels of 9.4 g/dl."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Imania
"Kehamilan merupakan salah satu bagian dalam proses reproduksi manusia. Nutrisi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kehamilan. Kebutuhan nutrisi saat kehamilan meningkat, salah satunya kebutuhan zat besi yang berperan dalam pembentukan sel darah merah. Secara fisiologis, pada ibu hamil terjadi peningkatan volume darah dalam jumlah besar. Apabila tidak diimbangi dengan konsumsi zat yang cukup dapat menimbulkan anemia. Tujuan dari penulisan ini yaitu memberikan analisis pelaksanaan asuhan keperawatan masalah defisit nutrisi ibu hamil dengan anemia. Anemia adalah suatu keadaan kadar Hemoglobin (Hb) darah yang lebih rendah dari kadar normal sesuai umur dan jenis kelamin. Salah satu intervensi keperawatan untuk mengatasi anemia adalah dengan memberikan jus bayam dan tomat yang mengandung zat besi. Pemberian jus bayam dan tomat dilakukan selama 10 hari. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa klien mengalami peningkatan kadar hemoglobin sebesar 10,1g/dl.

Pregnancy is one part of the process of human reproduction. Nutrition is one of factors that influence pregnancy. Nutritional needs during pregnancy is increase, one of them is iron which is important in the formation of red blood cells. Physiologically, the blood volume of pregnant woman is increase in large numbers. If the consumption and needs of iron does not balanced, it can cause anemia. The purpose of this paper is to provide an analysis of the nursing care implementation of imbalance nutrition problems for pregnant women with anemia. Anemia is a situation which blood hemoglobin (Hb) levels are lower than normal levels according to age and gender. One of nursing intervention to increase blood hemoglobin levels in anemia is by giving spinach juice and tomatoes that contain rich iron substance. Spinach juice and tomatoes is given to pregnant woman for 10 days. The results obtained that the client experienced an increase in hemoglobin level of 10.1/dl."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Khofifah
"Anemia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin di bawah rentang normal dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis individu. Anemia sering dialami oleh ibu hamil dikarenakan pada masa kehamilan terjadi berbagai perubahan fisiologis untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin. Terdapat beberapa penyebab anemia pada kehamilan, namun anemia yang paling banyak dialami oleh ibu hamil di Indonesia disebabkan oleh defisiensi zat besi. Anemia pada kehamilan jika tidak ditangani dengan baik maka akan menjadi penyebab morbiditas dan mortilitas ibu dan janin. Intervensi yang  dapat dilakukan untuk mengatasi anemia pada kehamilan adalah dengan mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi seperti bayam dan tomat. Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan dengan penerapan terapi jus bayam dan tomat untuk meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil yang mengalami anemia. Karya ilmiah ini menggunakan metode case study pada satu pasien di wilayah Puskesmas Pancoran Mas. Terapi dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari selama 10 hari. Hasil evaluasi yang didapatkan dari terapi jus bayam dan tomat adalah adanya peningkatan kadar hemoglobin yaitu dari 9 g/dl menjadi 12,2 g/dl. Keterbatasn dari penelitian ini adalah intervensi hanya diberikan pada satu pasien saja.

Anemia is a condition in which the hemoglobin level is below the normal range and is not sufficient to meet the physiological needs of the individual. Anemia is often experienced by pregnant women because during pregnancy various physiological changes occur to support fetal growth and development. There are several causes of anemia in pregnancy, but the most common anemia experienced by pregnant women in Indonesia is due to iron deficiency. Anemia in pregnancy if not treated properly it will be a cause of maternal and fetal morbidity and mortality. Interventions that can be done to treat anemia in pregnancy are to eat foods high in iron such as spinach and tomatoes. This scientific paper aims to analyze nursing care with the application of spinach and tomato juice therapy to increase hemoglobin levels in pregnant women with anemia. This scientific work uses the case study method on one patient in the Pancoran Mas Health Center area. Therapy was carried out twice a day, in the morning and evening for 10 days. The evaluation results obtained from spinach and tomato juice therapy was an increase in hemoglobin levels from 9 g/dl to 12.2 g/dl. The limitation of this study is that the intervention was only given to one patient"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Etty Rekawati
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Debby Rosita
"ABSTRAK
Pengaruh Pemberian Tablet Zat Besi Fe Terhadap KejadianAnemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas Karang Asam Kota Samarinda Tahun2015 - 2017Salah satu masalah gizi yang banyak terjadi pada ibu hamil adalah anemiagizi, yang merupakan masalah gizi mikro terbesar dan tersulit diatasi di seluruhdunia. Anemia pada wanita hamil dapat menimbulkan dampak sejak kehamilan,setelah lahir, usia sekolah hingga masa dewasa. Tujuan dari penelitian ini untukmengetahui pengaruh pemberian tablet zat besi Fe pada ibu hamil terhadapkejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas karang Asam Kota Samarinda Tahun2015 ndash; 2017. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif mixmethod . Adapun penelitian kuantitatif menggunakan desain penelitian KohortRetrospektif penelitian kuantitatif difokuskan pada pengambilan data pemberiantablet zat besi Fe , kejadian anemia, usia, pendidikan, pekerjaan, paritas dankunjungan ANC. Sedangkan jenis penelitian kualitatif yang digunakan adalahpenelitian eksplanatory sekuensial. Dalam penelitian ini data penelitian kualitatifmelengkapi data kuantitatif. Pengolahan dan analisis data menggunakan uji chisquare bivariat . Hasil uji statistik variabel umur, pendidikan, pekerjaan, paritasdan kunjungan ANC menunjukkan hasil tidak berhubungan dengan anemia secarastatistik. Sedangkan secara kualitatif hal tersebut mempengaruhi anemia. Dari hasilterlihat gambaran kejadian anemia pada ibu hamil setelah diberikan Tablet Feberdasarkan pemeriksaan HB 2 menunjukkan proporsi ibu yang masih anemiasetelah di beri tablet Fe adalah 26,9 . Saran: diharapkan petugas meningkatkanmutu pelayanan KIA dan pemantauan minum tablet Fe.Kata kunci: Pemberian Tablet Fe, anemia, Ibu Hamil.

ABSTRACT
The Influence of Iron Tablet Fe on Anemia in Pregnant Womenat Puskesmas Karang Asam of Samarinda City 2015 ndash 2017One of the most common nutritional problems in pregnant women isnutritional anemia, which is the largest and most difficult micronutrient problemresolved worldwide. Anemia in pregnant women can have an impact frompregnancy, after birth, school age to adulthood. The purpose of this research is toknow the effect of giving iron tablet Fe on pregnant mother to the occurrence ofanemia in pregnant woman at Puskesmas Kayu Asam Samarinda in 2015 2017.The research is done by qualitative and quantitative method mix method . Thequantitative research using the research design Cohort Retrospective quantitativeresearch focused on taking data of iron tablet Fe , anemia, age, education,occupation, parity and ANC visit. While the type of qualitative research used issequential eksplanatory research. In this study qualitative research data complementthe quantitative data. Processing and data analysis using chi square test bivariate .The result of statistic test of ANC age, education, work, parity and visit variablesshowed that the results did not correlate with anemia statistically. Whilequalitatively it affects anemia. From the results seen the picture of the incidence ofanemia in pregnant women after given Fe tablet based on HB 2 examination showedthe proportion of anemic mothers after giving Fe tablet was 26,9 . Suggestion itis expected that the officer will improve the quality of KIA service and monitor thedrinking of Fe tablets.Keywords Giving of tablet Fe, anemia, Pregnant mother"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49839
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Indrawati
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan vitamin A dan kadar retinol dengan status anemia pada dua kelompok ibu hamil trimester tiga, yaitu kelompok anemia dan non anemia. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang yang dilaksanakan di sepuluh puskesmas kecamatan Jakarta Timur dan merupakan bagian dari penelitian besar Departemen Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang berjudul “Peran Gizi, Faktor Maternal dan Pelayanan Kesehatan pada Ibu Hamil Trimester Ketiga terhadap Komposisi Mikrobiota Ibu dan Berat Lahir Bayi: Studi Kohort di Jakarta”. Pengambilan data dilakukan pada bulan April hingga Mei 2015. Sebanyak 113 subjek ibu hamil trimester tiga dengan usia kehamilan diatas 32 minggu ikut dalam penelitansetelah memenuhi kriteria penelitian dan dibagi dalam dua kelompok berdasarkan kadar hemoglobin yaitu anemia (Hb<11g/dL) dan non anemia (Hb≥11g/dL). Setelah itu dilakukan pengukuran antropometri, wawancara asupan, pemeriksaan hemoglobin, dan serum retinol. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik demografi, antropometri, asupan makanan (makronutrien dan mikronutrien), kadar hemoglobin, dankadar serum retinol. Rentang usia subjek dalam penelitian ini adalah 19-44 tahun. Sebagian besar subjek (59,6%) memiliki tingkat pendidikan menengah (lulus SMP atau SMA). Rerata usia kehamilan pada subjek penelitian ini adalah 34,32 ± 1,86 minggu pada kelompok anemia dan 35,18±1,73 minggu pada kelompok non anemia.Rerata asupan protein pada kedua kelompok ibu masih berada di bawah AKG yaitu <77g/hari. Rerata asupan lemak pada kelompok anemia lebih tinggi daripada kelompok non anemia (p=0,04). Asupan Fe kedua kelompok sudah sesuai dengan AKG yaitu 40mg/hari (p=0,82). Asupan folat pada kelompok anemia lebih rendahdan kurang dari AKG dibandingkan kelompok non anemia (p=0,16).Asupan vitamin B12, hampir tidak ada perbedaan rerata antara dua kelompok dan sudah sesuai dengan AKG. Median asupan vitamin A pada kelompok non anemia lebih tinggi dari kelompok anemia (p=0,52). Rerata kadar retinol pada kelompok anemia adalah 1,40±0,50 dan pada kelompok non anemia adalah 1,45±0,44. (p=0,55).Tidak didapatkan hasil yang bermakna setelah dilakukan analisis multivariat sebagai kontrol perancu.

ABSTRACT
The aim of the study was to determine the relationship between vitamin A and retinol levels with anemia status in two groups of three trimester pregnant women, namely the anemic and non anemic. This was a cross-sectional study conducted in ten sub-district Government Health Centre in East Jakarta and which part of a large research department of Nutrition Faculty of Medicine, University of Indonesia, entitled "The Role of Nutrition, Maternal Factors and Maternal Health Services with the Composition of the Microbiota in Third Trimester Maternal and Infant Birth Weight : The study cohort in Jakarta". Data was collected from April untill May 2015. A total of 113 third trimester pregnant women with gestational age above 32 weeks (35.0 ± 1.8) were participated in research after met the study criterions. They were divided into two groups based on the levels of hemoglobin which were anemic (Hb<11g /dL) and non anemic(Hb≥ 11g / dL), and continue with anthropometric examination, interview and Hb measurement. The data collected included demographic characteristics, anthropometry, food intake (macronutrients and micronutrients), hemoglobin, and serum retinol. The age range of the subjects in this study was 19-44 years old. Most subjects (59.6%) had secondary education (graduated from high school or high school). The mean gestational age of the subjects was 34.32 ± 1.86 weeks in anemic group and 35.18 ± 1.73 weeks in non anemic. Mean of protein intake in both groups are still under RDA which < 77g/day. The mean of fat intake in anemic group was higher than non-anemic group (p=0.04). Iron intake in both groups are in accordance with the RDA which 40mg/day (p=0.82). Folate intake was lower in anemia group than non-anemic group (p=0.16). There was no difference between vitamin B12 intake in both group andwere in accordance with RDA. The median of vitamin A intake in non-anemic group was higher than non-anemic group (p = 0.52). The mean retinol serum levels in anemic group was 1.40 ± 0.50 and non-anemic group was 1.45 ± 0.44. (P = 0.55). No significant results obtained from multivariate analysis in order to control the confounders., The aim of the study was to determine the relationship between vitamin A and retinol levels with anemia status in two groups of three trimester pregnant women, namely the anemic and non anemic. This was a cross-sectional study conducted in ten sub-district Government Health Centre in East Jakarta and which part of a large research department of Nutrition Faculty of Medicine, University of Indonesia, entitled "The Role of Nutrition, Maternal Factors and Maternal Health Services with the Composition of the Microbiota in Third Trimester Maternal and Infant Birth Weight : The study cohort in Jakarta". Data was collected from April untill May 2015. A total of 113 third trimester pregnant women with gestational age above 32 weeks (35.0 ± 1.8) were participated in research after met the study criterions. They were divided into two groups based on the levels of hemoglobin which were anemic (Hb<11g /dL) and non anemic(Hb≥ 11g / dL), and continue with anthropometric examination, interview and Hb measurement. The data collected included demographic characteristics, anthropometry, food intake (macronutrients and micronutrients), hemoglobin, and serum retinol. The age range of the subjects in this study was 19-44 years old. Most subjects (59.6%) had secondary education (graduated from high school or high school). The mean gestational age of the subjects was 34.32 ± 1.86 weeks in anemic group and 35.18 ± 1.73 weeks in non anemic. Mean of protein intake in both groups are still under RDA which < 77g/day. The mean of fat intake in anemic group was higher than non-anemic group (p=0.04). Iron intake in both groups are in accordance with the RDA which 40mg/day (p=0.82). Folate intake was lower in anemia group than non-anemic group (p=0.16). There was no difference between vitamin B12 intake in both group andwere in accordance with RDA. The median of vitamin A intake in non-anemic group was higher than non-anemic group (p = 0.52). The mean retinol serum levels in anemic group was 1.40 ± 0.50 and non-anemic group was 1.45 ± 0.44. (P = 0.55). No significant results obtained from multivariate analysis in order to control the confounders.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar
"Anemia merupakan masalah yang sering ditemukan pada ibu hamil, terutama di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan anemia pada ibu melahirkan dengan APGAR score bayi yang dilahirkannya pada pasien ibu hamil di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 2011. Metode penelitian yang dipakai adalah cross-sectional; data diambil dari rekam medis ibu seluruh ibu melahirkan di RSCM pada tahun 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 28,7% ibu melahirkan di RSCM menderita anemia berdasarkan kriteria anemia pada ibu hamil menurut World Health Organization (WHO). Sedangkan persentase bayi dengan APGAR score yang buruk untuk menit ke-1 dan ke-5 masing-masing adalah 11,5% dan 3,6%. Uji chi-square menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0.05) proporsi bayi dengan APGAR score buruk antara kelompok ibu anemia dengan tidak anemia, baik menit ke-1 maupun menit ke-5. Disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara anemia pada ibu dengan APGAR score baik menit pertama maupun menit kelima.

Anemia is a worldwide problem, including Indonesia, especially in pregnant women because of high prevalence among them. The goal of this study was to know the relationship between maternal anemia and APGAR score among Cipto Mangunkusumo Hospital`s patients in 2011. The study design was cross-sectional; data was gathered from all medical record of women whom give birth in Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM) in 2011. From the study it was known that 28,7% of pregnant women in RSCM was anemic, according to the criterion of maternal anemia from WHO. Total numbers of baby born with poor APGAR score were 11,5% for the 1st minute and 3,6% for the 5th minute. Result of chi square test showed that there was not significant different in proportion of poor APGAR score between group of maternal with anemia and without anemia (p>0.05). In conclusion, Maternal anemia has not significant relation with the APGAR score both for the 1st minute and 5th minute.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Witri Priawantiputri
"Berat plasenta umum digunakan untuk mengukur pertumbuhan dan fungsi yang baik dari plasenta. Anemia merupakan salah satu faktor risiko dari berat plasenta yang tinggi. Namun sampai saat ini belum dapat dipastikan apakah anemia karena kekurangan zat besi mempengaruhi berat plasenta. Penelitian ini meneliti hubungan antara anemia defisiensi besi dan berat plasenta pada wanita hamil anemia di Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang yang melibatkan 90 ibu hamil anemia di 10 Puskesmas Kecamatan, Jakarta Timur. Prevalensi defisiensi besi pada ibu hamil anemia adalah 36,9%. Berat plasenta rata-rata adalah 549,3 ± 115 gr. Ada hubungan positif antara anemia defisiensi besi dan berat plasenta setelah dikontrol oleh variabel paritas, perokok pasif dan frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilan (B = 0,22; p = 0,038). Berat plasenta yang tinggi pada ibu hamil dengan anemia defisiensi besi menunjukkan adanya mekanisme adaptasi dari plasenta dikarenakan kurangnya oksigen dalam darah.

Placental weight is a commonly used to measure placental growth and function including nutrient transfer to the fetus. Anemia may link to a risk factor for higher placental weight, however, it is uncertain whether iron deficiency anemia influence a placental weight, and could be used a public health measure for fetal growth and healthy pregnancy. This study investigated the relationship between iron deficiency anemia and placental weight among anemic pregnant women in East Jakarta. We conducted a cross sectional study of 90 anemic pregnant women and their singleton pregnancies in 10 Primary Health Center in East Jakarta. The prevalence of iron deficiency among anemic pregnant women was 36.9%. The mean placental weight was 549.3 ± 115 gr. There was a positive relationship between iron deficiency anemia and placental weight after adjusting for parity, passive smoker and ANC visit frequency (B=0.22; p=0.038). A higher placenta weight was observed among iron deficiency anemic pregnant women, suggesting the adaptive mechanism of placenta to chronic poor oxygenation."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eny Dewi Pamungkas
"Ibu hamil dengan anemia dan trombositopenia berada dalam kondisi yang berisiko mengancam kesehatan pada periode hamil, melahirkan, maupun postpartum. Pada periode hamil ibu berisiko mengalami perdarahan hingga kematian janin, oleh karena itu ibu perlu dibantu mengoptimalkan respon adaptifnya untuk mencapai kesehatan yang maksimal melalui pendekatan teori konservasi Levine yang dikombinasikan dengan teori Health Belief Model. Sedangkan pada periode post partum, ibu dengan anemia berisiko mengalami gangguan dalam penyembuhan luka laserasi perineum yang ditandai dengan rasa nyeri yang berkepanjangan. Uji coba evidence based practice nursing (EBPN) menggunakan intervensi kompres dingin pada laserasi perineum dengan melibatkan empat orang ibu postpartum. Partisipan diberikan kompres dingin menggunakan handuk yang sudah direndam dengan air dingin pada suhu 10oC, kemudian diaplikasikan pada laserasi perineum selama 20 menit. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan kompres dingin pada area laserasi perineum dapat menurunkan intensitas nyeri sebesar 45.83%.

Pregnant women with anemia and thrombocytopenia are in a condition that poses a risk to health during pregnancy, childbirth, and postpartum. During pregnancy, the mother is at risk of bleeding and fetal death, therefore the mother needs to be assisted in optimizing her adaptive response to achieve maximum health through the Levine conservation theory approach combined with the Health Belief Model theory. Meanwhile, in the post partum period, mothers with anemia are at risk for impaired healing of perineal lacerations which are characterized by prolonged pain. An evidence based practice nursing (EBPN) trial using a cold compress intervention on perineal lacerations involved four postpartum mothers. Participants were given a cold compress using a towel that had been soaked in cold water at 10oC, then applied to the perineal laceration for 20 minutes. The results showed that the use of cold compresses on the perineal laceration area could reduce pain intensity by 45.83%."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Viandini Rahayu
"Anemia merupakan jenis defisiensi zat gizi yang paling banyak terjadi pada ibu hamil di dunia. Prevalensi anemia yang tinggi selama kehamilan akan memberikan hasil yang merugikan bagi janin yang dilahirkan dan bagi ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan kerjadian anemia pada ibu hamil di Indonesia tahun 2018. Penelitian dengan desain studi cross-sectional ini dilakukan menggunakan data Riskesdas 2018. Variabel dependen yang diteliti yaitu anemia. Sedangkan variabel independen yang diteliti yaitu pendidikan, pekerjaan, daerah tempat tinggal, usia ibu hamil, paritas, jarak kehamilan, usia kehamilan, konsumsi makanan hewani, konsumsi buah, konsumsi sayur, konsumsi TTD, dan status gizi (KEK). Sampel pada penelitian ini (n=537) yaitu ibu hamil responden Riskesdas 2018 yang telah menjalani tes laboratorium hemoglobin dan memiliki data secara lengkap serta tidak memiliki riwayat menderita penyakit terkait dengan status anemia. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia tahun 2018 sebesar 33,1%. Hasil analisis uji chi-square menunjukkan hasil adanya hubungan yang signifikan antara variabel usia kehamilan (p-value = 0,001) dan KEK (p-value = 0,017) dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Indonesia tahun 2018. Disarankan memfokuskan materi edukasi mengenai pola konsumsi makanan hewani dan TTD, yang berkaitan erat dengan usia kehamilan dan KEK, yang perlu dipersiapkan sebelum proses kehamilan, bahkan sedari remaja.

Anemia is the most common type of nutrient deficiency in pregnant women in the world. The high prevalence of anemia during pregnancy will have adverse outcomes for the fetus and for pregnant women. This study aims to determine the determinants of anemia in pregnant women in Indonesia in 2018. This research with a cross-sectional study design was using Riskesdas 2018. The dependent variable was anemia. Meanwhile, the independent variables were education, occupation, area of residence, age of pregnant women, parity, distance between pregnancies, gestational age, consumption of animal foods, consumption of fruits, consumption of vegetables, consumption of iron tablets, and nutritional status (CED). The sample in this study (n = 537) were pregnant women who were Riskesdas 2018 respondents who had a hemoglobin laboratory test and had complete data and had no history of suffering from diseases related to anemia status. The results of this study stated that the prevalence of anemia in pregnant women in Indonesia in 2018 was 33.1%.. The results of the chi-square test analysis showed that there was a significant relationship between the variable gestational age (p-value = 0.001) and CED (p-value = 0.017) with the incidence of anemia in pregnant women in Indonesia in 2018. It is recommended to focus on educational materials regarding patterns of consumption of animal foods and iron supplements, which are closely related to gestational age and CED, which need to be prepared before the process of pregnancy, even as a teenager."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>