Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177921 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emir Muhammad Rizky
"Dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh sektor konstruksi mulai pengoptimalan pemakaian material daur ulang, seperti penggunaan Ground Granulated Blast Furnace Slag (GGBFS). Penggunaannya pada mortar atau beton dalam kadar tertentu dapat menyerupai bahkan melebihi kekuatan dan ketahanan mortar atau beton yang menggunakan ordinary portland cement (OPC). Penggunaan GGBFS sebenarnya juga kerap digunakan sebagai pencampur tambahan pada semen portland, sehingga menghasilkan material komposit yang dinamakan Portland Composite Cement (PCC) yang sekarang ini sudah cukup pasaran. Di sisi lain, penggunaan serat sebagai material konstruksi juga menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi penggunaan material, karena mampu meningkatkan kekuatan mekanis, terutama pada kuat tarik dan lentur. Pada penelitian ini dilakukan substitusi semen portland biasa (OPC) dengan PCC sebesar 100% dan GGBFS sebesar 50% pada mortar yang mengandung serat abaka dan serat rami. Variasi dilakukan uji mekanis seperti uji kuat tekan, uji kuat tarik belah, dan uji kuat lentur, serta uji fisis seperti uji permeabilitas, uji susut, dan uji absorpsi air. Hasil menunjukkan bahwa substitusi GGBFS dapat menghasilkan sifat mekanis dan fisis yang serupa dengan mortar yang hanya menggunakan semen OPC. Penambahan serat juga berdampak baik bagi sifat mekanis mortar, terutama pada kuat lenturnya.

The environmental impact caused by the construction sector has started to trigger the usage optimalization of recycled materials, such as the use of Ground Granulated Blast Furnace Slag (GGBFS). Its use in mortar or concrete in a certain way can resemble and even exceed the strength and durability of mortar or concrete using ordinary portland cement (OPC). The use of GGBFS is actually also often used as an additional mixer for portland cement, resulting in a composite material called Portland Composite Cement (PCC) which is currently quite on the market. On the other hand, the use of fiber as a construction material is also an alternative to reduce the use of materials, because it can increase the mechanical strength of mortar or concrete, especially in tensile and flexural strength. In this study, the substitution of ordinary portland cement (OPC) with 100% PCC and 50% GGBFS was carried out in a mortar containing abaca fiber and ramie fiber. Variations were carried out to mechanical tests such as compressive strength tests, split tensile strength tests, and flexural strength tests, as well as physical properties such as permeability tests, shrinkage tests, and water absorption tests. The results show that the GGBFS substitution can match the mechanical and physical properties of mortar using OPC. The addition of fibers also has a good impact on the mechanical properties of mortar, especially on its flexural strength."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izzatur Rahman
"Industri semen berkontribusi 7-8% dari total emisi CO2 (2020). Salah satu upaya meminimalisir emisi CO2 adalah dengan mengganti sebagian semen portland konvensional yaitu ordinary portland cement (OPC) dengan fly ash, baik itu pencampuran secara langsung (site mix) maupun melalui pabrik oleh klinker, yaitu semen Portland Pozzolan Cement (PPC). Penggunaan kedua jenis campuran tersebut jika dibandingkan dengan semen OPC100% berpeluang meningkatkan sifat mekanis mortar pada usia lanjut, dan juga memperbaiki sifat fisis mortar. Selain fly ash, penggunaan serat alam pada mortar kerap dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan serta tercapainya suatu sifat tertentu pada mortar, yaitu sifat mekanis kuat lentur. Penelitian ini menggunakan semen OPC 100%, campuran OPC dengan fly ash 30% dan semen PPC 100% terhadap penambahan serat alam abaka dan rami sebesar 1% (berat benda uji). Secara garis besar berdasarkan hasil temua menunjukan bahwa semen OPC-FA30% dan PPC belum dapat menghasilkan performa yang lebih baik dibandingkan semen OPC. Penggunaan semen OPC memperoleh hasil yang lebih baik dari segi sifat mekanis maupun fisis, lalu diikuti oleh semen OPC-FA30% dan PPC. Disisi lain campuran menggunakan serat meningkatkan kuat lentur dibandingkan campuran tanpa serat, namun hasil sebaliknya diperoleh pada kuat tekan dan tarik belah. Di lain hal campuran dengan serat memiliki tingkat absorpsi yang lebih tinggi dan lebih mudah dipenetrasi oleh air. Terakhir diperoleh bahwa serat rami menghasilkan sifat mekanis dan fisis yang lebih baik dibandingkan serat abaka.

The cement industry contributes 7-8% of total CO2 emissions (2020). One of the efforts to minimize CO2 emissions is to replace some of the conventional portland cement, namely ordinary portland cement (OPC) with fly ash, either through direct mixing (site mix) or through the factory by clinker, namely Portland Pozzolan Cement (PPC). The use of these two types of mixtures when compared with 100% OPC cement has the opportunity to improve the mechanical properties of mortar in old age, and also improve the physical properties of mortar. In addition, to fly ash, the use of natural fibers in mortar is often done to preserve the environment and to achieve certain properties in mortar, namely mechanical properties of flexural strength. This study used 100% OPC cement, a mixture of OPC with 30% fly ash, and 100% PPC cement for the addition of 1% abaca and ramie natural fibers (weight of the test object). Based on the findings in general shows that OPC-FA30% cement and PPC have not been able to produce better performance than OPC cement. The use of OPC cement obtained better results in terms of mechanical and physical properties, followed by OPC-FA30% and PPC cement. On the other hand, the mixture using fiber increased the flexural strength compared to the mixture without fiber, but the opposite result was obtained in the compressive and split tensile strength. On the other hand, a mixture with fiber has a higher absorption rate and is more easily penetrated by water. Finally, it was found that ramie fiber produced generally better mechanical and physical properties than abaca fiber."
2022: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Rahmadi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membuat mortar menggunakan sampah kertas yang telah diproses, untuk mendapatkan mortar yang ramah lingkungan, memenuhi standar dan diharapkan memiliki sifat mekanis yang lebih baik dibandingkan mortar yang menggunakan agregat alam dan tergolong beton ringan.Benda uji penelitian dibuat dengan persentase serbuk sampah kertas hasil pengolahan kertas bekas adalah10%, 15%, 20% dan 25% terhadap berat semen yang digunakan. Pengujian kuat tekan dan kuat lentur dilakukan pada hari ke-7,14, 21, 28,dan 56 sedangkan pengujian susut dilakukan hingga hari ke-28. Pengujian density pun dilakukan setelah umur mortar mencapai 28 hari.Dari hasil pengujian, didapatkan bahwa mortar dengan campuran 10% memiliki kuat tekanmutu sebesar 6.57 MPa dan 6.52 Mpa digolongkan kedalam tipe N yaitu jenis adukan dengan kuat tekan sedang, dipakai untuk aduk pasangan terbuka diatas tanah. Sedangkan campuran 15%memiliki mutu sebesar 4.62 MPa dan 25% sebesar 2.49 MPa digolongkan kedalam tipe O yaitu jenis adukan dengan kekuatan tekan yang agak rendah, dipakai untuk konstruksi tembok yang tidak menahan beban tekan tidak lebih dari 7 kg/cm² dan gangguan cuaca tidak berat.

ABSTRACT
This research object is make mortar using office block waste paper with shred paper pretreatment to get green mortar, standardized, and has a better mechanical quality than mortar using natural aggregate. The shredding paper ratio in mixture are 10%, 15%, 20% and 25% to cement mass. Compressive strength and flexural test did at day 7th, 14th, 21st, 28th whereas shrinkage test did at day 28th. Density test also did after mortar at the age of 28 days.As aresult from test, providable that the mixed 10% and 15% of mortar has compressive strength 6.57 MPa and 6.52 MPa. This kind of product be classified to N type that is mixed with medium compressive strength, used for open paired stir up on ground. The mixture of 20% mortar has compressive strength 4.62 MPa and the mixture of 25% of mortar has compressive strength 2.49 MPa, it can be classified to O type that is kind of mixed with low compressive strength, use for wall construction with compressive strength less than 7 kg/cm2 and medium disturbance of weather"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57000
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal
"Penelitian ini bertujuan untuk membuat mortar menggunakan sampah kertas perkantoran yang telah dicacah menggunakan mesin penghacur kertas, untuk mendapatkan mortar yang ramah lingkungan, memenuhi standard dan diharapkan memiliki sifat mekanis yang lebih baik dibandingkan mortar yang menggunakan agregat alam. Benda uji penelitian dibuat dengan persentase cacahan sampah kertas hasil mesin penghancur kertas adalah 10%, 15%, 20% dan 25% terhadap berat semen yang digunakan. Pengujian kuat tekan dan kuat lentur dilakukan pada hari ke-7,14, 21 dan 28 sedangkan pengujian susut dilakukan hingga hari ke-28. Pengujian density pun dilakukan setelah umur mortar mencapai 28 hari. Dari hasil pengujian, didapatkan bahwa mortar dengan campuran 10% dan 15% memiliki mutu sebesar 6.57 MPa dan 6.52 Mpa digolongkan kedalam tipe N yaitu jenis adukan dengan kuat tekan sedang, dipakai untuk aduk pasangan terbuka diatas tanah. Sedangkan campuran 15% memiliki mutu sebesar 4.62 MPa dan 25% sebesar 2.49 MPa digolongkan kedalam tipe O yaitu jenis adukan dengan kekuatan tekan yang agak rendah, dipakai untuk konstruksi tembok yang tidak menahan beban tekan tidak lebih dari 7 kg/cm2 dan gangguan cuaca tidak berat.

This research object is make mortar using office block waste paper with shred paper pretreatment to get green mortar, standardized, and has a better mechanical quality than mortar using natural aggregate. The shredding paper ratio in mixture are 10%, 15%, 20% and 25% to cement mass. Compressive strength and flexural test did at day 7th, 14th, 21st, 28th whereas shrinkage test did at day 28th. Density test also did after mortar at the age of 28 days. As aresult from test, providable that the mixed 10% and 15% of mortar has compressive strength 6.57 MPa and 6.52 MPa. This kind of product be classified to N type that is mixed with medium compressive strength, used for open paired stir up on ground. The mixture of 20% mortar has compressive strength 4.62 MPa and the mixture of 25% of mortar has compressive strength 2.49 MPa, it can be classified to O type that is kind of mixed with low compressive strength, use for wall construction with compressive strength less than 7 kg/cm2 and medium disturbance of weather."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44780
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kevarga Sulistyarso
"Pembuatan beton daur ulang merupakan salah satu cara untuk memanfaatkan limbah beton. Limbah beton dapat digunakan sebagai pengganti agregat dalam jumlah tertentu. Namun, penggunaan agregat daur ulang pada campuran beton atau mortar berpengaruh terhadap sifat fisik maupun mekanik seperti menurunnya kuat tekan dan kuat lentur. Dalam penelitian ini, penulis memelajari pengaruh berbagai jenis semen pada mortar dengan agregat halus daur ulang sebanyak 20 terhadap kuat tekan, kuat lentur, susut dan absorpsi menggunakan 5 semen dengan merek berbeda sebagai variasinya yang selanjutnya diberi kode A, B, C, D dan E. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mortar yang menggunakan semen D memiliki kuat tekan dan kuat lentur terbesar, yakni sebesar 29.2 MPa dan 4.6 MPa, dimana semen D memiliki kadar C3S terbesar. Pada pengujian susut, penyusutan tertinggi terjadi pada penggunaan semen A, yakni sebesar 0.1158 , sedangkan pada pengujian daya serap air hasil tertinggi didapatkan pada penggunaan semen B, yakni sebesar 96.22 g/cm2.

The utilization of recycled concrete is one of the way to reuse concrete waste. In certain amount, concrete waste can be utilized as the subtitution of aggregate. However, the use of recycle aggregate on concrete or mortar affects both physical and mechanical properties such as compressive strength and flexural strength decrease. In this study, the authors investigated the effect of various types of cement on mortar with 20 recycled fine aggregate on compressive strength, flexural strength, shrinkage and absorbtion using 5 different cement products which are coded as A, B, C, D and E. The results shows that cement D has the strongest compressive strength and flexural strength which amounted as 29.2 MPa and 4.6 MPa respectively where cement D has the highest levels of C3S. The shrinkage test shows that the highest shrinkage is shown on the usage of cement A which is 0.1158 while the highest water absorption test is shown on the usage of cement B which amounted 96.22 g cm2.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carin Aurelia
"Mengganti sebagian semen dengan material, misalnya Ground Granulated Blast Furnace Slag (GGBFS) merupakan pendekatan yang efektif untuk mengurangi emisi CO2 terkait dengan produksi semen yang tinggi, yang menyumbang 8% terhadap emisi gas CO2 global. Serat alami telah muncul sebagai alternatif berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja lingkungan mortar secara keseluruhan. Pada penelitian ini dilakukan substitusi semen dengan PCC 100%, OPC 60% dengan GGBFS 40% dalam mortar yang mengandung serat abaca dan serat wol baja. Variasi yang diujikan pada sifat segar seperti setting time dan workability pasta semen. Waktu pengerasan awal dan akhir tercepat adalah dari MGB karena senyawa kalsium dalam GGBFS yang dapat meningkatkan hidrasi semen dan serat juga dapat mengganggu waktu pengerasan. Kemampuan kerja berkurang ketika serat ditambahkan. Sifat pengerasan dilakukan dalam uji mekanik seperti uji kuat tekan, uji kuat tarik belah, dan uji kuat lentur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan serat abaka merupakan jenis serat alami yang paling baik untuk ditambahkan pada mortar. Dengan melihat hasil secara keseluruhan, OPC dengan substitusi GGBFS dapat menghasilkan sifat mekanik dan fisik yang sama pada mortar. Penambahan serat juga memberikan pengaruh yang baik terhadap sifat mekanik mortar, terutama pada kekuatan lenturnya. Perbedaan panjang serat alam juga cenderung menurunkan sifat pengerasan mortar.

Replacing some cement with materials, for example, Ground Granulated Blast Furnace Slag (GGBFS) is an effective approach to reduce the CO2 emissions associated with high cement production, which contributes 8% to global CO2 gas emissions. Natural fibers have emerged as sustainable alternatives to enhance the overall environmental performance of mortar. In this study, cement substitution was performed with 100% PCC, 60% OPC with 40% GGBFS in a mortar containing abaca fiber and steel wool fiber. Variations were tested on the fresh properties such as setting time and workability of cement paste. The fastest initial and final setting time is from MGB due to calcium compound in GGBFS that can increase the hydration of cement and fiber can also interfere the setting time. The workability was reduced when fiber was added. The hardened properties were carried out in mechanical tests such as compressive strength test, split tensile strength test, and flexural strength test. The results show that the addition of abaca fiber is the best type of natural fiber to add in mortar. By looking into the overall results, OPC with GGBFS substitution can produce similar mechanical and physical properties in mortar. The addition of fiber also has a good impact on the mechanical properties of the mortar, especially on its flexural strength. The different length in natural fiber also tend to decrease the hardened properties of mortar.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Andika Prabowo
"Infrastructure development in Indonesia has massively increased the demand for cement production. Conventional cement production on the market has a major impact on environmental damage. Cement production in Indonesia contributes 190,826 tons of CO2 with the intensity production of 641.5 Kg/CO2 cement in 2021 (Ircham, 2021). Various methods are used to minimize the resulting environmental impact, one of which is by mixing fibers into the cement mortar. Fibers give effect on flexural, tensile, and compressive strength. Writers conducted this research to analyze the effect of natural fibers (ramie fibers) and artificial fiber (polypropylene fiber) on fresh and hardened mortar properties. In this case, writers used Ground Granulated Blast Furnace Slag (GGBFS) cement and Portland Composite Cement to mix the mixture. the use of GGBFS believe to improves the strength and durability of mix design at specific substitution. regarding fresh and hardened cement mortar as a material using PCC 100% and GGBFS 40% (OPC-GGBFS40%) varied with the addition of ramie fiber and polypropylene fiber with a variation of 0%, 1% and 2% of the weight of cement used in the mixture. Moreover, Writes also tested out the different length of the natural fiber that may affect the fresh and hardened properties of mortar. The setting time test method was carried out on fiber-containing paste cement, the results showed the effect of fiber can be seen from the increase in the initial setting time and final setting time on fiber-containing paste cement when compared to the reference paste cement. The result shows that the addition of ramie and polypropylene fibers reduces the workability of fresh mortar. The highest value of hardened mortar properties obtained on the 28th day-test with 3 different test methods. The results for the compressive test were obtained by MPC-PP-1%, the splitting tensile test by MPC-PP-1%, and the flexural test by MPC-PP-2%. While comparing to different length of natural fiber, it reduce the workability and hardened mortar properties rather than the mortar with the same length and content. it may happen because smaller fiber could fill up the space and the matrix on the cement mortar. Summing up everything, fiber types and content able to reduce fresh mortar properties however it increases hardened mortal properties, while different in fiber length reduce the fresh and hardened mortar properties.

Pembangunan infrastruktur di Indonesia telah meningkatkan permintaan produksi semen secara masif. Produksi semen konvensional di pasaran berdampak besar pada kerusakan lingkungan. Produksi semen di Indonesia menyumbang 190.826 ton CO2 dengan intensitas produksi sebesar 641,5 Kg/CO2 semen pada tahun 2021 (Ircham, 2021). Serat memberikan pengaruh terhadap kuat lentur, tarik, dan tekan. Penulis melakukan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh serat alami (serat rami) dan serat buatan (serat polipropilena) terhadap sifat mortar segar dan keras. Dalam hal ini, penulis menggunakan semen Ground Granulated Blast Furnace Slag (GGBFS) dan Portland Composite Cement untuk mencampur campuran tersebut. penggunaan GGBFS diyakini dapat meningkatkan kekuatan dan daya tahan mix design pada substitusi tertentu. mengenai mortar semen segar dan mengeras sebagai bahan menggunakan PCC 100% dan GGBFS 40% (OPC-GGBFS40%) divariasikan dengan penambahan serat rami dan serat polipropilena dengan variasi 0%, 1% dan 2% dari berat semen digunakan dalam campuran. Selain itu, Writes juga menguji perbedaan panjang serat alami yang dapat mempengaruhi sifat segar dan kerasnya mortar. Metode pengujian waktu pengerasan dilakukan pada pasta semen yang mengandung serat, hasil menunjukkan pengaruh serat dapat dilihat dari peningkatan waktu pengerasan awal dan waktu pengikatan akhir pada semen pasta yang mengandung serat jika dibandingkan dengan semen pasta acuan. . Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan serat rami dan polipropilena menurunkan workability mortar segar. Nilai sifat pengerasan mortar tertinggi diperoleh pada pengujian hari ke-28 dengan 3 metode pengujian yang berbeda. Hasil uji tekan diperoleh MPC-PP-1%, uji tarik belah diperoleh MPC-PP-1%, dan uji lentur diperoleh MPC-PP-2%. Sementara membandingkan panjang serat alami yang berbeda, itu mengurangi kemampuan kerja dan sifat mortar yang mengeras daripada mortar dengan panjang dan isi yang sama. Kesimpulannya, jenis dan kandungan serat mampu menurunkan sifat mortar segar namun meningkatkan sifat fana pengerasan, sedangkan perbedaan panjang serat menurunkan sifat mortar segar dan pengerasan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifuddin
"ABSTRAK
Mortar adalah campuran antara semen dengan pasir, mortar. Mortar digunakan sebagai bahan untuk pemasangan dinding, plesteran dan pondasi batukali atau pondasi lainnya. Semen sebagai perekat banyak type/jenis semen namun yang dijual (dipasarkan) adalagi semen yang disebut semen OPC (Ordinary Portland Cement) dalam kemasannya disebut type I, semen PCC ( Portland Composite Cement), semen PPC (Portland Puzzoland cement). Pembuatannya adalah membuat benda uji kubus mortar berukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm dibuat 20 benda uji dari masing-masing type/jenis semen tersebut dengan perbandingan 1 banding 3 dan f.a.s 0,6 tetap. Pelaksanaan pengujian di laboratorium teknik sipil Politeknik Negeri Medan. Benda Uji tersebut di cetak sesuai dengan prosedur menggunakan acuan SNI 03 6825 2002 pelaksanaan di laboratorium teknik sipil, Setelah benda uji cukup umur 28 hari, di lakukan uji kuat tekan mortar masing masing uji dengan menggunakan alat test kuat tekan beton. Hasilnya diolah, rata rata dari masing masing variasi dicari standard deviasinya untuk menghitung kuat tekan karakteristik mutu mortarnya. Hasil dari pengujian kuat tekan karakteristik untuk semen type I 17 6,03 kg/cm2. Dari hasil pengujian dapat diambil kesimpulan yaitu untuk type semen PCC lebih baik kuat tekan karakteristik dibandingkan dari semen type OPC I, dan semen PPC."
Medan: Polimedia Negeri Medan, 2018
338 PLMD 21:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Baressi Yehezkiel Marulitua
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik void terhadap sifat mekanis dari permeable mortar paver, menganalisis pengaruh metode pencampuran dan perawatan yang tepat terhadap sifat mekanis permeable mortar paver, dan memberikan rekomendasi desain dan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) dari permeable mortar paver untuk diaplikasikan pada area parkir. Metode dalam penelitian ini dilakukan dengan membuat benda uji permeable mortar paver berukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm untuk kemudian dilakukan pengujian kuat tekan dari sisi atas dan sisi samping. Untuk rekomendasi desain dan analisis RKS pemasangan permeable mortar paver dilakukan berdasarkan dari hasil pengujian laboratorium dan dari studi literatur. Aspek-aspek yang dianalisis di dalam RKS yaitu pekerjaan pembuatan permeable mortar paver, pekerjaan persiapan, pekerjaan site development, dan pekerjaan pemasangan permeable mortar paver. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah persentase void yang lebih sedikit menunjukkan besar kuat tekan benda uji lebih besar bila dibandingkan dengan benda uji yang memiliki jumlah persentase void yang lebih banyak. Lalu untuk benda uji dengan sedotan plastik sebagai pembuat lubang menghasilkan hasil kuat tekan yang lebih besar bila dibandingkan dengan benda uji dengan sedotan bambu. Selain dari material pembuatannya, faktor lain di dalam penelitian ini adalah perawatan benda uji dengan menggunakan air (water cured) akan menghasilkan kuat tekan yang lebih baik dibandingkan dengan perawatan menggunakan plastik (moist cured). Di dalam pengaplikasiannya, bentuk permeable mortar paver yang direkomendasikan berbentuk pre-cast paving block berbentuk persegi berukuran 21 cm x 21 cm dengan 4 buah pipa pvc berukuran 1 ½ inch sebagai pembuat lubang.Dari penelitian ini perlu dilakukan eksperimen lebih lanjut terkait sifat mekanis permeable mortar paver dan diperlukan validasi lebih lanjut terkait rekomendasi desain dan RKS yang telah dibuat.

This study aims to analyze the influence of void characteristics on the mechanical properties of permeable mortar pavers, analyze the effect of mixing methods and curing method of the properties of permeable mortar pavers, and also provide the design recommendations and Work Planning and Requirements (RKS) of permeable mortar pavers to be applied in the parking lot area. This study was carried out by making a permeable mortar paver specimen measuring 15 cm x 15 cm x 15 cm and testing the compressive strength of the top and the side sides of the specimen. For the design recommendations and analysis of the RKS, the permeable mortar paver installation is carried out based on the result of laboratory testing and from some literature studies. The aspects that analyzed in the RKS are the fabrications of permeable mortar paver, preparatory work, site development work, and the installation of permeable mortar paver. The result of this study indicates that the smaller number of void percentages indicate the greater compressive strength of the specimens compared to specimens that have a higher number of void percentages. Then, for specimens with plastic straws as a void maker, produces a greater compressive strength when compared to specimens with bamboo straws. Another factor in this study is the specimens that using the water cured method will produce a better compressive strength compared to the specimens that using the moist cured method. In its application in the real world, the recommended form for the permeable mortar paver is a 21 cm x 21 cm squared pre-cast paving block which contains four 1 ½ PVC pipes as a void maker. From this research, further experiments are needed relating to the mechanical properties of the permeable mortar paver, and validation is needed related to the design recommendations and RKS that have been made.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrean Wardani
"Penelitian mengenai pengaruh penggunan agregat halus daur ulang dan cangkang telur sebagai bahan pengganti semen pada pembuatan mortar terhadap sifat sifat mekanik pada mortar yang terdiri dari kuat tekan, kuat lentur, daya serap, dan susut. Pengunaan agregat halus daur ulang dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 20 dari jumlah agregat alami yang digunakan dan penggunaan cangkang telur dengan 5 variasi penggunaan sebesar 0, 5, 10, 15, dan 20.

Research about on the influence usage of recycled fine aggregate and egg shells as cement replacement material in the make of mortars against mechanical properties on mortar consisting of a compressive strength, flexural strength, absorption, and shrinkage. Usage recycled fine aggregates in this study set for 20 of the aggregate amount of the used natural and usage egg shells with 5 variation of 0, 5, 10, 15, and 20.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>