Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134624 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Ajeng Sarasputri
"Tingginya kebutuhan peningkatan kualitas jalan sebagai salah satu prasarana sosial ekonomi masyarakat membutuhkan strategi yang optimal untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Hal ini diikuti oleh berkembangnya penggunaan Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) sebagai salah satu upaya minimisasi limbah agregat akibat produksi perkerasan jalan beraspal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak lingkungan yang diakibatkan oleh daur hidup perkerasan jalan beraspal cradle to gate melalui metode Life Cycle Assessment (LCA) dengan software OpenLCA dan metode Recipe 2016, serta membandingkan dampak antara aspal tanpa RAP dengan aspal 50% RAP. Objek yang diteliti adalah pekerjaan rehabilitasi jalan beraspal di ruas jalan nasional Provinsi Jawa Barat. Diketahui bahwa penggunaan 50% kadar RAP pada 1 km jalan beraspal dapat menurunkan dampak global warming (GWP) sebesar 1.051,43 kg CO2 eq, fossil resource scarcity (FRS) sebesar 19.595,54 kg oil eq, human carcinogenic tocixity (HCT) sebesar 253,52 kg 1,4-DCB, dan human non-carcinogenic toxicity (HnCT) sebesar 1.785,48 kg 1,4-DCB dibandingkan tanpa penggunaan RAP, sedangkan dampak fine particulate matter formation (PM) pada aspal dengan 50% RAP lebih tinggi 19,10 kg PM2,5 eq daripada aspal tanpa RAP.
Kegiatan produksi hotmix asphalt (HMA) dengan menggunakan bahan bakar diesel menjadi komponen kegiatan yang paling berkontribusi terhadap tingginya dampak untuk kedua kadar aspal, terkecuali untuk dampak fossil resource scarcity yang dipengaruhi oleh ekstraksi bahan baku. Berdasarkan analisis sensitivitas, diketahui variasi kadar RAP antara 20%, 30%, 40% hingga 50% dapat menurunkan dampak rata-rata sebesar 0,47% untuk GWP, 25,51% untuk FRS, 2,44% untuk HCT dan 1,84% untuk HnCT, namun meningkat 25% untuk PM. Sedangkan efisiensi bahan bakar diesel sebesar 20% pada produksi HMA dapat menurunkan dampak rata-rata sebesar 8,58% untuk PM, 8,88 % untuk GWP, 5,28% untuk FRS, 7,89% untuk HCT dan 6,60% untuk HnCT.

The high demand to improve the quality of roads as one of the socio-economic infrastructure requires an optimal strategy to achieve sustainable development. The use of Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) has been developed as an effort to minimize aggregate waste due to asphalt pavement production. This study aims to estimated the cradle to gate asphalt road life cycle impact through Life Cycle Assessment (LCA) with OpenLCA software and Recipe 2016 method, and to compare the impact between asphalt with natural aggregate and asphalt contain 50% RAP. The case study is rehabilitation project of national asphalt roads in West Java Province. The result shows that the use of 50% RAP levels can reduce the impact of global warming (GWP) of 1.051,43 kg CO2 eq, fossil resource scarcity (FRS) of 19.595,54 kg oil eq, human carcinogenic toxicity (HCT) of 253,52 kg 1,4-DCB, and human non-carcinogenic toxicity (HnCT) of 1.785,48 kg 1,4-DCB compared to asphalt without RAP, while the impact of fine particle formation on asphalt with 50% RAP is 19,10 kg PM2,5 eq higher than asphalt without RAP.
Diesel fuel from Hotmix asphalt (HMA) production is the predominant activities that mainly contributes to both asphalt content impact, except the impact of fossil resources scarcity which is affected mostly by the extraction of raw materials. Based on the sensitivity analysis, it is known that the variation of RAP content between 20%, 30%, 40% until 50% could decrease the average impact of 0,47% for GWP, 25,51% for FRS, 2,44% for HCT dan 1,84% for HnCT, yet increase 25% for PM. While the diesel fuel efficiency by 20% on HMA production could decrease the average impact of 8,58% for PM, 8,88 % for GWP, 5,28% for FRS, 7,89% for HCT dan 6,60% for HnCT.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Agung Maruli Ramona
"Kegiatan konstruksi telah berkontribusi pada isu-isu dampak lingkungan, seperti pemanasan global, hal-hal partikulat, dan racun manusia. Terutama pembangunan jalan dan drainase juga memiliki masalah yang sama. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memperkirakan dampak lingkungan kegiatan konstruksi pembangunan jalan dan drainase serta memiliki alternatif solusi untuk mengurangi dampak tersebut. Solusi untuk mengurangi dampak lingkungan tersebut adalah mengubah bahan bangunan. Life Cycle Assessment (LCA) diterapkan untuk Menganalisis aktivitas pembangunan jalan dan drainase hanya selama persiapan lahan dan pekerjaan beton. Data diperoleh dari bahan volume dan konsumsi energi selama fase konstruksi. Analisis LCA menggunakan perangkat lunak openLCA. Setelah dianalisis menggunakan OpenLCA, hasil yang menunjukkan jika kita mengubah material, dampak lingkungan (pemanasan global, partikulat, dan toksisitas manusia) dapat dikurangi.

Construction activity has contributed to environmental impact issues such as global warming, particulate matters and human toxicity. Especially Road and drainage construction also have same issue. This study have purpose to estimate environmental impact construction activity road and drainage construction and to have alternatif solution to reduce these impact, solution to reduce these environmental impacts change construction materials. Life Cycle Assessment (LCA) applied to Analyseroad and drainage construction activity only during land preparation and concrete works. Data gets from volume material and energy consumption during construction phase. LCA Analysis used openLCA software. After analysis using OpenLCA, result showing if we change material, environmental impact (global warming, Particulate matters, and Human Toxicity) can be reduce."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chayatama Ramadhan Boiman
"Pembangunan infrastuktur jalan merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan perekonomian negara, terutama untuk kemudahan akses dari dan menuju suatu wilayah. Karena hal tersebut permintaan perbaikan maupun pembuatan jalan semakin meningkat seiring berjalannya waktu yang mana diikuti juga akan permintaan agregat dan aspal yang merupakan komponen utamanya. Aspal dan agregat merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, yang mana jika diambil secara terus menerus dalam skala besar dapat membuat ketersediannya semakin terbatas. Di samping itu adanya perbaikan jalan juga dapat menghasilkan limbah kerukan jalan aspal atau bisa juga disebut Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) yang mana biasanya langsung dibuang begitu saja di suatu tempat dan terus menumpuk. Untuk mengatasi masalah tersebut dan untuk mendukung konsep pembangunan berkelanjutan maka perlu adanya penelitian mengenai pemanfaatan kembali RAP untuk dijadikan solusi sebagai komponen pembuatan jalan untuk menekan penggunaan aspal dan agregat baru. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan kembali RAP sebagai bahan campuran beraspal hangat lapis aspal beton lapis aus. Dalam penelitian ini RAP diekstraksi dan diuji kualitasnya. Kemudian dilakukan pencampuran antara RAP dan Aspal yang mana sebagai variabel bebas dan parameter hasil uji campuran tersebut sebagai variabel dependen. Pencampuran dilakukan dengan 12 variasi yang mana nantinya diuji dengan pengujian Marshall. Dari hasil penelitian ini nantinya didapatkan kadar campuran optimum untuk Aspal baru dan RAP berdasarkan hasil pengujian Marshall.

Road infrastructure development is one of the factors that can improve the country's economy, especially for easy access to an area. Because of this the demand for roadworks and improvements has increased over time, which will also be followed by demand for aggregates and asphalt which are the main components. Asphalt and aggregate are non- renewable natural resources, which if taken continuously on a large scale can make their availability even more limited. In addition, road improvements can also result in asphalt road dredging or can also be called Reclaimed Asphalt Pavement (RAP), which is usually directly dumped somewhere and continues to pile up. To overcome this problem and to support the concept of sustainable development, it is necessary to have research on the reuse of RAP to be a solution as a component of road construction to reduce the use of asphalt and new aggregates. This study aims to reuse RAP as a mixture of warm asphalt in asphalt concrete. In this study, RAP was extracted and tested for quality. Then a mixture of RAP and Asphalt is carried out as a independent variable and the results of the mixture test as the dependent variable. Mixing was carried out with 12 variations which were later tested by Marshall testing. From the results of this study we will get the optimum mixture levels for new asphalt and RAP based on Marshall test results."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfanov Khrisma
"Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) berasal dari hasil pengerukan jalan dalam kondisi perbaikan dimana RAP tersebut masih mengandung komponen aspal dan agregat dengan tujuan dapat digunakan kembali. Penelitian ini menghasilkan campuran beraspal dengan variasi kadar RAP 35%, 45%, 51.55% dan variasi kadar aspal 5%, 6%, 7% dengan total jumlah sampel 27 buah serta menganalisa pengaruh dari metode pencampuran dengan suhu hangat ( WMA) pada campuran beraspal yang dibuat untuk Laston lapis antara (AC-BC). Sampel akan dilakukan uji Marshall untuk mendapatkan nilai-nilai stabilitas, kelelehan, MQ, VIM, VMA dan VFA yang kemudian dikaitkan dengan spesifikasi Bina Marga untuk melihat campuran beraspal terbaik pada variasi kadar yang telah ditentukan serta dapat menentukan kadar aspal optimum dan kadar RAP optimumnya.
Uji Factorial Design juga dilakukan untuk mengetahui signifikansi kadar RAP, kadar aspal dan interaksi keduanya terhadap nilai-nilai yang didapatkan dalam uji Marshall. Hasil penelitian didapatkan campuran terbaik pada kadar RAP 35% dengan kadar aspal 6% serta kadar aspal optimum 6.3%, signifikansi kadar RAP tidak berpengaruh terhadap seluruh nilai-nilai yang didapatkan dari uji Marshall sementara untuk kadar aspal berpengaruh signifikan terhadap nilai VMA, VIM dan VFA.

Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) is derived from the results of dredging the road in repair conditions where the RAP still contains asphalt and aggregate components for the purpose of being reused. This study produced paved mixtures with variations in RAP levels of 35%, 45%, 51.55% with variations in asphalt content of 5%, 6%, 7% with a total 27 samples and analyzed the effect of mixing methods with warm temperatures (WMA) on mixtures paved made for Laston layers between (AC-BC). The sample will be tested by Marshall to obtain the values ​​of stability, melt, MQ, VIM, VMA and VFA to see the best asphalt mixture at a predetermined level variattion based on Bina marga specification and can determine optimum asphalt content and grade optimum RAP.
Factorial Design Test was also conducted to determine the significance of RAP levels, asphalt levels and their interactions with the values ​​obtained in the Marshall test. The results showed the best mixture of 35% RAP levels with 6% asphalt content and optimum asphalt content 6.3%, the significance of RAP levels did not affect all values ​​obtained from the Marshall test while the asphalt content had a significant effect on the values ​​of VMA, VIM and VFA.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raudhah
"Reclaimed Asphalt Pavement adalah lapisan perkerasan yang dikupas pada proses perawatan atau perbaikan jalan. RAP mengandung aspal dan agregat yang dapat digunakan kembali sebagai material dalam konstruksi perkerasan baru. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh banyaknya RAP dan kadar aspal dalam campuran aspal yang dicampur pada suhu hangat WMA terhadap hasil uji marshall laston lapis antara AC-BC. Variasi persentase RAP yang digunakan dalam penelitian ini adalah 35, 45, dan 51.55 dengan masing-masing memiliki variasi kadar aspal 5, 6, dan 7. Untuk megetahui pengaruh dari masing-masing faktor, persentase RAP dan kadar aspal, dan apakah ada interkasi dari kedua faktor yang mempengaruhi hasil uji marshall, analisis dilakukan dengan menggunakan desain faktorial.
Hasil penelitian menunjukkan variasi persentase RAP dalam campuran tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap stabilitas, flow, dan marshall quotient campuran aspal. Tetapi persentase RAP dalam campuran mempunyai pengaruh signifikan terhadap VMA, VIM, dan VFA dengan korelasi masing-masing sebesar 97.5, 80, dan 95.1. Semakin besar persetase RAP dalam campuran semakin besar VMA dan VIM, dan semakin kecil VFA. Interaksi antara persentase RAP dan kadar aspal tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap hasil Uji Marshall.

Reclaimed Asphalt Pavement is removed pavement materials during maintanance of the road. RAP contains asphalt and aggregates that can be used as material in new pavement construction. This study aims to determine the influence of the amount RAP used in the mix and asphalt content in Warm Mix Asphalt WMA on the Marshall Test result of Asphalt Concrete Binder Course AC BC. The variations of RAP percentage used in this study are 35, 45, and 51.55 and the asphalt content variations are 5, 6, and 7. To determine the influence of each factor, RAP percentage and asphalt content, and if there is any interaction between the two factors, the analysis is done using factorial design.
The result of this study shows that the variations of RAP percentage in the mix has no significant influence on stability, flow, and marshall quotient. But it does have significant influence on VMA, VIM, and VFA with correlation of 97.5, 80, and 95.1, respectively. It shows that the increase in RAP percentage increases VMA dan VIM and decreases VFA. The interaction between RAP percentage and asphalt content has no significant influence on any of the marshall test results.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lombok, Andrew Fernando Immanuel
"Penelitian ini membahas tentang analisa campuran Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) dan limbah plastik LDPE pada campuran panas (Hotmix) aspal melalui uji Marshall Stability Test dengan kadar aspal tinggi. Penelitian ini didasari oleh isu lingkungan yang semakin meningkat. RAP bisa digunakan kembali sebagai campuran aspal namun membutuhkan material tambahan yang dapat membuat karakteristiknya mendekati atau bahkan menyamai campuran aspal biasa. Untuk itu, penelitian ini menggunakan material tambahan berupa plastik LDPE (Low Density Polyethylen), didasari oleh banyaknya sampah plastik kresek disekitar kita. Pada penelitian ini, metode pencampuran aspal dan plastik LDPE yang digunakan adalah metode Wet Process. Proses pembuatan benda uji Marshall mengikuti standar ACWC, untuk RAP dilakukan pengujian ekstraksi. Aspal dicampur dengan plastik LDPE, lalu agregat baru dicampurkan dengan RAP. Hasil uji Marshall menunjukkan bahwa nilai stabilitas pada campuran RAP 65% kadar aspal 5% memiliki nilai tertinggi sebesar 1434,582 kg, nilai Flow pada campuran RAP 45% kadar aspal 5%; RAP 55% kadar aspal 5%; dan semua campuran RAP 65% diatas standar ACWC yaitu 4, nilai MQ tertinggi adalah 401,33641 pada campuran RAP 45% kadar aspal 4%, Nilai VMA pada semua campuran diatas standar, Nilai VIM beragam ada yang memenuhi standar dan ada yang tidak, dan nilai VFA pada campuran tersebut hanya beberapa yang memenuhi standar ACWC.

This research discusses the analysis of the mixture of Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) and LDPE plastic waste in hot mix (Hotmix) asphalt through the Marshall Stability Test with high bitumen content. This research is based on increasing environmental issues. RAP can be reused as an asphalt mixture but requires additional material that can make its characteristics close to or even equal to ordinary asphalt mixtures. For this reason, this study uses additional material in the form of LDPE (Low Density Polyethylene) plastic, based on the large amount of plastic waste around us. In this study, the method of mixing asphalt and LDPE plastic used was the Wet Process method. The process of making Marshall specimens follows ACWC standards, for RAP extraction testing is carried out. Asphalt is mixed with LDPE plastic, then the new aggregate is mixed with RAP. Marshall test results show that the value of stability in the RAP mixture of 65% asphalt content of 5% has the highest value of 1434.582 kg, the value of Flow in the mixture of RAP 45% asphalt content of 5%; RAP 55% asphalt content 5%; and all RAP mixtures are 65% above the ACWC standard, namely 4, the highest MQ value is 401.33641 in the RAP mixture 45% asphalt content 4%, VMA values ​​in all mixtures above the standard, VIM values ​​vary, some meet the standard and some are not, and Only a few of the VFA values ​​in these mixtures meet the ACWC standards."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrew Fernando Immanuel Lambok
"Penelitian ini membahas tentang analisa campuran Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) dan limbah plastik LDPE pada campuran panas (Hotmix) aspal melalui uji Marshall Stability Test dengan kadar aspal tinggi. Penelitian ini didasari oleh isu lingkungan yang semakin meningkat. RAP bisa digunakan kembali sebagai campuran aspal namun membutuhkan material tambahan yang dapat membuat karakteristiknya mendekati atau bahkan menyamai campuran aspal biasa. Untuk itu, penelitian ini menggunakan material tambahan berupa plastik LDPE (Low Density Polyethylen), didasari oleh banyaknya sampah plastik kresek disekitar kita. Pada penelitian ini, metode pencampuran aspal dan plastik LDPE yang digunakan adalah metode Wet Process. Proses pembuatan benda uji Marshall mengikuti standar ACWC, untuk RAP dilakukan pengujian ekstraksi. Aspal dicampur dengan plastik LDPE, lalu agregat baru dicampurkan dengan RAP. Hasil uji Marshall menunjukkan bahwa nilai stabilitas pada campuran RAP 65% kadar aspal 5% memiliki nilai tertinggi sebesar 1434,582 kg, nilai Flow pada campuran RAP 45% kadar aspal 5%; RAP 55% kadar aspal 5%; dan semua campuran RAP 65% diatas standar ACWC yaitu 4, nilai MQ tertinggi adalah 401,33641 pada campuran RAP 45% kadar aspal 4%, Nilai VMA pada semua campuran diatas standar, Nilai VIM beragam ada yang memenuhi standar dan ada yang tidak, dan nilai VFA pada campuran tersebut hanya beberapa yang memenuhi standar ACWC.

This research discusses the analysis of the mixture of Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) and LDPE plastic waste in hot mix (Hotmix) asphalt through the Marshall Stability Test with high bitumen content. This research is based on increasing environmental issues. RAP can be reused as an asphalt mixture but requires additional material that can make its characteristics close to or even equal to ordinary asphalt mixtures. For this reason, this study uses additional material in the form of LDPE (Low Density Polyethylene) plastic, based on the large amount of plastic waste around us. In this study, the method of mixing asphalt and LDPE plastic used was the Wet Process method. The process of making Marshall specimens follows ACWC standards, for RAP extraction testing is carried out. Asphalt is mixed with LDPE plastic, then the new aggregate is mixed with RAP. Marshall test results show that the value of stability in the RAP mixture of 65% asphalt content of 5% has the highest value of 1434.582 kg, the value of Flow in the mixture of RAP 45% asphalt content of 5%; RAP 55% asphalt content 5%; and all RAP mixtures are 65% above the ACWC standard, namely 4, the highest MQ value is 401.33641 in the RAP mixture 45% asphalt content 4%, VMA values ​​in all mixtures above the standard, VIM values ​​vary, some meet the standard and some are not, and Only a few of the VFA values ​​in these mixtures meet the ACWC standards."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ismail
"Pada tahun 2018, pengupasan perkerasan lentur di tol JORR dilaksanakan dengan hasil limbah yang dapat didaur ulang (RAP). Penggunaan RAP dapat mengurangi biaya material hingga 30% pada kostruksi perkerasan lentur. Untuk menambah penghematan lebih jauh, digunakan warm mix asphalt (WMA) yang dapat  mengurangi emisi CO2 hingga 20% ditambah pengurangan energi hingga 16%. Perlu dilakukan penelitian terkait hasil limbah tersebut agar diketahui campuran yang optimal.
Penelitian ini terbatas pada pengujian laboratorium dengan Marshall Stability Test. Dengan metode desain faktorial, terdapat dua variabel bebas-kadar aspal baru dan kadar RAP. Dibuat 9 kategori dengan kadar aspal baru 4%, 5%, dan 6%; serta kadar RAP 35%, 45%, dan 55%. Enam variabel terikat-stablilitas, kelelehan, MQ, VIM, VMA, dan VFA-akan dilihat pengaruh dan interaksinya dengan variabel bebas.
Hasil pengujian dan perhitungan menggunakan fungsi trendline menunjukkan bahwa campuran yang optimal pada kadar RAP 35%, 45% dan 55% adalah dengan kadar aspal baru 5,4%; 5,3%; dan 5,5% secara berurutan. Dengan digunakannya SPSS, diketahui faktor yang konsisten berpengaruh terhadap seluruh variabel terikat (stabilitas, kelelehan, MQ, VIM, VMA, dan VFA) hanyalah kadar aspal baru, sedangkan kadar RAP berpengaruh hanya pada stabilitas, kelelehan, dan VMA. Tidak ditemukan interaksi antara kedua faktor pada seluruh variabel terikat, kecuali pada stabilitas.

In 2018, the pavement on JORR toll road was milled with RAP as byproduct. The use of RAP could save material costs up to 30% on flexible pavement construction. To further increase the savings, WMA is used; it can reduce CO2 emissions up to 20% coupled with up to 16% energy savings. A research is needed to find the optimal mix if RAP is to be used.
The research will be in laboratory setting using the Marshall Stability Test. With two-way factorial design, two independent factors are percentage of virgin asphalt and percentage of RAP. There are 9 categories of treatment using 3 different virgin asphalt content levels (4%, 5%, and 6%) and 3 different RAP content levels (35%, 45%, and 55%). Main effects of factors and interactions between factors with six dependent variables-stability, flow, MQ, VIM, VMA, and VFA-will be observed.
Using trendline on graphs show results that optimal mix design is at 5.4%, 5.3%, and 5.5% virgin asphalt with 35%, 45%, and 55% RAP content respectively. Only asphalt content that has consistent influence to the six dependent variables (stability, flow, MQ, VIM, VMA, and VFA), while RAP content only has influence on stability, flow, and VMA. There is no interaction between the two factors, except on stability.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Alan Suyuti
"Pembangunan berkelanjutan kini menjadi salah satu hal yang harus dipertimbangan dalam melakukan suatu pembangunan. Salah satu dari konsep pembangunan berkelanjutan adalah recycle atau memanfaatkan kembali bahan yang telah digunakan sehingga dapat meminimalisir penggunaan sumber daya yang dapat habis terpakai. Saat ini pada perawatan jalan khususnya, sering kali menyisakan sisa hasil kupasan aspal RAP yang tidak dimanfaatkan kembali.
Penelitian ini bertujuan untuk memanfaat RAP agar dapat digunakan kembali sebagai bahan campuran pembentukan aspal baru. Dengan melakukan eksperimen pada material RAP yang digunakan dalam kondisi campuran beraspal hangat atau warm mix asphalt WMA dengan penambahan asbuton retona untuk proses pencampuran aspal berjenis Laston Lapis Aus AC-WC yang kemudian akan di uji dengan Marshall Test. Proses pencampuran dilakukan pada temperatur hangat dimaksudkan agar dapat mengurangi penggunaan bahan bakar dan mengurangi emisi gas karbon yang dihasilkan.
Penelitian ini juga menggunakan asbuton Retona yang merupakan produk asli dalam negeri dan juga zeolite yang cukup mudah untuk didapatkan di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk lebih memaksimalkan potensi bahan-bahan material dalam negeri. Pada akhir penelitian ini akan dilakukan analisis dengan menggunakan metode factorial design untuk mendapatkan kadar optimum dari campuran asbuton retona dengan RAP yang digunakan dalam campuran hangat serta pengaruh RAP terhadap sifat-sifat campuran Laston Lapis Aus AC-WC.

Sustainable development is now one of the things that must be considered in doing a development. One of the concept of sustainable development is recycle or reuse of materials that have been used so as to minimize the use of resources that can be used up. Currently on road maintenance in particular, it often leaves residual asphalt remover RAP that is not reused.
This study aims to utilize RAP to be reused as a mixture of new asphalt formation. Experiments on RAP material used in warm mix asphalt WMA mixed conditions with the addition of retona asbuton to the Asphalt Concrete Bonding AC WC asphalt process which will then be tested by Marshall Test. The mixing process is carried out at warm temperatures intended to reduce fuel usage and reduce emissions of the resulting carbon gas.
This research also uses Retona asbuton which is the original product in the country and also zeolite which is quite easy to get in Indonesia. It aims to further maximize the potential of materials in the country. At the end of this research will be analyzed by using factorial design to obtain optimum level from retona asbuton mixture with RAP used in warm mixture and RAP effect on mixed properties of Laston Lapis Aus AC WC.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Hari Ramadhan
"ABSTRAK
Seiring berjalannya waktu, tuntutan akan pembangunan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan sudah menjadi prioritas dalam pembangunan infrastruktur. Jalan sebagai infrastruktur transportasi juga tidak terlepas dari hal tersebut. Penggunaan zeolit sebagai bahan tambah penurun suhu pencampuran dan pemadatan campuran beraspal diharapkan dapat menjadi jawaban sebagai pembangunan yang berkelanjutan bersama-sama dengan penggunaan RAP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan zeolit sebagai bahan tambah WMA bersamaan dengan penggunaan aspal RAP terhadap karakteristik aspal. Sampel aspal yang terdiri dari campuran antara aspal baru, aspal hasil ektraksi RAP, dan zeolit dilakukan pengujian beberapa karakteristik aspal seperti penetrasi, titik lembek, viskositas, dan daktilitas. Persentase kadar zeolit dan kandungan aspal RAP dalam sampel dijadikan sebagai variabel faktor dan parameter hasil uji karakteristik aspal dijadikan sebagai variabel dependen. Hasil uji karakteristik aspal tersebut dianalisis dalam bentuk grafik. Selain itu, hasil pengujian tersebut juga dianalisis dengan menggunakan uji statistik yaitu uji ANOVA dua arah dan uji Friedman untuk mengetahui signifikansi dari masing-masing faktor dan interaksi faktor-faktor tersebut. Adapun hasil penelitian ini yaitu pengaruh dan signifikansi dari kadar aspal RAP dan kadar zeolit serta interaksinya terhadap hasil uji karakteristik aspal (penetrasi, titik lembek, viskositas, dan daktilitas).

ABSTRACT
Over the time, the demand for more environmentally friendly and sustainable in development sector has become a priority in infrastructure development. Roads as transportation infrastructure are also inseparable from it. The use of zeolite as an added material to reduce the temperature of the mixing and compaction of the asphalt mixture is expected to be the answer as a sustainable development together with the use of RAP. This study aims to determine the effect of the use of zeolite as a WMA added ingredient together with the use of RAP asphalt to asphalt characteristics. Asphalt samples consisting of a mixture of virgin asphalt, RAP asphalt, and zeolite were tested for several characteristics of asphalt such as penetration, softening point, viscosity, and ductility. The percentage of zeolite content and RAP asphalt content in the sample are used as factor variables (independent variables) and asphalt characteristic test results are used as the dependent variable. The asphalt characteristic test results are analyzed in graphical form. In addition, the test results were also analyzed using statistical tests, namely the two-way ANOVA test and the Friedman test to determine the significance of each factor and the interaction of these factors. The results of this study are the influence and significance of RAP asphalt levels and zeolite levels and their interactions with the results of the asphalt characteristics test (penetration, softening point, viscosity, and ductility).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>