Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84569 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Padantya Ramadhani Devaputri
"Skripsi ini membahas pemaknaan masyarakat kota terhadap ruang kampung kota melalui penciptaan teritori dalam aktivitas sosial unit lokal. Penulisan menginvestigasi konstruksi sosial teritori yang terjadi pada lingkup sosial ekonomi dengan meninjau dari hubungan antara mediator teritorial yang terlibat serta aspek konstruksi teritori sosial didalamnya. Mekanisme dan hirarki masyarakat yang membentuk peristiwa sosial kampung kota teraplikasikan melalui satuan hubungan elemen penyusun dalam konteks yang mewadahinya. Pembahasan ini mengambil studi kasus aktivitas berjualan berskala kecil pada ruang jalan Cempaka Baru Timur dengan pengambilan data kualitatif dan meninjau teritorialitas secara makro terhadap ruang kot, dan terhadap lapak berjualan itu sendiri. Hasil pembahasan ini menyarankan bahwa ruang publik kampung rapat dirancang untuk kemungkinan fluiditas teritorialitas masyarakat kampung sebagai celah dari beragamnya pemaknaan ruang kota. Teritorialisasi juga perlu dilihat sebagai cara masyarakat kampung kota menghuni ruang kota dalam segala dinamikanya sebagai bukti kependudukan.

This thesis discusses how Kampung urban society seeks meaning towards the urban village space through the creation of territories in local social units’ activities. The writing investigates the social-territory construction that occurs in the socio-economic sphere by reviewing the relationship between the territorial mediators involved and the aspects of the social territorial construction. Mechanisms and hierarchy of society that make up greater urban kampung social events are applied through a relational unit of elemental relations in the context that accommodates them. This discussion takes cases of activities exhibited in Jalan Cempaka Baru Timur by collecting qualitative data and reviewing the territoriality at a macro level towards the city space, and to the sales stall itself. The results of this discussion suggest that the Kampung public space is designed for the possibility of territorial fluidity of the village community as a gap from different meanings of urban space. Territorialization also needs to be seen as a way for urban village communities to inhabit urban space in all its dynamics as living-proofs of civilization."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1982
S6105
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiansyah
"Skripsi ini membahas bagaimana masyarakat kampung kota memaknai jalan dalam kampungnya dengan mengambil studi kasus sebuah legitimasi atas transformasi jalan pada kampung Bidaracina. Metode yang digunakan dalam survei menggunakan metode observasi, wawancara, emic (menjadi subjek pengamatan), melakukan pemetaan kejadian, dan mengambil foto berdasarkan waktu yang berbeda. Pembahasan mencakup tentang ruang, tempat, dan ruang sosial yang digunakan untuk memahami konsep pemaknaan ruang. Selain itu dibahas pula implikasi dari adanya legitimasi atas transformasi ruang jalan berupa "pasar kaget" yang berpengaruh pada pembentukkan kampung Bidaracina secara keseluruhan.
Hasil studi menunjukkan masyarakat kampung Bidaracina memaknai jalan utama di kampungnya sebagai pasar ketika pagi hari dan sebagai jalur sirkulasi di waktu lainnya. Adanya legitimasi dan kebutuhan atas keberadaan pasar, kekuatan yang terkandung dalam keberadaan pasar, serta pola perkembangan kampung yang berorientasi kepada kebutuhan pasar melatarbelakangi pemaknaan jalan bagi warga kampung Bidaracina. Akhirnya keberadaan jalan sebagai "pasar kaget" selama 51 tahun sebagai pusat ekonomi sosial kampung dan menduduki hierarki tertinggi dalam kampung, memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pembentukkan natural organik yang terjadi pada kampung Bidaracina.

This thesis discusses how society interpret street in the Kampung by taking a case study of legitimacy to the transformation of the street of Kampung Bidaracina. The methods that used in the survey are observation, interviews, emic (being the subject of observation), mapping of events, and taking photos by different time. The discussion covers about space, place, and social space that used to understand the concept of value of space. In addition, also discussed the implications of their legitimacy to the transformation of street space in the form of "pasar kaget" affecting the overall Kampung Bidaracina's formation.
The study shows the society in Bidaracina interpret the main street in the Kampung as a market when the mornings and as a circulation space at any other time. Their legitimacy and the need for the existence of the market, the power contained within its market presence, and development patterns of Kampung that oriented to the needs of the market, are underlying the meaning of street by society of Kampung Bidaracina. Finally, the existence of the street as a "pasar kaget" for 51 years as the center of social economic Kampung and occupy the highest hierarchy in the Kampung, greatly contributing to the organic natural formation of Kampung Bidaracina."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Durra Zaahira
"ABSTRAK
Dalam dua tahun terakhir, stasiun KRL Kereta Rel Listrik Jabodetabek mengalami perbaikan, baik dalam elemen fisik, struktur ruang, dengan maksud pengintegrasian dengan moda transportasi massal dalam kota. Tulisan ini akan membahas mengenai upaya pangkalan ojek sebagai moda transportasi informal dalam bertahan di antara pilihan moda transportasi yang tersedia di ruang publik kota, dalam hal ini, Stasiun Tebet. Dalam upayanya untuk berkeseharian di ruang publik kota, pangkalan ojek melakukan taktik untuk berkompromi dengan aturan yang sudah ditetapkan oleh pemilik kuasa/ruang. Upaya ini diwujudkan melalui manipulasi dan teritorialitas dalam pemanfaatan elemen fisik dan sosial ruang publik kota, terkait dengan kebutuhan dan kesehariannya sebagai pengemudi ojek.

ABSTRACT
Over the last two years, Commuter Line rsquo s Station across Jabodetabek have been improved in their physical element, space structure, or access in order to integrate the station with other mass transportation modes within the city. This paper will discuss how Ojek Stand mdash as an informal transportation mode mdash survive in the midst of other transportation mode options available in the urban public space, in this matter, Tebet Station. To survive among the other transportation modes, Ojek Stand does spatial tactics to negotiate the order set by the one who holds the power over the space. The efforts are shown in the way they manipulate the physical and social element found in the urban public space and territoriality, regarding their needs to make a living as an ojek driver.
"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damaris Bernike Bellastuti
"Cakupan dan kompleksitas masalah sampah di DKI Jakarta yang semakin meningkat akibat urbanisasi membutuhkan respon pemerintah yang cepat dan komprehensif. Mayoritas komposisi sampah yang berasal dari rumah tangga mengharuskan Pemprov DKI Jakarta menyelesaikan masalah dari sumbernya melalui Peraturan Gubernur Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Lingkup Rukun Warga. Tata kelola perkotaan yang baik (Good Urban Governance) memastikan pembangunan berkelanjutan jangka panjang dilakukan dengan pendekatan multidimensi untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup seluruh masyarakat perkotaan. Tujuan dari penelitian ini adalah upaya untuk menyajikan praktik terpilih dalam pengelolaan sampah lingkup rukun warga yang didukung oleh nilai-nilai Good Urban Governance di Kampung SAMTAMA RW 03 Cempaka Putih Timur. Penelitian ini mengoperasionalisasikan teori Good Urban Governance dari Van den Dool dkk, 2015. Penelitian ini menggunakan pendekatan post positivisme dengan metode kualitatif. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi, sedangkan data sekunder didapatkan melalui studi kepustakaan terhadap data dan laporan yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan nilai-nilai Good Urban Governance, khususnya nilai daya tanggap, partisipasi, dan proses hukum mendukung keberhasilan pengelolaan sampah lingkup rukun warga di Kampung SAMTAMA RW 03 Cempaka Putih Timur. Terdapat sejumlah aspek kunci yang dapat menjadi bahan pembelajaran bagi program pengelolaan sampah di tingkat rukun wilayah lainnya

The increasing scope and complexity of waste problems in DKI Jakarta due to urbanization requires a fast and comprehensive government response. The majority of the composition of waste originating from households requires the Provincial Government of DKI Jakarta to solve the problem from the source through Governor's Regulation Number 77 of 2020 concerning Waste Management within the Rukun Warga. Good urban governance (Good Urban Governance) ensures long-term sustainable development is carried out with a multidimensional approach to improve the welfare and quality of life of all urban communities. The purpose of this research is to present selected practices in waste management within the neighborhood pillars that are supported by the values of Good Urban Governance in SAMTAMA RW 03 Cempaka Putih Timur Village. This research operationalizes the theory of Good Urban Governance from Van den Dool et al, 2015. This study uses a post-positivism approach with qualitative methods. Primary data was obtained through in-depth interviews and observation, while secondary data was obtained through a literature study of relevant data and reports. The results of the study show that the application of the values of Good Urban Governance, especially the values of responsiveness, participation, and due process support the success of waste management within the community pillars in Kampung SAMTAMA RW 03 Cempaka Putih Timur. There are a number of key aspects that can be used as learning materials for waste management programs at the level of other regional pillars."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mujiarjo
"Studi ini mengungkap apa sebenarnya Pedagang Kaki Lima (PKL) terkait tindakan okupasi ruang publik perkotaan yaitu trotoar dan jalan. PKL sebagai pelaku usaha sektor informal adalah elemen bagi bergulirnya ekonomi perkotaan. Keberadaannya ikut mendukung kegiatan sektor formal di samping menjadi penyedia komoditas berharga murah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Karena disadari bahwa PKL ikut berperan dalam ekonomi perkotaan, Pemerintah Kota merasa perlu membina mereka agar berkembang dan mandiri dan mampu menembus 9pasar bersama usaha di sektor formal.
Regulasi Pemerintah dalam legalisasi PKL sangat rinci namun tidak diimplementasikan dalam kebijakan spasial, sehingga PKL mengokupasi ruang publik perkotaan. Tindakan ini berstatus illegal karena tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Kota. Namun karena ruang publik yang diokupasi adalah lokasi ideal bagi PKL, mereka akan tetap bertahan dengan cara berlindung kepada aparat pemerintah dengan memberikan imbalan sesuai kesepakatan. Meskipun demikian okupasi tetap merupakan tindakan melanggar peraturan yang rawan terpinggirkan.
Keberadaan PKL diruang publik ini juga merupakan bentuk ruang yang dipersepsikan berbeda dari yang dikonsepsikan. Okupasi trotoar dan jalan juga merupakan representasi ruang sosial yang terbangun dari praktik pertukaran antara PKL dengan pelanggan masyarakat perkotaan yang tidak terwadahi dengan tepat. Maka dengan mengacu pada teori Lefebvre : Produksi Ruang, gejala ini dapat dijelaskan sebagai masukan untuk acuan dalam proses konsepsi ruang, yang akan mengarahkan pada wujud lingkung bangun yang memberi persepsi akan guna ruang yang sesuai untuk merepresentasikan hubungan sosial yang diwadahinya.

This study reveals what actually hawkers or Pedagang Kaki Lima (PKL) related to occupational measures of urban public space and street pavement. PKL as informal sector businesses are the elements for the passing of the urban economy. Supporting the existence of formal sector activities in addition to low-cost commodity providers for Poor People. Since it was realized that the PKL participating in the urban economy, the city felt the need to nurture them to grow and self-reliant and able to penetrate the market with the formal business sector.
Government Regulation in the legalization of PKL are very detailed but not although conscious violation of the rules remain as PKL who occupied the location is most ideal for his business. Strategies to survive in the preferred location to do the street vendors to government officials is to take refuge with the reward according to agreement.
The presence of PKL is also a form of public room space is perceived is different from that conceived. Occupational sidewalks and roads are also a representation of social space that is built up from the practice of exchange between the PKL with customers but is not contained properly. Referring to the theory of Lefebvre: Production of Space, this phenomenon can be explained as an input for reference in the conception of space, thus leading to a form suitable environment up to represent social relationships.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30085
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Nur Mauladi
"Pada studi ini membahas tentang pembentukan ruang publik melalui beragam aktivitas masyarakat di kampung kota. Karakteristik dari aktivitas kehidupan publik masyarakat kampung kota ini bisa ditelaah lebih dalam melalui konsep hubungan socio-spatial yang akan melihat interaksi nilai-nilai spasial dengan nilai-nilai sosial juga akan melihat persepsi orang-orangnya dalam memaknai hubungan tersebut. Sehingga akan bisa diidentifikasi identitas dan kebutuhan dari masyarakat kampung kota tersebut. Interaksi dari beberapa poin seperti keberagaman fungsi, konektivitas dan integrasi, kondisi fisik ruang, pola aktivitas yang terjadi, serta persepsi masyarakat akan sebuah ruang dalam hubungan socio-spatial ini juga bisa dilihat sebagai faktor-faktor pembentukan ruang publik di kampung kota.

This study discusses the formation of public spaces through various community activities in urban kampung. The characteristics of the public life activities of this urban kampung community can be explored more deeply through the concept of socio-spatial relations which will see the interaction of spatial values with social values and will also see the perceptions of the people in interpreting these relationships. So that the identity and needs of the urban village community will be identified. The interaction of several points such as the diversity of functions, connectivity and integration, the physical condition of the space, the pattern of activities that occur, and the public's perception of a space in this socio-spatial relationship can also be seen as factors in the formation of public spaces in urban kampung."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wafa Fauzia
"Dengan tingkat kemacetan mencapai 53%, membuat masyarakat DKI Jakarta membutuhkan moda transportasi alternatif untuk meminimalisir waktu tempuh. Dengan menggabungkan perkembangan teknologi informasi dan konsep ojek, maka lahirlah transportasi alternatif yaitu ojek daring. Konsep ojek daring yang menggunakan bantuan teknologi dalam memilih penumpang serta hingga rute perjalanan yang dilalui, membuat pengemudi ojek daring tidak bergantung pada pengetahuan ruang pribadi dan memiliki ruang yang tidak terbatas. Hal ini membuat teritorialitas sebagai strategi spasial untuk mempengaruhi, mengontrol dengan bentuk tingkah laku spasial antara individu dengan lingkungannya lebih kompleks. Sehingga fokus penelitian ini difokuskan pada pengemudi ojek daring dalam bagaimana membangun, membentuk serta mengontrol teritorialitas dan bagaimana faktor teknologi informasi spasial dari perusahaan ojek daring mempengaruhinya. Penelitian ini dilakukan di Jalan Pancawarga I, Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif spasial yang digunakan untuk menjelaskan pola teritorialitas pengemudi ojek daring. Pada penelitian ini ditemukan bahwa pola teritorilitas pengemudi ojek daring di Jalan Pancawarga I memiliki pola kontinuitas. Dengan daya kenal lingkungan pengemudi sangat mempengaruhi pola teritorialitas. Pada daya kenal lingkungan yang kuat memiliki pola teritorialitas dengan tingkat kontinuitas yang tinggi. Sedangkan daya kenal lingkungan lemah memiliki pola kontinuitas yang lemah. Faktor teknologi informasi spasial mempengaruhi pola teritorialitas pengemudi ojek daring dalam mengontrol serta mempertahankan teritorinya berdasarkan ciri-ciri pelayanan yang dilakukan oleh pengemudi.

With a congestion level reaching 53%, the people of DKI Jakarta need alternative modes of transportation to minimize travel time. By combining the development of information technology and the concept of motorcycle taxis, an alternative transportation was born, namely online motorcycle taxis. The concept of online motorcycle taxis, which uses technical assistance in selecting passengers as well as the route they travel, makes online motorcycle taxi drivers not dependent on their environment knowledge and have unlimited space. This makes territoriality a more complex spatial strategy to influence and control the form of spatial behavior between individuals and their environment. So the focus of this research is focused on online motorcycle taxi drivers in how to build, shape and control territoriality and how the factors of spatial information technology from online motorcycle taxi companies influence it. This research was conducted at Pancawarga I Street, Cipinang Besar Selatan Sub-district, East Jakarta. By using a spatial descriptive qualitative method that is used to explain the territorial patterns of online motorcycle taxi drivers. In this study it was found that the territorial pattern of online motorcycle taxi drivers on Pancawarga I Street has a pattern of continuity. The driver’s environmental knowledge greatly influences territorial patterns. With a strong environmental knowledge, it has a territorial pattern with a high degree of continuity. Meanwhile, low environmental knowledge has a low pattern of continuity. The spatial information technology factor affects the territorial patterns of online motorcycle taxi drivers in controlling and maintaining their territory based on the characteristics of the services done by the driver."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa Alda Hairiah
"Perkembangan kota-kota besar serta laju urbanisasi membuat populasi meningkat dan mengakibatkan kemunculan permukiman di kawasan kota yang disebut kampung kota. Salah satu diantara karakteristik khas kampung adalah memiliki semangat solidaritas dan gotong royong yang tinggi. Hal tersebut membuat ruang publik memiliki peran yang vital untuk mewadahi segala macam interaksi dan kegiatan sehari-hari warganya. Karena kondisi kawasan dan padatnya penduduk, Kampung Pulo Geulis adalah salah satu kampung di Kota Bogor yang menghadapi permasalahan keterbatasan fasilitas ruang publik. Merespon masalah tersebut, masyarakat setempat melakukan berbagai cara yang khas dalam menciptakan, menggunakan, dan memaknai ruang publik. Proses tersebut berkaitan erat dengan konsep produksi dan konstruksi sosial. Setelah melakukan beberapa kajian literatur, observasi, dan wawancara, serangkaian analisis yang menggali aspek spasial, waktu, penggunaan, dan pemaknaan dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi produksi sosial dan konstruksi sosial di ruang publik Kampung Pulo Geulis.

The development of big cities and the pace of urbanization make the population increase and result in the emergence of settlements in urban areas called urban villages. One of the typical characteristics of the village is to have a high spirit of solidarity and mutual cooperation. This makes public spaces have a vital role to accommodate all kinds of interactions and daily activities of its citizens. Due to the condition of the area and the dense population, Kampung Pulo Geulis is one of the villages in Bogor City that is facing the problem of limited public space facilities. Responding to these problems, the local community uses various unique ways of creating, using, and interpreting public spaces. The process is closely related to the concept of social production and social construction. After conducting several literature reviews, observations, and informal interviews, a set of analyses that explore aspects of spatial, time, use, and interpretation were carried out with the aim of identifying social production and social construction in the public space of Kampung Pulo Geulis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>