Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163202 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Haikal Milleza
"Kenyamanan termal merupakan aspek yang krusial bagi manusia dan menjadi pertimbangan yang sangat penting bagi sebuah arsitektur. Yang mana sebagai arsitektur yang memanfaatkan ventilasi alami, semestinya arsitektur vernakular dapat menjadi rujukan bagi arsitektur modern dalam menghadirkan kenyamanan termal di dalam ruang. Sehingga tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengkaji bagaimana kondisi kenyamanan termal pada sebuah arsitektur vernakular dan bagaimana performanya jika dibandingkan dengan bangunan berkonstruksi modern. Metode yang dipilih pada pengkajian ini adalah simulasi menggunakan program Rhinoceros dan Grasshopper dengan plugin Ladybug Honeybee untuk dapat menghitung Adaptive Thermal Comfort pada arsitektur vernakular yang dipilih. Simulasi ini dilakukan dengan mengukur 5 kondisi pada Rumah Batak Toba dan Rumah Batak Karo yang masing masing kondisi memiliki parameter berupa pemilihan material, konstruksi yang diterapkan, serta rasio bukaan yang diaplikasikan. Secara umum, data yang dihasilkan menunjukkan bahwa baik Rumah Batak Toba dan Rumah Batak Karo yang menggunakan material, konstruksi, dan rasio bukaan aslinya memiliki tingkat kenyamanan termal terbaik. Hal ini terlihat setelah dibandingkan dengan kondisi lainnya yang menerapkan material, konstruksi, serta rasio bukaan pada arsitektur modern. 

Thermal comfort is a crucial aspect for humans and is a very important consideration for architecture. As an architecture that utilizes natural ventilation, vernacular architecture should be a reference for modern architecture in providing thermal comfort in an interior space. Thus, the purpose of this writing is to examine how the thermal comfort conditions in vernacular architecture and how its performance when compared to modern construction buildings. The method chosen in this study is a simulation using the Rhinoceros and Grasshopper programs with the Ladybug plugin and honeybee to be able to calculate the adaptive thermal comfort in the selected vernacular architecture. This simulation is carried out by measuring 5 conditions in the Toba Batak house and Karo Batak House, in which each condition has a parameter in the form of material selection, construction applied, and the ratio of the opening. In general, the resulting data shows that both Toba Batak Houses and Karo Batak Houses that use materials, construction, and original opening ratios have the best thermal comfort levels. This can be seen after being compared with other conditions that apply materials, construction, and opening ratios of modern architecture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bangun, Tridah
Jakarta: Kesaint Blanc, 1986
306 TRI a (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990, c. 1986
643.095 ISI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Neumann, J.H. (Johann Heinrich), 1876-1949
Jakarta: Ombak, 2018
306 JOH s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bangun, Tridah
Jakarta: Inti Idaya Press, 1986
306 TRI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Neumann, J.H. (Johann Heinrich), 1876-1949
Djakarta: Bhratara , 1972
992.5 NEU s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Anggraeni
"Sebagian besar masyarakat menyampaikan pengetahuan etnobotani secara lisan sehingga banyak dari pengetahuan mereka tidak terdokumentasikan. Tingkat pengetahuan etnobotani dipengaruhi oleh umur pada masyarakat. Namun, beberapa penelitian menyatakan bahwa tingkat pengetahuan etnobotani tidak dipengaruhi oleh umur. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendekatan etnobotani untuk mendokumentasikan pengetahuan etnobotani dan mengetahui pengaruh umur pada masyarakat pada tingkat pengetahuan tersebut.
Penelitian dilakukan pada masyarakat subetnis Batak Toba di Desa Peadungdung, Sumatera Utara. Pengumpulan data etnobotani dan deskripsi desa dilakukan dengan metode wawancara terbuka dan semistruktural. Analisis data dilakukan dengan pendekatan kualitatif, yaitu mengelompokkan spesies tumbuhan berdasarkan kategori guna dan pendekatan kuantitatif, yaitu analisis UVs, ICS dan LUVI.
Hasil penelitian menunjukkan 163 spesies tumbuhan berguna dimanfaatkan oleh masyarakat dan dikelompokkan berdasarkan kegunaan, yaitu bahan pangan (71 spesies), kayu bakar (25 spesies), teknologi lokal (18 spesies), obat-obatan (92 spesies), konstruksi bangunan (13 spesies), tali-temali 15 spesies), pakan ternak (20 spesies), kerajinan (11 spesies), simbol (21 spesies) dan berpotensi ekonomi (12 spesies). Arenga pinnata merupakan spesies tumbuhan dengan nilai kultural (ICS) dan nilai guna (UVs) tertinggi. Bahan pangan merupakan kategori guna dengan nilai kepentingan lokal (LUVI) tertinggi, yaitu 9,9%. Tingkat pengetahuan etnobotani terendah pada kelompok responden berumur 17--30 tahun.

Orally delivery about ethnobotanical knowledge cause the knowledge is not documented. The level of ethnobotanical knowledge in a society?s are different based on the age. However, some studies suggest that the level of ethnobotanical knowledge are not affected by age. Therefore, the ethnobotanical approach needs to documenting the ethnobotanical knowledge and identify the knowledge level of the local society about the use of plants.
The study was conducted in Batak Toba sub-ethnic society in Peadungdung rural, North Sumatera. This study used open interview and semi-structured interview. The data were analyzed qualitatively by categorizing plant species based on their use dan quantitatively by measuring ICS, UVs and LUVI.
The result show that 163 species of plant are used which are as food (71 species), fuelwood (25 species), local technology (18 species), medicines (92 species), the building materials (13 species), ropes (15 species), fodder (20 species), crafts (11 species), symbols (21 species) and economic potential (12 species). Arenga pinnata is the species with the highest value of ICS and UVs. Food is the most important use category because have the highest value of local interests (LUVI), that is 9,9%. The lowest level of ethnobotanical knowledge goes to 17--30 years-old respondent."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S44378
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Bungaran Antonius
Jakarta: Yayasan pustaka Obor Indonesia, 2015
333.315 SIM a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Rebecca M. Liony
"ABSTRAK
Emosi dan ekspresi emosi sangat dipengaruhi oleh budaya tempat seseorang tinggal. Budaya Batak adalah salah satu budaya yang memiliki pengaruh besar terhadap kedua hal tersebut, khususnya emosi marah dan pengekspresiannya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peranan anger rumination dalam memprediksi hadirnya kecenderungan physical aggression, verbal aggression, hostility, dan anger pada kelompok Batak Tradisional dan Batak Modern. Penelitian ini menggunakan Anger Rumination Scale untuk mengukur kecenderungan anger rumination dan Buss-Perry Aggression Questionnaire untuk mengukur kecenderungan trait agresi responden. Penelitian dilakukan terhadap kelompok Batak Tradisional n = 105 dan kelompok Batak Modern n = 175 Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok Batak Tradisional, anger rumination secara signifikan memprediksi kecenderungan physical aggression t = 102 = 7.075, p < 0.001 , verbal aggression t = 102 = 6.05, p < 0.001 , hostility t = 102 = 5.39, p < 0.001 , dan anger t = 102 = 6.219, p < 0.001 . Pada kelompok Batak Modern, anger rumination terbukti secara signifikan memprediksi kecenderungan physical aggression t = 172 = 4.926, p < 0.001 , hostility t = 172 = 6.64, p < 0.001 , dan anger t = 172 = 7.221, p < 0.001 , namun tidak terhadap verbal aggression t = 172 = 2.447, p < 0.15.

ABSTRAK
Emotions and its rsquo expression is highly affected by the culture we lived in. Batak culture is one of the culture that has a great impact to both o fit, especially anger and its rsquo expression. The aim of this study is to find the role of anger rumination to predict the tendency of physical aggression, verbal aggression, hostility, and anger in Traditional and Modern Batak. This study used Anger Rumination Scale to measure the tendency of anger rumination, and Buss Perry Aggression Questionnaire to measure aggression trait in respondent. Respondents of this study were a group of Traditional Batak n 105 and a group of Modern Batak n 175 . This study shows that anger rumination has a significant effect towards physical aggression t 102 7.075, p 0.001 , verbal aggression t 102 6.05, p 0.001 , hostility t 102 5.39, p 0.001 , and anger t 102 6.219, p 0.001 in Traditional Batak respondents. Meanwhile, anger rumination has a significant effect towards physical aggression t 172 4.926, p 0.001 , hostility t 172 6.64, p 0.001 , and anger t 172 7.221, p 0.001 , but has less impact towards verbal aggression t 172 2.447, p 0.15 in Modern Batak participant. "
[;, ]: 2017
S69135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Singarimbun, Masri
Berkley: University of California Press, 1975
306.835 981 SIN k (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>